Berita atau news tentunya bukan hal yang asing lagi dalam keseharian kita, dimana kini kita bisa mendapatkan berita dari berbagai media. Salah satunya dari televisi, media massa yang terhitung tradisional namun tetap memiliki peranan kuat dalam menyebarkan informasi di masyarakat. Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas lebih lanjut mengenai jurnalistik dalam media massa televisi. (Baca juga: Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli)
Pengertian Jurnalistik Televisi
Televisi berasal kata dari bahasa Yunani tele (jauh) dan bahasa Latin vision (penglihatan), yang merupakan media massa dalam bidang telekomunikasi. Televisi berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak serta suara baik hitam-putih atau berwarna. Televisi pertama kali dibuat sekitar tahun 1880-an yang terus berkembang dari masa ke masa hingga diterima dan digunakan oleh masyarakat luas pada tahun 1920-an, meski produksinya sempat terhenti karena adanya perang dunia ke II. (Baca juga: Jenis Metode Penelitian Kualitatif)
Jurnalistik sendiri merupakan kegiatan mengolah dan menyebarkan informasi kepada masyarakat luas, yang dalam konsep jurnalistik televisi berarti penerapan kegiatan dan prinsip jurnalistik pada media televisi. Informasi yang dikumpulkan, diolah, dan disebarkan dalam jurnalistik televisi adalah informasi yang memiliki nilai berita (news value) dimata pandangan sosial masyarakat. Sebuah informasi dapat dikatakan memiliki news value jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Timeless, yaitu informasi tersebut adalah hal yang baru terjadi, masih menjadi sorotan umum, dan bersifat aktual. (Baca juga: Nilai Berita)
- Impact, yaitu informasi tersebut memiliki dampak yang cukup kuat dan besar bagi mayoritas masyarakat dam kehidupan sosial pada umumnya. (Baca juga: Jurnalistik Online)
- Conflict, yaitu informasi tersebut memiliki unsur atau kejadian pertentangan baik dalam tingkat individu, lembaga, atau masyarakat secara general. (Baca juga: Semiotika Komunikasi)
- Prominence, yaitu informasi, peristiwa, atau hal yang akan disebarkan pada orang banyak memiliki nilai dan dianggap penting baik oleh masyarakat umum maupun pemegang kekuasaan. (Baca juga: Teori Pers)
- Proximity, yaitu informasi tersebut memiliki unsur dan nilai kedekatan dengan masyarakat yang akan menerima berita, baik secara wilayah, geografis, atau emosional. (Baca juga: Metode Penelitian Komunikasi)
- The Currency, yaitu informasi tersebut merupakan hal, kejadian, atau peristiwa yang sedang “memanas” dan banyak diperbincangkan masyarakat saat ini. (Baca juga: Literasi Media)
- The Unusual, yaitu informasi tersebut bersifat unik, langka, dan merupakan peristiwa yang jarang serta tidak biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. (Baca juga: Komunikasi Politik)
Unsur dalam Jurnalistik Televisi
Setelah memahami apa itu pengertian jurnalistik televisi, selanjutnya kita akan membahas unsur apa saja yang menjadi karakter dan ciri khas jurnalistik televisi. Berikut adalah unsur-unsur penting dan mendasar yang ada dalam kajian jurnalistik televisi:
A. News Anchor (Pembawa atau Penyaji Berita)
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan sosok news anchor yang sering dijumpai dalam berbagai program berita yang ditayangkan di televisi. News anchor memiliki peranan penting dalam menyampaikan informasi atau berita kepada masyrakat luas, karena berita akan lebih mudah dicerna dan apik disampaikan kepada khalayak. Cara pembawaan dan image dari seorang news anchor juga turut mempengaruhi apakah berita yang disampaikan akan diterima dengan baik atau tidak. (Baca juga: Teori Komunikasi Kelompok)
Misalnya, kita tentu mengenal beberapa nama news anchor kawakan negeri ini yang terpandang sebagai orang cerdas dan tidak cenderung kepada pihak-pihak tertentu saat menyampaikan berita. Berita yang disampaikan oleh news anchor semacam itu akan lebih diterima dan dipercaya kebenarannya oleh masyarakat umum, karena secara tidak langsung mereka juga mempercayai siapa yang menyampaikannya. Pembawaan dan bagaimana seorang news anchor dalam menggali informasi dari narasumber juga akan mempengaruhi bentuk berita yang disajikan. (Baca juga: Peran Media Komunikasi Politik)
