Akulturasi Komunikasi Antar Budaya

Seiring perkembangan jaman, perpindahan maunia ke berbagai tempat menjadi hal yang biasa. Disini lah komunikasi antar dua budaya dapat terjalin dengan mudahnya. Saat kedua budaya berinteraksi maka akan sangat memungkinkan terjadi suatu akulturasi yakni saat suatu kebudayaan dihadapkan pada kebudayaan asing. Melalui interaksi komunikasi antar budaya ini suatu kebudayaan asing akan diadopsi oleh suatu kebudayaan lain tanpa menghilangkan apa yang menjadi jati diri kebudayaan tersebut.

Pengertian Akulturasi

Thomas Glick akulturasi adalah proses pergantian budaya yang diset dalam gerakan dari pertemuan sistem budaya yang otonom. Hal tersebut menghasilkan sebuah peningkatan persamaan antara satu dengan yang lainnya.

Robert Redfield, Ralph Linton dan Melville Herskovits menjelaskan bahwa akulturasi merupakan sebuah hasil ketika dua kelompok budaya dari individu-individu saling bertukar perbedaan budaya, timbul dari keberlanjutan perjumpaan pertama. Dimana terjadi perubahan dari pola asli kebudayaan dari kedua kelompok tersebut.

Akultrasi dapat diartikan suatu proses penyesuaian diri dari orang asing dengan dan memperoleh budaya pribumi yang yang nantinya menjadi sebuah asimilasi. Asimilasi adalah bentuk tertinggi dari akultrasi yang dimungkinkan terjadi secara teori. Bagi sebagian besar orang asing (imigran), asimilasi mungkin menjadi hal yang senantiasa diupayakan dalam kehidupanya di tempat barunya tersebut..

Akulturasi dapat diartikan pula sebagai suatu proses sosial yang terjadi tatkala suatu kelompok sosial yang memiliki kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lama kelamaan akan di serap ke dalam kebudayaannya sendiri namun tidak menyebabkan hilangnya jatidiri dari kebudayaannya sendiri.

Baca juga :

Pengertian Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya menurut Moss adalah komunikasi yang terjadi di antara orang- orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau  sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Dimana Moss lebih lanjut menjelaskan kebudayaan adalah cara  hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari  generasi ke generasi.

hal yang sama juga disampaikan oleh Samovar dan Porter yang menyatakan bahwa  komunikasi antar budaya terjadi  manakala bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut membawa serta latar belakang budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai.

baca juga: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi – Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli

Young Yun Kim juga berpendapat demikian bahwa Komunikasi antar budaya adalah suatu peristiwa yang merujuk dimana orang-orang yang terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki latar belakang budaya yang berbeda

Sehingga dapat kita garis bawai bahwa komunikasi antar budaya merupakan sebuah peristiwa komunikasi manakala seseorang dengan suatu latar belakang berinteraksi dan berkomunikasi dengan seseorang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Dapat dikatakan pula sebagai peristiwa bertemunya dua kebudayaan yang berbeda.

baca juga: Jenis Metode Penelitian Kualitatif – Sejarah Televisi di Indonesia

Variabel-variabel Komunikasi Dalam Akulturasi

Di dalam akulturasi juga terdapat beberapa variabel dari komunikasi, diantaranya:

1. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berdasarkan pada proses mental dari seseorang guna mengendalikan dan mengatur dirinya baik dengan lingkungan sosio-budayanya maupun didalam lingkungan sosio-budayanya yang meliputi bagaimana ia melihat meliat, mendengar, memahami dan memberi timbal balik pada lingkungannya.

Dalam hal ini variabel komunikasi interpersonal yang terpenting dalam akulturasi adalah sejauh mana presepsi kognitif orang asing (imigran) terhadap lingkungan barunya (lingkungan pribumi). Bagaimana ia berpandangan mengenai lingkungan tersebut, yang kemudian semakin dia masuk kedalam lingkungan pribumi tersebut maka presepsinya atas lingkungan pribumi menjadi itu semakin kompleks menyangkut berbagai hal dala kehidupanya.

Baca juga :

2. Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial disini dapat dibagi menjadi komunikasi antar personal dan komunikasi massa. Komunikasi antar personal berlangsung sebagaimana hubungan antar personal yakni antara individu satu dengan individu lainya. Kaitanya dalam hal ini yakni antara individu imigran dengan individu pribumi. Sementara komunikasi masa disini menyangkut komunikasi individu imigran dengan lingkungan barunya. Komunikasi disini menjadi sangat petani manakala komunikasi menjadi salah satu jembata menuju terjadinya akulturasi. Komunikasi yang baik tentu akan mempercepat dan menambah kemungkinan untuk terjadinya suatu akulturasi.

Baca juga :

3Lingkungan Komunikasi

Kondisi lingkungan sangat berpengaruh pada berlangsungnya komunikasi antara imigran dengan lingkungan barunya dan begitu pula sebaliknya. Oleh karenanya lingkungan komunikasi ini juga sangat berpengaruh pada bagaimana imigran dapat masuk ke lingkungan barunya sehingga dapat terjadi suatu akulturasi. Lingkungan komunikasi yang baik tentu akan mempermudah terjadinya akulturasi. Dalam hal ini kondisi lingkungan etnisitas yang sedikit terbuka kepada orang asing yakni imigran dapat menjadi faktor pendukung terjadinya akulturasi, begitu pulas sebaliknya jika lingkungan etnisitas itu sangat tertutup maka akan sulit untuk terjadinya akulturasi.

