30 Macam – macam Teori Komunikasi Menurut Para Ahli

Jenis teori Komunikasi Menurut Para Ahli ada banyak dan sangat mudah di pelajari. sekali Komunikasi menjadi salah suatu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Dimana kita ketahui bersama, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Mereka senantiasa membutuhkan orang lain. Hal terpenting dalam menjalin hubungan dengan orang lain adalah komunikasi.

Hubungan yang dijalin akan berjalan baik, apabila komunikasi diantara satu dengan yang lain berjalan dengan efektif. Oleh karena itu, mengingat pentingnya komunikasi, seiring berkembangnya kehidupan manusia muncul yang namanya teori komunikasi.

Teori Komunikasi merupakan suatu pemikiran mengenai sistem penyampaian pesan yang didalamnya terdiri atas komponen-komponen berupa unsur komunikasi. Komponen – komponen tersebut saling terikat demi tersampainya pesan dari komunikator kepada komunikan.

Baca juga :

Perkembangan Komunikasi

Dalam perkembangannya, banyak para ahli yang mendefinisikan mengenai teori komunikasi. Salah satu yang sering menjadi rujukan adalah pendapat Borman, ia berpendapat bahwa teori komunikasi adalah suatu istilah atau perkataan yang merupakan seluruh perbincangan dan analisis dan dibuat secara berhati-hati, sistematik dan sadar. Selain Borman, Little John juga merupakan ilmuan yang tertarik pada studi ini. Menurutnya, teori komunikasi merupakan sutu teori atau pemikiran kolektif. Di dalamnya, terdapat keseluruhan teori terutama yang berkaitan tentang proses komunikasi.

Sementara itu Cargan dan Shield berpendapat bahwa teori komunikasi adalah hubungan diantara konsep teoritikal yang memberi secara keseluruhan maupun sebagian keterangan, penjelasan, peilanian, maupun perkiraan tindakan manusia berdasarkan komunikator (orang) yang berkomunikasi (berbicara, membaca, mendengar, menonton) untuk jangka waktu tertentu melalui media (perantara).

Jenis-Jenis Teori Komunikasi

Perkembangan teori komunikasi merupakan studi yang berkembang pesat dibandingkan dengan studi lain. Para ahli pun banyak yang memberikan sumbangsih pada studi ini, sehingga mengakibatkan cangkupan studi ini menjadi begitu luas sebagai timbal balik dari berbagai jenis teori komunikasi yang ditemukan. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis teori komunikasi menurut ahli.

1. Teori Komunikasi Lasswell

Harold Lasswell, Teoritikus ternama yang banyak menyumbangkan ide dan fikirannya terkait cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948, Ia mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai model komunikasi dasar. Model tersebut yakni :

[box title=”” align=”centerSiapa (Who) – Berbicara apa (Says What) – Dengan media apa (In Which Channel) – Kepada Siapa (To Whom) – Dan dengan Efek apa (With What Effect)[/box]

2. Teori Komunikasi Behaviorisme

Jenis teori komunikasi yang satu ini mungkin sangat sering anda dengar. Teori ini dikembangkan oleh ilmuan asal Amerika Serikat bernama Jhon B. Watson (1878 – 1958). Menurutnya Teori Behaviorisme ini mencakup semua perilaku, termasuk tindakan balasan atau respon terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Artinya bahwa selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon pada perilaku manusia. Jika suatu stimulus atau rangsangan yang diterima seseorang telah teramati, maka dapat diprediksikan pula respon dari orang tersebut.

3. Teori Komunikasi Humanisme

Teori ini dikembangkan oleh Ncneil (1977) yang diilhami oleh perkembangan psikologi humanisme. Komunikasi humanisme pernah diimplementasikan dalam dunia pendidikan melalui Humanistic curriculum. Isi teori lebih menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggung jawab bersama antar peserta didik. Dengan harapan, nantinya peserta didik dapat menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat.

Baca juga :

4. Teori Informatif

Teori ini dikembangkan oleh Sannon dan Weaver (1949). Teori informasi merupakan salah satu teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada komunikasi sebagai suatu transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, jika sinyal media yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan efektif, begitu pula sebaliknya. Apabila sinyal media tidak baik, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar.

5. Teori Uses and Gratifications (Penggunaan dan Kepuasan)

Teori ini dikembangkan oleh Blummer dan Kutz (1974).  Mereka berpendapat bahwa pengguna media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakannya. Sehingga, pengguna media dapat dikatakan sebagai pihak utama dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal ini, pengguna mempunyai pilihan untuk menentukan media yangs sesuai dengan kebutuhanya.

