Kita hidup di era dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan begitu pesat. Kehadiran media baru seperti internet dengan berbagai macam aplikasinya telah membantu kita dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya pendidikan, pemerintahan, pemasaran, dan lain sebagainya.
Kemudian, kehadiran internet juga mengakibatkan informasi dari penjuru dunia mengalir dengan deras, hampir tidak ada sekat. Setiap orang bebas berekspresi melalui blog, websites atau laman, video dan lain-lain. Evolusi teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan globalisasi yang mempersingkat jarak dan waktu kita berkomunikasi melalui komunikasi elektronik.
Baca juga: Teori Komunikasi
Pengertian Media Baru
Terdapat beberapa pengertian mengenai media baru salah satunya seperti yang telah dijelaskan oleh Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987 : 16-17). Ia menamakan media baru sebagai media telematik yang merupakan perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula.
Perangkat media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi, sistem transmisi (melalui kabel atau satelit), sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi. Dan juga sistem penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur, dan sistem pengendalian (oleh komputer).
Lev Manovich, dalam The New Media Reader, mendefinisikan media baru dengan menggunakan 8 (delapan) proposisi, yaitu :
- Media baru vs Cyberculture. Cyberculture adalah berbagai macam fenomena sosial yang diasosiakan dengan internet dan jaringan komunikasi. Sementara itu, media baru menekankan pada objek budaya dan paradigma.
- Media baru adalah teknologi komputer yang dipakai untuk sebuah platform distribusi.
- Media baru adalah data digital yang dikendalikan oleh perangkat lunak tertentu.
- Media baru adalah adalah penyatuan antara konvensi budaya yang telah ada dengan konvensi perangkat lunak.
- Media baru adalah estetika yang telah ada sejak awal tahapan di setiap media baru modern dan teknologi komunikasi.
- Media baru mampu mengeksekusi algoritma lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya yang dilakukan secara manual atau melalui teknologi lain..
- Media baru adalah sebagai metamedia
- Media baru sebagai artikulasi paralel gagasan serupa dalam seni dan komputasi modern Pasca-Perang Dunia II.
Baca juga: Komunikasi Antar Budaya
Sementara itu, Martin Lister dkk dalam bukunya New Media: A Critical Introduction (2009 : 13) menyatakan bahwa terminologi media baru mengacu pada perubahan skala besar dalam produksi media, distribusi media dan penggunaan media yang berifat teknologis, tekstual, konvensional dan budaya.
Baca juga: Pengantar Ilmu Komunikasi
Karakteristik Media Baru
Denis McQuail dalam buku Teori Komunikasi Massa menjelaskan media telematik atau media baru tersebut memiliki beberapa ciri utama yaitu :
- Desentraslisasi – Pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok komunikasi
- Kemampuan tinggi – Pengantaran melalui kabel dan satelit. Pengantaran tersebut mampu mengatasi hambatan komunikasi dikarenakan pemancar lainnya. (Baca juga: Komunikasi Persuasif)
- Komunikasi timbal balik (interaktivitas) – Penerima dapat memilih, menukar informasi, menjawab kembali, dan dihubungkan dengan penerima lainnya secara langsung.
- Kelenturan bentuk, isi, dan penggunaan.
Baca juga: Komunikasi Politik
Sementara itu, Martin Lister dkk (2009 : 13-14) menyatakan bahwa media baru memiliki beberapa karakteristik, yaitu digital, interaktif, hipertekstual, virtual, jaringan, dan simulasi. (Baca juga: Prinsip-prinsip Komunikasi)
- Digital
Media baru mengacu media yang bersifat digital dimana semua data diproses dan disimpan dalam bentuk angka dan keluarannya disimpan dalam bentuk cakram digital. Terdapat beberapa implikasi dari digitalisasi media yaitu dematerialisasi atau teks terpisah dari bentuk fisik, tidak memerlukan ruangan yang luas untuk menyimpan data karena data dikompres menjadi ukuran yang lebih kecil, data mudah diakses dengan kecepatan yang tinggi serta mudahnya data dimanipulasi.
- Interaktif
Merupakan kelebihan atau ciri utama dari media baru. Karakteristik ini memungkinkan pengguna dapat berinteraksi satu sama lain dan memungkinkan pengguna dapat terlibat secara langsung dalam perubahan gambar ataupun teks yang mereka akses. (Baca juga: Komunikasi Antar Pribadi)
- Hiperteks
Teks yang mampu menghubungkan dengan teks lain di luar teks yang ada. Hiperteks ini memungkinkan pengguna dapat membaca teks tidak secara berurutan seperti media lama melainkan dapat memulai dari mana pun yang diinginkan. (Baca juga: Komunikasi Organisasi)
- Jaringan
Karakteristik ini berkaitan dengan ketersediaan konten berbagi melalui internet. Karakteristik ini melibatkan konsumsi. Sebuah contoh, ketika kita akan mengkonsumsi suatu teks media, maka kita akan memiliki sejumlah besar teks yang sangat berbeda dari yang tersedia dalam berbagai cara.
- Virtual
Karakteristik ini berkaitan dengan upaya mewujudkan sebuah dunia virtual yang diciptakan oleh keterlibatan dalam lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital.
- Simulasi
Simulasi tidak berbeda jauh dengan virtual. Karakter ini terkait dengan penciptaan dunia buatan yang dilakukan melalui model tertentu.
