Teori Difusi Inovasi – Konsep dan Perkembangannya

Teori Difusi Inovasi muncul pada tahun 1903, oleh sosiolog Perancis, Gabriel Tarde yang memperkenalkan kepada publik Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini menjelaskan bahwa suatu inovasi dilakukan oleh seseorang diperhatikan melalui dimensi waktu. Dalam kurva tersebut terdapat dua buah sumbu yakni sumbu  yang menjelaskan tingkat adopsi dan sumbu yang menjelaskan dimensi waktu.

Rogers mendefisinikan difusi inovasi sebagai proses sosial yang mengkomunikasikan informasi tentang ide baru yang dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial. (baca: Teori Semiotika Ferdinand de Saussure)

Teori difusi inovasi pada esensinya menjelaskan bagaimana sebuah gagasan dan ide baru dikomunikasikan pada sebuah kultur atau kebudayaan. Bahwa teori ini berfokus pada bagaimana sebuah gagsaan atau ide baru dapat dan dimungkinkan diadopsi oleh suatu kelompok sosial atau kebudayaan tertentu.

Baca juga : Teori Komunikasi Menurut Para Ahli

Konsep Teori Difusi Inovasi

Tujuan utama dari difusi inovasi yaitu diadopsinya suatu inovasi yakni gagasan, ilmu pengetahuan dan teknologi baik oleh individu maupun kelompok sosial tertentu. Oleh karenanya Rogers mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik inovasi yang yang dapat mempengaruhi tingkat adobsi dari individu maupun kelompok sosial tertentu.

  • Keuntungan Relatif (Relative Advantage)

Keuntungan relatif adalah bagaimana suatu inovasi yang baru ini dapat dikatakan lebih baik dari inovasi sebelumnya atau justru tidak lebih baik dari inovasi sebelumnya. Tolak ukuranya adalah bagaimana seorang adopter merasakan langsung dampak dari inovasi tersebut yang menjadikanya puas ataupun tidak puas pada sebuah inovasi. Semakin besar keuntungan relatif yang dirasakan oleh adpoter akan menjadikan inovasi tersebut semakin capat untuk diadopsi oleh suatu kelompok. ( baca: Teori Dramaturgi)

  • Kesesuaian (compatibility)

Kesesuaian berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu dapat dikatakan sesuai dengan kondisi masyarakat, kebudayaan dan nilai-nilai dalam masyarakat tersebut, serta tentu saja apakah sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jika sesuai dengan apa yang disebutkan makan suatu inovasi itu akan mudah diadopsi bilamana tidak maka sebaliknya akan sulit diadopsi. (baca : Teori Fenomenologi)

  • Kerumitan (complexity)

Kerumitan berkaitan dengan seberapa rumit suatu inovasi dapat dipahami dan dijalankan oleh adopter. Semakin rumit tentu saja akan semakin sulit untuk diadopsi begitu pula sebaliknya semakin mudah dipahami maka inovasi tersebut akan semakin mudah untuk diadopsi. (baca: Semiotika Komunikasi)

  • Dapat diuji coba (triability)

Suatu inovasi akan lebih mudah diadopsi manakala inovasi tersebut dapat di uji cobakan dalam kondisi sebenarnya. Bahwa suatu inovasi tersebut, sesuai atau tidaknya dapat segera diketahui manakala dapat dilihat melalui suatu uji coba. Dengan uji coba para adopter dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari inovasi tersebut sebelum diadopsi seluruhnya. (Baca juga : Teori Spiral Keheningan)

4 Elemen Teori Difusi Inovasi

Berikut 4 elemen yang melengkapi teori difusi inovasi, diantaranya:

  • Inovasi

Inovasi dapat diartikan sebagai gagasan,  ide atau tindakan untuk menciptakan sesuatu yang  dianggap  baru  oleh  seseorang. Dalam bahasan ini inovasi dapat dikatakan sebagai suatu hal yang baru atas dasar bagaimana pandangan orang mengatakan bawa ide gagasan, atau tindakan itu merupakan hal yang baru.

  • Saluran Komunikasi

Suatu inovasi dapat diadopsi oleh seseorang apabila inovasi tersebut dikomunikasikan atau di sampaikan kepada orang lain. Saluran komunikasi yang dimaksud disini juga disesuaikan dengan siapa yang dituju dari inovasi tersebut. Jika inovasi ditujulkan kepada masyarakat secara luas maka saluran yang digunakan tentu saja saluran komunikasi masa. Jika yang dituju individu maka saluran yang digunakan adalah saluran komunikasi personal.

  • Jangka Waktu

Jangka waktu merupakan suatu dimensi waktu yang dimulai  dari proses inovasi itu dikomunikasikan atau disampaikan kepada seseorang sampai kepada keputusan untuk mengadopsi inovasi tersebut.

