Komunikasi Interpersonal – Pengertian, Elemen, Sifat dan Prinsip

Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap individu mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka kepada individu lainnya.

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan, bagaimana bahasa tubuh yang digunakan, dan apa ekspresi wajah yang diberikan.

Pengertian Komunikasi Interpersonal

Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • G.R Miller dan M. Steinberg (1975):  Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal. (baca: Teori Komunikasi Menurut Para Ahli)
  • Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling tidak-antara dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.
  • Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang saling tergantung satu sama lain.
  • Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara dua orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal. (baca: Teori Dramaturgi)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan makna.

Elemen-elemen dalam Komunikasi Interpersonal

Dalam Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan bahwa pada umumnya komunikasi memiliki beberapa elemen penting yaitu sumber, penerima, pesan, saluran, encoding, decoding, gangguan, umpan balik, dan konteks. Begitu pula halnya dengan komunikasi interpersonal. Menurut Joseph A. DeVito (2013 : 8-16), dalam komunikasi interpersonal terdapat beberapa unsur atau elemen penting, yaitu :

Sumber – Penerima (Source – Receiver)

Komunikasi interpersonal melibatkan paling tidak dua orang dimana masing-masing pihak dapat berperan sebagai sumber (source) yakni membentuk dan mengirimkan pesan dan juga berperan sebagai penerima (receiver) yakni menerima pesan. (baca: Sosiologi Komunikasi)

Pesan (Message)

Pesan merupakan sinyal yang dipandang sebagai stimuli atau rangsangan bagi penerima pesan dan diterima oleh salah satu indera manusia atau kombinasi dari beberapa indera manusia. Dengan kata lain, dalam komunikasi tatap muka, kita mengirim dan menerima pesan melalui lima panca indera yang kita miliki. Kita menegosiasikan makna yang kita peroleh dari komunikasi interpersonal melalui pengiriman dan penerimaan pesan verbal dan pesan nonverbal. (baca: Komunikasi Sosial)

Encoding-Decoding

Yang dimaksud dengan encoding adalah tindakan memproduksi pesan seperti menulis dan berbicara. Sementara itu, yang dimaksud dengan decoding adalah tindakan memahami pesan seperti mendengar atau membaca.

Media (Channel)

Yang dimaksud dengan channel adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang menghubungkan sumber dan penerima. Dalam komunikasi tatap muka, kita mengirim dan menerima pesan melalui lima panca indera yang kita miliki.

Gangguan (Noise)

Secara teknis, gangguan atau noise adalah segala sesuatu yang mendistorsi sebuah pesan. Atau hal-hal yang mencegah penerima menerima sebuah pesan. Gangguan atau noise dalam suatu komunikasi dapat juga disebut sebagai hambatan-hambatan komunikasi. Terdapat beberapa jenis gangguan, yaitu gangguan semantik, gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan intelektual, dan gangguan lingkungan.

Umpan balik (Feedback)

Umpan balik atau feedback adalah informasi yang kita terima sebagai bentuk respon terhadap pesan yang telah kita kirimkan. Umpan balik dapat berupa umpan balik verbal maupun umpan balik nonverbal, umpan balik positif atau umpan balik negatif, dan lain sebagainya.

Konteks (Context)

Suatu komunikasi selalu berlangsung dalam sebuah konteks atau lingkungan yang mempengaruhi bentuk dan isi pesan yang akan disampaikan. Selain itu, konteks lingkungan dan konteks situasi atau budaya dimana komunikasi terjadi juga dapat mempengaruhi keluaran atau efek yang dihasilkan. Konteks lingkungan dapat berupa lokasi fisik dimana interaksi terjadi. Sementara itu, yang termasuk dalam konteks situasi atau konteks budaya adalah ruang hidup atau latar belakang budaya dari masing-masing partisipan komunikasi.

Etika (Ethics)

Komunikasi selalu memiliki konsekuensi oleh karena itu dalam berkomunikasi selalu melibatkan etika komunikasi. Begitu pula dalam konteks komunikasi interpersonal. Setiap tindakan komunikasi memiliki dimensi moral, apa yang benar dan apa yang salah.

