Dalam sebuah bidang keilmuan terkhusus dalam rumpun ilmu sosial penelitian kualitatif menjadi hal yang teramat penting dalam perkembangan ilmu pada rumpun tersebut. Penelitian kualitatif berperan menelisik sebuah realita sosial secara mendalam sampai kepada aspek paling dalam yang tak mampu dijawab oleh penelitian kuantitatif.
Gejala sosial yang dinamis membuat penelitian kualitatif menjadi metode yang tepat dalam penelitian sosial. Termasuk di dalamnya penelitian pada ilmu komunikasi. Penelitian kualitatif menempatkan manusia sebagai subyek utama penelitian yang mana dalam hal ini penelitian secara mendalam tidak dapat diungkapkan melalui deskripsi angka sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. (Baca juga: Komunikasi Interpersonal)
Baca juga :
Pengertian Paradigma
Penelitian pada hakikatnya adalah sebuah upaya untuk mencari kebenaran atau untuk menemukan kebenaran atas suatu kebenaran bahkan membenarkan suatu kebenaran. Paradigma menurut Bogdan dan Biklen adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian. (baca juga: Model Komunikasi Lasswell)
sementara itu menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik.
Senada dengan pendapat tersebut Friedrichs menambahkan bahwa paradigma merupakan suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
pendapat lain juga disampaikan oleh George Ritzer yang menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.
Baca Juga : Metode Penelitian Kualitatif – Metode Penelitian Komunikasi
Pengertian Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan suatu model penelitian yang bersifat humanistik, dimana manusia dalam penelitian ini ditempatkan sebagai subyek utama dalam suatu peristiwa sosial. Dalam hal ini hakikat manusia sebagai subyek memiliki kebebasan berfikir dan menentukan pilihan atas dasar budaya dan sistem yang diyakini oleh masing-masing individu. (baca: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi)
Paradigma kualitatif meyakini bahwa dalam suatu sistem kemasyarakatan terdapat suatu ikatan yang menimbulkan keteraturan. Keteraturan ini terjadi secara alamiah, oleh karenanya tugas seorang peneliti sosial adalah mencari dan menemukan keteraturan itu. (Baca juga: Jenis Program Televisi)
Berdasarkan hal tersebut penelitian kualitatif pada dasarnya adalah satu kegiatan sistematis untuk menemukan suatu teori dalam sebuah realita sosial bukan menguji teori atau hipotesis. Sehingga, secara epistemologis paradigma kualitatif senantiasa mengakui adanya fakta empiris dilapangan yang dijadikan sumber pengetahuan akan tetapi teori yang ada tidak dijadikan sebagai tolak ukur verifikasi.
Dalam penelitian kualitatif ini, proses penelitian menjadi lebih penting dari pada sekedar hasil. Dalam penelitian kualitatif, proses menjadi hal yang amat harus diperhatikan, dimana peneliti sebagai pengumpul instrumen harus mampu menempatkan dirinya pada posisi seobjektif mungkin sehingga data yang dikumpulkan menjadi data yang mampu untuk di pertanggungjawabkan.
Baca juga :
Pendekatan Dalam Penelitian Kualitatif
Terdapat beberapa pendekatan berdasarkan penelitian kualitatif, antara lain:
A. Pendekatan Fenomenologi
Menurut Bogdan dan Biklen peneliti dengan pendekatan fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan bagaimana peristiwa tersebut pengaruhya dengan manusia dalam kondisi dan situasi tertentu.
Karakteristik lain dari pendekatan fenomenologis adalah sebagai berikut.
- Tidak berasumsi mengenai berbagai hal yang dianggap berarti bagi bagi manusia yang menjadi subjek penelitian. (baca: Komunikasi Asertif)
- Memulai suatu penelitian dengan ketenangan berfikir guna mengungkap apa yang sedang diteliti.
- Melakukan penelitian secara mendalam sampai pada aspek subyektif perilaku manusia, sampai ke dalam dunia konseptual subjek sehingga mampu memahami makna bagaimana dan apa yang terkonstruksi di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari dari mereka yang diteliti.
- Mempercayai adanya banyak cara dalam kehidupan manusia yang dapat digunakan untuk menafsirkan pengalaman dari setiap individu melalui interaksinya dengan orang lain yang akan menimbulkan makna atas pengalaman tersebut menjadi sebuah realita. (baca: Konstruksi Realitas Sosial)
- Dalam pendekatan ini penelitian kualitatif menggunakan pendekatan yang mana peneliti menggunakan pandangan dari subjek yang ditelitinya.
Baca juga : Teori Fenomenologi –Teori Difusi Inovasi
B. Interaksi Simbolik
Interaksi simbolik merupakan suatu kerangka fenomenologi yang lebih baik dan terjabarkan atas pokok-pokok pemikiran yang lebih kongkrit. Pokok – pokok pikiran pendekatan interaksi simbolik adalah sebagai berikut:
- Sesuai dengan dasar dan perspektif fenomenologis, dimana interaksi simbolis berasumsi bahwa pengalaman manusia dijembatani oleh pemaknaan terhadap suatu peristiwa yang dialami.
- Manusia bertindak bukan atas dasar reaksi atau respon atas suatu yang ditetapkan sebelumnya, melainkan merupakan interpretasi dan pendefisian yang hanya dapat diketahui jika peneliti terlibat dalam proses interprestasi dan pendefinisian tersebut melalui observasi partisipan.(baca juga: Literasi Media)
- Interaksi bukan kegiatan yang terjadi begitu saja dan bukan pula kegiatan yang diataur sedemikian rupa.
