Konstruksi Realitas Sosial Media Massa – Teori dan Tahapan

Konstruksi realitas sosial merupakan hal yang penting untuk dipelajari bagi masyarakat. Realitas sosial ini juga memilki kaitan yang kuat dengan media massa. Sebagai sarana penyampai informasi kepada masyarakat luas, media masa memiliki kekuatan dalam membentuk realitas sosial di dalam masyarakat. Konstruksi realitas sosial dalam media massa memiliki karakteristik dan tahapan tertentu yang menarik untuk disimak. Artikel ini akan menjabarkan teori serta tahapan konstruksi realitas sosial dalam media massa.

Baca juga

Teori Konstruksi Sosial – Berger & Luckmann

Istilah konstruksi sosial merupakan teori yang awalnya dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann di bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality. Di dalam buku ini, mereka menjelaskan istilah realitas sosial, yang kemudian didefinisikan dikatakan memiliki dimensi subjektif dan objektif.

Realitas sosial dapat diciptakan oleh manusia secara objektif melalui suatu proses ekternalisasi, yang artinya bagaimana realitas objektif tersebut mempengaruhi proses internalisasi, yang merupakan jenis realitas yang subjektif. Manusia dan masyarakat dalam hal ini berhubungan secara dilektis. Hal ini menandakan bahwa manusia bukannya suatu produk akhir, melainkan suatu proses yang akan segera terbentuk.

Manusia tidak akan pernah diam atau stagnan dalam menjalankan hidupnya di tengah masyarakat. Berger dan Lukmann mendefinisikan manusia dengan istilah dialektis, dinamis dan plural. Manusia bukannya suatu realitas tunggal akhir. Manusia adalah realitas yang dinamis dan plural. Dapat diketahui, sikap manusia dalam menghadapi kenyataan sangatlah relatif. Hal ini menandakan bahwa realitas sangatlah plural bergantung pada manusianya. Proses dialektis manusia ini dijabarkan Berger dan Luckmann memiliki tiga proses penting, yakni ekternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. (baca: teori komunikasi menurut para ahli)

Tahapan Konstruksi Sosial

Dalam kaitannya dengan konstruksi realitas sosial dalam media massa, James Carey menjelaskan bahwa konstruksi realitas sosial itu sendiri terjadi karena beberapa tahapan. Ia menjelaskan 4 tahapan penting dalam pembentukan realitas sosial sebagai berikut:

  1. Konstruksi. Aktor sosial, dalam hal ini manusia, memiliki peran dalam mengembangkan suatu konsep untuk menjadi kenyataan. Pengetahuan yang digunakan manusia memiliki sifat tidak terlihat dan relatif.
  2. Pemeliharaan. Pemeliharaan akan konstruksi sosial yang dikembangkan sebelumnya wajib dilakukan oleh manusia. Pemeliharaan mesti dilakukan secara terus menerus agar konstruksi sosial tetap berjalan. Bila tidak dipelihara, konstruksi sosial akan diabaikan oleh masyarakat. Perlu diingat bahwa realitas sosial memiliki sifat dinamis, sehingga harus dijaga bentuknya. (baca: Teori Difusi Inovasi)
  3. Perbaikan. Manusia juga perlu melakukan perbaikan akan konstruksi sosial. Perbaikan ini dapat dilakukan bila beberapa aspek dalam konstruksi sosial tersebut mulai hilang atau dilupakan oleh masyarakat. Hal ini dilakukan seiring dengan berjalannya waktu. (baca: Teori Komunikasi Kelompok)
  4. Perubahan. Perubahan akan konstruksi sosial juga dimungkinkan untuk dilakukan seiring dengan perubahan zaman. Dengan berkembangnya zaman, suatu konstruksi sosial bisa saja kehilangan makna dan pendukungnya. Perubahan terhadap konstruksi sosial dilakukan agar menjadi relevan dengan kehidupaan generasi berikutnya. (baca: teori Efek Media Massa)

Harus dipahami bersama bahwa realitas sosial memiliki sifat yang berbeda dengan realitas fisik. Sebagai contoh, realitas alam seperti hutan, pegunungan, pantai merupakan sesuatu yang didapatkan manusia secara alamiah.

Hal ini merupakan realitas fisik. Bagaimana manusia memberikan makna terhadap realitas fisik tersebut dilakukan secara sosial. Meski begitu, realitas sosial juga dapat dilakukan pada benda yang tidak tampak, sebagai contoh hubungan antar manusia dan peran sosial, termasuk didalamnya konstruksi realitas sosial dalam media massa.

Baca juga:

Fungsi Media Massa dalam Konstruksi Sosial

Media massa merupakan sarana untuk membangun Komunikasi massaProses komunikasi massa memiliki sifat komunikasi yang luas dan menyebar. Dalam bentuk komunikasi masa, baik pengirim maupun penerima informasi dalam lingkup masa dianggap tidak saling kenal. Media massa sendiri memiliki dua pandangan yang berbeda yakni pandangan positivisme dan konstruktivisme. Berikut adalah perbedaan konsep tersebut dalam kaitannya dengan fungsi media massa. (baca: Literasi Media)

  • Fungsi media massa menurut teori positivisme

Dalam pandangan ini, media massa memiliki fungsi sebagai alat penyalur pesan. Media massa adalah sarana dimana informasi disebarkan komunikator, dalam hal ini jurnalis, kepada masyarakat luas. Media massa dipandang sebagai alat yang netral dengan tugas utamanya menyalurkan pesan. (baca: Etnografi Komunikasi)

