Etika berbicara mengenai nilai dan norma, moral manusia, ukuran tingkah laku yang dipandang baik dalam masyarakat. Etika memiliki tujuan yaitu untuk membantu manusia mengambil sikap dan tindakan yang tepat untuk dilakukan, bebas namun bertanggung jawab, sehingga menciptakan kebahagiaan. Etika mengajarkan cara hidup yang baik sebagai seorang manusia.
Berbicara mengenai manusia, kita manusia adalah mahluk sosial, tidak ada seorangpun yang bisa hidup sendiri. Seorang yang sangat introvert sekalipun memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam berkomunikasi juga terdapat etika yang perlu kita cermati, agar tujuan komunikasi dapat tercapai. Memang tidak semua orang memperhatikan etika berkomunikasi, dan etika yang dipahami seseorang pun bisa saja berbeda dengan yang orang lain pahami. Namun kita harus berupaya agar lawan bicara bisa menerima kita dengan baik, sehingga tidak terjadi kerenggangan yang dapat menghambat keberhasilan komunikasi.
Cara paling mudah untuk menerapkan etika komunikasi adalah dengan memperhatikan adat istiadat, nilai dan norma budaya setempat, aturan yang telah disepakati, kebiasaan, serta tatakrama yang berlaku. Secara khusus, terdapat 10 etika komunikasi antar pribadi yang harus diperhatikan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, berikut akan Pakar Komunikasi paparkan satu persatu.
Baca juga:
1. Etika Komunikasi Tatap Muka
Dalam komunikasi tatap muka, orang – orang yang terlibat dalam proses komunikasi saling bertemu. Dengan begitu setiap orang dapat melihat langsung lawan bicaranya, termasuk melihat ekspresi wajah, pancaran mata, serta body language-nya. Pembicaraan dengan komunikasi tatap muka merupakan cara yang paling efektif untuk menyelesaikan sesuatu. Namun agar pembicaraan berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi kedua belah pihak, perlu diperhatikan etika komunikasi interpersonal berikut:
- Bersikap tenang ketika berbicara. Diperbolehkan menggerakkan tangan secara halus untuk menegaskan pembicaraan, namun hindari menggunakan telunjuk untuk menunjuk lawan bicara.
- Pilih tema pembicaraan yang berguna dan menarik bagi kedua belah pihak. Hindari pembicaraan mengenai hal yang tidak ingin dibicarakan, atau hal yang ingin dilupakan lawan bicara.
- Hindari menggunjingkan orang lain. Bergosip mungkin menyenangkan, namun hal tersebut merupakan sifat buruk. Membicarakan kekurangan dan kesalahan orang lain, tanpa memperhatikan fakta bahwa diri sendiri ujuga memiliki banyak kekurangan. (baca juga: Komunikasi Informal)
- Hindari memborong semua pembicaraan, beri waktu orang lain berbicara. Ketika orang lain berbicara, maka diamlah. Hargai dan dengarkan apa yang lawan bicara katakan dan jangan memotong ketika mereka berbicara. (baca juga: Filsafat Ilmu Komunikasi)
- Atur jarak yang sesuai dengan lawan bicara, sehingga lawan bicara merasa nyaman dan bisa mendengar apa yang anda katakan; begitu juga sebaliknya. (baca juga: Sistem Komunikasi Interpersonal)
- Sesuaikan volume suara ketika berbicara. Hindari berteriak keras atau berbisik-bisik, tidak akan menyenangkan untuk pembicaraan yang panjang.
baca juga:
- Hambatan – Hambatan Komunikasi Organisasi
- Teori Disonansi Kognitif
- Teori Spiral Keheningan
- Teori Komunikasi Antar Budaya
- Unsur Komunikasi Antar Budaya
2. Etika Komunikasi Melalui Panggilan Telepon
Ketika kita menelepon, pada dasarnya kita tengah bertamu ke rumah orang lain; begitu juga sebaliknya. Sehingga dalam menelepon atau menerima telepon, kita harus memperhatikan beberapa etika berikut (baca juga: teori-teori komunikasi antar pribadi):
- Pertimbangkan waktu menelepon, pilih waktu yang tepat misalnya hindari menelepon tengah malam.