Dengan memahami elemen-elemen penting dalam komunikasi interpersonal, maka kita akan dapat memperbaiki kompetensi serta keterampilan kita dalam komunikasi interpersonal.

Sifat Komunikasi Interpersonal

Menurut Joseph A. DeVito (2013), komunikasi interpersonal memiliki beberapa sifat, yaitu :

  • Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua individu atau lebih yang masing-masing saling bergantung.

Pada umumnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau biasa disebut juga dengan komunikasi diadik. Misalnya komunikasi antara seorang anak dan ayah dan lain-lain. Meskipun begitu, komunikasi interpersonal juga merujuk pada komunikasi dalam kelompok kecil seperti misalnya keluarga. Walau dalam keluarga, komunikasi berlangsung dalam bentuk komunikasi diadik seperti ibu kepada anak.

baca: Komunikasi Kesehatan – Komunikasi Asertif

  • Komunikasi interpersonal adalah secara inheren bersifat relasional.

Karena sifatnya yang saling bergantung, komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari dan bersifat sangat penting. Komunikasi interpersonal berperan dalam sebuah hubungan yang berdampak pada hubungan dan mengartikan hubungan itu sendiri. Komunikasi yang berlangsung dalam sebuah hubungan adalah bagian dari fungsi hubungan itu sendiri. Oleh karena itu, cara kita berkomunikasi sebagian besar ditentukan oleh jenis hubungan yang ada antara kita dan orang lain. Perlu dipahami pula bahwa cara kita berkomunikasi, cara kita berinteraksi, akan mempengaruhi jenis hubungan yang dibangun. (baca: Komunikasi Pertanian)

  • Komunikasi interpersonal berada pada sebuah rangkaian kesatuan.

Komunikasi interpersonal berada dalam sebuah rangkaian kesatuan yang panjang yang membentang dari impersonal ke personal yang lebih tinggi. Pada titik impersonal, kita berkomunikasi secara sederhana antara orang-orang yang tidak saling mengenal, misalnya pembeli dan penjual. Sedangkan pada titik personal yang lebih tinggi, komunikasi berlangsung antara orang-orang yang secara akrab terhubung satu sama lain, misalnya ayah dan anak.

baca: Etika Komunikasi – Komunikasi Islam

  • Komunikasi interpersonal melibatkan pesan verbal maupun pesan nonverbal.

Komunikasi interpersonal melibatkan pertukaran pesan baik pesan verbal maupun pesan nonverbal. Kata-kata yang kita gunakan dalam komunikasi tatap muka dengan orang lain biasanya disertai dengan petunjuk nonverbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, dan gerak tubuh atau bahasa tubuh. Kita menerima pesan interpersonal melalui panca indera yang kita miliki seperti mendengar, melihat, mencium, dan menyenuh. Kita bersikap diam pun sebernarnya mengirimkan suatu pesan interpersonal. Pesan-pesan yang disampaikan sebagian besar bergantung pada faktor-faktor lain yang terlibat dalam interaksi. (baca juga: Komunikasi Massa)

  • Komunikasi interpersonal berlangsung dalam berbagai bentuk.

Komunikasi interpersonal pada umumnya berlangsung secara tatap muka, misalnya ketika kita berbicara dengan ibu atau ayah kita. Di era kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang, komunikasi interpersonal berlangsung melalui jaringan komputer. Kehadiran internet sebagai media komunikasi serta media komunikasi modern lainnya menjadikan komunikasi interpersonal dapat dilakukan melalui surat eletronik atau media sosial. Beberapa bentuk komunikasi interpersonal masa kini bersifat real time, dalam artian pesan yang dikirim dan diterima pada satu waktu sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Pesan yang dikirimkan dan diterima melalui berbagai media sosial dalam konteks komunikasi interpersonal jelas memiliki pengaruh media sosial serta efek media sosial bagi hubungan interpersonal yang dibangun.

  • Komunikasi interpersonal melibatkan berbagai pilihan.