B. Narasumber
Berita yang baik tentunya harus memiliki informasi dari narasumber yang terpercaya serta memiliki kredibilitas baik, dan hal itu berlaku untuk jurnalistik pada semua media massa. Ciri khas dalam jurnalistik televisi adalah khalayak atau penonton bisa menyaksikan dan mendengar langsung informasi apa yang diberikan oleh narasumber melalui gambar dan suara sekaligus secara langsung. Maksudnya secara langsung disini adalah media lain lebih banyak mengutip seperti menyalin informasi dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau merekam hanya suara saja untuk media radio. (Baca juga: Teknik Dasar Fotografi)
Namun melalui televisi, khalayak dapat mendengar sekaligus melihat bagaimana narasumber menuturkan informasi yang dimilikinya, tanpa disadur melalui tulisan atau hanya rekaman suaranya saja. Dengan begitu, khalayak dapat merasa lebih mempercayai berita yang disampaikan karena menyaksikan langsung bagaimana kesaksian atau informasi yang diberikan oleh narasumber terkait. Khalayak juga bisa mendapatkan kepuasan karena menyaksikan langsung apa saja yang disampaikan narasumber, bukan hanya menerima melalui perantara media yang telah disadur. (Baca juga: Teori Spiral Keheningan)
C. Bahasa
Sebagai bagian dari ilmu komunikasi yang tak lepas dari penuturan dan penyampaian informasi, bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalam jurnalistik termasuk juga jurnalistik televisi.
Dalam jurnalistik televisi, bahasa yang diterapkan dipadupadankan sedemikian rupa untuk menyatukan gambar, kata-kata, dan suara secara sekaligus. Hal ini dilakukan guna menghasilkan berita yang bermutu dan dapat dicerna serta diterima dengan baik oleh khalayak masyarakat luas. Karena sasarannya adalah masyarakat luas, bahasa yang digunakan dalam jurnalistik televisi pun cenderung lebih ringan dan sederhana.
Bahasa dalam jurnalistik televisi tidak menggunakan tata bahasa baku yang sering kita pelajari dalam materi Bahasa Indonesia, namun lebih kepada bahasa tutur sehari-hari yang banyak digunakan masyarakat. Dengan begitu, berita yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan direlasikan oleh masyarakat, serta tidak merasa kalau berita itu bukan bagian dari mereka dan tidak penting karena perbedaan gaya bahasa. (Baca juga: Model Komunikasi)
Perbedaan Karakteristik Jurnalistik Televisi dengan Media Lain
Sebelumnya sudah sedikit diulas kalau jurnalistik televisi berbeda dengan media lain, namun apa saja perbedaan lengkapnya? Berikut adalah perbedaan jurnalistik televisi dibandingkan dengan jurnalistik pada media lain:
- Televisi bersifat audi-visual sehingga dapat dilihat dan didengar sekaligus, sedangkan media lain hanya dapat dilihat saja atau didengar saja. (Baca juga: Analisis Framing)
- No picture = no news. Dalam jurnalistik televisi, gambar sangat memiliki peran yang besar dalam proses pengumpulan berita, karena gambar memiliki impact dan gambaran realita yang lebih kuat. (Baca juga: Etnografi Komunikasi)
- Jangkauan penyampaian berita jurnalistik televisi lebih luas dibanding media cetak dan radio, dimana kebanyakan televisi berskala nasional serta menyampaikan berita lebih global. (Baca juga: Strategi Komunikasi Pemasaran)
- Penyebaran berita yang cepat dalam jurnalistik televisi, yang dapat dilihat dari berbagai breaking news yang menyajikan siaran langsung saat kejadian berlangsung. Sedangkan media langsung lebih membutuhkan waktu dalam penyampaian dan penyebaran berita, terutama media cetak yang paling cepat dapat terbit satu hari. (Baca juga: Teori Fenomenologi)
- Jurnalistik televisi lebih mengutamakan berita atau peristiwa yang terekam oleh kamera, karena peristiwa jenis tersebut lebih dapat dipahami dan menarik penonton sehingga tidak terasa monoton. (Baca juga: Teori Komunikasi Organisasi)
Demikianlah pembahasan mengenai jurnalistik televisi yang merupakan bagian dari ilmu jurnalistik dan tentunya ilmu komunikasi secara umum. Semoga pembahasan ini dapat berguna bagi Anda yang sedang mencari informasi mengenai jurnalistik televisi, berikut pengertian dan unsur-unsur di dalamnya. Diharapkan informasi dalam pembahasan ini dapat lebih menambah pemahaman kita terhadap teori jurnalistik televisi.