Komunikasi kepemimpinan merupakan salah satu topik yang menarik untuk dibahas keterkaitannya dengan komunikasi organisasi. Seorang pemimpin organisasi harus memiliki gaya komunikasi kepemimpinan yang tepat agar bisa membawa organisasinya mencapai tujuannya. (baca juga: Komunikasi Nonverbal)
Komunikasi kepemimpinan yang baik akan memastikan tiap anggota organisasi bisa mengerjakan tugasnya dengan baik. Dalam komunikasi kepemimpinan, terdapat banyak aspek yang bisa diperhatikan. Banyak pula teori komunikasi kepemimpinan yang patut untuk diketahui bersama. Artikel ini akan membahas komunikasi kepemimpinan serta jenis jenisnya.
Baca juga:
Pengertian
Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikan dengan komunikator. Dalam proses ini, baik pembawa dan penerima pesan akan memakai tanda atau simbol yang sama. Komunikasi dideskripsikan juga sebagai proses penukaran informasi atau ide untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi sangat penting dalam berbagai segi kehidupan manusia, terlebih dalam hal organisasi. Komunikasi organisasi memiliki banyak fungsi yang akan mendukung keberhasilan suatu organisasi. Komunikasi organisasi ini erat kaitannya dengan komunikasi kepemimpinan. (baca juga: Komunikasi Dua Arah)
Komunikasi kepemimpinan adalah proses komunikasi yang dilakukan pemimpin (sebagai komunikator) kepada bawahan organisasinya (sebagai komunikan). Dalam penerapannya, pemimpin dapat menggunakan berbagai macam jenis komunikasi kepemimpinan sesuai dengan gaya masing masing yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Jenis komunikasi kepemimpinan atau gaya komunikasi kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Gaya komunikasi kepemimpinan ini harus digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk mencapai target organisasi.
Baca juga:
Teori Likert
Salah satu teori komunikasi kepemimpinan yang populer dan banyak diterapkan adalah teori Likert 4 Ssitem atau 4 Gaya komunikasi kepemimpinan. Teori ini adalah teori sistem manajerial yang didasarkan oleh beberapa variabel penting yang berhubungan dengan manajerial seperti kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan, penentuan tujuan, pengendalian dan kinerja. (baca juga: Komunikasi Kesehatan)
Teori komunikasi kepemimpinan ini banyak digunakan untuk menganalisis pengaruh gaya komunikasi kepemimpinan terhadap perubahan kinerja dari pegawai atau bawahannya. Dalam teori Likert, komunikasi kepemimpinan dibedakan oleh 4 hal berikut:
1. Gaya Penguasa Mutlak atau Authoritarian
Dalam jenis sistem 1 Likert ini, pemimpin dideskripsikan memiliki sifat yang otoriter, berfokus pada tugas semata dan sangat terstruktur. Bagi pemimpin jenis ini, hubungan interpersonal antar pemimpin dan bawahan atau antar bawahan dianggap tidak penting dan tidak mempengaruhi kinerja dari pegawai. Pemimpin di tipe 1 ini tidak akan memberikan kepercayaan yang besar kepada bawahannya. (baca juga: Komunikasi Internasional)
Pemimpin ini juga tidak akan melibatnya pegawai lain dalam mengambil keputusan. Bagi pegawai, mereka akan merasa takut dan selalu terintimidasi dalam melakukan kerja. Komunikasi kepemimpinan yang terjadi dalam sistem 1 ini hanya terjadi satu arah yakni komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi jenis ini berdasarkan pada struktur organisasi dan kepemimpinan. (baca juga: Komunikasi Gender)
2. Gaya Penguasa Semi Mutlak atau Benevolent Authoritative
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini masih memiliki sifat otoritarian namun sudah mulai terbuka dan memberikan kepercayaan pada bawahannya. Dalam sistem 2 ini, pemimpin memiliki sifat task oriented namun menjalankan fungsi controlling untuk mengawasi kinerja pegawainya. Gaya kepemimpinan ini juga sering disebut sebagai sistem controlling. (baca juga: Komunikasi yang Efektif)
Di sistem ini, bawahan sudah diberikan kepercayaan dan ruang untuk memberikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin sudah memberikan kesempatan untuk terjadinya komunikasi dari bawahan ke atasan, meskipun mayoritas komunikasi yang terjadi dilakukan dari atasan ke bawahan. Komunikasi kepemimpinan yang berlangsung pada sistem jenis ini juga masih terjadi dalam suasana formal sesuai dengan jabatan ataupun struktur organisasi. (baca juga: Komunikasi Islam)
3. Gaya Pemimpin Penasihat atau Consultative
Pemimpin pada sistem 3 ini lebih bersifat terbuka dan sudah memberikan kepercayaan lebih kepada bawahannya. Pemimpin tetap melakukan fungsi controlling namun dengan proses negoisasi dan kolaborasi. Dalam sistem ini, bawahan memiliki hak dalam mengemukakan pendapat dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan yang langsung berhubungan dengan tugas yang mereka kerjakan. Disini, komunikasi yang terjadi sudah dua arah yakni dari atasan ke bawahan dan sebaliknya. Interaksi antar pribadi sudah lebih sering dibandingkan dengan sistem 1 dan 2.
