Komunikasi Non-Verbal Menurut Para Ahli – Pengertian dan Jenisnya

Sadar atau tidak, hampir setiap hari kita melakukan proses komunikasi. Baik itu komunikasi dengan orang lain atau dengan diri sendiri, komunikasi secara lisan atau tidak. Bahkan saat kita diam pun, kita sebenarnya sedang melakukan proses komunikasi. Karena meskipun kita diam, otak kita terus berpikir dan berbicara pada diri kita sendiri. Berarti saat itu kita sedang berkomunikasi dengan diri sendiri. (Baca juga: Bahasa sebagai Alat Komunikasi)

Mungkin kebanyakan orang menganggap komunikasi selalu identik dengan berbicara, terutama bicara di depan publik. Namun sebenarnya konteks komunikasi jauh lebih besar dari itu. Selain ada komunikasi yang terucap atau komunikasi verbal, kita juga melakukan komunikasi yang tidak terucap oleh lisan yaitu komunikasi non-verbal. Apa itu komunikasi non-verbal? Kita akan membahasnya lebih lanjut pada tulisan ini.

Komunikasi

Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan dari pengirim atau sumber pesan (source/sender) kepada penerima pesan (receiver). Pada proses penyampaian pesan ini, kita dapat melakukannya dengan berbagai cara. Baik itu menyampaikan secara verbal, menyampaikan dengan non-verbal, atau menyampaikan dengan menggunakan perpaduan verbal dan non-verbal. (Baca juga: Hambatan-Hambatan Komunikasi)

Komunikasi non-verbal menurut para ahli

  • Menurut Adityawarman (2000), komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata.
  • Resberry (2004) berpendapat bahwa komunikasi nonverbal merupakan suatu tindakan dan perilaku manusia serta memiliki makna.
  • Kemudian, menurut Atep Adya Barata menyampaikan bahwa: “Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang diungkapkan lewat objek di setiap kategori lainnya (the object language), komunikasi menggunakan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), serta komunikasi melalui tindakan atau gerakan tubuh (action language).

Komunikasi secara lisan ini disebut komunikasi verbal. Komunikasi verbal atau oral communication adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik melalui lisan ataupun tertulis dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Komunikasi verbal ini yang sering dianggap oleh sebagian besar orang sebagai satu-satunya bentuk komunikasi.

Sedangkan bentuk komunikasi lainnya adalah komunikasi non-verbal, yaitu komunikasi yang tidak disampaikan secara gamblang melalui perkataan atau tulisan. Pembahasan mengenai komunikasi non-verbal akan diulas lebih lanjut pada bagian selanjutnya di pembahasan ini.

Ciri – ciri Komunikasi Non-Verbal

Pada dasarnya, komunikasi non-verbal adalah segala bentuk komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan kata-kata. Karena komunikasi non-verbal tidak menggunakan kata-kata, keberadaannya sering tidak diperhatikan oleh orang. Namun justru karena tidak menggunakan kata-kata itulah yang membuat cakupan komunikasi non-verbal lebih besar, beserta pengaruhnya yang besar juga. (Baca juga: Etika Komunikasi)

Komunikasi non-verbal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Disampaikan dalam satu paket

Saat kita melakukan komunikasi non-verbal, kita melakukannya dalam serangkaian paket komunikasi. Misalnya saat kita marah, otomatis gerakan mata kita lebih cepat, kening berkerut, dan wajah yang ditekuk. Biasanya kita juga melipat kedua tangan saat marah. Hal itu adalah keseluruhan paket yang memberi pesan kalau kita sedang marah, tanpa kita harus berkata-kata. (Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya)

  • Komunikatif

Seperti layaknya komunikasi verbal, komunikasi non-verbal juga selalu bisa mengkomunikasikan pesan. Bahkan komunikasi non-verbal memiliki pesan yang lebih banyak dibanding komunikasi non-verbal. Misalnya saja saat kita diam tak berkata apa-apa, sebenarnya saat itu kita juga sedang berkomunikasi. Bisa saja kita diam karena sedang memikirkan masalah yang terjadi di rumah. Atau bisa saja kita diam karena marah kepada teman kita. Diam itu juga menyampaikan beberapa pesan dari diri kita.

  • Kontekstual

Komunikasi non-verbal yang dilakukan memiliki makna yang tergantung pada konteks atau keadaan. Mengacu pada contoh sebelumnya yaitu diam. Tidak semua perilaku diam yang kita lakukan memiliki makna yang sama, namun tergantung pada keadaannya. Jika kita sedang kesal dengan teman, maka diam kita itu bisa berarti bentuk kemarahan kita padanya. Jika kita dari awal bertemu sudah diam dengan raut muka yang sedikit sedih, maka diam itu berarti kita sedang memikirkan permasalahan pribadi. (Baca juga: Filsafat Komunikasi)

  • Dikendalikan oleh Aturan

Komunikasi non-verbal mengikuti aturan-aturan yang berlaku di masyarakat, seperti tata krama dan adat istiadat. Kita mungkin bisa menyapa teman dengan melambaikan tangan riang, namun tidak bisa melakukan hal seperti itu kepada dosen atau atasan di kantor. Kepada mereka yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi secara sosial atau struktural, kita menyapa mereka dengan lebih sopan seperti mengangguk dan tersenyum tanpa melambaikan tangan. (Baca juga: Komunikasi Islam)