  • Fungsi media massa menurut teori konstruktivisme

Berbeda dengan pandangan sebelumnya, menurut padangan konstruktivisme, media tidak hanya memilki peran sebagai penyalur pesan, melainkan sebagai subjek dalam konstruksi sosial, yang memiliki pandangan sendiri dan keberpihakan. Media massa merupakan aktor konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. Berita yang dibaca dari media massa tidak hanya memberikan realitas sosial, melainkan juga menunjukan konstruksi sosial dari media tersebut. Media massa membentuk realitas sosial lewat pemberitaan yang dilakukannya. Hal ini berhungan erat dengan bagian berikutnya dari artikel ini. (baca: Sejarah Televisi di Indonesia)

Media massa secara aktif membentuk realitas sosial dengan mengambil framing dari suatu kejadian untuk diberitakan kepada masyarakat. Media tidak hanya memilki peran memilih peristiwa dan sumber berita, namun juga mendefinisikan peristiwa dan sumber berita tersebut menurut media massa tersebut.

Tahapan Konstruksi Realitas Sosial dalam Media Massa

Konstruksi sosial dalam media massa memiliki beberapa tahapan penting yang dapat dijelaskan sebagai beritku:

1. Persiapan Materi Konstruksi

Tahapan ini menjadi tugas dari redaksi suatu media masa. Kemudian tugas ini dibagikan kepada desk editor yang membidangi suatu topik tertentu. Dalam tahapan ini, terdapat tiga komponen penting yan harus diperhatikan, yakni:

  • Keberpihakan media pada kapitalisme. Pada zaman sekarang, kebanyakan media massa dimiliki oleh kapitalis, yang memiliki arti bahwa media massa digunkan sebesar besarnya untuk menghasilkan keuntungan.
  • Keberpihakan semu pada masyarakat. Media massa memilki bentuk keperpihakan masyarakat dalam bentuk empati, simpati dan partisipasi aktif lainnya pada masyarakat. Meski begitu, kepentingan modal menjadi hal yang paling penting bagi media massa. (baca: Teori Dramaturgi)
  • Keberpihakan pada kepnetingan umum. Bagian ini seharusnya menjadi keberpihakan yang dimiliki oleh setiap media massa. Namun, poin ini kini kalah oleh keperpihakan pada kepentingan tertentu. (baca: Teori Komunikasi Massa)

2. Penyebaran Konstruksi Sosial

Penyebaran konstruksi sosial dilakukan dengan strategi media massa. Konsep penyebaran konstruksi sosial yang kini dipentingkan adalah sebran yang real time. Kini masyarakat menuntut keupdatean dari setiap berita yang dikeluarkan media massa. Konsep aktulitas dari media massa menjadi pertimbangan utama dalam membentuk konstruksi realitas sosial dalam media massa. Seperti yang disebutkan sebelumnya, ciri media massa adalah informasi yang dilakukan bersifat satu arah. Hal ini membuat media massa memiliki kendali penuh terhadap informasi yang disebarkan. Apa yang dianggap penting oleh media massa, akan menjadi penting pula bagi pembaca, pendengar atau penontonnya. (baca: Jenis Program televisi)

3. Pembentukan Konstruksi Realitas

Tahapan ini kembali dibagi menjadi tiga tahapan penting yang terdiri dari:

  1. Konstruksi realitas pembenaran. Bagian ini artinya media memiliki power dalam membentuk realitas pembenaran di masyarakat. Hal ini didorong sikap masyarakat yang masih membenarkan informasi apa pun yang ada di media massa. Hal ini berarti realitas sosial yang dibagun dari media massa dapat dijadikan pembenaran akan suatu hal. (baca: Jurnalistik Televisi)
  2. Kesedian Konstruksi media massa. Mengetahui keadaan di poin pertama, media massa dalam membentuk realitas sosial artinya mendapat kesediaan dari masyarakat untuk dikonstruksi realitas sosialnya. Kebenaran yang disebutkan sebelumnya tidak lain adalah bentuk kesedian manusia untuk dibentuk realitas sosialnya oleh media massa. (baca: Pengertian Media Menurut Para Ahli)
  3. Pilihan konsumtif. Pada bagian ini, masyarakat telah bergantung pada kehadiran media massa, sehingga disebut sebagai pola konsumtif. Misalnya, pilihan seseorang untuk selalu membaca koran di pagi hari sebelum melakukan aktivitas di hari tersebut. (baca: Konvergensi Media)

4. Konfirmasi Konstruksi Sosial

Pada tahap ini, media massa dan pembacanya memberi penilaian akan argumentasi dan akuntabilitas dari informasi yang ditampilkan media. Ini adalah tahapan pemilihan media dan masyarakat dalam pembentukan realitas sosial. Media perlu menjelaskan mengapa mereka terlibat dalam suatu proses konstruksi sosial. Bagi masyarakat, mereka juga akan mengkonfirmasi apakah mereka mau untuk dikonstruksi realitas sosialnya oleh media massa. Sebagaimana yang diketahui, media massa memiliki kekuatang yang besar sebagai sumber informasi, sumber pengetahuan dan sumber pembentukan realitas sosial.

Baca juga:

Konstruksi realitas sosial dalam media massa merupakan bagian yang penting untuk dibahas dan dipelajari oleh masyarakat. Hal ini berguna agar masyarakat selalu ingat bahwa hadirnya media massa tidak hanya sebagai pembawa informasi, namun juga berperan aktif dalam membentuk realitas sosial di masyarakat.