Teori Belajar Sibernetik – Prinsip – Asumsi

Komunikasi menjangkau setiap sudut kehidupan manusia termasuk dalam proses belajar. Tanpa komunikasi, maka proses belajar tidak akan terjadi. Para ahli teori komunikasi belum terlalu menonjol dalam merumuskan teori pembelajaran. Namun, beberapa teori belajar mengandung teori komunikasi secara implisit. Dan, beberapa teori komunikasi relevan dengan pembelajaran. Beberapa teori pembelajaran yang kita kenal sekarang ini lebih banyak berakar pada psikologi, pendidikan, dan bidang kajian lainnya (Baca juga : Komunikasi Pembelajaran). Salah satu teori belajar yang berakar dari psikologi dan diaplikasikan dalam pendidikan adalah teori belajar sibernetik. Teori belajar sibernetik adalah salah satu teori belajar baru yang menitikberatkan pada pembelajaran sistem informasi.

Baca juga :

Pengertian

Terminologi sibernetika awal mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu kybernetes yang berarti pilot atau supir. Kata dengan akar yang sama memiliki arti pemerintah dan perintah. Para ahli dengan latar belakang ilmu yang berbeda telah mencoba untuk mendefinisikan makna sibernetika. Berikut adalah beberapa pengertian tentang sibernetika menurut beberapa ahli :

  • Norbert Wiener adalah orang pertama yang menggunakan istilah sibernetika dalam bahasa Inggris yaitu cybernetics. Ia mendefinisikan sibernetika sebagai sebuah ilmu kontrol dan komunikasi dalam dunia hewan dan mesin. Wiener menyadari potensi revolusioner dari sibernetika bagi perkembangan teknologi dan ilmu-ilmu biologi serta ilmu sosial tingkat lanjut. Dalam perkembangannya, sibernetika berlanjut menawarkan kosa kata unik bagi bidang studi komunikasi.
  • Stafford Beer mendefinisikan sibernetika sebagai ilmu organisasi yang efektif. (Baca juga : Komunikasi OrganisasiPola Komunikasi OrganisasiKomunikasi Kepemimpinan)
  • Gregory Bateson mendefinisikan sibernetika sebagai sebuah bentuk lebih dari sekedar substansi.
  • Gordon Pask mendefinisikan sibernetika sebagai seni memanipulasi berbagai macam metafora yang dapat dipertahankan. Gordon Pask menggunakan sebuah pendekatan sibernetika untuk konsep jaringan dan interaksi dengan sebuah komputer dalam rangka untuk menciptakan sebuah kerangka kerja dimana berbagai sudut pandang yang berlawanan dikirim ulang dan didiskusikan sebelum tiba pada sebuah kesimpulan. Kerangka kerja ini menjelaskan proses dimana pengetahun dibentuk. Sistem sibernetika pertama mempengaruhi lingkungan mereka kemudian merasakan efek perubahan yang terjadi. Teori ini secara inisial digunakan untuk memperlihatkan bagaimana sistem mendapatkan pengetahuan secara kontinyu melalui interaksi dengan pengguna atau mesin yang kemudian diaplikasikan oleh Pask untuk menjelaskan peranan percakapan dalam pembelajaran.
  • Stephen W. Littlejohn mendefinisikan sibernetika sebagai sebuah studi tentang aturan diri dan kontrol dalam sebuah sistem. Sibernetika sangat penting karena itu sibernetika menjadi sinonim dengan teori sistem. Kenyataannya, Robert Craig merujuk sistem berpikir sebagai sebuah tradisi dalam teori komunikasi. (Baca juga :  Teori Komunikasi Menurut Para Ahli)
  • Para ahli teori organisasi mendefinisikan sibernetika sebagai sebuah ilmu memproses informasi, pengambilan keputusan, pembelajaran, adaptasi, dan organisasi yang terjadi dalam individu, kelompok, organisasi, bangsa, atau mesin. (Baca : Teori Komunikasi OrganisasiTeori Komunikasi Kelompok)

Dalam ilmu komunikasi, sibernetika merupakan salah satu dari tradisi teori komunikasi yang berkembang dari teori-teori teknik elektro pada pertengahan abad 20. Sebagai sebuah tradisi yang relatif baru, sibernetika dalam bidang teori komunikasi memiliki konsep bahwa komunikasi adalah sebuah proses informasi. Teori sibernetika mengecilkan berbagai perbedaan antara komunikasi manusia dan sistem proses informasi lainnya. Dalam sistem yang kompleks, terjadi berbagai macam proses seperti penyimpanan informasi, transmisi, dan umpan balik, struktur jaringan, dan proses mengelola diri.

