Komunikasi tidak dapat kita hindari dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita selalu berkomunikasi dengan orang lain seperti orang tua, saudara kandung, tetangga, teman-teman sekolah, teman-teman kuliah, rekan kerja, dan lain sebagainya. Komunikasi yang kita lakukan dapat terjadi secara tidak sengaja ataupun disengaja, secara verbal ataupun nonverbal, atau melalui media tertentu.
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain selalu melibatkan isi serta hubungan, dan berlangsung dalam berbagai bidang atau konteks komunikasi. Menurut Effendy (1984 : 11), ditinjau dari bidang kajiannya, ilmu komunikasi melingkupi berbagai bidang diantaranya adalah komunikasi organisasi, komunikasi bisnis atau komunikasi perusahaan, komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi kesehatan, komunikasi pemerintahan, komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya, komunikasi pembangunan, komunikasi lingkungan, komunikasi tradisional, dan komunikasi sosial.
Komunikasi sosial merupakan bidang studi komunikasi yang mengeksplorasi bagaimana informasi dapat diterima, ditransmisikan, dan dipahami serta dampaknya terhadap masyarakat. Beberapa ahli memandang komunikasi sosial sebagai sebuah konsep baru yang dikelompokkan kembali ke dalam konsep sebelumnya yang telah kita kenal seperti social reciprocity, interaksi sosial, keterampilan sosial, komunikasi atau keterampilan komunikasi, dan bahasa atau keterampilan berbahasa (Baca juga : Bahasa sebagai Alat Komunikasi). Komunikasi sosial dapat terjadi di dalam berbagai tingkatan komunikasi seperti misalnya komunikasi organisasi.
Pengertian
Untuk memahami komunikasi sosial, maka kita perlu segarkan kembali ingatan kita tentang apa itu komunikasi.
a. Komunikasi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa komunikasi terjadi dalam berbagai bidang dan konteks komunikasi. Beragamnya bidang dan konteks komunikasi dipengaruhi oleh berbagai pendekatan atau perspektif yang digunakan oleh para ahli dalam mempelajari komunikasi. Salah satu pendekatan yang mendominasi studi komunikasi adalah pendekatan sosiologi. Hal ini dikarenakan komunikasi adalah salah satu dasar terjadinya interaksi sosial selain kontak. Untuk itu, interaksi sosial tidak akan bisa dilepaskan dari komunikasi.
Pendekatan sosiologi dari berbagai aliran pun telah melahirkan berbagai macam definisi komunikasi serta teori komunikasi lainnya yang turut memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi. Adapun aliran dalam pendekatan sosiologi yang banyak memberi warna dalam studi komunikasi adalah aliran interaksi simbolik (Baca juga : Teori Interaksi Simbolik).
Berikut adalah beberapa definsi komunikasi dari perspektif sosiologi yang telah dikemukakan oleh para ahli (Rakhmat, 2001 : 7-8) :
- Collin Cherry mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.
- V. Harnack dan T. Fest mendefinisikan komunikasi sebagai proses interaksi diantara orang untuk mencapai tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal.
- Edwin Neuman mendefinisikan komunikasi sebagai proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kelompok yang berfungsi.
- Charles H. Cooley, merujuk pada sebuah mekanisme yang berjalan dimana hubungan antar manusia berada dan berkembang-semua simbol dalam pikiran, bersamaan dengan makna penyampaiannya melalui ruang dan bertahan dalam waktu.
Definisi yang dikemukakan oleh Cooley merupakan definisi yang menggambarkan komunikasi sebagai sebuah hubungan antar manusia dan interaksi. Karenanya, dapat dikatakan bahwa dasar dari komunikasi adalah hubungan. Hubungan antar manusia terwujud antara dua orang atau antara satu orang dengan banyak orang. Misalnya komunikasi yang terjadi dalam kelompok dan organisasi. Inti dari hubungan antar manusia adalah terhubung satu sama lain dan fokus pada informasi yang sama. Pusat elemen dari hubungan komunikasi umumnya dikaitkan dengan hubungan sosial yang memberikan kontribusi dalam penggunaan dan penafsiran informasi. Hubungan sosial dapat terbentuk secara langsung melalui komunikasi tatap muka dan dapat terbentuk secara tidak langsung melalui media.