  • Dapat Dipercaya

Orang berkata kalau lisan bisa berbohong, tapi gerak tubuh sulit untuk dibohongi. Hal ini juga berlaku pada komunikasi non-verbal, yang pada saat-saat tertentu bisa lebih dipercaya dibanding apa yang terucap. Misalnya saat kita dimintai tugas oleh teman, kita mungkin mengiyakan secara lisan namun wajah kita menunjukkan raut ketidaksukaan dan keengganan. Kita juga menghindar bertemu dengan teman itu sebisa mungkin dari gestur tubuh kita. Hal itu menunjukkan kalau kita sebenarnya tidak ingin memberikan tugas kita kepadanya, dengan pesan yang disampaikan bagian non-verbal diri kita. (Baca juga: Komunikasi Visual)

  • Bersifat Metakomunikasi

Berbagai cara komunikasi yang kita lakukan saling berkaitan satu sama lain, baik itu komunikasi verbal dengan non-verbal atau komunikasi non-verbal dengan non-verbal. Kaitan ini akan saling menghubungkan, mengkomunikasikan, dan menguatkan pesan yang diberikan satu sama lain. Misalnya saja jika kita melihat sales yang menawarkan barang di mall. Ia menawarkan dengan kata-kata, juga dikuatkan dengan bahasa tubuhnya yang meyakinkan bahwa produk yang dijualnya itu penting untuk dibeli. (Baca juga: Komunikasi Gender)

Jenis Komunikasi Non-Verbal

Setelah memahami apa itu komunikasi non-verbal berikut ciri-cirinya, selanjutnya kita perlu memahami apa saja yang termasuk ke dalam komunikasi non-verbal. Berikut adalah jenis-jenis komunikasi non-verbal:

  • Gestur Tubuh

Gestur atau bahasa tubuh merupakan salah satu komunikasi non-verbal yang banyak digunakan dan memberi pesan kepada orang lain. Bahasa tubuh kita menunjukkan pesan yang tidak disampaikan melalui lisan, misalnya apakah kita nyaman berkomunikasi dengan orang lain atau tidak. Jika kita cenderung banyak bergerak tidak jelas, kemungkinan kita memang tidak nyaman berada di tempat itu. (Baca juga: Sosiologi Komunikasi)

  • Mimik Wajah

Mimik wajah atau raut muka juga memberikan pesan komunikasi kepada orang lain. Jika kita sedang merasa senang, sedih, lega, atau khawatir; semuanya terlihat dari mimik wajah kita. Mimik wajah dianggap bentuk komunikasi murni karena menunjukkan pesan sebenarnya yang kita rasakan dan ingin kita sampaikan.

  • Sentuhan

Sentuhan atau haptic merupakan salah satu elemen komunikasi non-verbal. Berbagai bentuk sentuhan menunjukkan pesan komunikasi kepada orang lain. Misalnya mencium punggung tangan kepada orang tua menunjukkan kesopanan sebagai anak, menepuk pundak teman menunjukkan keakraban, dan lain sebagainya. (Baca juga: Pola Komunikasi Organisasi)

  • Gerakan Mata

Gerakan mata bisa memiliki banyak peran dalam berkomunikasi, misalnya memandang mata lawan bicara saat berkomunikasi. Gerakan mata ini bisa berarti kita menunggu feedback dari orang yang sedang kita ajak bicara, memberikan isyarat kepada orang itu untuk bicara, atau menunjukkan kedekatan dengan orang yang sedang berkomunikasi dengan kita.

  • Intonasi Bicara

Intonasi atau nada suara juga termasuk bagian dari komunikasi non-verbal, yang mana memberikan pesan kepada orang yang kita ajak bicara. Misalnya, saat kita berbicara dengan intonasi tinggi, orang lain bisa menyimpulkan kalau kita sedang marah. Atau saat intonasi suara kita pelan dan lemah, orang menangkap pesan kalau kita sedang bersedih dan tidak bersemangat. (Baca juga: Komunikasi Persuasif)

  • Objek yang Digunakan

Meski ada ungkapan don’t judge the book by its cover, tetap saja apa yang dipakai dan digunakan seseorang memberikan kesan tertentu pada orang lain. Saat kita melihat orang memakai baju glamour dengan perhiasan yang lengkap dari ujung kaki ke ujung kepala, tentunya kita memiliki persepsi sendiri tentang orang itu meskipun kita bahkan tidak mengenal langsung.

  • Proxemik

Proxemik adalah unsur jarak yang ada dalam komunikasi, yang menunjukkan hubungan diantara orang yang berkomunikasi. Jarak kurang dari 45 cm menunjukkan bahwa hubungan mereka cukup intim, jarak 75 – 120 cm menunjukkan jarak hubungan personal, jarak 120 – 360 cm menunjukkan jarak hubungan sosial, dan jarak 360 – 450 cm menunjukkan jarak hubungan publik. (Baca juga: Psikologi Komunikasi)

Demikian pembahasan mengenai komunikasi non-verbal. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi Anda yang mencari informasi mengenai komunikasi non-verbal, ciri-ciri komunikasi non-verbal, dan jenis-jenis komunikasi non-verbal.

Artikel terkait