Ilmu penyiaran merupakan sebuah proses dari terbentuknya ide yang tercipta sampai ide itu terealisasikan. Kemudian di dalam proses tersebut ada gagasan-gagasan ide yang berasal dari sang komunikator, membentuk sebuah pesan yang akan disampaikan, baik verbal ataupun non verbal. Pesan tersebut disampaikan melalui saluran atau sarana komunikasi yang mampu menjangkau khalayak luas atau biasa disebut komunikan.
Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudia disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.Di dalam teknik penyiaran, terdapat 4 jenis penyiaran yang dibagi sesuai kategori media dan perantaranya. Berikut ini adalah 4 jenis penyiaran yang perlu kita ketahui.
1. Penyiaran Analog dan Digital
Penyiaran jenis adalah penyiaran yang ada pada televisi. Nah, penyiaran jenis televisi ini dibedakan menjadi dua yaitu digital dan analog. (Baca juga: Komunikasi Bisnis Lintas Budaya)
A. TV Digital
Jenis penyiaran yang menggunakan metode digital ini disebut sebagai televisi digital atau biasa disebut sebagai DTV. Jenis teknik penyiaran ini merupakan perkembangan dari jenia penyiaran TV Analog. Televisi Digital merupakan jenis televisi yang menggunakan sistem digital dan kompresi dalam menyiarkan sinyal, gambar, suara, dan juga data ke pesawat televisi. Pada umumnya, alat televisi digital ini digunakan ketika menangkap siaran televisi digital. Sistem informasi yang berubah menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer merupakan salah satu penampakan dari suatu perkembangan dari sistem analaog ke digital.
Seperti yang dikatakan Darwin dalam teori evolusi manusia, bahwa TV juga mengalami evolusi seiring perubahan perilaku konsumen dari segi ukuran, kualitas, energi, dan kepedulian lingkungan. Awalnya kita hanya mengenal TV yang berteknologi CRT (Ctahode Ray Tube) atau biasa dikenal dengan TV tabung. Namun, di abad ke-20, TV tabung berevolusi menjadi generasi baru yaitu TV Plasma atau PDP (Plasma Display Panel).
Kemudian seiring berkembangnya zaman, TV Plasma berubah menjadi LCD TV (Liquid Crystal Display) dan LED TV (Light Emitting DiodeI). Di abad ke-20 ini, evolusi TV telah terjadi begitu pesat dengan adanya OLED TV (Organic Light Emitting Diode) dengan adanya resolusi yang lebih baik karena adanya format Standart Definition (SD), High Definition (HD), full High Definition (Full HD), hingga Ultra High Definition (UHD) atau 4K. Itu sebabnya bentuk TV pun juga mulai berubah, dari TV Cembung, hingga ke TV datar.
Baca juga:
B. TV Analog
Televisi Analog merupakan jenis penyiaran pada televisi yang menggunakan gelombang radio yang berbentuk tube atau tabung CRT (Chatode Ray Tube) yang sinyalnya nanti akan dipancarkan. Nah, sinyal yang dipancarkan ini akan berubah menjadi suara dan gambar. (Baca juga: Karakteristik Media Massa).
Sejarah TV Analog ini diawali adanya penemuan dari George Carey pada tahun 1876. Ia menciptakan Selenium Camera yang digambarkan dapat membuat orang mampu melihat gelombang listrik. Inilah yang dinamakan sinar katoda atau gelombang sinar dalam tabung hampa. Namun, penemuan ini telah dikembangkan oleh Paul Nipkov pada tahun 1884, yaitu seorang ilmuan asal Jerman yang telah berhasil mengirimkan gambar elektronik dengan menggunakan kepingan logam yang disebut sebagai teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis. Di sinilah TV Tabung mulai diciptakan dan dikembangkan. Namun, pada saat itu, TV tabung hanya berlayar hitam putih dan hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu, yaitu kalangan menengah ke atas.
2. Penyiaran Network (IP Based)
Untuk jenis teknik penyiaran ini merupakan jenis penyiaran yang menggunakan media atau perantara internet. Salah satunya adalah radio. Radio yang menggunakan media internat biasa disebut sebagai internet radio. Ada juga yang menyebutnya sebagai web radio, net radio, e-radio, dan streaming radio. Layanan berupa suara atau audio ini yang ditransmisikan melalui internet disebut sebagai internet radio.
