25 Gaya Bahasa Dalam Komunikasi

Sewaktu berkomunikasi atau mendengar sebuah informasi disadari atau tidak, setiap orang pasti memiliki gaya bahasanya sendiri-sendiri. Selain itu, kita tentu pernah mendengar istilah atau kiasan mengenai gaya bahasa yang digunakan oleh seseorang. Tapi tahukah kamu apa sih sebenarnya gaya bahasa dalam komunikasi? nah, bagi kamu yang belum tau apa itu gaya bahasa dalam komunikasi simak baik-baik penjelasannya pada artikel ini. Karena kita akan mengupas secara tuntas apa itu gaya bahasa dalam komunikasi. (baca juga : Manajemen Komunikasi dalam Pendidikan)

Pengertian gaya bahasa dalam komunikasi

Sebenarnya didalam ilmu komunikasi, gaya bahasa atau disebut sebagai style dikenal sewaktu komunikasi masih sering menggunakan tulisan. Style sendiri merupakan turunan dari kata Latin Stiliis. Stiliis merupakan sebuah media atau alat yang digunakan untuk menampung lilin cair yang akan digunakan sewaktu menulis. Nah, keahlian seseorang dalam menggunakan Stailiis inilah yang akan mempengaruhi sebuah tulisan. Namun kini, style berubah arti menjadi sebuah kemampuan atau kepintaraan dan keahlian seseorang dalam merangkai kalimat dan bahasa yang diucapkan. (baca juga : Unsur-unsur Komunikasi Kesehatan)

Kini, gaya bahasa menjadi sebuah cara atau alat untuk menilai diri sendiri, menilai diri orang lain dan sebagainya. Seseorang akan terlihat menggunakan gaya bahasa dari Intonasi suaranya, dari cara berpakaiannya, dari cara berjalan dan menyapa orang lain serta tingkah lau dan etika berbicaranya. Gaya bahasa juga dapat menjadi penilaian awal untuk melihat baik buruknya seseorang karena semakin baik gaya bahasanya, maka akan semakin baik pula penilaian dan pandangan orang. (baca juga : Etika Komunikasi Digital)

Selain itu gaya bahasa harus memiliki beberapa kriteria atau sifat sebagai berikut :

  • Kejujuran informasi atau pesan yang disampaikan
  • Penggunaan etika komunikasi yang baik dan benar
  • Sopan dan santun dalam menyampaikan informasi atau pesan
  • Tidak menggunakan kata atau kalimat menghina
  • Selalu memberi hormat kepada lawan bicara
  • Kalimat atau kata yang diucapkan harus jelas dan tidak memiliki arti yang rancu atau kabur
  • Menggunakan kata atau kalimat yang tidak berbelit-belit
  • Mampu melakukan Cara Berkomunikasi dengan Baik
  • Memperhatikan Tahap-tahap Komunikasi yang Efektif

Jenis-jenis Gaya Bahasa

Gaya bahasa memiliki jenis atau model yang sangat banyak dikarenakan terjadinya percampuran beberapa unsur-unsur komunikasi. Selain percampuran unsur, cara berbicara seseorang juga dapat mempengaruhi gaya komunikasinya. Gaya bahasa secara garis besar dapat dilihat berdasarkan dua jenis pengelompokan yaitu dari segi bahasa dan non bahasa. (baca juga : Etika Komunikasi Pemasaran)

Dari dua jenis pengelompokan ini, gaya bahasa dapat dilihat seperti berikut ini  :

  1. Berdasarkan pengarang atau penyampai komunikasi.
  2. Berdasarkan jumlah massa
  3. Berdasarkan medium atau tempat komunikasi
  4. Berdasarkan subyek komunikasi
  5. Berdasarkan hadirin
  6. Berdasarkan tujuan komunikasi
  7. Berdasarkan penyampaian bahasa atau unsur bahasa yang digunakan
  8. Berdasarkan umpan balik dari bahasa yang digunakan
  9. Berdasarkan pilihan dan susunan kalimat atau kata
  10. Berdasarkan nada atau intonasi suara

Dari seluruh gaya bahasa diatas masih berkembang lagi sehingga kita juga masih dapat melihat beberapa jenis gaya bahasa lainnya yang biasanya kita temui didalam kehidupan sehari-hari kita. Beberapa gaya bahasa dalam komunikasi tersebut antara lain :