- Saat berbicara di telepon, usahakan berbicara dengan tenang dan langsung ke inti masalah. (baca juga: Sejarah Perfilman Indonesia)
- Beri perhatian penuh pada lawan bicara di telepon, jangan berbicara dengan orang lain di dekat anda. Cukup beri isyarat jika ada orang yang mengajak bicara, agar menunggu hingga anda selesai menelepon.
3. Etika Komunikasi Melalui SMS
Layanan pesan pendek cukup populer, sebab selain praktis dan harganya lebih murah, juga menghindari pembicaraan panjang yang tidak perlu. Berikut beberapa etika menulis sms (baca juga: manajemen komunikasi)
- Baca kembali sms yang telah ditulis, untuk menghindari kesalahan.
- Hindari penggunaan kata-kata kotor. (baca juga: Teori Interaksi Simbolik)
- Hindari penggunaan singkatan yang tidak populer, untuk menghindari kesalahan penafsiran.
- Hindari menggunakan huruf kapital pada seluruh teks, sebab huruf kapital dianggap menandakan kemarahan.
Baca juga:
- Perkembangan Pers Di Indonesia
- Pers Pada Masa Orde Baru
- Teori Efek Media Massa
- Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
4. Etika Komunikasi Melaui Sosial Media
Pekembangan dunia internet membawa dampak yang signifikan terhadap cara berkomunikasi. Melalui sosial media seperti facebook kita dapat berkomunikasi tanpa terkendala waktu dan jarak. Jangkauan komunikasi menggunakan internet sangat luas, sekali memposting suatu pesan, maka seluruh dunia dapat mengetahuinya. Untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan, berikut beberapa etika berkomunikasi di dunia maya yang harus diperhatikan:
- Memilah antara kepentingan pribadi dan organisasi.
- Menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas komunikasi.
- Jangan mengganggu privasi orang lain dengan membobol password dan mengakses informasi milik orang lain (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi).
- Batasi penggunaan media sosial, jangan sampai anda menghabiskan seluruh waktu anda dengan sosial media alih-alih berinteraksi langsung dengan sesama. (baca juga: Proses Komunikasi Interpersonal )
- Selalu ingat bahwa teknologi hanya alat bantu.
5. Etika Komunikasi Ketika Menyambut Tamu
Menyambut tamu yang datang dengan baik, merupakan sebuah tindakan menghormati tamu. Kemampuan dalam menyambut dan menerima tamu tersebutakan berhubungan dengan penilaian tamu terhadap diri dan keluarga penerima tamu. Berikut etika menyambut tamu dengan baik:
- Menjemput tamu yang datang, misalanya dari bandara atau statsiun kedatangan.
- Berjabat tangan, atau memeluk jika cukup dekat.
- Mengalungkan bunga. (baca juga: Model – Model Komunikasi )
- Mengadakan jamuan penghormatan.
- Mengkomunikasikan jadwal acara.
6. Etika Komunikasi Ketika Berkenalan
Memiliki banyak teman akan selalu menyenangkan, semakin banyak teman yang kita miliki akan semakin memudahkan kita dalam banyak hal. Salah satu cara mendapatkan teman adalah dengan berkenalan (baca juga: komunikasi sosial).
- Agar proses perkenalan dapat berjalan dengan baik, ada etika berkenalan yang harus dilakukan misalnya:
- Menyebut nama dengan jelas.
- Percaya diri. (baca juga: Konstruksi Realitas Sosial)
- Berikan personal contact.
- Orang yang lebih muda yang memperkenalkan diri kepada yang lebih tua, dan pria terhadap wanita.
- Hindari perkenalan di tempat ramai seperti di pinggir jalan.