Pesan-pesan interpersonal yang kita komunikasikan kepada orang lain adalah hasil dari berbagai pilihan yang telah kita buat. Dalam kehidupan interpersonal kita dan interaksi kita dengan orang lain, kita disajikan dengan berbagai pilihan. Maksudnya adalah momen ketika kita harus membuat pilihan kepada siapa kita berkomunikasi, apa yang akan kita katakan, apa yang tidak boleh kita katakan, apakah pilihan frasa yang ingin kita katakan, dan lain sebagainya. Pilihan-pilihan komunikasi interpersonal beserta alasannya, dalam beberapa situasi, berbagai pilihan yang dipilih dapat bekerja dengan baik dibanding yang lainnya.

baca: Komunikasi Pembelajaran – Literasi Media

Prinsip-Prinsip dalam Komunikasi Interpersonal

Menurut Joseph A. DeVito (2013), prinsip-prinsip komunikasi interspersonal adalah sebagai berikut :

  1. Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses, atau kejadian yang berkelanjutan, dimana masing-masing elemen saling bergantung satu sama lain. Komunikasi interpersonal secara konstan terus terjadi dan mengalami perubahan. Agar dapat memahami gambaran komunikasi interpersonal sebagai proses transaksional maka model komunikasi transaksional dapat menjadi jawabannya.
  2. Komunikasi interpersonal memiliki tujuan. Komunikasi interpersonal memiliki 5 (lima) tujuan, yaitu untuk :
    • belajar – komunikasi interpersonal membuat kita dapat belajar memahami orang lain dan dunia secara lebih baik. (baca: Fotografi Jurnalistik)
    • membina hubungan – komunikasi interpersonal membantu kita untuk berhubungan dengan orang lain.
    • mempengaruhi – melalui komunikasi interpersonal kita dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain.
    • bermain – komunikasi interpersonal dapat berfungsi sebagai kegiatan bermain.
    • membantu – melalui komunikasi interpersonal seorang terapis menggunakan teknik penyebuhan jiwa yang dikenal dengan metode komunikasi terapeutik dalam keperawatan.
  3. Komunikasi interpersonal adalah ambigu. Semua pesan-pesan berpotensi ambigu, masing-masing orang akan memberikan makna yang berbeda terhadap pesan yang sama. Terdapat ambiguitas dalam semua hubungan. (baca: Komunikasi Dakwah)
  4. Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer. Interaksi interpersonal dapat merangsang pola perilaku yang sama atau berbeda.
  5. Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan diantara para partisipan. Dalam sistem komunikasi interpersonal, hubungan interpersonal memegang peranan yang sangat penting karena hubungan interpersonal yang baik merupakan penanda bagi komunikasi yang efektif.
  6. Komunikasi interpersonal adalah dapat diberi tanda atau ditandai karenanya setiap orang memisahkan bagian-bagian komunikasi ke dalam stimuli atau rangsangan dan respon terhadap perspektif dasar yang dimiliki oleh masing-masing partisipan. (baca: Komunikasi Bisnis)
  7. Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat diubah. Ketika berada dalam sebuah situasi interpersonal, kita tidak dapat tidak berkomunikasi, dan kita tidak dapat mengulang secara tepat sebuah pesan secara spesifik. (baca: Konvergensi Media)

Sementara itu, menurut Paul Watzlawick, Janet Beavin, dan Don Jackson, terdapat 5 (lima) prinsip-prinsip komunikasi atau aksioma komunikasi yang dapat membantu kita memahami interaksi komunikasi interpersonal secara lebih utuh, yaitu :

  1. Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. (baca: Konvergensi Media)
  2. Setiap interaksi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan.
  3. Setiap interaksi dimaknai dengan bagaimana interaksi tersebut diberi tanda.
  4. Pesan berupa simbol-simbol verbal dan petunjuk nonverbal. (baca: Komunikasi Politik)
  5. Pertukaran pesan bersifat simetris atau komplementer.

