Siapa yang tidak kenal Bung Karno atau Bung Tomo, yang dalam pidatonya mampu menyihir serta membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia di masa penjajahan dan masa mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia? Siapa juga yang tidak kenal Martin Luther King, yang berjuang melawan marjinalisasi kaum kulit hitam di Amerika Serikat? Mereka adalah segelintir dari sekian banyak tokoh dunia yang memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum. Kita bisa melihat catatan sejarah bagaimana bentuk perlawanan Bung Karno terhadap penjajahan Belanda melalui salah satu pidatonya yang terkenal “Indonesia Menggugat”. Kita juga bisa melihat bagaimana Bung Tomo menggelorakan semangat rakyat Surabaya untuk melawan tentara Sekutu.
Memiliki kemampuan berbicara di depan umum adalah salah satu keterampilan komunikasi yang harus kita miliki. Sejak kecil kita telah belajar untuk dapat berbicara di depan keluarga kita atau di depan teman-teman sekolah kita. Bagi pembaca yang kini mendalami Ilmu Komunikasi pastinya akan mempelajari retorika dan public speaking. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara sangatlah penting karena sebagian besar waktu yang kita gunakan adalah untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Berbicara di depan umum tidaklah mudah. Bagi yang memiliki bakat untuk berbicara di depan umum tentunya hal itu tidak menjadi masalah. Namun bagi mereka yang tidak terbiasa berbicara di depan umum maka hal itu merupakan masalah besar. Karena itu, kita perlu memahami cara berbicara di depan umum dan terus melakukan latihan. Agar, ketika kita mendapat kesempatan untuk berbicara di depan umum, kita telah siap dengan segala sesuatunya sehingga tidak ada lagi perasaan grogi, gugup, dan stress atau GGS.
Sebelum kita mempelajari cara berbicara di depan umum, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu public speaking.
Pengertian Public Speaking
Public speaking adalah proses merancang dan mengirimkan sebuah pesan kepada sekelompok khalayak. Public speaking yang efektif melibatkan pemahaman tentang siapa yang menjadi khalayak dan tujuan public speaking itu sendiri, pemilihan tema serta berbagai elemen yang dapat menghubungkan kita dengan khalayak, dan mengirimkan pesan kepada khalayak dengan terampil. Seorang pembicara yang baik adalah yang paham bahwa mereka harus membuat perencanaan, mengorganisasikan, dan merevisi berbagai materi dalam rangka mengembangkan sebuah pembicaraan yang efektif.
Setelah kita mengetahui dan memahami secara sekilas pengertian public speaking, kini saatnya kita mengetahui bagaimana cara berbicara di depan umum. Berikut adalah ulasan singkatnya.
1.Mempersiapkan public speaking dengan baik
Segala sesuatu yang akan kita lakukan hendaknya harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Seperti ketika kita ingin minum segelas teh manis hangat, maka kita juga harus mempersiapkan gelas, air hangat matang serta gula. Begitu pula dengan public speaking. Persiapan yang baik dapat mengurangi kecemasan kita ketika akan berbicara di depan umum. Selain kita mempersiapkan materi, fisik, non fisik, kita juga mempersiapkan hal-hal yang tidak terduga atau tidak kita ketahui. Oleh karena itu, kita harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai siapa yang menjadi khalayak, apa yang akan kita katakan, bagaimana kita menyampaikan pesan, dan di manakah tempat yang akan digunakan.
