Komunikasi merupakan sebuah proses dimana pertukaran informasi antar individu terjadi. Sedangkan psikologi meneliti tentang kesadaran dan pengalaman manusia. Ada 3 ruang lingkup komunikasi yang dibahas oleh psikologi komunikasi, yaitu sistem komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, dan Komunikasi massa.
Komunikasi intrapersonal berbicara tentang proses komunikasi didalam diri individu (internal), seperti berpikir,dll. Komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi antara satu individu dengan individu lain, dan diperlukan adanya tanggapan (feedback) dari orang tersebut (baca juga: filsafat komunikasi). Sedangkan komunikasi Massa merupakan komunikasi yang dilakukan kepada sekumpulan manusia, dan terdapat proses sosial di dalamnya, baik melakui media massa atau secara langsung.
baca juga:
- Teori Efek Media Massa
- Teori – teori Komunikasi Antar Pribadi
- Teori Komunikasi Antar Budaya
- Teori Komunikasi Politik
- Teori Komunikasi Organisasi
Jika dilihat dari perspektif psikologi dalam komunikasi, terdapat beberapa macam teori psikologi komunikasi yang berkembang dalam masyarakat, yaitu:
1. Teori Kultivasi
Teori yang dicetuskan oleh George Gebner ini berasumsi bahwa media massa (khususnya Televisi) sangat ampuh digunakan untuk menanamkan ideology kepada publik (baca juga: Sosiologi Komunikasi). Teori Kultivasi meneliti menganai bagaimana televisi membentuk pandangan kita dari apa yang diinginkan dunia sosial; bagaimana kita menonton televisi; bagaimana efeknya pada kehidupan sehari hari seta pandangan dunia, bagaimana cara kita melihat televisi, serta dampak televisi terhadap penerimaan masyarakat (baca juga: teori fenomenologi).
Kemudian, teori kultivasi ini menyatakan bahwa televisi memiliki peran penting dalam membentuk atau mengkultivasi sebuah konsep serta cara pandang para audien atau penonton televisi terhadap ebuah realitas sosial yang dibentuk melalui televisi tersebut. Selain itu, keberadaan efek massif dari televisi yang menerpa khalayak secara bertahap dan terus menerus tanpa sadar membentuk sebuah persepsi mengenai realitas sosial bagi individu maupun terhadap budaya secara menyeluruh.
baca juga:
- Teori Semiotika Ferdinand De Saussure
- Teori Konstruksi Sosial
- Teori Dramaturgi
- Teori Fenomenologi
- Teori Difusi Inovasi
2. Teori Spiral Keheningan
Teori spiral keheningan atau rhe spiral of silence theory digagas oleh Elisabeth Noelle – Neumann, teori ini mengemukakan kecendurunga manusia untuk tetap diam, ketika merasa bahwa pandangannya bertentangan atau terlah berubah kearah yang bertentangan dengan pendapat mayoritas (baca juga: teori komunikasi kelompok). Penyebabnya adalah perasaan terisolasi atau konsekuansi negatif yang akan didapatkannya. Teori ini berasumsi bahwa ketika mengemukakan pendapat, manusia akan beruhasa untuk mengikuti pendapat mayoritas (consensus).
Teori Spiral Keheningan masih merujuk terhadap disiplin ilmu sosiopsikologi. Hal ini dikarenakan adanya situasi kemasyarakatan serta faktor kejiwaan manusia. Kemudian, hal ini menjadi sangat menarik bagi mayoritas masyarakat kala itu, karena adanya penyetaraan sosial. Selain itu, salah satu teori komunikasi massa ini juga hakikatnya bergantung pada opini yang berasal dari pikiran dan pengharapan seseorang. Oleh karena itu, teori ini hanya memiliki dua asumsi: opini yang diterima, atau yang tidak diterima oleh masyarakat, dan penyesuaian diri dengan persepsi terhadap suatu opini.
