Budaya atau kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dalam masyarakat, dimana ada masyarakat disitu pasti ada budaya atau kebudayaaan. Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah yang berarti budi atau akal sehingga dapat diartikan bahwa budaya merupakan hasil budi atau cipta karya manusia.
Baca Juga: teori komunikasi menurut para ahli
Budaya dapat pula diartikan sebagai cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama sebagai suatu warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selo sumardjan dan Solaeman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan adalah sarana hasil karya dan cipta masyarakat. Sehingga dalam hal ini kbudayaan, manusia dan masyarakat adalah hal yang tak terpisahkan.
lebih lanjut seorang peneliti bernama Hosftede berhasil merumuskan enam dimensi budaya yang ia peroleh dari penelitianya di 50 negara berbeda, berikut 6 dimensi budaya menurut Hoftede.
- Power Distance, berkaitan dengan bagaimana kebudayaan meyakini kekuasaan organisasi juga institusi di disampaikan kepada anggota budaya secara seimbang.
- Uncertanty Avioidance, berkaitan dengan derajat yang mana kebudayaan merasa terancam oleh situasi yang tidak pasti. Dan juga bagaimana suatu kebudayaan menghindari ancaman itu dengan menciptakan suatu solusi pemecahan masalah.
- Individualism-Collectivism, berkaitan dengan itegrasi dari setiap individu kedalam kelompok-kelompok utama.
- Masculinity-Veminity, berkaitan dengan derajat nialai-nilai yang melibatkan pembagian peran antara laki-laki dengan perempuan.
- Long term-Sort term orientation, berkaitan dengan fokus dan orientasi usaha manusia apakah orientasi jangka panjang atau orientasi jangka pendek, masa depan masa kini, atau masa lalu.
- Indulgance-Restraint, berkaitan dengan perbandingan antara kesenangan dan penekanan terhadap kendali kebutuhan dasar manusia untuk menikmati hidup.
Baca juga : Komunikasi Massa
Perkembangan kebudayaan dan kehidupan manusia serta hubungan kelompok manusia (masyarakat) dengan kelompok manusia lain. Hubungan tersebut masing masing membawa kebudayaannya sendiri dan menimbulkan sebuah interaksi baru diantara keduanya yaitu komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya merupakan suatu peristiwa komunikasi dimana mereka yang terlibat didalamnya berasal dari latar belakang yang berbeda.
Samavor dan porter menjelaskan bahwa komunikasi antar budaya terjadi manakala bagian yang terlibat dalam komunikasi tersebut membawa latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut meliputi keyakinan, tata nilai pengetahuan dan pengalaman yang mencerminkan sebagai suatu yang dianut oleh kelompoknya.
Baca juga: Teori Public Relations
Berikut adalah teori – teori komunikasi antar budaya, diantaranya :
1.Teori Kecemasan dan Ketidakpastian
Teori ini dikembangkan oleh William Gudykunts yang memfokuskan pada perbedaan budaya antar kelompok dan orang asing. Ia menjelaskan bahwa teorinya ini dapat digunakan dalam segala situasi dan kondisi berkaitan dengan terdapatnya perbedaan diantara keraguan dan ketakutan. Gudykunts berpendapat bahwa kecemasan dan ketidakpastianlah yang menjadi penyebab kegagalan komunikasi antar kelompok. lebih lanjut ia menjabarkan bahwa terdapat enam konsp dasar dalam teorinya ini yaitu :
- Konsep diri, berkaitan dengan meningkatnya harga diri ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain akan menghasilkan kemampuan meningkatkan kecemasan. ( Baca Juga : Sosiologi Komunikasi )
- Motivasi berinteraksi dengan orang asing, berkaitan dengan peningkatan kebutuhan diri untuk masuk dalam kelompok. Ketika seseorang berinteraksi dengan orang asing, interaksi tersebut akan meningkatkan kecemasan.
- Reaksi terhadap orang asing, berkaitan dengan peningkatan menerima informasi, toleransi dan empati terhadap orang asing akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk memprediksi perilaku orang asing tersebut. (Baca juga : Komunikasi Bisnis)
- Kategori sosial orang asing, berkaitan dengan peningkatan kesamaan personal diantara kita dengan orang asing. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan memprediksi perilaku mereka secara akurat serta kemampuan mengelola kecemasan begitu pula sebaliknya.