Baca juga :  komunikasi massa – Cabang Ilmu Komunikasi

6. Teori Agenda Setting

Teori ini dikembangkan oleh Mc combs dan Shaw (1972). Teori Agenda Setting beranggapan apabila media memberikan tekanan pada suatu peristiwa maka, media tersebut akan membuat masyarakat menganggap peristiwa itu penting. Dalam hal ini, media mempunyai efek yang sangat kuat dalam mempengaruhi asumsi masyarakat. Sehingga akan muncul asumsi bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh masyarakat.

Baca juga: pengantar ilmu komunikasi

7. Teori Kontruktivisme

Piaget dan Vigotski adalah dua nama yang selalu dikaitkan dengan teori ini. Teori kontruktivisme beranggapan bahwa manusia selalu memiliki pandangan sendiri terhadap kenyataan, Mereka senantiasa mencari dan mempelajara untuk menemukan bahasa pertama dan kedua. Di sisi lain, teori ini juga didefinisikan sebagai pembelajaran generatif. Pembelajaran yang merupakan suatu tindakan untuk menciptakan suatu makna dari apa yang telah dipelajari.

8. Teori Nativisme

Chomsky dan Hadley (1993) dalah tokoh pendukung teori nativisme. Teori ini berpandangan bahwa manusia satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat berkomunikasi melalui verbal. Disisi lain, bahasa  merupakan suatu yang kompleks, oleh karenanya manusia senatiasa belajar untuk dapat berkomunikasi dengan makhluk Tuhan yang lain.

Baca juga :

9. Teori Sibernetik

Wiener (1945) adalah tokoh dibalik teori ini. Teori ini tergolong teori baru sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi dan ilmu sosial.  Teori sibernatik merupakan suatu sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi, antara sistem dengan lingkungan dan antar sistem itu sendiri. Pengontrol dari sistem berfungsi dalam memperhatikan lingkungan. Penerapan teori sibernetik biasanya diperuntukkan kepada siswa agar mencapai hasil yang efektif.

10. Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme mengedepankan proses belajar dibandingkan dengan hasil proses itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Tetapi juga melibatkan proses berfikir yang kompleks. Lebih dari itu, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman. Menurut aliran ini kita belajar didasarkan atas kemampuan kita menafsirkan peristiwa atau kejadian dalam suatu lingungan. Dimana proses belajar tersebut terdapat empat tahapan yaitu Asimilasi, Akomodasi, Disquilibari, dan Equilibrasi.

11. Teori Ketergantungan

Teori ini dikemukakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Malvin Defluer (1976). Fokus dari teori ini terletak pada kondisi struktural yang ada dimasyarakat. Fokus ini sangat cenderung mudah untuk dipengaruhi oleh media massa. Teori ini dapat disematkan pada komunitas masyarakat modern, dimana pada masyarakat modern, media massa dianggap suatu hal yang sangat penting dalammencapai tujuan beberapa proses. Di antaranya yaitu proses memelihara, perubahan, serta konflik dalam tataran masyarakat dan masalah perorangan dalam suatu aktivasi sosial.

Baca juga:

12. Teori Inokulasi

Teori ini pada mulanya disampaikan oleh Mc Guaire, dimana inokulasi dapat pula disebut sebagai suntikan yang mengambil analogi pada ilmu medis. Ibaratkan orang yang tidak siap menahan penyakit maka dia harus disuntikan vaksin untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Teori ini mengemukakan bahwa lebih baik membekali terbujuk dengan argumen sanggahan daripada membiarkanya tidak siap menyangkal perspektif lawan.

13. Teori Kultivasi

Teori kultivasi merupakan teori komunikasi yang membahas mengenai efek dari komunikasi masa. Pandangan dari teori ini adalah bahwa media masa memiliki efek yang bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran sosial budaya dalam masyarakat dari pada personal seseorang. Teori ini di kembangkan oleh George Gabner.

14. Teori Spiral Of Silence (Spiral Keheningan)

Teori ini berkaitan dengan bagaimana terbentuknya suatu pendapat umum dalam masyarakat. Spiral of Silence menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum dalam masyarakat di tentukan oleh proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan presepsi masing-masing individu serta hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat. Teori ini di kembangkan oleh Elizabeth Noelle dan Neuman (1976).

Baca juga : Teori Komunikasi Antar Pribadi

15. Teori Norma dan Budaya

Teori ini beranjak dari pada pengaruh media massa yang kuat mengenai suatu hal. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi sosial budaya dalam masyarakat. Pesan dari media massa mampu mengubah norma yang sudah ada dalam masyarakat, disisi lain juga mampu memperkuat norma yang ada dalam masyarakat. Lebih dari itu, mampu menciptakan norma baru dalam masyarkat.

