Jika Anda pernah mendengar tentang konsep komunikasi vertikal dan horizontal, mungkin istilah komunikasi diagonal juga muncul bersamaan dengan kedua konsep itu. Komunikasi diagonal memang seperti layaknya komunikasi vertikal dan horizontal, merupakan bagian dari saluran formal dalam pola komunikasi organisasi. Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas lebih lanjut mengenai komunikasi diagonal dalam organisasi. (Baca juga : Media Massa Menurut Ahli)
Komunikasi Organisasi dan Pola Komunikasi di Dalamnya
Komunikasi organisasi bisa dibilang dapat ditemui hampir pada setiap lapisan masyarakat, karena kemunculan organisasi baik yang formal maupun nonformal adalah sesuatu yang tak bisa terlepaskan dari kehidupan sosial. Organisasi bukan saja sekumpulan orang yang bersatu dan membentuk susunan kepengurusan secara resmi, namun juga dapat terlihat dari setiap adanya tingkatan atau hierarki yang ada dalam masyarakat. Misalnya saja dalam institusi pendidikan seperti perguruan tinggi, hubungan antara dosen dan mahasiswa bisa dikategorikan sebagai organisasi karena adanya perbedaan tingkatan dimana yang satu lebih tinggi dari yang lainnya.
baca juga:
- Komunikasi Islam
- Komunikasi Gender
- Komunikasi Pembangunan
- Komunikasi yang Efektif
- Pengantar Ilmu Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sendiri merupakan hal yang sangat fundamental, karena tanpa adanya komunikasi yang baik maka akan sulit menjalankan roda organisasi dengan lancar dan terarah. Komunikasi organisasi berperan penting dalam proses penyampaian dan penerimaan informasi dalam organisasi, dimana dengan informasi tersebut para anggota organisasi dapat menyamakan pandangan dan membuat tujuan yang sama. Dengan begitu, organisasi dapat berjalan untuk meraih tujuan bersama yang telah ditetapkan dan disetujui oleh para pihak yang berada di dalamnya. (Baca juga : Teori Feminisme Menurut Para Ahli)
Terdapat dua pola dalam komunikasi organisasi, yaitu pola komunikasi dengan saluran formal dan saluran nonformal (informal). Saluran formal dalam pola komunikasi organisasi ada tiga, yaitu komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal:
- Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak yang memiliki perbedaan tingkatan dalam organisasi, bisa mereka yang lebih tinggi ke yang lebih rendah atau sebaliknya. (Baca juga : Karakteristik Media Massa)
- Komunikasi horizontal adalah komunikasi memanjang, dimana komunikasi ini terjadi antara pihak atau anggota organisasi yang memiliki tingkat yang sama baik dari segi kedudukan, jabatan, atau statusnya dalam organisasi. Biasanya komunikasi horizontal ini terjadi antara sesama anggota tim dalam divisi yang sama, atau peran lain yang memiliki tingkatan yang sama dengannya. (Baca juga : Komunikasi Bisnis Lintas Budaya)
- Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang terjadi menyilang dari segi tingkatan atau struktur organisasi, dan akan dibahas lebih lanjut pada bagian selanjutnya. (Baca juga : Akulturasi Komunikasi Antar Budaya)
Saluran nonformal atau informal yang terjadi dalam organisasi adalah segala bentuk komunikasi yang dilakukan tanpa ada keresmian atau keformalan, dan tentunya cenderung lebih santai dibanding saluran formal. Saluran komunikasi informal biasanya dilakukan pada jam-jam istirahat, atau waktu lain yang tidak membutuhkan keseriusan yang mendalam dalam mebahas sesuatu. Informasi atau topik yang dibahas dalam saluran komunikasi informal pun cenderung hal yang bersifat umum, seperti kejadian yang sedang hot di masyarakat, acara televisi, keadaan organisasi secara gamblang, dan lain sebagainya. (Baca juga : Proses Komunikasi Interpersonal)
Pengertian
Setelah mengetahui apa dan bagaimana posisi komunikasi diagonal dalam komunikasi organisasi secara keseluruhan, selanjutnya kita perlu menelaah lebih dalam mengenai apa itu yang dimaksud dengan komunikasi diagonal. Dari namanya, komunikasi diagonal adalah jenis komunikasi yang dilakukan menyilang dari tingkatan, peran, atau status yang ada dalam organisasi. Komunikasi diagonal dikatakan juga sebagai komunikasi yang memotong garis komunikasi vertikal dan horizontal, dimana komunikasi dilakukan menyilang antara pihak-pihak yang memiliki tingkat, struktur, dan level yang berbeda.
