Teori Organisasi Klasik – Sejarah – Perbedaan

Sebelum kita membahas teori organisasi klasik, ada baiknya kita memahami dulu bagaimana teori organisasi itu. Teori organisasi itu merupakan studi yang mempelajari bagaimana organisasi menjalankan fungsinya. Selain itu, di dalam teori organisasi juga mempelajari bagaimana organisasi berjalan sehingga mampu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut, dan bahkan masyarakat yang terlibat dalam organisasi tersebut juga ikut andil. (Baca juga : Hambatan Komunikasi OrganisasiHambatan Komunikasi Bisnis)

Konsep mengenai teori organisasi sebenarnya mulai berkembang sejak tahun 1800-an, di mana konsep tersebut dikenal dengan nama ‘Teori Organisasi Klasik’ atau Classical Theory. Namun, dalam dunia keilmuan, terkadang ilmuan menyebutnya dengan sebutan ‘Teori Tradisional’. Karena teori ini menjelaskan tentang konsep dan pemahaman tentang organisasi di era kuno, yang konsepnya lebih menitikberatkan pada tugas-tugas khusus di setiap anggota dalam organisasinya.

Secara sederhana, teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan mengenai pemecahan terkait masalah organisasi supaya organisasi tersebut dapat berjalan dengan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Sehingga dapat dikatakan bahwa teori organisasi ini merupakan acuan dalam berorganisasi. (Baca juga: Komunikasi Bisnis Lintas Budaya)

Sedangkan masalah dalam organisasi pada umumnya merupakan segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan kepentingan dan tujuan organisasi sehingga memerlukan suatu pemcahan atau solusi dalam mengambil keputusan.

Baca juga :

Sejarah

Teori organisasi klasik bisa disebut juga sebagai ‘teori tradisional’ atau bisa juga disebut sebagai ‘teori mesin’. Teori ini berkembang sejak tahun 1800-an Masehi atau abad ke-19. (Baca juga: Karakteristik Media Massa)

  • 1900 – 1930

Pelopor Teori Organisai Klasik adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I Banard. Teori Organisasi Klasik muncul karena adanya kebutuhan adanya acuan dalam mengelola sebuah organisasi yang kompleks, pabrik contohnya.

Baca juga:

Pada masa itu, teori ini pun tidak dilahirkan melainkan hanya diajarkan dengan landasan beberapa prinsip dan teori umum tentang manajemen yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi. Di dalam teori organisasi klasik, telah menggambarkan adanya sebuah lembaga yang tersentralisasi dengan beberapa tugas yang khusus juga dapat memberikan acuan secara sistemati dengan mekanistik struktural yang kaku tanpa adanya kekreatifitasan seseorang dalam berinovasi. (Baca juga: Sejarah Televisi Indonesia)

Teori organisasi klasik bisa disebut sebagai ‘teori mesin’ karena pada hakikatnya bahwa di dalam organisasi, manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap waktu dapat dipasang dan diganti dengan onderdil yang lain sesuai dengan kebijakan dari pimpinan organisasi tersebut.

Baca juga :

  • Henry Fayol (1841 – 1925)

Fayol merupakan seorang industrialis yang lahir di Istanbul dan pindah ke Perancis. Perlu diketahui bahwa Fayol hidup di satu zaman dengan Taylor. Kemudian, dia dipisahkan dengan Taylor ke para pemikir manajemen ilmiah karena dia berbeda pemikiran dengan Taylor. Perbedaan itu terletak pada:

  1. Taylor lebih menekankan pada manajemen dalam tingkatan terendah taitu individu dan menggunakan metode ilmiah,
  2. Sedangkan Fayol lebih fokus pada semua kegiatan dari berbagai departemen.

Fayol sendiri berpendapat bahwa manajemen sangat membutuhkan proses pengarahan yang sistematis antara pekerja dengan manajer, jadi tidak pada individunya saja.