Baca juga :

Dasar Teori

Dalam kacamata psikologi, teori belajar sibernetik memandang seorang individu sebagai sebuah sistem umpan balik yang menghasilkan berbagai macam kegiatan dalam rangka mendeteksi dan mengontrol rangsangan dari berbagai macam karakteristik lingkungan yang spesifik. Teori belajar sibernetik menganalisa mekanisme intrinsik dimana kontrol dibangun dan mempertahankan mekanisme umpan balik sensoris. Adapun yang menjadi titik fokus teori belajar sibernetika adalah dinamika umpan balik dan aturan diri.

Baca juga : Komunikasi Informal

Dalam sistem umpan balik terdapat 3 (tiga) unsur dasar yaitu masukan (input), proses (process), dan keluaran (output).

  • Masukan atau input – menyediakan beberapa proses dimana materi atau informasi dimasukkan atau memasuki sebuah sistem.
  • Proses atau process – tindakan-tindakan terhadap materi atau informasi untuk memodifikasi materi atau informasi tersebut ke dalam berbagai macam cara.
  • Keluaran atau output – terdiri dari beberapa teknik untuk memakai hasil proses dari sistem. Keluaran inilah yang dinamakan dengan umpan balik.

Teori belajar sibernetik  berkembang seiring dengan makin berkembangnya ilmu informasi. Teori belajar sibernetik menyatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses informasi. Hal ini memiliki kesamaan dengan teori belajar aliran kognitif yang menekankan pada proses. Dalam teori belajar sibernetik, proses memegang peranan yang sangat penting, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses.

Baca juga : Prinsip-prinsip Komunikasi

Asumsi Dasar

Menurut Suyono dan Hariyanto (2015) dalam Syahid (2016) menyatakan bahwa teori belajar sibernetik yang relatif baru memiliki asumsi yang menyatakan bahwa sistem proses informasi  lebih penting dibandingkan dengan proses belajar karena proses ditentukan oleh informasi. Sistem informasi menentukan cara belajar siswa hingga nantinya siswa akan memiliki cara-cara tersendiri dalam proses belajar yang dilakukan.

Sementara itu, Wahyu Ningsi (2011) dalam Arvyaty dkk (2015) menyebutkan asumsi lain dari teori belajar sibernetik yang menyatakan bahwa tidak ada proses pembelajaran yang ideal yang dapat dijadikan sebagai acuan. Hal ini disebabkan setiap individu tentu memiliki cara-cara tersendiri yang ditentukan oleh sistem informasi. Karena itu, suatu informasi kemungkinan akan dipelajari oleh individu dengan mengunakan satu macam proses pembelajaran. Selain itu, informasi yang sama akan dipelajari oleh individu lainnya dengan cara yang berbeda.

Baca juga :

Prinsip-prinsip Sibernetika

Joy Murray (2006) melakukan ringkasan dari beberapa prinsip dari sibernetika yaitu sebagai berikut :

  • Kita semua adalah pengamat. (Baca juga : Fotografi Jurnalistik)
  • Sebagai pengamat kita selalu tertanam dalam sebuah sistem dan tidak dapat mengklaim pandangan dari luar.
  • Kita melakukan pengamatan melalui lensa sejarah kehidupan dan pengamatan kita tidak dapat dilakukan oleh yang lain karena kita hanya memiliki satu tubuh atau satu pikiran dan sejarah hidup yang ada adalah untuk diamati.
  • Sebagai pengamat, kita memperhatikan berbagai perbedaan dan membuat pembedaan terhadap sistem atau lingkungan, pengamat yang berbeda akan membuat perbedaan dalam pembedaan, memperhatikan bedanya perbedaan-perbedaan, merancang berbagai dunia dengan latar belakang gangguan yang menjadi informasi bagi kita.
  • Informasi tidak berada dalam pengamat atau sistem atau lingkungan, melainkan muncul dalam suatu proses hidup antara pengamat dan sistem atau pengamat.
  • Secara konstan, melalui komunikasi dan umpan balik, kita mengubah gambaran kita tentang dunia dan diubah olehnya, dengan atau tanpa adanya intensi untuk perubahan dan diubah.
  • Perubahan ini dinamakan dengan pembelajaran. (Baca juga : Sejarah Perfilman Indonesia – Literasi Media)
  • Belajar timbul dari kebutuhan untuk bertahan dalam hal sosial, ekonomi, budaya, atau fisik dan memungkinkan kita untuk terus hidup.
  • Belajar dipicu oleh lingkungan, yang sesuai dengan sejarah kehidupan kita akan diantisipasi, dan akan berbeda untuk setiap orang.
  • Kita semua adalah pengamat yang mengamati dalam sebuah sistem.

