Teori Ketergantungan – Sejarah – Prinsip

Teori ketergantungan adalah salah satu teori pembangunan yang dikembangkan pada akhir tahun 1950an dibawah bimbingan Direktur Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin, Raul Presbisch yang menekankan pada konsep ekonomi yang mengidentifikasi ketergantungan finasial antara negara maju dan negara Dunia Ketiga. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori pembangunan sebelumnya yaitu teori modernisasi yang sangat mendominasi sejak akhir tahun 1940an. Selain itu, dunia dihadapkan pada adanya kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara-negara industri maju ternyata tidak serta merta mengarah pada pertumbuhan di Negara-negara miskin.

Menurut teori ketergantungan, pembangunan di Negara-negara berkembang dan Negara sedang berkembang Dunia Ketiga sebagai sesuatu yang sama. Dasar kesejahteraan Negara-negara yang berada di pusat kehidupan internasional ialah akibat dari eksploitasi terhadap Negara-negara lain yang ada di periferinya. Kaum elit setempat dan perusahaan multinasional mempertahankan pengaturan sosial dan struktural yang menimbulkan ketergantungan itu. Teori ketergantungan pada intinya berusaha untuk menjelaskan keadaan terbelakang banyak Negara di dunia dengan memeriksa pola interaksi antar bangsa dan dengan alasan bahwa ketidaksetaraan antar bangsa merupakan bagian intrinsik dari interaksi tersebut.

Argumentasi ketergantungan ini dapat juga ditemui dalam tesis ‘imperialisme budaya” dalam debat aliran informasi di UNESCO. Perdebatan ini menimbulkan seruan untuk mengembangkan suatu Tatanan Informasi Internasional Baru guna menyeimbangkan aliran informasi di antara negara-negara Dunia Ketiga dan negara-negara lain dengan cara melakukan kontrol pada berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen komunikasi seperti isi komunikasi, saluran atau media komunikasi, sumber, khalayak, dan jurnalis.

Hal ini memicu perdebatan dimana negara-negara maju memandang bahwa kontrol yang dilakukan terhadap media dalam proses komunikasi merupakan bentuk penyensoran dan kontrol oleh rezim otoriter sebagaimana halnya yang dijelaskan dalam teori otoritarian pers dalam sistem pers otoriter. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa upaya untuk memperbaiki aliran informasi haruslah diimbangi dengan hak orang untuk mengetahui (Gonzales, 1981 : 75 – 79).

Pengertian

Sebelum menginjak pada seluk beluk teori ketergantungan, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu mengenai apa itu ketergantungan atau dependency yang dikemukakan oleh para ahli.

  • Osvaldo Sunkel (1969) mendefinisikan ketergantungan sebagai penjelasan tentang perkembangan ekonomi sebuah Negara dalam hal berbagai pengaruh eksternal seperti politik, ekonomi, dan budaya terhadap kebijakan pembangunan nasional.
  • Theotonio Dos Santos (1971) mendefiniskan ketergantungan sebagai sebuah kondisi sejarah yang membentuk struktur tertentu di dunia ekonomi sehingga menguntungkan beberapa Negara dan merugikan beberapa lainnya dan membatasi kemungkinan pengembangan ekonomi subordinat … situasi dimana ekonomi suatu kelompok Negara tertentu dikondisikan oleh pengembangan dan perluasan dari ekonomi lain yang menjadi sasaran mereka sendiri.
  • Susanne Bodenheimer mendefinisikan ketergantungan sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Amerika Latin sekarang ini dan sejak abad ke-16 merupakan bagian dari sistem internasional yang didominasi oleh Negara-negara yang sekarang berkembang … Keterbelakangan Latin adalah hasil dari serangkaian hubungan tertentu dengan sistem internasional.

Dalam bidang komunikasi pembangunan, ketergantungan merupakan salah satu paradigma yang lahir sebagai bentuk oposisi terhadap paradigma modernisasi di tahun 1960an  yang mengarah pada lahirnya teori atau model alternatif yang berakar dari perspektif politik ekonomi yaitu teori ketergantungan.