Baca : Etnografi Komunikasi – Jurnalistik Online

Teori Komunikasi Interpersonal

Dalam konteks komunikasi interpersonal, sejumlah teori komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan teori-teori komunikasi antarpribadi telah banyak dirumuskan dan dikembangkan oleh para ahli teori komunikasi interpersonal dalam rangka menjelaskan bagaimana orang memberikan makna terhadap suatu kejadian, mengapa mereka bertindak dengan cara mereka, bagaimana mereka membuat keputusan tentang pesan, dan efek komunikasi yang terjadi dalam hubungan. Berbagai teori komunikasi interpersonal yang ada dapat digunakan untuk memahami proses komunikasi.

Berikut beberapa teori komunikasi interpersonal sebagaimana dirumuskan oleh para ahli, diantaranya adalah :

  1. Constructivism – kerangka kerja teoritis yang berupaya untuk menjelaskan mengapa individu berkomunikasi dengan cara yang mereka lakukan dan mengapa beberapa komunikator lebih sukses dibanding yang lainnya. Konstruktivisme dikenalkan oleh Jesse Delia.
  2. Symbolic interactionism atau interaksionisme simbolik atau teori interaksi simbolik – sebuah perspektif sosiologi yang dipengaruhi oleh banyak ahli teori yaitu George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Interaksionisme simbolik pada dasarnya menggambarkan bagaimana individu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk membentuk makna, bagaimana mereka menciptakan dan menyajikan dirinya sendiri, serta bagaimana ketika mereka berinteraksi dengan orang lain menggunakan simbol-simbol untuk membentuk masyarakat.
  3. Attribution Theory – sebuah kerangka kerja untuk memahami bagaimana masing-masing individu menginterpretasikan perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain. Menurut Fritz Heider, manusia termotivasi untuk memahami perilaku dan menjelaskan pola perilaku.
  4. Fundamental interpersonal relationship orientation theory – teori yang dikenalkan oleh William Schutz ini berpendapat bahwa orang termotivasi untuk memenuhi tiga kebutuhan yaitu inklusi (kebutuhan merasa dimiliki), kontrol (kebutuhan untuk membentuk interaksi dengan orang lain), dan afeksi (kebutuhan untuk disukai dan menjalin hubungan). (baca: Komunikasi Pembangunan)
  5. Action assembly theory – teori yang dikenalkan oleh John Green ini berusaha untuk menjelaskan dari mana pikiran kita datang dan bagaimana kita mengartikan berbagai macam pikiran tersebut ke dalam komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
  6. Communication accommodation theory – teori yang dikembangkan oleh Howard Giles dkk ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang memodifikasi atau mengubah perilaku komunikasi mereka dalam situasi yang berbeda. (baca: Komunikasi Internasional)
  7. Social penetration theory – teori yang digagas oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor menggambarkan bagaimana self-disclosure menggerakan hubungan dari superfisial ke intim. Ini adalah teori pertama yang mengkaji tentang bagaimana perubahan dalam pola komunikasi dapat berdampak pada perubahan dalam hubungan. (baca: Psikologi Komunikasi)
  8. The relationship development model – teori yang dikenalkan oleh Mark Knapp menyajikan sepuluh tahapan model hubungan yang dapat menyatukan atau bahkan terpisah. Setiap tahapan bercirikan pola komunikasi yang berbeda. (Baca : Teori Komunikasi Persuasif)

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai asosiasi antara paling tidak dua orang yang saling bergantung, yang menggunakan beberapa pola interaksi secara konsisten, dan siapa yang menjadi pasangan interaksi dalam sebuah periode waktu. Hubungan interpersonal merupakan hal paling penting dalam dalam komunikasi interpersonal yang efektif.

Jurgen Reusch dan Gregory Bateson (1951) telah mengemukakan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan ini telah membuat bergesernya studi komunikasi interpersonal dari isi pesan kepada aspek relasional. Kemudian, Gerarld R. Miller dalam Rakhmat (2001 : 119) menyatakan bahwa untuk memahami proses komunikasi interpersonal dituntut adanya pemahaman mengenai hubungan simbiotis antara komunikasi dan perkembangan relasional. Dalam artian, perkembangan relasional dipengaruhi oleh komunikasi hingga pada akhirnya (secara simultan), sifat komunikasi antar partisipan komunikasi dipengaruhi oleh perkembangan relasional.