Baca juga : Psikologi Komunikasi
b. Komunikasi Sosial
Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari perspektif sosiologi, kini kita ulas secara singkat tentang apa itu komunikasi sosial. Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi sosial seperti yang dikemukakan oleh para ahli :
- Menurut The American Speech-Language-Hearing Association, yang dimaksud dengan komunikasi sosial adalah kemunculan yang sinergis antara interaksi sosial, sosial kognisi, pragmatis (verbal dan nonverbal), dan pemrosesan bahasa yang reseptif dan ekspresif. Singkat kata, komunikasi sosial merujuk pada bahasa yang digunakan dalam berbagai situasi sosial.
- Menurut Barbara Cook, yang dimaksud dengan komunikasi sosial adalah kemampuan seorang individu untuk berkomunikasi secara sosial. Komunikasi sosial dapat dipahami dengan baik melalui pengetahuan dan pemahaman tentang definisi social reciprocity dan komunikasi. Yang dimaksud dengan social reciprocity adalah interaksi sosial yang ditampilkan melalui penggunaan perhatian bersama untuk saling berbagi pengalaman dan emosi dengan anggota yang lain dalam berbagai peristiwa dan konteks. Perhatian bersama adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan perhatian visual dari satu pihak melalui kontak mata dan gestur dengan seorang mitra sosial berdasarkan obyek atau peristiwa.
- Sementara itu, D Ruben (1975) mendefinisikan komunikasi sosial sebagai proses yang mendasari sebuah fenomena atau gejala yang terjadi sebagai sebuah konsekuensi simbolisasi masyarakat dan pemanfaatan simbol serta difusi.
- Menurut International Association of Communication Activists, istilah komunikasi sosial merujuk pada penggunaan apa yang disebut dengan media sosial; atau bidang studi yang mengeksplorasi bagaimana informasi dapat dirasakan, ditransmisikan, dan dipahami, serta dampaknya bagi masyarakat. Karena itu, komunikasi sosial lebih menekankan pada bidang politik dan sosial.
Baca juga :
- Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli
- Pengaruh Media Sosial
- Dampak Media Sosial
- Ciri-ciri Media Sosial
Ranah Komunikasi Sosial
Ranah utama dari komunikasi sosial adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi atau interaksi tatap muka secara langsung dalam konteks hubungan interpersonal dengan orang lain. Kegiatan komunikasi interpersonal membantu individu untuk mengamankan berbagai informasi penting dan melihat ke dalam pola pikir dan perilaku dari orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain secara tatap muka, orang lain akan mempelajari diri kita begitu juga kita.
Menurut Young Yun Kim (2001), kegiatan komunikasi sosial terjadi pada banyak tingkatan yang dapat dikelompokkan ke dalam tingkatan makro dan tingkatan mikro.
- Tingkatan makro – komunikasi sosial terjadi pada rurat kabar, televisi, film, dan berbagai bentuk komunikasi massa lainnya.
- Tingkatan mikro – komunikasi sosial terjadi di dalam rumah, tetangga, tempat kerja, ruang kelas, dan lain-lain.