2. Menentukan tujuan umum
Tujuan umum merujuk pada tujuan besar yang ingin dicapai dalam menciptakan dan mengirimkan sebuah pembicaraan. Tujuan umum public speaking umumnya adalah untuk memberikan inofrmasi, mempersuasi, dan menghibur. (Baca juga : Prinsip-prinsip Komunikasi – Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi )
3. Menentukan tujuan khusus
Menentukan tujuan khusus dalam public speaking dilakukan dengan cara melakukan identifikasi terhadap “siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa“ dalam materi pembicaraan kita. Tujuan khusus hendaknya dinyatakan dalam sebuah kalimat yang mencakup juga tujuan umum, gambaran khalayak sasaran, frase preposisi sebagai intisari tema. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun tujuan khusus adalah khalayak dan situasi retoris. (Baca juga : Etika Komunikasi Massa – Teori Semiotika Roland Barthes)
4. Menentukan dan memilih tema
Menentukan dan memilih tema adalah sebuah proses. Kita selalu memulai dengan memilih ranah pengetahuan yang luas dan kemudian menyempitkannya menjadi sebuah tema yang dapat kita kelola dalam situasi retoris. Setelah kita menentukan tujuan khusus untuk pembicaraan yang akan kita lakukan, maka penentuan topik harus memperhatikan kesesuaian dengan tujuan umum, kesesuaian dengan khalayak, kesesuaian dengan konteks pembicaraan, dan kesesuaian dengan kerangka waktu. (Baca juga: Komunikasi Sosial – Komunikasi Asertif – Komunikasi Pembelajaran – Komunikasi Pertanian)
5. Memilih tema disesuaikan dengan minat
Proses pemilihan tema, hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, minat, pengetahuan, dan passion kita agar dapat berguna dan menarik perhatian khalayak. (Baca juga : Tahap-tahap Komunikasi yang Efektif – Komunikasi Informal)
6. Berpikir positif
Kita adalah apa yang kita pikirkan, begitulah orang bijak berkata. Berpikir positif terhadap diri sendiri jauh lebih baik dibandingkan berpikir negatif terhadap diri sendiri. Berpikir positif terhadap diri sendiri dapat mengurangi kecemasan kita ketika akan berbicara di depan umum. Kalaupun ada pemikiran negatif, ubahlah ke dalam pikiran positif. (Baca juga : Teori Feminisme Menurut Para Ahli – Teori Interaksi Simbolik)
7. Melakukan analisa terhadap khalayak
Terkadang khalayak yang kita bayangkan dalam pikiran kita hampir selalu lebih menakutkan dibandingkan dengan kenyataannya. Untuk itulah, kita harus memiliki informasi yang memadai tentang khalayak sehingga kita dapat menyampaikan pesan secara lebih efektif. Dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan dan minat khalayak, maka public speaking akan berjalan dengan efektif. (Baca juga : Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi)
8. Menyusun gagasan secara jelas
Kita harus memahami beberapa poin penting dari pesan yang akan kita sampaikan kepada khalayak. Poin-poin itu dapat kita susun dengan membuat outline yang jelas. Dengan begitu kita menjadi lebih mudah untuk mengetahui poin-poin penting yang memudahkan kita untuk berpindah dari satu poin ke poin lainnya tanpa perlu merasa takut akan kehilangan. Kita tidak perlu mengingat kata per kata atau kalimat per kalimat karena hal itu justru akan menambah tingkat stress yang kita alami. Akan lebih baik jika dalam menyajikan presentasi, kita dibantu dengan bantuan visual. Hal ini sekaligus merupakan salah satu cara manajemen stress dan kecemasan. (Baca juga: Jenis Metode Penelitian Kualitatif – Teori Public Relations – Teori Komunikasi Massa)
9. Melakukan penelitian guna mendukung gagasan
Untuk mendukung gagasan yang akan kita sampaikan dalam proses public speaking, maka kita perlu melakukan berbagai penelitian terlebih dahulu seperti data dan fakta agar apa yang akan kita sampaikan nantinya kepada khalayak dapat berguna dan memberikan nilai lebih. Hal ini menyangkut kredibilitas diri kita sebagai pembicara. Menggunakan berbagai kutipan dan sumber juga harus ditulis sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penuh etika. (Baca juga : Etika Komunikasi – Jenis-jenis Informasi – Etika Komunikasi di Internet).