16. Teori Belajar Sosial 

Teori ini dicetuskan oleh Bandura (1925). Ia mengemukakan bahwa perilaku manusia dalam konteks sebuah interaksi tingkah laku terdapat hubungan timbal baik yang saling berkesinambungan. Interaksi terjadi antara perilaku kognitif dan pengaruh lingkungan. Pengalaman melalui observasi dan pengamatan terhadap suatu pesan yang disampaikan menjadi suatu hal yang penting dalam teori ini.

Dalam teori ini, terdapat empat tahapan, pertama pembelajaran sosial terjadi atas adanya perhatian dari individu. Kedua, pembelajaran sosial dilakukan melalui ingatan. Ketiga, pembelajaran sosial dilakukan melalui tindakan, serta terakhir yaitu pembelajaran sosial dilakukan atas dasar motivasi dari masing-masing individu.

17. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini merupakan salah satu teori dari komunikasi massa. Dependasi efek komunikasi massa beranggapan bahwa kepercayaan individu kepada media akan berkembang apabila kebutuhan informasional yang tidak dapat ditemukan dalam pengalaman langsung terpenuhi. Massa dinilai bergantung pada media untuk mencapai tujuan. Ini merupakan pendekatan konsisten dengan gagasan dasar dari model penggunaan.

Little John, menilai ketergantungan seseorang dinilai dari jumlah dan sentralitas tentang fungsi informasi yang disajikan, serta stabilitas sosial. Semakin penting media terhadap individu, semakin tinggi pula nilai dari media tersebut.

Baca :

18. Teori Birokrasi

Teori birokrasi digunakan untuk komunikasi organisasi. Max Weber (1948), mengungkapkan bahwa model birokrasi sering kali dipakai untuk mencapai komunikasi organisasi yang efektif. Menurut Weber, ada delapan karakteristik struktural terkait birokrasi organisasi, yaitu :

  • Terdapat aturan dan prosedur sesuai standar.
  • Mampu meminimalisir pekerjaan yang sulit.
  • Hirearki organisasi yang terstruktur.
  • Kemampuan anggota yang mumpuni.
  • Memiliki kemampuan Multi – tasking.
  • Profesionalitas yang tinggi. (Baca juga : Pengaruh Media Sosial)
  • Uraian tugas yang terstruktur dan teratur.
  • Rasionalitas untuk mencapai keberhasilan.

19. Teori Analisis Transaksional

Analisis transaksional merupakan pendekatan Psychotherapy yang menekankan hubungan interaksional. Transaksional sendiri dimaksudkan sebagai hubungan komunikasi antar individu. Teori ini digunakan untuk mengetahui bentuk dan isi pesan yang tersampaikan dalam suatu komunikasi.

Analisis ini bertujuan mengetahui tingkat keefektifan komunikasi yang terjalin antara individu. Eric Berne (1960), adalah pengembang teori analisi ini yang dinilai cocok untuk digunakan dalam konseling kelompok.

20. Teori Pengharapan Nilai

Teori ini merupakan bagian dari teori komunikasi massa. Teori pengharapan nilai bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media terhadap massa dinilai dari kepentingan penggunaannya. Sikap seseorang terhadap segmen – segmen media ditentukan dari evaluasi dan prespektif mereka terhadap media tersebut. Teori ini merupakan turunan dari Teori Uses and Gratifications.

Baca juga : Komunikasi Sosial

21. Teori  Struktural Fungsional

Teori ini merupakan bangunan paling dasar dari ilmu sosial. Beberapa tokoh yang mencetuskan teori ini diantaranya August Comte, Emile Durkheim, dan Herbert Spencer. Pemikiran struktural fungsional dipengaruhi oleh pemikiran biologis yang menganggap masyarakat yang saling ketergantungan akibat konsekuensi dari bertahan hidup. Tujuan dari teori ini adalah mencapai keteraturan sosial.

22. Teori Difusi Inovasi

Teori ini menjelaskan bagaimana suatu inovasi disampaikan melalui saluran – saluran tertentu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Rogers (1961) menjelaskan bahwa “difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus dan berkaitan dengan penyebaran beberapa pesan berisi gagasan – gagasan baru. Teori ini sering dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat.