Baca juga:
- Fotografi Jurnalistik
- Konvergensi Media
- Konstruksi Realitas Sosial
- Teori Konstruksi Sosial
- Karakteristik Komunikasi Massa
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin dalam sistem 4 ini berkeyakinan bahwa organisasi akan berjalan lebih baik dengan adanya partisipasi aktif dari pegawainya. Disini pemimpin sudah memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap pegawainya. Pemimpin memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk bisa mengambil keputusan. Komunikasi yang terjadi pun lebih cair dengan alur atasan ke bawahan, bawahan ke atasan maupun bawahan ke bawahan. (baca juga: Komunikasi Antar Pribadi)
Pemimpin juga memberikan motivasi kepada pegawainya dengan cara memberikan ruang bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan target organisasi. Proses komunikasi dan pertukaran ide berlangsung dengan terbuka dari atasan ke bawahan maupun sebaliknya. (baca juga: Bahasa sebagai Alat Komunikasi)
Gaya Komunikasi
Dalam komunikasi kepemimpinan sendiri terdapat banyak jenis atau gaya yang dapat diterapkan. Biasanya gaya komunikasi kepemimpinan dipengaruhi oleh keperibadian personal dari pemimpin dan gaya kepemimpinannya dalam menjalankan organisasi. (baca juga: Komunikasi Interpersonal)
Gaya kepemimpinan ini biasanya didasarkan oleh beberapa pola dasar yakni mementingkan hubungan kerja sama, mementingkan pelaksanaan pekerjaan dan mementingkan hasil dari pekerjaan. Untuk mengetahui berbagai jenis komunikasi kepemimpinan, berikut adalah contoh gaya komunikasi kepemimpinan yang jamak digunakan. (baca juga: teori komunikasi menurut para ahli)
1. Gaya Controlling
Gaya komunikasi kepemimpinan model ini mementingkan kendali atas organisasi. Pemimpin dengan gaya komunikasi controlling akan membatasi dan cenderung mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan bawahannya. Komunikasi yang terjalin dalam gaya komunikasi ini adalah komunikasi satu arah yang berasal dari atasan ke bawahan. Komunikasi satu arah ini dilakukan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk melakukan tugas sesuai dengan perintahnya. (Baca juga: Komunikasi Lintas Budaya)
2. Gaya Equalitarian
Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini mengedepankan aspek kesamaan dalam komunikasi. Komunikasi kepemimpinan jenis ini melakukan penyebaran informasi atau ide dengan arus dua arah, baik dari atasan ke bawahan maupun sebaliknya. Komunikasi kepemimpinan jenis ini dilakukan secara terbuka yang berarti setiap anggota organisasi berhak mengemukakan pendapat. Pemimpin akan memberikan ruang bagi bawahannya untuk memberikan pendapat perhadap pengambilan keputusan organisasi. (baca juga: Pengantar Ilmu Komunikasi)
Komunikasi berjalan santai dan tanpa intimidasi. Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan yang baik sehingga timbul keterbukaan antara atasan dan bawahan maupun antar bawahan. Pemimpin mampu membangun komunikasi baik formal maupun non formal dengan anggota dari organisasi yang nantinya membuka kesempatan bagi tiap anggota untuk bertukar informasi dan gagasan.