Prinsip-prinsip tersebut menurut Murray merupakan jawaban atas berbagai pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan belajar, mengapa kita belajar, mengapa kita belajar sesuatu namun tidak belajar hal lain, atau bagaimana pembelajaran terjadi.

Baca juga :

Implementasi

Secara umum, teori belajar sibernetik dapat diterapkan pada dua bidang, yaitu pengembangan perancangan instruksional dan pendidikan.

  1. Pengembangan perancangan instruksional

Secara umum, proses pengajaran atau instruksional sebagai sebuah sistem memiliki 3 (tiga) elemen utama yaitu masukan, proses, dan keluaran. Dalam elemen masukan, sistem instruksional terdiri dari pengalaman belajar yang akan diberikan kepada peserta didik, kebutuhan dan perilaku masukan, tujuan pengajaran, pengajar, metode instruksional, meteri dan sumber daya materi, dan lingkungan pengajaran dan pembelajaran.

Selanjutnya pada tahap proses, tindakan instruksional akan dibawa dengan melibatkan dan membuat penggunaan materi masukan baik manusia dan fisik. Terakhir, dalam tahap keluaran, sistem pengajaran atau instruksional akan membawa keluaran proses instruksional ke dalam bentuk tanggapan peserta didik. Mereka mendapatkan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, dan lain sebagainya. Hal ini akan membawa efektivitas sistem untuk merealisasikan tujuan-tujuan instruksional.

Baca juga :

2. Pendidikan

Teori ini memungkinkan pengajar untuk memahami beberapa mekanisme mendasar yang mengendalikan pembelajaran. Prinsip-prinsip sibernetika dapat diterapkan dalam instruksi kelas dalam sebuah kelompok sebagaimana dalam pembelajaran individu. Berbagai prinsip-prinsip sibernetika memberikan dasar untuk memperbaiki diri atau pendidikan diri dan mengendalikan umpan balik  yang digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang telah diprogram sebelumnya.

Prinsip-prinsip sibernetika juga digunakan untuk mengembangkan instruksi perbaikan atau materi pembelajaran individual. Program pendidikaan guru dapat ditingkatkan melalui penggunaan praktek-praktek yang inovatif yang dapat merangsang keterempilan sosial pengajar dan analisis interaksi yang didasarkan pada teori umpan balik.

Baca juga :

Kelebihan dan Kekurangan

Sebagaimana teori-teori lainnya, teori belajar sibernetik pun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

  1. Kelebihan teori belajar sibernetik

Berikut adalah beberapa kelebihan teori belajar sibernetik, yaitu :

  • Dapat diterapkan dalam kelompok sebagaimana instruksi dalam kelas bagi setiap individu
  • Memungkinkan pengajar untuk memahami beberaapa mekanisme dasar yang mengendalikan proses pembelajaran
  • Menyediakan dasar bagi pendidikan diri sendiri. Kendali umpan balik digunakan untuk mengembangkan materi instruksional yang telah diprogramkan.
  • Prinsip-prinsip sibernetika digunakan untuk mengembangkan instruksional ulangan
  • Program pendidikan pengajar dapat dikembangkan dengan cara memperkerjakan mekanisme umpan balik untuk memodifikasi perilaku pengajar
  • Praktek-praktek inovatif dalam program pendidikan dapat menstimulasi keterampilan pengajaran sosial dan analisis interaksi didasarkan pada teori umpan balik.
  • Berbagai elemen dalam sistem pengajaran seperti masukan, proses, dan keluaran, memungkinkan pengajar untuk memahami dan menganalisa pengajaran secara ilmiah
  • Kegiatan pengajaran dapat membuat pandangan terhadap tujuan pembelajaran menjadi lebih tertsrtukur dan terorganisasi dengan baik.

Baca juga :

2. Kekurangan teori belajar sibernetik

Teori belajar sibernetik sulit diterapkan atau diaplikasikan dalam suatu proses pembelajaran karena tidak secara langsung membahas mengenai proses belajar.

Manfaat Mempelajari Teori Belajar Sibernetik

Mempelajari teori belajar sibernetik dapat memberikan manfaat dalam hal perancangan instruksional yang akan dilakukan dalam proses pengajaran dan pembelajaran.

Baca juga :

Demikianlah ulasan singkat tentang teori belajar sibernetik yang merupakan salah satu teori belajar yang berakar dari psikologi. Semoga dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan kita tentang teori belajar sibernetik.