1. Gaya bahasa repetisi

Gaya bahasa repetisi merupakan gaya yang digunakan seseorang ketika sedang berkomunikasi, dimana orang tersebut sering melakukan pengulangan kata-kata didalam kalimat atau informasi yang diucapkannya. Biasanya, gaya bahasa ini terjadi karena seseorang merasa perlu untuk mengulang kata atau kalimat tersebut untuk memberikan penekanan makna. Bentuk dari gaya bahasa repetisi ini biasanya akan berbentuk kata, frasa atau klausa, dimana nilai atau makna dari kata, frasa atau klausa tersebut dianggap bernilai tinggi. Repetisi memiliki beberapa jenis turunan seperti Epizeuksis, Tautotes,  Anafora, Epistrofa, Simploke, Mesodiplosis, Epanalepsis dan Anadiplosis. (baca juga : Tipe Komunikasi Environmental)

2. Gaya bahasa retoris

Gaya bahasa retoris merupakan sebuah cara berbicara atau berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan penyimpangan makna dan arti yang sebenarnya. Gaya bahasa restoris ini digunakan untuk mencapai sebuah tujuan ataupun efek yang diinginkan oleh orang tersebut seperti kejelasan atau penekanan kata dan kalimat, hiasan atau humor. Sama seperti repetisi, gaya bahasa retoris juga memiliki beberapa jenis turunan seperti Aliterasi, Asonansi, Anastrof atau Inversi, Apofasis atau Presterisio, Apostrof, Asindenton, Polisindeton, Kiasmus, Elipsis, Elipsis, Eufemismus, Litotes,  Histeron Proteron, Pleonasme dan Tautologi , Prolepsis , Perifrasis, Hiperbol. (baca juga : Tipe Komunikasi Tekstual)

3. Gaya bahasa kiasan

Gaya bahasa kiasan merupakan sebuah gaya yang digunakan oleh seseorang berdasarkan perbandingan atau persamaan yang dilihat,dirasakan atau dipikirkannya. Dengan kata lain, gaya bahasa ini akan membandingkan atau menyamakan suatu informasi atau pesan yang diterimanya, kemudian Ia sampaikan sebagai bentuk bahasa kiasan. Gaya bahasa kiasan ini digolongkan menjadi beberapa bagian seperti Persamaan atau Simile, Metafora, Alegori, Personifikasi, Alusi, Eponim, Epitet, Metonimia,  Antonomasia, Hipalase, Ironi, Sinisme, Sarkasme, Satire, Inuendo, Antifrasis, dan Paronomasi. (gaya bahasa :  Tipe Komunikasi Tekstual dalam Groupware)

4. Gaya bahasa resmi

Gaya bahasa resmi merupakan sebuah komunikasi yang menggunakan kata atau kalimat yang baku dan digunakan didalam setiap kesempatan atau acara-acara resmi. Biasanya orang-orang yang menggunakan gaya bahasa ini tidak akan mengubah apapun, baik dari informasi atau pesan hingga kepada arti atau makna informasi yang disampaikan. Biasanya, kita dapat melihat gaya bahasa resmi pada proses komunikasi seperti pidato, khotbah, artikel formal, pertemuan – pertemuan resmi dan lain sebagainya. (baca juga : Fungsi Komponen Pendukung Komunikasi Daring)

5. Gaya bahasa tidak resmi

Gaya bahasa tidak resmi merupakan gaya berkomunikasi yang tidak terlalu menggunakan kata atau kalimat yang baku dan gaya bahasa ini akan kita temui pada acara – acara atau kesempatan yang tidak resmi. Orang-orang yang menggunakan gaya bahasa ini akan mengubah sedikit informasi atau pesan untuk mempersingkat penggunaan kata atau kalimat namun tidak mempengaruhi arti atau makna dari informasi atau pesan tersebut. Biasanya kita dapat melihat daya bahasa tidak resmi pada saat melakukan komunikasi bisnis diluar kantor, berkomunikasi dengan keluarga, atau berkomunikasi melalui media atau alat komunikasi. (baca juga : Tipe Jaringan Komunikasi dalam Manajemen)