3. Gaya Struktural
Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memberikan informasi yang bertujuan untuk pemantapan perintah penugasan, jadwal penugasan dan struktur organisasi. Pada gaya komunikasi ini, pemimpin mencoba mempengaruhi bawahan dengan cara memberikan informasi terkait tujuan organisasi, penjadwalan kerja, aturan kerja, prosedur kerja dalam organisasi. (baca juga: Komunikasi Antar Budaya)
Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini akan berjalan efektif dan bermanfaat bagi organisasi bila dijalankan dengan benar. Ahli komunikasi bernama Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa struktur inisiator bisa menjadi gaya kepemimpinan yang efektif. Inisiator struktur ini adalah mereka yang mampu membuat perencanaan informasi atau pesan verbal yang bisa memantapkan tujuan organisasi, struktur organisasi, deskripsi penugasan kerja dan pertanyaan pertanyaan lain yang bersifat struktural. (baca juga: Prinsip – prinsip Komunikasi)
4. Gaya Dinamis
Komunikasi kepemimpinan gaya dinamis ini artinya pelaku komunikasi akan bersikap lebih agresif dalam menyampaikan dan menangkap pesan. Dalam gaya ini, baik pemimpin dan bawahan sadar betul bahwa lingkungan organisasi mereka dinamis sehingga berfokus pada tindakan. Gaya komunikasi kepemimipinan jenis ini bertujuan untuk merangsang pegawai untuk bekerja lebih cepat dengan hasil yang lebih baik. (baca juga: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi)
Dalam suasana kerja yang dinamis, gaya komunikasi kepemimpinan ini cocok untuk menyelesaikan masalah masalah yang kritis. Gaya komunikasi kepemimpinan ini dapat berjalan baik bila pemimpin dan pegawai memiliki cukup kemampuan dalam bekerja dan menyelesaikan masalah kritis di lingkungan yang dinamis. (baca juga: Filsafat Komunikasi)
5. Gaya Relinqushing
Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memiliki sifat bersedia dalam menerima saran atau ide dari orang lain. Pemimpin bersedia menurunkan keinginannya dalam memberi perintah dan mengatur pegawainya. Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini bisa efektif jika pemimpin bekerja dalam organisasi yang berisi orang orang yang sudah berpengalaman, berpengetahuan luas dan mampu bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya.
Manfaat Mempelajari Komunikasi Kepemimpinan
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, komunikasi kepemimpinan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam ruang lingkup komunikasi organisasi. Teori komunikasi kepemimpinan bisa menjadi acuan bagi pemimpin dalam menerapkan gaya komunikasi kepemimpinannya dalam menjalankan organisasinya. Secara umum, komunikasi kepemimpinan memiliki beberapa fungsi seperti fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif dan fungsi integratif. Berikut adalah manfaat dari mempelajari komunikasi kepeminpinan. (baca juga: Bauran Komunikasi Pemasaran)
1. Meningkatkan alur informasi
Komunikasi kepemimpinan memiliki fungsi informatif yang artinya proses pertukaran informasi atau ide antara atasan dan bawahan harus terlaksana dengan baik. Bagi atasan, komunikasi kepemimpinan dibutuhkan agar atasan mengetahui kondisi organisasi dan dapat menentukan kebijakan dalam organisasi. Bagi bawahan, komunikasi kepemimpinan bermanfaat untuk memperoleh informasi seperti benefits yang didapat karyawan, izin cuti, jaminan sosial & kesehatan dan informasi lainnya. (baca juga: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi)
2. Melancarkan regulasi
Komunikasi kepemimpinan juga berfungsi dalam menjalankan regulasi dalam perusahaan atau organisasi. Atasan memiliki wewenang dalam mengatur alur komunikasi. Atasan berhak memberikan instrusi kerja kepada bawahan. Dengan adanya komunikasi kepemimpinan, proses penyampaian instruksi pekerjaan beserta regulasinya bisa berjalan lebih baik. (baca juga: Macam-macam Komposisi Fotografi)
3. Meningkatkan fungsi persuasif
Salah satu fungsi komunikasi kepemimpinan adalah membuat pemimpin bisa memberikan pengaruh kepada bawahannya untuk mengikuti arahan pemimpin tersebut. Pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan persuasif, karena dengan ini maka bawahannya bisa bekerja lebih baik dan tidak sekadar mengerjakan instruksi kerja atasan. (baca juga: Model Komunikasi)
4. Membuat integrasi komunikasi organisasi
Adanya sistem komunikasi kepemimpinan yang baik juga bisa memperlancar proses komunikasi antar pegawai maupun pegawai dengan atasan dalam suatu organisasi. Dengan mempelajari komunikasi kepemimpinan, atasan bisa menerapkan sistem maupun sarana komunikasi yang bisa mengintegrasikan proses komunikasi di dalam organisasi. (baca juga: Teori Komunikasi Organisasi – Pola Komunikasi Organisasi)
demikian penjelasan terkait pengertian dari komunikasi kepemimpinan. Semoga bisa menjadi manfaat untuk menambah wawasan anda tentang jenis – jenis komunikasi.