Baca juga: Komunikasi Massa
Teori-Teori Media Baru
Berbagai teori media baru berasal dari teori-teori media lama namun beberapa teori baru pun lahir sebagai bentuk kajian lebih lanjut mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
1. Medium Theory – Teori Media
Teori ini menjelaskan bagaimana media berpengaruh dalam menyebarkan informasi baik secara fisik maupun psikologis. Teori ini bermanfaat dalam memahami tentang berbagai media dan bagaimana masing-masing media dapat bermanfaat dalam mendistribusikan informasi. Melalui analisis yang tepat dan penerapan teori ini pada media yang relevan, maka pemilihan teori ini dapat juga digunakan secara tepat.
2. Uses and Gratifications Model – Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch
Teori ini mempelajari asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media atau sumber lain yang membawa pada terpaan media yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan serta akibat-akibat lain termasuk yang tidak kita inginkan.
Teori ini memiliki asumsi bahwa khlayak dianggap aktif dalam artian sebagian penting dari penggunaan media diasumsikan punya tujuan. Mereka menemukan bahwa khalayak menggunakan media untuk mengirim pesan, membantu mengembangkan citra diri, dalam kaitannya dengan sosial dan interaksi atau hiburan (Rakhmat, 2001 : 205)
Baca juga: Komunikasi Bisnis
3. Teori Difusi Inovasi – Everett Rogers
Teori ini menggambarkan bagaimana, mengapa, dan pada tingkatan apa teknologi baru berkembang dan diadopsi ke dalam berbagai konteks. Teori ini menggarisbawahi adanya 4 (empat) elemen utama yang mempengaruhi berkembangnya media baru yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu dan sistem sosial. Rogers mendefinisikan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi keputusan seorang individu untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi.
Baca juga : Psikologi Komunikasi
Pendekatan ini menyatakan bahwa tidak hanya pemimpin yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku khalayak melalui kontak personal, namun terdapat agen-agen perubahan lain dan penjaga pintu gerbang atau gatekeeper yang turut terlibat dalam proses difusi. Pendekatan ini menawarkan kerangka untuk mempertimbangkan bagaimana informasi mengalir melalui suatu jaringan dan faktor-faktor yang membentuk opini melalui pengambilan keputusan penggunaan teknologi.
Baca juga: Teori Public Relations
4. Participatory Media Culture – Henry Jenkins
Jenkins menguraikan cara-cara di mana budaya media baru menawarkan khalayak untuk secara bersama-sama mengambil peran sebagai konsumen media dan produsen media sekaligus. Jenkins berpendapat bahwa dalam Participatory Media Culture, orang mampu secara kreatif menanggapi isi media dengan menciptakan komoditas budaya mereka sendiri sebagai upaya mereka untuk menguraikan dan menemukan makna di dalam produk media dan pesan yang ada. Dalam Participatory Media Culture masyarakat dapat lebih mudah merespon dan memberikan kontribusi dan pesan kepada media.
Baca juga: Sosiologi Komunikasi
5. Social Construction of Technology
Teori Social construction of technology (juga disebut sebagai SCOT) adalah teori dalam bidang Sains dan Teknologi Studi. Teori ini berpendapat bahwa teknologi tidak menentukan tindakan manusia, melainkan tindakan manusialah yang membentuk teknologi. Mereka juga berpendapat bahwa cara teknologi yang digunakan tidak dapat dipahami tanpa memahami bagaimana teknologi yang tertanam dalam konteks sosialnya. SCOT merupakan respon terhadap determinisme teknologi dan kadang-kadang dikenal sebagai konstruktivisme teknologi.
Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya
6. A Three-Stage Model of Theory-Building (Carlile & Christensen)
Teori ini digunakan untuk melakukan terhadap konsep citizen journalism sebagai dampak media baru dimana setiap orang dapat berperan sebagai jurnalis.
Teori yang digagas oleh Carlile & Christensen ini menunjukkan bahwa kuatnya teori-bangunan muncul melalui tiga tahap yaitu deskriptif, kategorisasi dan normatif. Ada tiga sub-tahapan dalam deskriptif teori-bangunan yaitu, pengamatan fenomena, klasifikasi induktif dalam skema dan taksonomi, dan hubungan korelatif untuk mengembangkan model. Setelah penyebab didirikan, teori normatif berkembang melalui logika deduktif yang tunduk pada pergeseran paradigma Kuhnian dan Popperian falsifiability.
Baca juga: Komunikasi yang Efektif
7. Network Theory
Berkaitan dengan produksi komunikasi dan informasi dalam media baru, digunakan analisis Network Theory. Dalam ilmu komputer dan jaringan, yang dimaksud dengan teori jaringan adalah studi tentang grafik sebagai representasi hubungan simetris atau hubungan asimetris antara objek diskret. Teori jaringan memiliki aplikasi di banyak disiplin ilmu termasuk World Wide Web, Internet, jaringan sosial, dan lain-lain.
Baca juga: Etika Komunikasi
Manfaat Mempelajari Teori Media Baru
Setelah mempelajari Teori Media Baru, diharapkan kita dapat memperoleh beberapa manfaat bagi kita, yaitu :
- Memahami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
- Memahami aplikasi teori media lama untuk menjelaskan fenomena media baru
- Memahami aplikasi internet seperti e-learning, e-government, e-commerce
- Memahami bagaimana mengelola isi informasi dalam berbagai aplikasi media daring (online)
Baca juga: Gender dan Komunikasi
Itulah uraian singkat mengenai teori media baru dengan melihat pengertian, karakteristik, serta penerapan teori media lama untuk menjelaskan kaitan antara fenomena sosial dengan media baru. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan guna memperkaya pengetahuan kita tentang media baru.