6. Gaya bahasa percakapan

Gaya bahasa percakapan ini biasanya akan menggunakan kata atau kalimat yang populer dan sering didengar. Ketika seseorang sedang berkomunikasi dengan gaya bahasa percakapan, maka biasanya akan ditambahkan gaya bahasa morfologis dan dan gaya bahasa sintaksis. Tujuannya adalah untuk memberikan bentuk percakapan atau komunikasi yang lebih cair dan santai tanpa menghilangkan makna dan arti dari informasi atau pesan yang di percakapkan. Namun kedua element tersebut sering tidak diperhatikan. Biasanya gaya bahasa percakapan ini akan dapat kita lihat dan kita rasakan pada komunikasi atau percakapan antara orang tua dengan anak, dengan sahabat ataupun dengan orang-orang yang dikenal secara dekat maupun orang-orang yang baru dikenal. (baca juga : Contoh Tipe Komunikasi Asynchronous)

7. Gaya bahasa sederhana

Gaya bahasa sederhana merupakan gaya berkomunikasi yang simple, mudah dan tidak bertele-tele. Dengan kata lain, gaya bahasa yang satu ini hanya menggunakan sedikit kata untuk membentuk sebuah kalimat. Biasanya kita dapat melihat gaya bahasa sederhana ini didalam sebuah organisasi atau perusahaan, karena sifat dari gaya bahasa ini lebih kepada penekanan atau pemberian perintah sewaktu melakukan komunikasi. Meskipun begitu sederhana, gaya bahasa ini tidak menghilangkan makna dan arti dari informasi atau pesan yang dikeluarkan. (baca juga : Efek Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat)

8. Gaya bahasa yang bertenaga

Gaya bahasa yang satu ini memiliki kelebihan yang terletak dari penekanan nada atau intonasi suara ketika berkomunikasi dan memberikan informasi atau pesan. Orang-orang yang menggunakan gaya bahasa ini biasanya akan terlihat menggebu-gebu dan bersemangat didalam berkomunikasi, karena sifat atau karakter dari gaya bahasa ini seperti sedang berpidato. Kita dapat melihat gaya bahasa yang bertenaga ini ketika mendengarkan pidato atau ucapan dari Bung Karno yang begitu bertenaga dan membara. Selain itu, pada kebanyakan pidato atau pemberian arahan juga menggunakan gaya bahasa yang satu ini. (baca juga : Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi)

9. Gaya bahasa menengah

Gaya bahasa menengah merupakan sebuah gaya bahasa yang bertujuan untuk mengarahkan para pendengar untuk bersikap tenang, santai, senang dan gembira. Biasanya gaya bahasa menengah ini akan menggunakan nada suara atau intonasi yang tidak terlalu bertenaga namun juga tidak terlalu pelan dan terkadang diselingi dengan perkataan yang mengandung humor. Selain itu, sifat dari gaya bahasa ini sangat penuh dengan kasih sayang dan lemah lembut. Gaya bahasa yang satu ini dapat kita lihat ketika ada orangtua yang menasehati anaknya, pada kesempatan seperti pesta atau pertemuan keluarga hingga kepada rekreasi dan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan lainnya. (baca juga : Teknik Penulisan Berita Investigasi)

10. Gaya bahasa penegasan

Gaya bahasa penegasan merupakan sebuah cara berkomunikasi yang bertujuan untuk mempertegas arti atau makna dari sebuah informasi atau pesan yang disampaikan, ketika pemberi informasi merasa apa yang Ia ucapkan belum mengena kepada penerima informasi. Gaya bahasa yang satu ini dapat kita temui pada kegiatan belajar mengajar di sekolah ataupun kampus serta lingkungan pendidikan lainnya. Gaya bahasa penegasan ini juga terbagi kedalam beberapa jenis turunan seperti, Alonim, Enumerasio, Interupsi, Kolokasi, Koreksi, Silepsis, Enumerasio, dan lain-lain. (baca juga : Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi)

11. Gaya bahasa pertentangan

Gaya bahasa pertentangan merupakan sebuah gaya bahasa yang memberikan pertentangan terhadap sebuah informasi atau pesan. Ketika seseorang menerima informasi hoax dan Ia mencoba untuk melakukan koreksi terhadap informasi tersebut dan menyampaikannya kepada orang lain, maka Ia telah menggunakan gaya bahasa pertentangan. Pertentangan yang timbul mungkin akan memberikan sebuah kesan dimana orang tersebut melawan arus meskipun Ia mencoba untuk memberikan informasi yang benar. Gaya bahasa ini akan sering kita temui ketika terjadi sebuah perdebatan atau adu argument antar pihak. Gaya bahasa ini juga memiliki jenis-jenis turunan seperti Antitesis, Paradoks, Hiperbola, serta Litotes. (baca juga : Prinsip Komunikasi Terapeutik)