  • Sistem sosial

Sistem sosial merupaka kumpulan unit-unit sosial yang membentuk suatu ikatan dalam kehidupan sosial. Sistem sosial terdiri atas unit-unit yang memiliki perbedaan secara  fungsional namun terikat atas tujuan yang dikeendaki bersama. Sistem sosial ini kiranya menjadi sasaran bagi sebuah inovasi dan merekalah yang menjadi pihak yang menerima maupun menolak suatu inovasi. (baca: Teori agenda setting)

Tahapan Pengambilan Keputusan Inovasi

  • Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge)

Ketika seseorang memahami bagaimana suatu inovasi  itu bermanfaat bagi dirinya dan lingkunganya (masyarakat) maka seseorang tersebut akan lebih mudah untuk mengadopsi suatu inovasi. Oleh karenanya suatu inovasi disampaikan atau dikomunikasikan yang pertama adala agar seseorang mengetahui dan memahami bagaimana manfaat inovasi tersebut. (baca: Komunikasi Non Verbal)

  • Tahap Persuasi (Persuasion)

Pada tahapan ini individu atau kelompok sosial mulai menunjukan sikap terhadap suatu inovasi. Dalam hal ini skikap yang ditunjukan oleh individu maupun kelompok sosial ini dapat berupa sikap baik maupun sikap yang baruk. (baca: teori komunikasi massa)

  • Tahap Keputusan (Decisions)

Dalam tahap ini individu maupun kelompok sosial tertentu telah sampai kepada tahapan pengambilan keputusan terkait sebuah inovasi yang dikenakan kepadanya. Dalam hal ini inovasi sudah sampai pada tahap diadopsi oleh individu atau kelompok tertentu maupun ditolak. (baca: bahasa sebagai alat komunikasi)

  • Tahapan Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini ketika individu atau kelompok memutuskan untuk mengadopsi suatu inovasi maka ia akan menerapkan inovasi tersebut dalam kehidupanya. Bilamana inovasi tersebut diterapkan dalam suatu aspek kehidupan maka individu maupun kelompok tersebut sudah dapat dikatakan sebagai adopter dari suatu inovasi.

  • Tahapan Konfirmasi (Confirmation)

Dalam tahap ini individu ataupun kelompok sudah sampai pada tahap dimana ia mulai mencari penguatan-penguatan terhadap keputusanya terkait menolak maupun menerima suatu inovasi untuk diadopsi.

Baca :

Kategori Adopter dalam Teori Difusi Inovasi

Berikut beberapa kategori yang ada di dalam teori difusi inovasi, antara lain:

  • Innovators

Inovator yakni mereka yang pertama mengadopsi suatu inovasi. Hanya ada sekitar 2,5% individu yang yang berani menjadi seorang inovator. Ciri utama individu tersebut biasanya menyukai tantangan dan berani mengambil resiko serta memiliki kemampuan ekonomi yang mendukung untuk menjadi seorang inovator.

  • Early Adopters (Perintis/Pelopor)

Perintis atau pelopor merupakan orang yang bersedia memulai inovasi dalam suatu kelompok. Hanya ada 13,5% orang yang memiliki kategori ini. Biasanya mereka merupakan orang yang terpandng dan memiliki pengikut dalam suatu kelompok sosial. (baca:  Karakteristik Komunikasi Massa)

  • Early Majority (Pengikut Dini)

Mayoritas pengikut awal adalah mereka yang secara mayoritas bersama-sama menjadi pengikut awal suatu inovasi. Jumlahnya sekitar 34 % dalam suatu kelompok sosial tertentu. Biasanya mereka yang masuk dalam kategori ini bercirikan memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan. (baca: komunikasi massa)

  • Late Majority (Pengikut Akhir)

Mayoritas pengikut akhir adalah mereka yang secara bersama-sama menjadi pengikut akhir pada suatu inovasi. Jumlahnya 34% dalam suatu kelompok sosial dimana mereka lebih memiliki pertimbangan pragmatis kepada kebenaran dan kebermanfaatan suatu inovasi yang akan diadopsi mereka. (baca: Jurnalistik Televisi)

  • Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional)

Kelompok ini merupakan kelompok terakhir yang paling sulit menerima suatu inovasi. Jumlahnya sekitar 16% dari suatu kelompok sosial. Dimana kaum ini  merupakan kaum kolot/tradisional yang sangat sulit menerima perubahan. (baca: Jurnalistik Online)

Manfaat Mempelajari Teori Difusi Inovasi

Sebagai pembelajar komunikasi, teori difusi inovasi menjadi suatu baasan yang penting untuk dipelajari. Dengan mempelajari ini seorang pembelajar komunikasi dapat mengetaui bagaimana sebuah inovasi dan pembaharuan dapat diterima ataupun ditolak oleh individu maupun kelompok sosial tertentu. Dalam hal ini menjadi penting manakala hal ini juga mempengaruhi kehidupan manusia baik secara individu maupun dalam lingkungan kelompok masyarakat.

Suatu inovasi tetap dibutuhkan oleh manusia dalam rakngka mempermudah segala macam aktifitasnya dalam berbagai aspek kehidupan. Yang mana hal ini tentu menjadi kajian yang teramat penting seiring dengan perkembangan zaman.

Artikel Komunikasi Lainnya