23. Teori Sikap (Standpoint)

Harding dan Wood, dua teoritikus ini menjelaskan bahwa salah satu cara terbaik untuk mengetahui bagaimana keadaan dunia dimulai dari sikap atau sudut pandang wanita. Standpoint sendiri adalah sebuah tempat untuk memandang dunia sekitar. Dunia tersebut menjadi fokus perhatian dibandingkan fitur lainnya. Standpoint memiliki makna yang tidak jauh berbada dari prespektif. Menurut Harding, fokus bahasa dari standpoint adalah kaum wanita yang cenderung termarginalisasi. Oleh karena itu, teori ini merupakan turunan dari teori feminisme.

Baca juga :

24. Teori Komunikasi Dua Tahap

Teori ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld dan teoritikus lainnya. Teori Komunikasi dua tahap membahas mengenai efek media massa dan pertama kali diterapkan dan kampanye pemilihan umum 1940. Studi ini memiliki asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek ke media massa.

25. Teori Komunikasi Administrasi

Teori komunikasi administrasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan secara timbal balik antar anggota. Teori ini dimaksudkan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa saling pengertian dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Fungsi dari penerapan teori ini adalah untuk menjaga stabilitas informasi agar tercipta penyesuaian sikap yang memadai antar bagian dalam organisasi.

Baca :

26. Teori Connectionism (Thorndike)

Teori ini disebut juga dengan teori Trial and Error. Menurut teori ini, masing – masing  organisme apabila bertemu dengan situasi yang baru akan melakukan beberapa tindakan yang bersifat coba‑coba secara terus menerus. Kemudian, jika dalam usaha coba coba tersebut secara tidak sengaja timbul perbuatan yang dirasa memenuhi situasi, maka perbuatan tersebut akan terus diterapkan sebagai salah satu tindakan yang dinilai cocok dalam situasi tersebut. Dengan percobaan yang dilakukan secara berkelanjutan, maka perbuatan tersebut menjadi suatu kebiasaan dan semakin efisien untuk diterapkan.

Kemudian, berikut proses belajar menurut Thorndike, yaitu Law of Effect

Law of Effect

Proses ini merupakan bentuk tingkah laku yang memberi kepuasan sesuai tuntutan situasi yang ada. Kemudian, tingkah laku tersebut akan selalu diingat dan dipelajari dalam kurun waktu yang lama. Sebaliknya, semua tingkah laku yang memberi dampak negatif perlahan akan ditinggalkan. Proses tingkah laku ini terjadi secara alamiah. Dan juga, dapat dilatih berdasarkan syarat -syarat yang berlaku.

Kemudian, Thorndike memiliki pandangan bahwa organisme adalah suatu mekanismus. Ia hanya akan melakukan gerakan atau tindakan apabila terdapat rangsangan yang memiliki pengaruh terhadap dirinya. Gerakan tersebut terjadi secara otomatis. Terjadinya otomatis­me menurut Thorndike dikarenakan adanya law of effect.

Kemudian, dalam kehidupan sehari‑hari, law of effect dapat dilihat saat pemberian penghargaan atau ganjaran, dan juga pemberian hukuman dalam pendidikan. Karena adanya law of effect, timbul reaksi antara hubungan (connection) atau asosiasi antara tingkah laku reaksi yang menghasilkan sesuatu yang kemudian disebut dengan dampak atau hasil (effect). Karena, adanya relasi antara reaksi dengan dampaknya itu, maka teori Thorndike disebut juga Connectionism.

Baca juga:

27. Teori Systematic Behavior (Hull)
Clark C Hull mendalami teori Thorndike dalam usahanya mengembangkan teori belajar dalam komunikasi. Beberapa prinsip yang digunakan memilki kesamaan dengan prinsip para behaviorus yang berdasarkan adanya stimulus dan respon serta motivasi.
Teori ini mengungkapkan bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdesak oleh motif tujuan, maksud tertent, harus dimiliki dalam seseorang yang sedang belajar. Kebutuhan tersebut harus ada sebelum suatu respon yang dapat diperkuat oleh dasar pengurangan kebutuhan. Kemudian, dalam hal efisiensi belajar, tergantung pada besarnya tingkat pengurangan serta kepuasan motif. Lalu timbul usaha belajar dari keberadaan respon tersebut. Di sisi lain, setiap obyek atau situasi dapat memiliki nilai motivasi apabila hal itu berhubungan dengan penurunan terhadap kekurangan pada diri individu tersebut.

Baca juga:

28. Teori Operant Conditioning (Skinner)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Skinner (1904-1990). Skinner menganggap penghargaan dan motivasi adalah dua faktor penting dalam pembelajaran. Tak hanya itu, Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi dalam komunikasi adalah untuk mengontrol tingkah laku. Pada teori ini, seorang guru memberikan penghargaan hadiah atau nilai tinggi yang bertujuan agar anak menjadi lebih rajin. Di sisi lain, Operant conditioning merupakan suatu proses pemberian motivasi terhadap suatu perilaku yang kemudian mengakibatkan perilaku tersebut dapat terulang atau menghilang sesuai keinginan.