10. Menghindari plagiarisme
Jika ide atau gagasan bukan milik kita atau bukan berasal dari pemikiran kita sendiri, maka kita harus menyebutkan darimana informasi itu berasal selama kita memberikan materi kepada khalayak. (Baca juga : Teknik Penulisan Berita – Nilai Berita – Jenis-jenis Berita).
11. Menyesuaikan bahasa tulisan dengan bahasa lisan
Dalam public speaking sangat tidak dianjurkan untuk menulis pesan kita sebagai sebuah manuskrip. Agar lebih efektif, kita harus mengubah bahasa tulisan ke dalam bahasa lisan. Bahasa lisan dapat membantu kita mengatasi rasa cemas yang kita rasakan karena dengan bahasa lisan kita seperti bercakap-cakap dengan teman dibandingan dengan penyampaian pesan secara formal. (Baca juga : Proses Komunikasi Interpersonal – Etika Komunikasi Antar Pribadi).
12. Menggunakan kata-kata yang jelas
Kata-kata yang digunakan dalam public speaking tidak boleh menimbulkan makna ganda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah menggunakan istilah yang khusus, menggunakan kata-kata yang sederhana, menghindari berbagai istilah teknis, tidak boros dalam menggunakan kata-kata, menggunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan yang sama dengan kata-kata yang berbeda. (Baca juga : Bahasa sebagai Alat Komunikasi – Komunikasi Visual)
13. Menggunakan kata-kata yang tepat
Kata-kata yang digunakan dalam public speaking harus sesuai dengan kepribadian kita sebagai komunikator, jenis pesan, keadaan khalayak, dan situasi komunikasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah menghindari kata-kata klise, hati-hati dalam menggunakan bahasa slang, hati-hati dalam menggunakan kata-kata dari bahasa asing, menghindari kata-kata yang tidak sopan, menghindari digunakannya penjulukan, dan menghindari pengunaan eufemisme yang berlebihan. (Baca juga : Komponen-komponen Komunikasi)
14. Menggunakan kata-kata yang menarik
Dalam public speaking, kata-kata yang digunakan tidak hanya tepat dan jelas, melainkan harus menarik, menimbulkan kesan kuat, kuat, dan menarik perhatian. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah memilih kata-kata yang dapat menyentuh hati khalayak, menggunakan kata-kata yang berwarna, menggunakan bahasa yang figuratif, dan menggunakan kata-kata tindak.
15. Berlatih dengan menciptakan kondisi yang sama dengan kondisi yang akan dihadapi
Adalah tidak cukup untuk melatih kemampuan kita berbicara di depan umum hanya dengan berbicara dalam hati. Untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesuksesan kita berbicara di depan umum, maka kita perlu untuk berlatih dengan suara lantang dalam sebuah kondisi yang diciptakan sesuai dengan kondisi yang akan kita hadapi. Jika kita melakukan kesalahan dalam proses latihan ini maka kita tidak boleh berhenti untuk melakukan koreksi namun terus melanjutkan latihan karena hal seperti itulah yang akan kita lakukan ketika kita berada di depan khalayak.
16. Berlatih dengan menggunakan cermin
Berlatih berbicara di depan umum dengan menggunakan cermin sangat penting untuk melihat penampilan kita sendiri ketika berbicara.
17. Memperhatikan apa yang kita makan
Apa yang kita makan dapat mempengaruhi penampilan kita di depan khalayak. Sangat disarankan untuk menghindari minuman berkafein karena kafein dapat membuat tangan kita gemetar. Makan makanan berkarbohidrat sangat dianjurkan karena dapat membantu memperlambat metabolism kita. Kita juga dianjurkan untuk menghindari makan makanan berminyak atau makanan pedas yang dapat mengganggu pencernaan kita. Jika kita mendapat kesempatan untuk memberikan materi di pagi hari maka jangan lupa untuk sarapan.