Dalam sudut pandang psikologi komunikasi, hubungan interpersonal yang baik dapat membuat orang semakin lebih terbuka untuk mengungkapkan dirinya, semakin lebih cermat dalam memberikan persepsi terhadap dirinya dan orang lain, sehingga komunikasi yang berlangsung diantara partisipan komunikasi akan semakin efektif.

a. Tahapan Hubungan Interpersonal

Menurut Joseph A. DeVito (2013), hubungan interpersonal dibangun melalui beberapa tahapan, yaitu :

  • Kontak

Pada tahapan ini, terdapat beberapa jenis kontak persepsi seperti apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan lain-lain. Dari tahapan ini kita membentuk sebuah gambaran mental dan fisik seperti gender (Baca : Komunikasi Gender), usia, kepercayaan dan nilai, dan lain-lain. Setelah terjadi persepsi, kemudian dilanjutkan dengana kontak interaksional yang superfisial dan relatif impersonal. Pada tahapan inilah biasanya kita melakukan pertukaran informasi kepada mereka yang terlibat dalam proses komunukasi. Misalnya, “Halo, perkenalkan nama saya Gepeng.”. Para peneliti berpendapat pada tahapan kontak inilah kita nantinya akan memutuskan apakah kita melanjutkan hubungan atau tidak. (baca: Sistem Komunikasi Interpersonal)

  • Keterlibatan

Pada tahapan keterlibatan hubungan, berkembang rasa kesamaan karena terhubung. Di sinilah kita mengalami dan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang orang lain. Dalam tahapan keterlibatan terdapat dua fase yaitu fase menguji dan fase mengintensifkan. Pada fase menguji, kita ingin melihat apakah penilaian awal yang kita miliki terbutki beralasan atau tidak. Misalnya, kita bertanya, “Di manakah kamu bekerja?”. Jika kita ingin mengetahui seseorang lebih baik lagi maka kita akan lanjutkan keterlibatan kita dengan secara intensif melakukan interaksi yang diawali dengan memberitahu informasi mengenai diri kita.

  • Keakraban

Pada tahapan ini kita berkomitmen pada diri kita sendiri untuk tetap mengenal lebih jauh seseorang dan membentuk sebuah hubungan ketika seseorang tersebut menjadi seorang teman dekat, atau pasangan. Kualitas dan kuantitas pertukaran interpersonal berkembang dan menjadikan kita menjadi lebih sering membicarakan secara rinci tentang hubungan tersebut. (baca: Teori komunikasi Massa)

Selanjutnya, kita akan saling berbagi jaringan sosial dan lain-lain. Pada tahapan inilah kepuasan hubungan juga berkembang. Dalam tahapan ini terdapat dua fase. Pada fase pertama atau fase komitmen interpersonal dua orang berkomitmen kepada mereka sendiri kepada orang lain dalam cara yang pribadi. Pada fase ikatan sosial, komitmen dibuat umum, misalnya kepada keluarga dan teman. (baca: Komunikasi Lintas Budaya)

  • Kemunduran

Tahap kemunduran hubungan ditandai dengan melemahnya ikatan antara teman atau kekasih. Fase pertama pada tahapan kemunduran hubungan adalah ketidakpuasan intrapersonal yang mulai dialami saat berinteraksi dan mulai memandang masa depan yang suram dengan pasangan. Jika fase ini terus berkembang, maka akan berlanjut ke fase kedua, yaitu kemunduran interpersonal. Kita mulai menarik diri atau menghindari untuk berinteraksi, tidak lagi saling berbagi, seringkali diam ketika bersama-sama, minimnya kontak fisik, dan minimnya kedekatan secara psikologis. Di sinilah konflik berkembang dan sulit menemukan solusi yang terbaik.