12. Gaya bahasa sindiran

Gaya bahasa sindiran adalah sebuah gaya bahasa yang menyindir informasi atau pesan yang disampaikan seseorang, selain itu sindiran yang disampaikan juga dapat menjurus kepada pribadi seseorang. Meskipun sifat dan karakteristik gaya ini merupakan sebuah cara berkomunikasi untuk menyindir, bukan berarti gaya bahasa yang satu ini buruk karena gaya bahasa sindiran ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan makna dari sebuah pesan atau informasi. Kita biasanya akan melihat gaya yang satu ini ketika pengamat politik sedang mengomentari pimpinan lembaga negara atau ketika sedang bercanda. Gaya bahasa sindiran ini juga memiliki jenis turunan seperti Ironi, Sinisme, Sarkasme, Satire, serta Innuendo. (baca juga : Teori Standpoint)

13. Gaya bahasa perbandingan

Gaya bahasa perbandingan merupakan sebuah gaya bahasa yang memiliki arti dan tujuan untuk melakukan perbandingan terhadap suatu informasi, dan mencapai arti atau makna serta tujuan yang sebenarnya dari informasi tersebut. Kita dapat melihat gaya bahasa yang satu ini ketika ada seseorang sedang membandingkan informasi yang diberikan oleh media A dengan informasi yang diberikan oleh media B, dengan tujuan untuk mendapatkan berita atau informasi yang sebenarnya. Meskipun begitu, gaya bahasa yang satu ini memiliki caranya sendiri untuk melakukan perbandingan. Cara untuk melakukan perbandingan tersebut kita kenal sebagai Metafora, Personifikasi, Asosiasi, Parabel, Tropen, dan Alegori. (baca juga : Teknik Komunikasi Arsitektur)

14. Gaya bahasa perumpamaan

Gaya bahasa perumpamaan sebenarnya hampir sama dengan gaya bahasa perbandingan, dimana gaya bahasa ini mencakup dua sisi informasi dan komunikasi. Jika gaya bahasa pertentangan hanya mencakup sisi pertentangan atau mencari hal-hal yang bertentangan, maka gaya bahasa perumpamaan selain mencakup sisi pertententangan, gaya bahasa ini juga mencakup sisi persamaan untuk mencari persamaan. Dengan kata lain, gaya bahasa perumpamaan ini akan menjadikan seseorang membandingkan sebuah informasi baik dari pertentangan yang ada pada informasi tersebut hingga kepada persamaannya, dan akan menggunakan kata-kata seperti bagai, sepantun, laksana, umpama. Selain itu, gaya perumpamaan ini memiliki jenis turunan seperti Metafora, Personifikasi atau Alegri. (baca juga : Teknik Penulisan Berita Straight News)

15. Gaya bahasa pertautan

Gaya bahasa pertautan ini dibedakan kedalam empat jenis turunan gaya yaitu Metonimia, Sinekdok, Alusio, Eufemisme. Secara garis besar, gaya bahasa pertautan ini dapat diartikan sebagai gaya bahasa yang menggunakan orang lain didalam informasi atau pesan yang disampaikannya. Sebagai contoh, kita akan melihat gaya bahasa ini ketika seseorang mengatakan ” pak jokowi dimedan makan durian” atau ” ayah selalu makan tengah malam” dan kata-kata atau kalimat lainnya. Dengan kata lain, gaya bahasa ini menunjuk orang lain atau peristiwa atau sebuah kejadian sebagai pembuka informasi atau pesan yang disampaikan. (baca juga : Etika Komunikasi Atasan dengan Bawahan)

Dari seluruh jenis – jenis gaya bahasa diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap gaya bahasa akan sangat baik dan berguna didalam setiap kesempatan dan kegiatan. Oleh sebab itu, setiap berkomunikasi hendaknya dilakukan dengan pemilihan dan penggunaan gaya bahasa yang sesuai agar tujuan dan makna dari informasi tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Sekian dulu artikel kali ini mengenai gaya bahasa dalam komunikasi, sampai ketemu pada artikel berikutnya.