18. Menarik nafas dalam-dalam
Stress dapat memberikan efek negatif secara psikologis terhadap tubuh. Untuk itu, dengan menarik nafas dalam-dalam dapat membantu menolak efek negative dari stress. Cara untuk mengurangi stress salah satunya adalah dengan memberikan semacam tanda atau emoji menarik pada outline atau catatan yang kita pegang. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kita untuk jeda sejenak dan bernafas selama kita menyampaikan poin-poin penting kepada khalayak. Hal ini juga baik untuk memberi waktu kepada kita agar berhenti sejenak sebelum melanjutkan pembicaran. Kita bisa melihat kepada khalayak dan tersenyum. Hal ini juga dapat berdampak pada khalayak untuk rileks dan memberikan senyuman kepada kita.
19. Gerakan fisik
Gerakan fisik dapat membantu untuk menyalurkan beberapa dampak energi yang dihasilkan tubuh sebagai bentuk respon terhadap kecemasan. Jika memungkinkan, kita dapat bergerak di depan ruangan dibandingkan jika kita hanya berdiam diri di depan podium. Kita dapat bergerak mendekat ke arah khalayak dan diam sejenak. Jika kita merasa takut berada jauh dari podium dapat menyebabkan kita gugup maka kita hendaknya menggunakan outline dalam bentuk kartu catatan dibandingkan kertas. (Baca juga : Komunikasi Nonverbal –
20. Melatih vokal
Latihan vokal sangat penting dalam public speaking. Sebagai pembicara, kita perlu melatih vocal kita agar suara kita siap. Berbincang-bincang sebelum pembicaraan atau berdiam diri dapat membuat suara kita siap untuk presentasi. Kita juga bisa bernyanyi atau berlatih dengan suara sedikit keras.
21. Pemanasan fisik
Segera sebelum pembicaraan, kita dapat melemaskan otot-otot leher dan bahu, putar kepala ke kiri ke kanan. Biarkan tangan kita menggantung di sisi dan lemaskan bahu. Latihan atau pemanasan fisik seperti ini dapat membuat rileks dan mencegah otot-otot kita mengalami kram.
22. Fokus pada khalayak bukan fokus pada diri sendiri
Selama berbicara, kita hendaknya melakukan kontak mata dengan anggota khalayak. Dengan melihat kepada individu maka kita membentuk serangkaian kontak antara satu orang dengan satu orang lainnya sebagaimana dalam konteks komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Dengan demikian, khalayak menjadi tidak lagi menakutkan selagi kita memikirkannya. Khalayak dalam public speaking bukanlah khalayak massa yang anonim namun merupakan sekumpulan individu. (Baca juga : Sistem Komunikasi Interpersonal –
23. Mengelola selera humor yang dimiliki
Terkadang sebaik apapun perencanaan yang telah kita buat, hal-hal tidak terduga pun dapat saja terjadi. Justru hal-hal seperti itulah yang membuat situasi public speaking menjadi lebih menarik. Ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi pada kita sebagai pembicara, maka jangan biarkan hal itu mengganggu. Jika kita merasa tergganggu, maka hal itu akan merusak apa yang telah kita lakukan. (Baca juga : Pengantar Ilmu Komunikasi – Psikologi Komunikasi).
24. Visualisasi positif
Visualisasi positif merupakan cara untuk mengelola stress. Yang dimaksud dengan visualisasi adalah proses melihat sesuatu di dalam pikiran. Visualisasi merupakan sebuah bentuk dari hipnosis diri. Visualisasi positif melibatkan penggunaan imajinasi untuk menciptakan citra relaksasi. Jika kita membayangkan sesuatu hal yang positif, maka tubuh kita akan merespon seakan-akan hal itu adalah nyata. Visualisasi positif ini bukan dimaksudkan agar kita tidak melakukan latihan berbicara melainkan untuk meraih hasil positif sebagaimana yang kita bayangkan. Teknik ini telah digunakan dalam olahraga. (Baca juga : Cara Menjadi Penyiar Radio).