Baca juga:
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan komunikasi sosial terjadi dalam konteks komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Dalam konteks komunikasi interpersonal, interaksi yang terjadi antar individu berlangsung secara langsung dan tatap muka dalam suatu lingkungan sosial. Sedangkan dalam konteks komunikasi massa, interaksi yang terjadi atau pengalaman masing-masing individu dalam suatu lingkungan sosial yang lebih luas didapatkan melalui saluran-saluran komunikasi bermedia atau media massa. Namun, kegiatan komunikasi sosial tidak terhenti pada kedua konteks komunikasi. Kegiatan komunikasi sosial juga terjadi dalam komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya, komunikasi politik, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi terapeutik dalam keperawatan, dan lain-lain. Salah satu implementasi komunikasi sosial adalah ketika menangani penyandang autis. Karena itu, komunikasi sosial tidak hanya bersinggungan dengan sosiologi namun juga dengan psikologi.
Elemen
Elemen-elemen dalam komunikasi sosial adalah sebagai berikut :
1.Interaksi sosial
Menurut H. Bonner, yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana kelakukan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakukan individu yang lain, atau sebaliknya (Gerungan, 2000 : 57). Interaksi sosial terjadi ketika dua orang atau lebih melakukan komunikasi dua arah satu sama lain. Interaksi sosial muncul dari proses sosial.
Dalam komunikasi sosial, interaksi sosial dipengaruhi oleh :
- Gaya berbicara dan konteks.
- Pengaruh budaya.
- Perbedaan komunikasi gender.
- Interferensi bahasa atau pengaruh satu bahasa terhadap yang lain.
- Aturan untuk kesopanan linguistik.
- Penalaran sosial.
- Kompetensi sosial yang terkait dengan sesama.
- Peralihan kode.
- Tugas-tugas sosial.
- Resolusi konflik.
- Hubungan kekuatan.
Baca juga : Proses Interaksi Sosial – Jenis-jenis Interaksi Sosial
2. Kognisi sosial atau kesadaran sosial
Kognisi sosial didefiniskan sebagai kemampuan untuk memahami dan menafsirkan intensi dan emosi orang lain serta memberikan reaksi terhadap sinyal-sinyal itu secara adaptif. Kognisi sosial meliputi :
- Theory of mind – kemampuan untuk terhubung secara emosional untuk menyatakan diri dan pihak lain; memahami bahwa pihak lain memiliki pengetahuan, hasrat, dan emosi yang berbeda dengan diri sendiri; kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain dan memodifikasi pengunaan bahasa.
- Kompetensi emosional – aturan emosional, pemahaman emosional, ekspresi emosional.
- Fungsi eksekutif misalnya organisasi, perencanaan, perhatian, pemecahan masalah, pengawasan diri tentang masa depan, perilaku yang bertujuan.
- Perhatian bersama – orientasi sosial, perhatian bersama, pemantauan keadaan emosional, dan perhatian orang lain.
- Inferensi atau gangguan.
- Presuposisi atau perkiraan.
3. Pragmatis
Yang dimaksud dengan pragmatis adalah bagaimana bahasa digunakan dalam hubungan antar manusia secara aktual. Pragmatis tidak hanya melihat pada makna kata atau kalimat, tetapi juga pada tujuan dan maksud yang terletak dibalik sebuah pesan dan atribusi yang diberikan oleh maksud yang dimiliki oleh orang lain.
Dalam komunikasi sosial, pragmatis meliputi :
- Komunikasi verbal mencakup :
- Kegiatan berbicara yang meliputi permintaan, pemberian tanggapan, komentar, arahan, dan fungsi komunikasi lainnya.
- Maksud tindakan komunikatif.
- Cara mengungkapkan kata-kata yang meliputi kuantitas, kualitas, relevansi, dan tata cara.
- Wacana meliputi gaya, interaksi atau transaksi, kohesi atau koheren, ketertanggapan atau keasertifan, perkenalan atau pengelolaan topik, social reciprocity, turunan komunikasi, dan lain-lain.
- Komunikasi nonverbal mencakup bahasa tubuh, gestur, ekspresi wajah, kontak mata, proksemik, dan lain-lain.