baca juga:
- Komunikasi Kesehatan
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
- Komunikasi Sosial
- Komunikasi Interpersonal
- Teori Interaksi Simbolik
Komunikasi diagonal merupakan pola komunikasi organisasi yang cukup unik karena agak menyimpang dari bentuk tradisional seperti komunikasi dari atasan ke bawahan, dari bawahan ke atasan, ataupun sesama pihak yang memiliki tingkatan sama. Komunikasi diagonal dilakukan dengan memutus alur komunikasi yang ditentukan oleh organisasi, yang biasanya harus melewati prosedur dan tahapan tertentu. (baca juga: Model – Model Komunikasi)
Misalnya, seorang anggota dari divisi A biasanya tidak bisa langsung berkomunikasi dengan pimpinan dari divisi B. Namun ada kalanya anggota dari divisi A tersebut memotong dan memutus prosedur yang ditetapkan kemudian langsung berkomunikasi dengan pimpinan dari divisi B karena ada satu dan lain hal. (Baca juga : Sejarah Perfilman Indonesia)
Praktik komunikasi diagonal ini tidak bisa dibilang buruk, namun tidak juga bisa dibilang selalu baik. Ad akalanya dalam organisasi dibutuhkan komunikasi yang instan dan mengikuti keadaan sehingga komunikasi diagonal pun menjadi pilihan. Terlebih lagi ritme kehidupan dalam organisasi yang cenderung sering berubah dan sangat dinamis, yang membutuhkan gerakan yang cepat dan pengambilan keputusan sesegera mungkin. Kalau sudah begitu, maka penggunaan komunikasi diagonal yang memotong garis vertikal dan horizontal yang tertata di organisasi menjadi jalan yang dianggap bisa menjadi solusi.
baca juga:
- Komunikasi Dakwah
- Komunikasi Kepemimpinan
- Komunikasi Organisasi
- Komunikasi Internasional
- Unsur – Unsur Komunikasi Politik
Namun di sisi lain, penggunaan komunikasi diagonal yang terlalu sering dan tidak digunakan pada saat-saat penting saja bisa menjadi permasalahan dalam organisasi. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa praktik komunikasi diagonal yang terlalu sering dan tidak disesuaikan dengan keadaan justru akana mengarahkan pada munculnya konflik atau chaos dalam organisasi. Memang organisasi yang terlalu kaku akan membuat anggotanya tertekan dan tidak nyaman, namun organisasi yang terlalu fleksibel dan memudarkan batas-batas aturan juga akan membuat timbulnya berbagai permasalahan yang dapat menggoyahkan pondasi bersama. (Baca juga : Komunikasi Dua Arah)
Artikel Terkait:
- Komunikasi Pembelajaran
- Proses Komunikasi Interpersonal
- Paradigma Penelitian Kualitatif
- Pengaruh Media Sosial
- Internet sebagai Media Komunikasi
Hambatan dalam Komunikasi Diagonal
Sebagaimana komunikasi lainnya secara general, komunikasi diagonal pun memiliki hambatan dalam pelaksanaan dan prakteknya sehari-hari. Berikut adalah beberapa hambatan komunikasi yang kerap ditemui, termasuk dalam komunikasi diagonal:
A. Hambatan Proses
proses dari komunikasi itu sendiri yang mencakup berbagai elemen dalam prosesnya. Hambatan itu bisa terletak pada si pengirim pesan, dimana ia kurang bisa meng-encode atau menyampaikan pesan dengan baik sehingga tidak dapat tersampaikan seperti harapannya. Hambatan dalam prosesnya juga bisa terletak pada media sebagai perantara penyampaian pesan atau dari sisi penerima pesan, dimana bisa saja terjadi perbedaan dalam memahami dan memaknai simbol tertentu. (Baca juga : Prinsip – prinsip komunikasi)
B. Hambatan Semantik
Hal ini berkaitan dengan penggunaan istilah tertentu dan pemahaman bahasa atas istilah-istilah yang digunakan. Istilah sering kali digunakan dalam berkomunikasi yang mana tidak semua orang memahami istilah tersebut, terlebih jika itu adalah istilah khusus yang digunakan di daerah atau komunitas tertentu. Maka jika si pengirim pesan berbicara dengan orang yang berasal dari daerah atau komunitas dan kelompok yang berbeda, bisa saja itu menjadi hambatan bagi si penerima pesan karena tidak memahami makna dari istilah yang digunakan. (Baca juga : Jenis Program Televisi)
C. Hambatan Fisik
Hambatan ini berkaitan dengan segala sesuatu yang tampak dan bersifat nyata atau terlihat. Hal yang sering menjadi hambatan fisik dalam berkomunikasi adalah lingkungan atau latar belakang (bisa suatu tempat atau suasana) dimana terjadinya komunikasi itu, misalnya suasana yang berisik membuat penerima pesan sulit menyerap informasi yang diberikan dengan baik. Hambatan fisik ini juga bisa berupa hambatan dari segi indera tubuh yang biasa digunakan untuk berkomunikasi, misalnya kesulitan berbicara, sehingga dapat sedikit menghambat proses komunikasi yang dilakukan. (Baca juga : Etnografi Komunikasi)
D. Hambatan Psikologis
Kebalikan dari hambatan sebelumnya atau hambatan fisik, hambatan ini lebih kepada hal yang tidak tampak dan tidak terlihat nyata namun terasa dalam diri masing-masing. Hal yang biasanya menjadi hambatan psikologis dalam berkomunikasi adalah adanya perbedaan nilai dan pandangan terhadap suatu hal, yang kemudian membuat sulitnya pengirim pesan untuk menyampaikan apa yang diinginkan kepada penerima pesan. Perbedaan pendapat atau pandangan ini akan menghambat dan menyulitkan terciptanya kesamaan makna terhadap suatu hal yang dikomunikasikan, dimana bisa menjadi timbulnya konflik antara pihak yang berkomunikasi. (Baca juga : Teori Agenda Setting)
Demikianlah pembahasan mengenai komunikasi diagonal dalam ranah komunikasi organisasi, mencakup pengertian dan pemahamannya, serta hambatan yang sering terjadi di dalamnya. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi dan dapat berguna untuk kita semua.