25. Desensitisasi sistematis
Desensitisasi sistematis adalah sebuah teknik modifikasi perilaku yang dapat membantu individu mengatasi kecemasan. Orang-orang yang memiliki fobia atau rasa takut yang tidak rasional cenderung untuk menghindari obyek yang mereka takutkan. Teknik ini mengubah penghindaran ini secara bertahap dengan cara mengekspos individu secara terus menerus dengan obyek yang mereka takutkan hingga mereka dapat memberikan toleransi terhadapnya. (Baca juga : Teori Media Massa – Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi)
26. Menjadi pendengar yang baik
Mendengarkan adalah salah satu keterampilan komunikasi yang harus dimiliki. Mendengarkan memiliki sifat fokus atau perhatian terkonsentrasi pada tujuan untuk memahami makna yang ditunjukkan oleh pembicara. Dalam public speaking, menjadi pendengar yang baik dapat memberikan kemampuan kepada kita untuk melakukan analisa apakah yang kita pikirkan adalah benar dan yang tidak benar dalam pembicaraan yang lain. Ketika kita mendengarkan orang lain dengan baik, maka sejatinya kita mulai mengambil lebih banyak beberapa komponen yang berhubungan dengan bagaimana orang membentuk berbagai macam argumen dan menyajikan informasi. (Baca juga : Komunikasi yang Efektif)
27. Memberikan konklusi yang kuat
Konklusi yang kuat sangat penting dalam public speaking karena pada tahap inilah kita sebagai pembicara memiliki kesempatan terakhir untuk menjelaskan pentingnya pesan yang kita sampaikan. Pada tahap ini, kita sebagai pembicara dimungkinkan untuk memberikan tanda berakhirnya pembicaraan dan membantu khalayak untuk mengingat kembali ide-ide utama. Cara mengakhiri public speaking adalah dengan menyatakan kembali gagasan dengan kalimat yang berbeda, melihat kembali poin-poin penting, dan membuat simpulan. Simpulan dibuat dengan berbagai macam cara misalnya dengan tantangan, kutipan, intisari, gambaran masa depan, imbauan tindakan, inspirasi, nasihat, menawarkan solusi, pertanyaan, dan referensi kepada khalayak. (Baca juga: Komunikasi Islam)
Tujuan Public Speaking
Sebagimana kontek komunikasi dan bidang komunikasi lainnya, public speaking memiliki beberapa tujuan, yaitu :
- Untuk memberikan informasi
Tujuan umum public speaking adalah untuk memberikan informasi kepada orang lain yang tidak mereka miliki. Misalnya, kita diminta untuk menceritakan tentang diri kita dan pengalaman yang pernah kita alami yang dapat merubah kehidupan kita kepada teman-teman sekelas. Contoh lainnya adalah ketika kita diminta untuk mendemostrasikan bagaimana cara memasak nasi goreng.
- Untuk mempersuasi
Tujuan kedua public speaking adalah untuk mempersuasi. Dalam komunikasi persuasif telah diulas bahwa ketika kita ingin orang lain merubah apa yang dipikirkan atau perilaku maka kita melakukan persuasi terhadap orang yang bersangkutan.
- Untuk menghibur
Terakhir, tujuan ketiga public speaking adalah untuk menghibur. Menghibur dalam artian tidak harus selalu berbau humor. Beberapa pembicara dalam materinya terkadang menyelipkan sesuatu yang berbau humor atau karena memang pembicara memiliki kemampuan untuk menyajikan materi yang menarik.
Manfaat Mempelajari Cara Berbicara di Depan Umum
Dengan mempelajari cara-berbicara di depan umum maka kita akan mendapatkan berbagai manfaat, diantaranya adalah :
- kita menjadi lebih memahami pengertian public speaking.
- kita menjadi lebih memahami tujuan public speaking.
- kita menjadi lebih memahami cara berbicara di depan umum yang mencakup persiapan, penyampaian, dan penutupan public speaking.
Demikianlah ulasan singkat tentang cara berbicara di depan umum. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang public speaking dan cara-cara berbicara di depan umum.