Baca juga:
Mungkin kamu sering mendengar atau menemukan beberapa radio yang kini mulai streaming radio. Nah, di dalamnya terdapat music streaming yang biasanya disebut sebagai webcasting. Kenapa disebut sebagai webcasting, karena penyiarannya tidak tersebar merata alias secara luas dengan melalui cara-cara nirkabel.
Baca juga:
Pada umumnya, internet radio ini ketika akan menyajikan siaran kepada pendengar dengan aliran audio yang kontiniti selalu menggunakan media streaming. Oleh karena itu, kamu yang sering mendengarkan streaming radio, biasanya musik bisa dihentikan sementara dan bisa diputar lagi kan.
Inilah canggihnya perkembangan penyiaran. Berbeda sekali dengan penyiaran dengan cara tradisional yang menggunakan layanan on-demand file. Tak hanya radio tradisional, podcasting pun juga berbeda dengan radio internet. Karena, podcasting ini hanya bisa diunduh ketika ingin mendengarkan musiknya. Sedangkan internet radio bisa langsung mendengarkan secara streaming tanpa harus mengunduh.
Baca juga:
Tak seperti radio tradisional, yang hanya bisa diakses di wilayah tertentu saja, alias jaringannya yang masih terbatas. Dengan menggunakan layanan radio internet, layanan penyiaran ini bisa diakses dan didengarkan di mana saja tanpa harus menggunakan frekuensi FM ataupun AM. Di belahan dunia mana saja pun orang juga bisa mendengarkan radio internet milik Indonesia. Seperti halnya ketika kamu berada di Negara lain, kamu masih bisa mendengarkan radio lokal yang menggunakan layanan internet radio. (Baca juga: Sejarah Televisi Indonesia)
Hal ini menyebabkan kebanyakan para pendengar radio mulai beralih ke Radio Internet, sehingga Radio Internet sangat populer di kalangan ekspatriat dan para pendengar. Selain hal di atas, kepopuleran Radio Internet disebabkan karena adanya kebutuhan yang sering tidak terlayani oleh stasiun radio lokal. Apalagi, seiring berjalannya waktu dengan era yang semakin canggih ini radio internet mulai mengembangkan inovasinya dengan memberikan penawaran dan pelayanan yang lebih luas seperti adanya pelayanan berita, olahraga, dan juga berbagai jenis musik yang lebih banyak tersedia dibandingkan dengan stasiun radio tradisional.
Bahkan sekarang mulai maraknya beberapa media sosial yang mulai menyediakan fitur live streaming. Seperti halnya pada instagram, facebook, hingga you tube sekali pun juga mulai menyediakan fitur live streaming. Sehingga orang bisa menyiarkan atau menonton siaran langsung dari chanel atau teman favoritnya secara langsung. Sehingga tak heran, jika mulai banyak stasiun televisi ataupun radio yang mulai beralih ke media sosial sebagai ajang siaran langsung. Hal ini dikarenakan begitu mudahnya akses untuk bersiaran.
Baca juga:
3. Penyiaran Komersial dan Penyiaran Komunitas
Berdasarkan sifatnya, jenis penyiaran ini dibedakan menjadi dua kategori yang di antaranya adalah penyiaran komersial dan penyiaran komunitas.
A. Penyiaran Komersial
Kebanyakan penyiaran yang bersifat komersial ini, hanya mengandalkan kehidupan dan pendapatan dari pemasukan iklan. Dan penyiaran yang bersifat komersial ini pada umumnya merupakan penyiaran dari pihak swasta bukan negeri. (Baca juga: Pengertian Media Menurut Para Ahli)
Walaupun penyiaran ini merupakan penyiaran swasta dan bukan pemerintahan atau negeri, penyiaran ini masih dalam ikatan perundang-undangan tentang penyiaran. Hal ini dikarenakan penyiaran merupakan konsumsi publik alias akan didengar oleh banyak orang secara global dari semua kalangan. Sehingga, penyiaran komersial ini masih memiliki batasan-batasan tertentu sesuai dengan kebijakan penyiaran yang berlaku.
Mungkin kita pernah merasakan kalau sistem penyiaran swasta seperti pada televisi swasta di Indonesia terdapat keniscayaan. Hal ini dikarenakan televisi swasta di Indonesia sangat sentralistik. Hal ini disebabkan karena televisi swasta di Indonesia mampu menjangkau hingga 80% penduduk di Indonesia. Sedangkan, penduduk di Indonesia yang mampu mengakses televisi mencapai 65%. Hal ini dengan kata lain, yang dapat terakses sekitar 118 juta penduduk Indonesia. Sedangkan untuk masing-masing televisi kini sudah bisa mencapai 60 sampai 99% penduduk yang terakses jangkauan.