Baca juga : Komunikasi Asertif
4. Pemrosesan Bahasa
Manusia menggunakan berbagai macam sistem kode untuk menciptakan dan mengekspresikan makna. Namun dalam proses komunikasi, bahasa merupakan pusatnya. Studi mengenai bahasa sendiri memiliki akar sejarah yang sangat panjang yang dimulai pada jaman kuno. Dalam komunikasi sosial, sistem bahasa formal merupakan instrumen yang sangat penting. Sistem bahasa formal meliputi meliputi :
- Pemahaman bahasa lisan dan tulisan.
- Ungkapan bahasa lisan dan tulisan.
- Morfologi.
- Sintaktis – studi hubungan antar tanda serta bagaimana mengucapkan kata-kata, dan struktur kata, serta suara yang dihasilkan.
- Semantik – studi hubungan antara kata-kata dan referensi atau segala sesuatu yang telah dirancang. Inti dari semantik adalah makna kata dan tanda lainnya.
- Kemampuan fonologis untuk mengeja dan membaca decoding.
Baca juga :
- Semiotika Komunikasi
- Teori Semiotika Ferdinand De Saussure
- Teori semiotika Charles Sanders Peirce
- Teori Semiotika Roland Barthes
Jenis
Komunikasi sosial dapat dibagi ke dalam 2 (dua) jenis, yaitu komunikasi sosial formal dan komunikasi sosial informasi.
- Komunikasi formal
Dalam komunikasi sosial formal baik perencanaan maupun gagasan dikirimkan dalam sebuah organisasi atau firma atau institusi. Dalam komunikasi sosial formal orang berbicara tentang subyek yang sama sebagai bagian dari profesi mereka.
Dalam komunikasi sosial informal, orang menempatkan pandangan mereka tentang berbagai subyek yang mungkin mereka sukai atau minati dan membagi pandangan mereka kepada yang lainnya. Di sini, orang menikmati partisipasi mereka dan tidak dipaksa untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Baca juga : Pola Komunikasi Organisasi
Teori
Stephen W. Liitlejohn dan Karen A. Foss (2009) dalam bukunya Encyclopedia of Communication Theory, mengelompokkan teori komunikasi sosial ke dalam kategori teori-teori interaksi sosial. Teori-teori interaksi sosial telah banyak digunakan oleh para peneliti untuk meneliti atau menyelidiki interaksi sosial. Selain teori komunikasi sosial, yang termasuk ke dalam kelompok teori-teori interaksi sosial adalah teori interaksional, teori dramaturgi, dan sosiolinguistik interaksional.
Keempat teori memiliki kesamaan dalam usaha untuk menyelidiki interaksi manusia secara lebih luas. Keempat teori memiliki asumsi bahwa partisipan secara sosial membentuk hubungan mereka dan interaksi melalui komunikasi dan bahwa komunikasi adalah sebuah situasi yang memiliki berbagai pencapaian yang beragam. Keempat teori juga mempelajari tentang interaksi tatap muka dan bagaimana para partisipan berkolaborasi untuk menciptakan sebuah tatanan dan menghasilkan makna bagi mereka sendiri.
Baca juga : Bentuk Komunikasi Bisnis
Teori komunikasi sosial menyajikan seperangkat asumsi-asumsi yang saling berhubungan, yang menyatakan bahwa perilaku komunikasi memiliki pola yang dapat dipelajari, terikat dengan konteks, bersifat multimodal dan multifungsional. Salah seorang ahli teori yang bernama Birdwhistell adalah pelopor dalam teori interaksi sosial. Sebagai pelopor teori interaksi sosial dan penemu kinesik, ia memiliki gagasan bahwa kinesik-sebagai studi yang mempelajari gerak tubuh dalam komunikasi- memiliki keterkaitan dengan interaksi sosial. Gagasan ini kemudian mendapatkan apresiasi dari koleganya yang bernama Albert Scheflen dan Adam Kendon. Mereka kemudian mengintegrasikan teori komunikasi sosial dengan teori dramaturgi yang dikemukakan oleh Erving Goffman dan etnografi komunikasi yang dirumuskan oleh Dell Hymes.
