Menerapkan etika komunikasi atasan dengan bawahan memang sesuatu yang perlu kebiasaan tersendiri. Bagaimana tidak, hubungan komunikasi ini akan berhasil hanya jika masing-masing pihak tahu betapa pentingnya etika dalam berkomunikasi. Etika digunakan di dalam komunikasi dengan tujuan hubungan antar individu bisa terjaga dengan baik. Demikian pula bila ini dikaitkan dengan hubungan atasan kepada bawahan. Kadang kala, jika komunikasi yang sifatnya antara atasan dengan bawahan ini diabaikan, tentu bisa timbul konflik dan tidak menutup kemungkinan pula hubungan kerja sama yang sebelumnya telah dijalin kemudian menjadi rusak.
Berikut ini adalah beberapa macam etika yang perlu diperhatikan antara atasan dengan bawahan ketika berkomunikasi sehingga mencegah timbulnya sesuatu yang sifatnya kurang baik. Tentunya ini akan sangat berguna terutama bila diterapkan pula pada komunikasi bisnis atau komunikasi pemasaran.
- Bahasa formal adalah bahasa paling aman
Etika dari berkomunikasi antara atasan dengan bawahan yang pertama adalah dengan menggunakan bahasa formal. Sebenarnya ini bukan hal yang begitu wajib terutama apabila kita berkecimpung di dunia industri kreatif, namun demikian, bagaimana pun juga bahasa formal adalah bahasa yang paling aman dan memiliki kesan rasa saling menghargai di dalamnya. Kita juga bisa mempelajari kegunaan bahasa sebagai alat komunikasi sehingga kita tahu betapa pentingnya poin ini.
- Pastikan intonasi suara jelas
Intonasi yang jelas akan membuat kelangsungan komunikasi berjalan dengan baik. Apabila seseorang berkomunikasi tanpa intonasi yang jelas, bisa jadi pesan yang akan disampaikan tidak diterima dengan baik. Akibatnya, bisa terjadi kesalahpahaman yang tentu saja ujung-ujungnya nanti bisa menjadi permasalahan baru.
- Fokus saat melakukan pembicaraan
Saat melakukan pembicaraan, pastikan kita fokus dan “hadir” baik secara fisik mau pun pikiran dalam pembicaraan tersebut. Ini adalah salah satu etika komunikasi atasan dengan bawahan yang kadang kala sering diabaikan. Bagaimana tidak, seseorang seringkali merasa diabaikan hanya karena lawan bicaranya tidak fokus saat diajak bicara. Hal ini tentu saja bisa memicu terjadinya perselisihan.
- Hindari menggurui
Sikap menggurui adalah sikap yang paling tidak disukai oleh siapa saja. Apalagi jika sudah berada di dunia kerja. Masing-masing individu merasa memiliki pengalaman yang berbeda dengan orang lain. Manakala dalam berkomunikasi ada kesan menggurui, maka bisa dipastikan asumsi-asumsi tertentu akan muncul dalam hubungan kerja. Oleh karena itu, bijaklah dalam berkomunikasi sehingga tidak terjadi sikap menggurui.
- Hindari ekspresi-ekspresi tertentu
Belajar fungsi komunikasi ekspresif akan sangat membantu mengenai hal ini. Komunikasi nonverbal merupakan salah satu bentuk dari hasil interaksi antar individu. Ekspresi-ekspresi tertentu bisa dianggap sebagai suatu tanda bagi lawan bicara. Pastikan masing-masing nyaman dengan tidak memunculkan suatu sikap atau ekspresi-ekspresi yang memang kurang bagus ini.
- Sadar posisi
Menyadari posisi masing-masing dalam berkomunikasi adalah hal yang penting. Ini bisa membangun pola komunikasi organisasi yang baik. Seseorang harus memahami sebagai apa dia saat ini dalam berkomunikasi dengan orang lain. Manakala hal ini diabaikan, maka tidak menutup kemungkinan seseorang akan menjadi lebih merasa superior dibandingkan yang lain.
- Mengendalikan emosi
Kemampuan dalam menggunakan teknik komunikasi asertif adalah kemampuan yang mulai bisa dilatih apabila kita sudah bicara mengenai komunikasi atasan dengan bawahan. Bagaimana kita bisa mengendalikan emosi dan tidak mudah terpancing amarah adalah salah satu hal yang memang patut ditingkatkan.
- Menjaga sikap profesional
Sikap-sikap profesional akan terlihat dari bagaimana cara kita bertutur kata. Oleh karena itu, mempelajari cara berkomunikasi dengan baik dan profesional adalah salah satu cara yang paling tepat untuk menjadikan kita lebih dihargai.
Jadi, demikianlah beberapa macam etika komunikasi yang perlu diperhatikan saat kita akan berkomunikasi dengan atasan atau bawahan. Hal yang tak kalah penting adalah bagaimana kita bisa membuat masing-masing nyaman saat berinteraksi. Tantangannya memang tidak mudah, namun setidaknya dengan mengetahui etika komunikasi atasan dengan bawahan kita bisa melaluinya.