- Proses Situasional, berkaitan dengan peningkatan situasi informal dimana kita berinteraksi dengan orang asing. Dengan tujuan akan meningkatkan kemampuan kita dalam mengelola kecemasan serta meningkatkan kepercayaan diri kita terhadap mereka. (Baca Juga : Pengantar Ilmu Komunikasi)
- Koneksi dengan orang asing, berkaitan dengan peningkatan ketertarikan, hubungan dan jalinan kerja dengan orang asing. Dengan tujuan akan menurunkan kecemasan dan meningkatkan kepercayaan pada diri kita.
2.Teori Negosiasi Wajah
Teori yang di kemukakan oleh Stella Ting-Toomey ini menjelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan dari berbagai budaya dalam merespon berbagai konflik yang dihadapi. Ia berpendapat bahwa orang-orang dalam setiap budaya akan selalu mencitrakan dirinya didepan publik, hal tersebut merupakan cara baginya agar orang lain melihat dan memperlakukannya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa wajah bekerja merujuk pada pesan verbal dan non verbal yang membantu menyimpan rasa malu, dan menegakkan muka terhormat. Dalam hal ini, identitas selalu dipertanyakan, kecemasan dan ketidakpastian yang disebabkan konflik membuat kita tak berdaya dan harus menerima.
Terkait dengan hal tersebut, dalam teori ini juga dijelaskan lima model dalam pengelolaan konflik yang meliputi :
- Avoiding (penghindaran), yaitu berkaitan dengan upaya untuk menghindari berbagai macam konflik yang dimungkinkan terjadi.
- Obliging (keharusan), yaitu berkaitan dengan keharusan untuk menyerahkan keputusan pada kesepakatan bersama.
- Comproming, berkaitan dengan saling memberi dan menerima segala sesuatu agar sebuah kompromi dapat tercapai.
- Dominating, berkaitan dengan dominasi salah satu pihak dalam penanganan suatu masalah.
- Integrating, berkaitan dengan penanganan secara bersama-sama terhadap suatu masalah.
Baca Juga : Komunikasi Politik
3.Teori Kode Bicara
Gerry Phillipsen dalam teorinya ini berusaha menjelaskan bagaimana keberadaan kode bicara dalam suatu budaya. Dan juga bagaimana kekuatan dan dan substansinya dalam sebuah budaya. Lebih lanjut ia menjelaskan kiranya terdapat lima proporsi dalam teori ini yaitu :
- Dimanapun ada budaya, disana pasti ada kode bahasa yang menjadi ciri khas.
- Sebuah kode bahasa mencangkup sosiologi budaya, retorika dan psikologi budaya.
- Pembicaraan yang signifikan bergantung pada kode bicara yang digunakan pembicara dan pendengar untuk mengkreasikan dan menginterprestasi komunikasi mereka.
- Berbagai istilah aturan dan premis terkait dalam pembicaraan itu sendiri
- Kegunaan suatu kode bicara adalah untuk menciptakan kondisi yang memadai. Kondisi yang terkait dengan prediksi, penjelasan dan kontrol guna menciptakan formula wacana tentang kecerdasan, kebijaksanaan dan moralitas perilaku dalam berkomunikasi.
Baca Juga : Komunikasi Antar Pribadi
Manfaat Mempelajari Teori Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya merupakan studi ilmu yang amat penting untuk dipelajari. Terlebih dalam perkembangan manusia diera modern yang penuh dengan kemajuan teknologi saat ini. Kemajuan Teknologi membuat Komunikasi antar budaya menjadi jembatan bagi pertukaran budaya. Dengan mempelajar komunikasi antar budaya diharapkan kita bisa memahami segala budaya positif dari keragaman budaya yang ada. Dan juga memegang teguh apa yang menjadi nilai luhur budaya yang sudah ada.
Baca Juga : Komunikasi Organisasi
Kemudian, dengan mempelajari teori komunikasi antar budaya, ada banyak pelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Salah satunya adalah bahwa komunikasi antar budaya menjadi penghubung asimilasi budaya yang positif . Selain itu munculnya pemahaman bahwa perbedaan budaya yang mudah menghadirkan konflik harus mampu kita kurangi, dengan saling menghargai keragaman budaya yang ada di dunia.
Item 1 Title
- Komunikasi Pertanian
- Etika Komunikasi di Internet
- Komunikasi Persuasif
- Komunikasi Islam
- Komunikasi yang Efektif
- Komunikasi Pemerintahan
- Komunikasi Islam
- Prinsip-Prinsip Komunikasi
- Sistem Komunikasi Indonesia
- Psikologi Komunikasi
- Komunikasi Dakwah
- Komunikasi Visual
- Internet sebagai Media Komunikasi
- Bahasa sebagai Alat Komunikasi