Fungsi
Fungsi utama komunikasi adalah menghubungkan orang satu sama lain atau dengan kelompoknya. Menurut Harold D. Lasswell dalam The Structure and Function of Communication in Society menyatakan bahwa proses komunikasi dalam masyarakat atau proses komunikasi sosial memiliki 3 (tiga) fungsi utama (Wright, 1988 : 7-8), yaitu :
- Pengawasan lingkungan – pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan, baik di luar amupun di dalam lingkungan dari suatu masyarakat tertentu.
- Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan – meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannya untuk berperilaku dalam rekasinya terhadap peristiwa-peristiwa.
- Transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya – menitikberatkan pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Baca juga : Model-model Komunikasi Massa
Tujuan
Menurut Wilbur Schramm (1971), sebagaimana bidang komunikasi lainnya, komunikasi sosial pun memiliki beberapa tujuan yang dapat dilihat dari sudut pandang pengirim pesan maupun sudut pandang penerima pesan. Berikut adalah beberapa tujuan komunikasi sosial :
- Sudut pandang pengirim pesan, tujuan komunikasi sosial adalah untuk memberikan informasi, memberi pelajaran, menghibur, dan mempersuasi penerima pesan.
- Sudut pandang penerima pesan, tujuan komunikasi sosial adalah untuk memahami, mempelajari atau belajar, menikmati, menolak atau memutuskan.
Baca juga : Teori Strategi Komunikasi – Teori Negosiasi
Selain dilihat dari sudut pandang pengirim pesan dan sudut pandang penerima pesan, tujuan komunikasi sosial juga dapat dilihat secara sosial maupun individual. Berikut adalah beberapa tujuan komunikasi sosial selanjutnya :
a. Secara sosial
- Membagikan pengetahuan umum terkait dengan lingkungan
- Mensosialisasikan kepada anggota baru dari suatu masyarakat tentang peran yang harus dimainkan dan tinggal bersama norma-norma dan kebiasaan.
- Menghibur anggota masyarakat dengan cara menjauhkan mereka dari berbagai macam masalah dan ketidakpuasan melalui penciptaan atau kreasi seni
- Meraih konsensus bersama tentang kebijakan, menjadi penentang atau pendukung, mengontrol perilaku dan mengerahkan sumber daya ke dalam arah yang diinginkan.
b. Secara individu
- Menguji atau menyebarluaskan gambaran realitas, mempelajari berbagai peluang dan bahaya yang dating.
- Memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat hidup dengan nyaman dalam suatu masyarakat.
- Menikmati, santai, terkadang lari dari kenyataan.
- Mencapai keputusan dimana terdapat banyak pilihan, mengambil tindakan berdasarkan informasi yang ada, berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan secara sosial.
Baca juga : Perkembangan Alat Komunikasi – Proses Komunikasi Efektif
Manfaat Mempelajari Komunikasi Sosial
Mempelajari komunikasi sosial dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
- kita dapat memahami berbagai pengertian komunikasi dari perspektif sosiologi.
- kita dapat memahami berbagai pengertian komunikasi sosial dari berbagai perspektif.
- kita dapat memahami ranah utama komunikasi sosial.
- kita dapat memahami berbagai elemen dalam komunikasi sosial yang mencakup interaksi sosial, kognisi sosial, pragmatis, dan pemrosesan bahasa.
- kita dapat memahami berbagai jenis komunikasi sosial.
- kita dapat memahami akar teori komunikasi sosial.
- kita dapat memahami fungsi komunikasi sosial.
- kita dapat memahami tujuan komunikasi sosial.
Demikianlah ulasan singkat tentang Komunikasi Sosial Menurut Para Ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi sosial serta menerapkannya dalam berbagai bidang dan konteks komunikasi.