Baca juga:

Definisi Organisasi menurut Teori Klasik

Dalam teori klasik, organisasi adalah struktur hubungan, kekuasan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peraturan-peraturan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain ketika beberapa orang sedang bekerja sama. (Baca juga: Pengertian Media Menurut Para Ahli)

Sehingga, dapat dikatakan bahwa terdapat empat unsur pokok dalam anatomi organisasi formal yang di antaranya sebagai berikut:

Empat unsur pokok tersebut juga bisa dijadikan sebagai komponen dalam suatu organisasi. Tanpa adanya keempat komponen atau salah satu dari empat komponen tersebut, maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut belumlah ideal seperti organisasi pada umumnya.

Baca juga:

Sedangkan acuan dari terbentuknya organisasi formal ini di antaranya:

  • Pembagian kerja (untuk korrdinasi), (baca juga: Analisis Wacana Kritis)
  • Proses skala dan fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal),
  • Struktur (hubungan antar kegiatan), dan
  • Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan). (Baca juga: Etnografi Komunikasi)

Teori Modern

Seiring berkembangnya zaman, mulai muncul teori baru yang disebut sebagai ‘Teori Modern’ teori ini muncul pada tahun 1950-an karena adanya ketidakpuasan dari kedua teori sebelumnya. Sehingga teori ini disebut sebagai teori ‘Analisa Sistem’ atau ‘Teori Terbuka’.

Dalam teori ini telah memadukan antara teori klasik dengan teori neoklasik dengan melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling ketergantungan sehingga tidak dapat dipisahkan. Sehingga, dengan kata lain lain bahwa organisasi merupakan sistem terbuka yang pasti akan berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sehingga, jika organisasi itu ingin tetap berjalan, maka diperlukan adanya hubungan dan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.

Baca juga:

Perbedaan antara Teori Modern dengan Teori Klasik

Adapun dua perbedaan antara teori klasik dengan teori modern di antaranya sebagai berikut:

  1. Teori modern lebih memusatkan pada perpaduan dan perancangan secara menyeluruh, sedangkan pada teori klasik hanya menekankan pada analisa dan deskripsi organisasi saja. (baca juga: Internet sebagai Media Komunikasi)
  2. Teori modern memiliki sifat yang dinamis, kompleks, multi level, multi dimensi, dan banyak variabel yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan organisasi, sedangkan pada teori klasik hanya membicarakan soal konsep koordinasi, scalar, dan bersifat vertical saja. (Baca juga:Macam-Macam Komposisi Fotografi)

Dengan adanya kedua perbedaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian organisasi adalah kumpulan individu yang disusun dalam beberapa kelompok untuk bekerjasama agar dapat mencapai tujuan bersama. Selain itu, dapat juga disebutkan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama antara dua individu atau lebih dalam mencapai tujuan bersama yang sudah disepakati bersama. (Baca juga: Teori Semiotika Charles Sander Peirce)

Dalam buku ‘Onward Industry’, terdapat tiga prinsip sebagai acuan dalam pembentukan sebuah organisasi. Ketiga prinsip tersebut di antaranya:

  1. Prinsip Koordinasi.
  2. Prinsip Skalar dan Hirarkis.
  3. Prinsip Fungsional.

baca juga:

Koordinasi merupakan faktor terpenting dalam perencanaan organisasi. – James D. Mooney dan Allen Reilly – dalam buku ‘Onward Industry’ tahun 1931. Kesimpulannya, bahwa teori organisasi klasik merupakan teori mengenai organisasi yang masih menganut dan lebih condong pada suatu analisa dan deskripsi mengenai organisasi saja. Selain itu, dalam teori organisasi klasik ini hanya membicarakan soal konsep dalam suatu koordinasi dan hanya bersifat vertical.

baca juga:

Baca juga :

Demikian penjelasan terkait teori organisasi klasik yang merupakan salah satu teori dari ilmu komunikasi. Penerapan teori ini biasanya digunakan untuk membentuk sebuah komunikasi organisasi, komunikasi kelompok, komunikasi massa, ataupun k lainnya agar pesan yang disampaikan tersampaikan dan dapat dicerna maknanya dengan baik.