3. Teori Agenda Setting
Teori Agenda Setting yang digagas oleh Maxwell E. Comb dan Donald E. Shaw ini berfokus pada efek media massa terhadap pengetahuan. Menurut teori in media massa memiliki pengaruh terhadap apa yang dipikirkan oleh seseorang (baca juga: teori komunikasi organisasi). Media massa memiliki kemampuan untuk membuat agenda informasi yang diinginkan dan dianggap penting olehnya untuk mempengaruhi publik, sehingga informasi tersebut kemudian juga akan dianggap penting oleh masyarakat.
Hal sebaliknya juga berlaku, pemberitaan yang tidak penting bagi media, juga akan menjadi tidak penting dalam masyarakat. Dalam Teori Agenda Setting, opini mengenai suatu topik yang dipublikasikan oleh media massa dapat mempengaruhi opini publik, serta cara panda masyarakat terhadap topic tersebut (baca juga: manajemen public relations.
4. Teori Peluru/ Teori Jarum Hipodermik
Teori Peluru yang digagas oleh DeFleur ini mengasumsikan bahwa massa tidak memiliki kekuatan dalam menghadapi stimuli yang dikirimkan oleh media massa. Menurut teori ini media massa dapat menimbulkan efek yang kuat, langsung, terarah, dan segera (baca juga: komunikasi sosial).
Teori jarum hipodermik memeiliki beberapa aspek menarik yaitu:
- Media massa memiliki kemampuan yang sangat ampuh dalam menginjeksikan suatu ide kedalam benak seseorang secara mendalam, dalam hal ini orang tersebut dianggap didak berdaya untk melawan pengaruh yang diberikan media massa (baca juga: manajemen public relations).
- Mass audience tidak saling terhubung satu dengan yang lainnya, mereka hanya sama-sama terhubung dengan media massa. Jika individu-individu dalam mass audience memiliki pendapat yang sama mengenati suatu hal, hal itu disebabkan oleh pesan – pesan yang sama yang mereka terima. Bukan karena mereka saling berhubungan/ berkomunikasi satu dengan yang lainnya (baca juga: teori pers).
5. Teori Uses and Gratifications
Teori Kegunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory) yang digagas oleh Elihu Katz ini menitik beratkan penelitiannya pada permirsa sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Komuniikan berpartisipasi aktif sebagai bagian dari sistem komunikasi massa, dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurut teori ini, efek media massa merupakan situasi ketika kebutuhan tersebut terpenuhi (baca juga: komunikasi visual).
Teori ini mengemukakan bagaimana audiens memilih media yang mereka inginkan. Audienslah yang secara aktif memilih media berdasarkan kebutuhan dan keinginan mereka yang berbeda-beda dalam mengkomsumsi media. Teori ini merupakan sebuah kritik dari teori jarum hypodermis yang menganggap audiens pasif dalam menerima informasi dari media (baca juga: Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli).
6. Teori Psikoanalisis
Menurut Teori Psikoanalisis yang digagas oleh Sigmund Freud ini, manusia dikendalikan oleh keinginan yang terpendam di dalam dirimya. Prilaku kmanusia merupakan hasil interaksi dari tiga subsistem dalam kepribadian manusia itu sendiri, yaitu ID, Ego, dan Super ego. Berikut penjelasa ya:
- Id: kepribadian manusia yang menyimpan dorongan biologis, pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan, bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu. Id adalah tabiat hewani manusia (baca juga: metode penelitian komunikasi).
- Ego: nerupakan mediator antar sarat hewani dengan tuntutan rasional dan realistic. Ego bergerak berdasarkan prinsip rasionalitas dan menyesuaikan diri dengan realita, sehingga menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya.
- Super Ego: adalah hati nurani manusia, yang merupakan internalisai dari norma sosial dan kultural yang berlaku di masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat alam bawah sadar, super ego merupakan ‘polisi’ kepribadian manusia.