Baca juga:
Ada dua hal yang dapat kita ketahui mengenai jangkauan penduduk Indonesia. Pertama, jumlah penduduk Indonesia yang mampu mengakses televisi mencapai 50%. Kedua, di sisi lain, televisi sudah mampu menjangkau dari 60 sampai 90% dari mereka yang bisa mengakses televisi. Hal ini dapat disimpulkan mengingat di Amerika Serikat saja setiap penduduk saja memiliki televisi, namun terdapat aturan television’s household atau nation’s TV homes bahwa tidak boleh menjangkau lebih dari 39%.
B. Penyiaran Komunitas
Penyiaran komunitas ini pada umumnya di bawah suatu lembaga pemerintahan, itu sebabnya banyak yang menyebutnya sebagai Lembaga Penyiaran Komunitas. Jika didefinisikan bahwa Lembaga Penyiaran Komunitas merupakan suatu lembaga penyiaran yang mampu memberikan pengakuan secara signifikan dan akurat terhadap peran supervisi dan evaluasi kepada anggota komunitasnya. Nah, pengakuan tersebut diberikan melalui sebuah lembaga supervise yang memang didirikan khusus dengan tujuan yang spesial. Itulah penyiaran komunitas secara umum garis besarnya. (Baca juga: Etnografi Komunikasi)
Pada intinya penyiaran komunitas itu merupakan jenis penyiaran yang berdiri di bawah naungan komunitas atau lembaga-lembaga walaupun bukan non pemerintahan. Beberapa Radio atau televisi yang menggunakan jenis penyiaran komunitas di antaranya:
- TV Kampus,
- Radio Kampus,
- TV Komunitas,
- Radio Komunitas,
- Radio Organisasi
Itu sebabnya, tak heran jika kita yang berada di lingkungan kampus, mulai terdapat beberapa jurnalistik kampus atau komunitas yang mulai bertebaran untuk menyiarkan beberapa berita atau kegiatan lokal yang ada di sekitarnya.
4. Penyiaran Nasional (Government Operator)
Penyiaran Nasional sebenarnya hampir serupa dengan penyiaran komunitas. Hanya saja, komunitas di bawah naungan lembaga, sedangkan penyiaran nasional di bawah naungan pemerintahan. Itu sebabnya penyiaran nasional merupakan penyiaran yang dimiliki atau dibawahi oleh pemerintah dan akses siaran hanya mencakup dalam negeri saja tidak sampai ke luar negeri.
Adapun tujuan dari kegiatan penyiaran nasional antara lain:
- Memperkuat intergrasi Nasional.
- Mampu mengembangkan pendapat publik.
- Mampu memenuhi setiap hak masyarakat.
- Mampu mengkokohkan nilai-nilai dasar dari demokrasi.
- Mampu mempertahankan keadilan dan kebenaran.
Di Indonesia sendiri, setiap tanggal 1 April ditetapkan sebagai hari untuk memperingati Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas). Harsiarnas memiliki perjalanan sejarah yang panjang dan membentuk ndonesia sebagai sebuah bangsa. Kemudian, Harsiarnas ditetapkan sejak tahun 2009 silam di kota Solo. Baru setelah itu berlanjut diperingati sebagai salah satu stakeholders dari bidang penyiaran di Indonesia.
baca juga:
- Perkembangan Pers di Indonesia
- Peranan Pers Dalam Pergerakan Nasional
- Pers Pada Masa Orde Baru
- Sistem Pers di Indonesia
- Kode Etik Wartawan
Itulah keempat jenis penyiaran yang perlu kita ketahui sebagai bahan referensi dan wawasan kita mengenai penyiaran. Di dalam akses dan penyebarluasan penyiaran pun juga diatur oleh kebijakan pemerintahan yang diatur dalam undang-undang. Undang-undang tersebut adalah Undang-Undang No. 32/2002 yang berisi, (Baca juga: Strategi Komunikasi Pemasaran)
“Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transimisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan spectrum radio melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.”
Dengan adanya peraturan tersebut, maka kegiatan penyiaran ini dibagi ke dalam dua kategori yaitu penyiaran radio dan penyiaran televisi.