- Interpretasi menjadi hal yang esensial dimana Interaksi simbolik menjadi paradigma yang menjelaskan secara konseptual. (baca juga: Karakteristik Komunikasi Massa)
- Teori dalam pendekatan ini bukanlah sebuah norma, aturan atau regulasi tertentu. Tetapi bagaimana teori ini dapat didefinisikan dan dan digunakan dalam situasi dan kondisi yang bersifat khusus.
- Pendekatan ini juga memandang susunan diri sebagai hal yang penting.
Baca juga : Teori Konstruksi Sosial – Teori Interaksi Simbolik
C. Etnometodologi
Etnometodologi merupakan pendekatan yang lebih fokus pada bidang kajian yang diteliti atau subjek matter. Bidang kajian etnometodelogi bukanlah suatu masyarakat yang khusus pada peristiwa tertentu, melainkan orang-orang yang berada dalam berbagai situasi dan kondisi yang ada dalam masyarakat.
Etnometodologi membahas berbagai hal untuk mengarti bagaimana dan apa yang manusia kerjakan, bagaimana menusia melihat dan menelaskan suatu peristiwa, bagaimana mendeskripsikan berbagai urutan dan golongan serta bagaimana tata tertib mengatur manusia dalam dunia dan lingkungan serta sistem dimana manusia itu hidup.
Baca juga : Etnografi Komunikasi – Teori Semiotika Ferdinand De Saussure
Analisis dan Pengambilan Kesimpulan dalam Paradigma Kualitatif
Terdapat beberapa cara untuk mengambil kesimpulan berdasarkan paradigma penelitian kualitatif, diantaranya:
- Induksi analitis
Induksi analitis adalah satu pendekatan analisis dan pengolahan data yang mengelompokan berbagai data tersebut ke dalam suatu konsep dan juga kategori tertentu. Dalam analisis ini data-data kualitatif dikelompokan berdasarkan atas suatu konsep dan kategori tertentu yang diperoleh berdasarkan data empiris dilapangan. (baca juga: Teori Komunikasi Antar Pribadi)
Dimana data-data tersebut dijabarkan bukan dalam bentu numerik melainkan dalam bentuk deskripsi, yakni dengan cara merubah dan mengolah data ke formulasi tertentu berdasar teori yang digunakan sehingga menjadi sebuah deskripsi atas suatu peristiwa atau realitas sosial yang terjabarkan secara padat dan mudah dipahami.
- Ekstrapolasi
Ekstrapolasi merupakan cara analisis dan kesimpulan dengan cara melakukan simultan pada saat proses induksi analitis. Analisis pengambilan kesimpulan pada pendekatan ini dilakukan secara bertahap. Dalam hal ini mulai dari satu kasus ke kasus lainnya. Sehingga nantinya akan diperoleh sebuah benang merah yang akan merujuak pada suatu teori tertentu. (baca: Pengantar Ilmu Komunikasi)
Dari proses analisis tersebut akan diperoleh data akhir yang menunjukan suatu gejala atau peristiwa tertentu yang nantinya menjadi suatu kesimpulan. Data akhir tersebutlah yang nantinya menjadi sebuah kesimpulan dan dirumuskan serta dikaitkan dengan suatu pernyataan teoritis.
Baca juga : Semiotika Komunikasi – Analisis Framing
Manfaat Mempelajari Paradigma Penelitian Kualitatif
sebagai pembelajar dalam rumpun ilmu sosial wajib bagi kita untuk mengetaui paradigma penelitian kualitatif. Dimana paradigma penelitian kualitatif ini merupakan salah satu yang wajib dalam kita ketahui dalam rangka memperdalam keilmuan ilmu sosial. Hal ini disebabkan bahwasanya keilmuan sosial yang menjadikan manusia sebagai subjek utamanya memiliki suatu perkemangan yang dinamis sehingga arus diungkap melalui sebuah metode yang mampu menjawab berbagai persoalan yang terikat dengan kehidupan manusia tersebut.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana sebuah peristiwa terjadi dan berbagai hal yang terkait dari peristiwa sosial tersebut melalui sebuah metode yang menjadikan observasi dan pendapat subjek sebagai sumber utama sehingga mampu mengungkap sampai pada apa yang menjadi akar permasalahnya. Dimana dalam hal ini angka dalam pendekatan kuantitatif tidak mampu menjawab suatu peristiwa sosial dampai pada akar permasalahannya.
Artikel Komunikasi Lainnya
- Teori Komunikasi Menurut Para Ahli
- Sosiologi Komunikasi
- Komunikasi Sosial
- Komunikasi Pertanian
- Etika Komunikasi
- Komunikasi Islam
- Teori Pers
- Fotografi Jurnalistik
- Komunikasi Bisnis
- Komunikasi Gender
- Komunikasi Interpersonal
- Jurnalistik Online
- Komunikasi Persuasif
- Komunikasi Politik
- Komunikasi Visual
- Komunikasi Internasional
- Psikologi Komunikasi
- Prinsip-Prinsip Komunikasi
- Media Komunikasi Modern
- Teknik Dasar Fotografi
- Sistem Komunikasi Indonesia