7. Teori Behaviorisme
Teori Behaviorisme merupakan teori yang mendasari munculnya teori jarum hipodermik. Teori ini mengemukakan bahwa prilaku manusia sangat dipengaruhi (dikendalikan) oleh alam/ lingkungannya (baca juga: komunikasi pertanian). Behaviorisme hanya menganalisa prilaku uang tampak saja, yang dapat di ukur dan diramalkan. Menurut teori ini, pengalaman merupakan satu-satunya jalan kepemilikan pengetahuan. Teori ini disebut juga sebagai teori belajar, karena menurut teori ini, seluruh prilaku manusia (kecuali insting) merupakan hasi belajar. Dimana belajar didefinisikan sebagai perubahan prilaku akibat pengaruh lingkungan.
Kemudian, pada dasarnya toeri ini lebih sering menganalisa perilaku yang tampak, dapat diukur, dan diramalkan. Oleh karena itu teori ini dinamakan teori belajar. Hal ini dikarenakan seluruh perilaku manusia merupakan hasil belajar. Dalam hal ini, belajar dinilai sebagai bahan perilaku organisasi yang mempengaruhi lingkungan. kebanyakan dari penganut teori ini tidak memperdulikan apakah perilaku individu tersebut baik atau tidak, rasional ataupun emosional. Karena pada dasarnya, behaviourisme hanya ingin mengetahui bagaimana suatu perilaku dikendalikan oleh keberadaan lingkungan sekitar. Selain itu, ciri dari teori ini adalah dimana unsur-unsur dan bagian kecil yang bersifat mekanistis, dan memiliki peran dalam lingkungan, serta pembentukan reaksi atau respon menjadi ciri utama dari teori ini.
8. Teori Kognitif
Teori Psikologi Kognitif yang dicetuskan oleh George Miller ini memiliki konsep bahwa manusia adalah mahluk yang aktif dalam mengorganisasikan dan mengolah informasi yang diterima (homo sapiens). Teori ini merupakan reaskri terhadap teori Behaviorisme yang mengganggap manusia hanya beresksi pasif terhadap lingkungan (baca juga: komunikasi persuasif). Teori Kognitif mengemukakan bahwa manusia selalu berusaha memehami dan berpikir tentang lingkungannya. Jiwalah yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan indra (menurut Decrates).
Teori ini juga termasuk dalam dua cabang ilmu besar yaitu psikologi dan komunikasi. Kemudian, teori ini menekankan terhadap proses pembelajaran yang diterapkan pada anak. Oleh karena itu, menurut teori ini, guru bukanlah sumber utama dalam proses pembelajaran bagi seorang anak dan tidak diwajibkan anak patuh terhadap perintah guru. Hal ini dikarenakan evaluasi dalam proses pembelajaran ini lebih menekankan proses yang telah dilalui dibandingkan dengan hasil.
9. Teori Humanistis
Teori humanistis menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens). Tidak seperti teori Behaviorisme, yang menganggap manusia seperti mesin yang dibentuk lingkungan, atau seperti teori Psikoanalisis yang menganggap manusia melalu dipengaruhi naluri primitive; teori Humanistic berpendapat bahwa manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi, dimana sang ‘aku, diriku, atau diri sendiri’ menjadi pusat.
Menurut teori ini, prilaku manusia berpusat pada konsep diri. Persepsi manusia tentang indentitas dirinya, yang sifatnya fleksibel. Dalam teori ini manusia dipandang selalu berusaha untuk mrnjadi lebih baik (baca juga: Komunikasi Bisnis Lintas Budaya).
10. Teori Disonansi Kognitif
Teori ini merupakan salah satu teori Kognitif, yang cukup terkenal dan dipelajari oleh orang yang mempelajari ilmu psikologi di seluruh dunia. Teori ini menjelasknan bahwa apa yang dilakukan seseorang kadang kala tidak sejalan dengan apa yang dipikirkan dan diketahuinya. Orang sering kali melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar. Contohnya perbuatan mencontek atau korupsi (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi).
Demikian artikel mengenai teori psikologi komunikasi ini. Anda juga bisa membaca teori – teori lainnya seperti teori komunikasi menurut para ahli, teori media baru, teori public relations,Teori Feminisme Menurut Para Ahli, Teori Komunikasi Pemasaran, Teori Semiotika Charles Sander Peirce, dll. Semoga bermanfaat..^^