Baca juga :Komunikasi Dua Arah – Komunikasi Internasional

Potensi Akulturasi

Berikut beberapa potensi akulturasi yang biasa terjadi saat terjalinnya suatu komunikasi, antara lain:

  • Kemiripan antara budaya asli (imigran) dan budaya pribumi

Semakin mirip budaya asli imigran dengan budaya pribumi yang menjadi lingkungan barunya akan mempermudah dan mempercepat untuk terjadinya akulturasi. Semakin mirip budaya tersebut maka seseorang yang awalnya berada pada lingkungan budaya yang satu tidak perlu banyak penyesuaian saat dia berada pada lingkungan budaya yang kedua. Karena tidak perlu banyak penyesuaian inilah yang menyeabkan kemiripan budaya akan mempercepat dan mempermudah untuk terjadinya akulturasi.

Baca juga : Teori Semiotika Roland Barthes – Teori Feminisme Menurut Para Ahli

  • Usia pada saat berimigrasi

Usia pada saat bermigrasi juga menentukan bagaimana terciptanya akulturasi. Dalam hal ini pada saat seseorang masih kecil dan berpindah tempat yang baru dan tumbuh besar disana maka ia dengan sendirinya akan mengikuti budaya di linkungan barunya. Sementara saat seseorang berpindah tempat pada saat ia sudah dewasa akan memerlukan waktu dan penyesuaian untuk terjadinya akulturasi karena ia sudah membawa budaya dari mana ia berasal.

Baca juga : Teori Jarum Hipodermik – Teori Komunikasi Persuasif

  • Latar belakang pendidikan

Latar belakang pendidikan juga mempengaruhi terjadinya akulturasi. Saat mayoritas pada lingkungan pribumi memiliki pendidikan yang baik biasanya juga akan lebih mudah menerima seseorang untuk masuk pada lingkunganya. Begitu pula saat imigran memiliki pendidikan yang baik ia akan lebi muda menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Dalam hal ini, lingkungan dengan pendidikan yang baik juga akan memiliki komunikasi yang baik sehingga akan mempermudah dan mempercepat terjadinya akulturasi.

  • Karakteristik dan Kepribadian

Linkungan dengan karakteristik yang baik seperti bersahabat dan memiliki toleransi yang tinggi akan mempermudah dan mempercepat terjadinya akulturasi. Berbeda halnya dengan lingkungn yang tertutup dan intoleran jelas akan sulit untuk terjadinya akulturasi. Ole karenanya karakteristik dan kepribadian baik dari lingkungan maupun si imigran sangat menentukan bagi terjadinya akulturasi.

  • Pengetahuan tentang budaya pribumi sebelum migrasi

Pengetahuan tentang budaya pribumi sebelum migrasi sangat penting bagi imigran. Saat dia mengetahui budaya pribumi terlebi dahulu sebelum bermigrasi maka dia dapat mempelajari terlebih dahulu mengenai budaya tersebut. Sehingga akan lebih mudah bagi imigran untuk nantinya menyesuaikan diri dengan budaya dari pribumi.

Baca juga : Teori Komunikasi Kelompok – Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Peran Komunikasi Dalam Mempermudah Akulturasi

Komunikasi dalam hal ini komunikasi antar budaya menjadi kunci bagi terjadinya akulturasi. Saat seseorang dalam hal ini imigran yang notabene memiliki budaya yang berbeda dengan lingkungan barunya tentu membutuhkan serangkaian proses dan juga penyesuaian diri. Dalam berbagai proses inilah komunikasi menjadi begitu penting baik komunikasi secara personal dengan individu lain dalam lingkungan baru maupun dengan lingkungan masyaraat yang luwas.

Dalam hal ini kondisi perbedaan budaya lah yang menjadi sorotan. Serangkaian proses dan penyesuain diri yang tidak terlepas dari komunikasi ini lah yang nantinya diharapkan terjadi sebuah akulturasi. Akulturasi akan sangat suli terjadi manakala tidak ada komunikasi yang baik. Begitu pula sebaliknya komunikasi yang baik, dengan timbal balik yang baik akan mempermudah terjadinya akulturasi.

Kuwalitas komunikasi baik dari individu dalam dalam lingkungan masyarakat pribumi atau masyarakat pribumi secara luwas dan juga dari si imigran atau pendatang sangat mempengaruhi mudah tidaknya terjadi akulturasi. Jika semua pihak memiliki komunikasi yang baik jelas akan mudah terjadi akulturasi begitupila sebaliknya.

Baca juga : Pengertian Media Menurut Para Ahli – Teori Efek Media Massa

Manfaat Mempelajari Akulturasi Komunikasi Antar Budaya

Mempelajari bahasan ini menjadi sangat penting terlebih kita sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman. Indonesia sebagai bangsa majemuk yang multikultural rentan terjadinya konflik jika tidak di resapi dengan baik oleh setiap masyarakat. Dengan mempelajari bahasan ini bagaimana akulturasi komunikasi antar budaya ini menjadi sebuah bahasan yang menarik jika kita lihat pada keberagaman bangsa Indonesia. Sebagai seorang yang terpelajar sudah barang tentu bagi kita untuk menghargai dan menghormati setiap perbedaan dan sebisa mungkin mendorong terjadinya akulturasi.