Baca juga:
- Karakteristik Media Massa
- Jenis-Jenis Interaksi Sosial
- Hambatan-Hambatan Komunikasi
- Sistem Komunikasi Indonesia
7. Etika Komunikasi dalam Percakapan
Dalam melakukan percakapan kita harus memeperhatikan etika agar percakapan berlangsung dengan nyaman dan menarik bagi kedua belah pihak (baca juga: sistem komunikasi interpersonal). Berikut beberapa etika yang dapat diterapkan:
- Mengangkat topic pembicaraan tentang hal atau isu yang menarik, misalnya kebudayaan, hobi, dkk. Hindari mengangkat topic yang bersifat pribadi atau sensitif.
- Memiliki rasa humor dan wawasan luas.
- Mampu menyesuaikan diri. (baca juga: Tahap-tahap Komunikasi)
- Menjelaskan dengan singkat, padat, dan jelas.
- Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara.
- Menggunakan bahsa yang dimengerti lawan bicara. (baca juga: Teori Psikologi Komunikasi)
- Bersikap ramah, dan menunjukkan tingkah laku yang baik.
- Tenang, dan tidak mudah terpancing emosi.
- Menyesuaikan volume suara, intonasi, dan kecepatan bicara dengan baik.
- Tidak memotong pembicaraan. (baca juga: Hambatan-hambatan Komunikasi)
- Tidak bersikap menggurui, dll
8. Etika Ketika Berada di Ruang Tunggu Umum
Kita harus menjaga kenyamanan dan ketertiban orang di sekitar kita, saat berada diruang tunggu umum, dengan memperhatikan tata tertib dan etika yang berlaku (baca juga: Teori Komunikasi Persuasif). Berikut beberapa contoh etika tersebut:
- Mengantri dengan sabar sampai mendapat giliran. Hindari menyerobot antrian.
- Hindari menerima telepon didepan umum dengan suara keras.
- Hindari duduk berselonjor kaki sehingga menghalangi jalan. Hindari pula nenaikkan kaki ke atas bangku.
- Jangan membuang sampah sembarangan. (baca juga: Teori Agenda Setting)
- Tidak bersikap mengganggu dan berusaha menjaga kenyamanan.
9. Etika Ketika Merokok
Seperti kita ketahui rokok memberikan dampak buruk bagi kesehatan, adalah tidak etis jika seorang perokok merokok didepan lawan bicara yang tidak merokok, sebab orang tersebut juga akan menerima dampak dari asap rokok yang ditimbulkan (baca juga: komunikasi visual).. Dalam merokok, perokok harus memperhatikan beberapa etika seperti berikut:
- Tidak merokok di tempat yang memiliki aturan dilarang merokok.
- Meminta ijin pada orang didekat anda sebelum merokok.
- Hindari merokok saat acara makan sedang berlangsung.
- Sebaikya merokok lah di ruang terbuka.
baca juga:
- Strategi Komunikasi Politik
- Pola Komunikasi Organisasi
- Teori Konstruksi Sosial
- Efek Media Sosial
- Sejarah Perkembangan Telepon
10. Etika Ketika Bertukar Kartu Nama
Kartu nama merupakan sbuah kartu berisi identitas dan kontak kita. Sampai saat ini kartu nama masih sering digunakan (baca juga: psikologi komunikasi). Berikut beberapa etika terkait pemberian kartunama:
- Lakukan pada awal pertemuan.
- Serahkan kartu nama dengan tangan kanan, atau menggunakan kedua tangan.
- Jika kartunama dicetak dalam dua bahasa, berikan kartu dengan posisi sisi bahasa yang dapat di mengerti penerima menghadap ke penerima.
baca juga:
- Paradigma Penelitian Kuantitatif
- Etika Komunikasi Bisnis
- Manajemen Public Relations
- Teori Jarum Hipodermik
- Bauran Komunikasi Pemasaran
Demikian penjelasan lengkap dari etika yang harus dilakukan saat melakukan komunikasi antar pribadi yang perlu diketahui. semoga dapat menambah wawasan bagi kalian yang ingin membangun sebuah komunikasi yang efektif .