  • Perbaikan

Pada fase awal tahapan perbaikan yaitu perbaikan intrapersonal, kita mencoba untuk menelaah serta menganalisa apa yang salah dan mulai menemukan titik terang atau cara untuk mengatasi keretakan hubungan yang terjadi. Kita mengevaluasi sisi positif maupun negatif andaikata hubungan yang ada diteruskan atau diakhiri. Untuk memutuskan memperbaiki hubungan, kita harus memasuki fase perbaikan interpersonal yaitu berkomunikasi dengan pasangan mengenai apa yang ingin dilihat, apa yang akan dilakukan, dan apa yang pasangan ingin lakukan. Inilah tahap negosiasi dimana kita dan pasangan kita mencoba untuk memperbaiki hubungan.

  • Putusnya hubungan

Pada tahapan ini ikatan antar individu benar-benar putus. Pada walnya putusnya hubungan umumnya berlangsung dalam bentuk perpisahan interpersonal misalnya pisah rumah. Jika perpisahan ini diterima dan jika hubungan sudah tidak bisa diperbaiki, maka kita memasuki fase perpisahan sosial. Jika hubungan tersebut adalah sebuah pernikahan, maka fase ini menuju pada perceraian. (baca: Prinsip – prinsip komunikasi)

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal

Menurut Rakhmat (2001 : 129) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan interpersonal, diantaranya adalah :

  • Percaya – merupakan faktor yang paling penting. Percaya diartikan sebagai suatu keyakinan yang kuat mengenai keandalan, kebenaran, kemampuan, atau kekuatan seseorang atau sesuatu. Dalam hubungan interpersonal, percaya dimaksudkan sebagai bentuk keyakinan terhadap perilaku seseorang guna meraih tujuan yang telah ditetapkan dimana terdapat ketidakpastian dalam pencapaiannya serta dalam situasi yang mengandung resiko. (baca: Proses Komunikasi Interpersonal)
  • Sikap sportif – sikap untuk mengurangi resiko defensif dalam komunikasi.
  • Sikap terbuka – sikap terbuka memiliki pengaruh yang besar terhadap keefektifan komunikasi interpersonal. Karena dengan kita bersikap terbuka dapat membuat kita :
    • Menilai pesan lebih obyektif karena didukung oleh data dan logika.
    • Dapat dengan mudah melihat perbedaan nuansa dan lain-lain.
    • Mencari informasi yang berasal dari sumber yang beragam. (baca: Media Komunikasi Modern)
    • Tidak terlalu kaku dalam mempertahankan kepercayaan yang dimiliki.
    • Mencari makna pesan yang tidak sesuai dengan apa yang diyakininya.

Manfaat Mempelajari Komunikasi Interpersonal

Mempelajari komunikasi interpersonal dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah :

  • Dapat mendatangkan manfaat intelektual termasuk didalamnya pemahaman yang mendalam terhadap diri dan orang lain serta hubungan interpersonal. (baca: Teknik Dasar Fotografi)
  • Dapat memberikan manfaat praktis termasuk didalamnya pribadi, sosial atau hubungan, dan profesional.
  • Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kita secara fisik. Mereka yang memiliki hubungan interpersonal yang baik lebih sehat secara mental dan fisik. (baca: Konstruksi Realitas Sosial)
  • Komunikasi interpersonal membantu kita memenuhi kebutuhan sosial kita. Dengan memahami proses komunikasi interpersonal akan memberikan pandangan terhadap bagaimana suatu hubungan dapat menjadi lebih sukes dan memuaskan. (baca: Sistem Komunikasi Indonesia)
  • Melalui penelitian komunikasi interpersonal dapat membuat kita berpikir bahwa kita berkomunikasi dalam suatu hubungan dan menyadari bahwa secara aktual berkomunikasi dalam suatu hubungan adalah sangat berbeda. (baca: Teori Difusi Inovasi)

Demikianlah uraian singkat mengenai komunikasi interpersonal yang meliputi pengertian, elemen-elemen komunikasi interpersonal, sifat komunikasi interpersonal, prinsip-prinsip komunikasi interpersonal, teori komunikasi interpersonal, serta hubungan interpersonal. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang ilmu komunikasi khususnya komunikasi interpersonal.