Kemudian, Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak ada tanda – tanda keberadaan stimuli, maka guru tidak bisa membimbing siswa untuk mengarahkan perilakunya. Dalam proses ini, guru mempunyai peran untuk mengontrol dan membimbing siswa dalam suatu proses belajar. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Terdapat beberapa Prinsip belajar Skinners, diantaranya:

  • Hasil belajar harus segera disampaikan pada siswa. Jika salah dibenarkan jika benar diberi motivasi.
  • Proses belajar harus mengikuti pola dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.
  • Dalam proses pembelajaran, lebih mementingkan aktivitas sendiri, sedangkan hukuman tidak berlaku. Untuk itu, lingkungan perlu di modifikasi untuk menghindari hukuman.
  • Tingkah laku yang sesuai dengan keinginan pendidik layak diberikan penghargaan, dan sebaliknya.
  • Dalam pembelajaran menggunakan shapping.

29. Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)

Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Ivan Petrovich Pavlo. Menurut teori ini, belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena ada­nya syarat‑syarat (conditions). Kemudian syarat – syarat tersebut akan menimbulkan reaksi atau respon. Lalu, untuk membuat seseorang itu belajar, keberadaan syarat – syarat tersebut dibutuhkan. Di sisi lain, fokus dalam teori ini adalah pembelajaran yang terjadi secara otomatis setelah latihan – latihan yang dilakukan terus menerus.

Beberapa penganut teori ini menjelaskan bahwa segala bentuk tingkah laku manusia adalah hasil daripada conditioning. Hasil tersebut berasal dari latihan atau kebiasaan, yang kemudian bereaksi terhadap rangsangna tertentu dalam kehidupan sehari – hari.

Teori ini juga memiliki kelemahan. Karena teori ini menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis, maka keaktifan dan penentuan pribadi pun diabaikan. Dalam bertindak atau berbuat sesuatu, individu tidak semata – mat mengandalkan pengaruh dari luar. kepribadian juga memiliki peranan penting dalam memililih atau menentukan perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya.

Baca juga:

30. Teori Standpoint (Sikap)

Teori ini menilai bahwa pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki individu, sebagian besar dibentuk oleh kelompok sosial dimana mereka cenderung aktif berkomunikasi.Teori ini dikemukakan oleh Wood, J. T. (1982), dalam West, R., & Turner, L. H., (2000). Melalui pendapat ini, dapat terlihat kerangka tentang sistematika pengaruh kekuatan untuk pembentuk identitas.

Teori sikap (standpoint theory-ST), membentuk kerangka agar dapat memahami sistem kekuasaan. Teori kerangka ini dibangun berdasarkan pengetahuan yang berasal dari kehidupan sehari-hari.  Individu-individu adalah konsumen aktif dari realitas. Kemudian, perspektif individu-individu adalah sumber informasi yang terpenting terkait pengenalan terhadap pengalaman mereka (Riger,1992). Bahkan, teori ini mengakui bahwa pengalaman, pengetahuan, dan perilaku komunikasi individu sebagian besar terbentuk oleh kelompok sosial dimana individu berpartisipasi.

Baca juga:

Manfaat Mempelajari Teori Komunikasi

Sebagaimana dijelaskan pada pembuka artikel ini, bahwasanya komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan orang lain. Dimana komunikasi menjadi jembatan bagi manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Oleh karenanya komunikasi menjadi  bagian dari kehidupan manusia yang tak terpisahkan satu dengan yang lainya. Sehingga teramat penting bagi kita untuk mempelajari teori-teori komunikasi.

Apa manfaatnya ketika kita mempelajari teori komunikasi berdasarkan Teori Komunikasi Menurut Para Ahli? secara teoritis manfaat pertama yang kita peroleh tentu adalah pandangan ilmu yang luas mengenai studi komunikasi itu sendiri. Berbagai teori komunikasi ini tercetuskan melalui proses kajian dan penelitian mendalam oleh para ilmuan sosial yang tentu saja secara praktis terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, setelah kita mempelajari teori komunikasi, apalagi Teori Komunikasi Menurut Para Ahli, kita paham berbagai macam teori, dan mampu menjadi pribadi yang dapat berkomunikasi dengan baik. Lebih dari itu, kita mampu memantapkan diri dan tidak mudah terbawa arus dengan komunikasi yang bermuatan negatif.

[accordion multiopen=”true
Artikel terkait lainnya