Dari definisi di atas, maka yang dimaksud dengan teori ketergantungan adalah teori yang berusaha menyajikan keadaan keterbelakangan di banyak Negara. Teori ini merupakan teori pembangunan yang bertujuan memperbaiki teori sebelumnya yaitu teori modernisasi.

Sejarah

Sejatinya, teori ketergantungan berakar pada karya Karl Marx mengenai strukturalisme ekonomi dan hubungan ekonomi antara negara maju dan negara Dunia Ketiga. Karl Marx berpendapat bahwa sistem dunia dan hubungan internasional didorong oleh kekuatan dan eksploitasi ekonomi. Dalam artian, ekonomi negara kaya memanfaatkan ekonomi negara Dunia Ketiga yang miskin melalui kontrol ekonomi yang dilakukan. Negara-negara maju mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan negara lain yang miskin.

Pemikiran Marxis adalah titik dasar teori ketergantungan. Dengan demikian, teori ketergantungan banyak merujuk pada teori imperialisme Marxis sebelumnya yang dikembangkan oleh Rosa Luxemburg dan Vladimir Lenin, dan telah menarik minat yang terus berlanjut dari kaum Marxis. Dalam perkembangannya, teori ketergantungan Marxis dipandang sebagai teori yang klasik sehingga dikembangkanlah teori ketergantungan yang lebih modern.

Bentuk teori ketergantungan yang lebih modern dikenalkan oleh Raul Presbisch dan Hans Singer melalui makalahnya masing-masing yang diterbitkan pada tahun 1949. Mereka mengamati bahwa persyaratan perdagangan untuk Negara-negara terbelakang yang relatif terhadap Negara-negara maju telah memburuk seiring berjalannya waktu. Negara-negara terbelakang mampu membeli barang-barang manufaktur yang lebih sedikit dari Negara-negara maju dengan imbalan sejumlah tertentu dari ekspor bahan mentah mereka. Gagasan ini dikenal sebagai tesis Presbich-Singer.

Presbich adalah seorang ekonom Argentina yang bekerja pada Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin. Lebih lanjut Presbich menjelaskan bahwa Negara-negara terbelakang harus menggunakan beberapa tingkat proteksionisme dalam perdagangan jika mereka memasuki jalur pembangunan yang mendiri. Dia berpendapat bahwa industrialisasi subtitusi impor bukan orientasi perdagangan dan ekspor, melainkan merupakan strategi terbaik bagi Negara-negara terbelakang.

Teori ketergantungan menggabungkan berbagai unsur dari teori neo-Marxis dan mengadopsi model revolusi di bawah kendali Negara maju. Teori ketergantungan menitikberatkan pada totalitas masyarakat dan sistem sosial yang menyoroti perbedaan antara Negara-negara imperialis di Negara-negara dunia pertama dan Negara-negara terbelakang. Teori ketergantungan menjelaskan perbedaan ini dengan memusatkan perhatian pada daerah dan kondisi struktural di berbagai Negara bangsa.Teori ini kemudian dikembangkan oleh Paul A. Baran melalui perspektif Marxis pada tahun 1957 dengan diterbitkannya The Political Economy of Growth.

Baca juga : Teori Komunikasi Massa McQuail

Hipotesis

Adapun hipotesis yang berkaitan dengan pembangunan di Negara-negara Dunia Ketiga menurut teori ketergantungan adalah sebagai berikut (Reyes, 2001) :

  1. Berbeda dengan perkembangan negara-negara maju yang mandiri, perkembangan negara-negara dunia ketiga memerlukan subordinasi terhadap negara maju.
  2. Negara-negara pinggiran mengalami perkembangan terbesar mereka saat ikatan mereka dengan negara maju berada pada titik yang paling lemah.
  3. Ketika negara maju pulih dari krisis dan membangun kembali hubungan pedagangan dan investasi, perusahaan ini sepenuhnya menggabungkan negara-negara perifer sekali lagi ke dalam sistem sehingga pertumbuhan industrialisasi di wilayah ini menjadi terhambat.
  4. Mengacu pada adanya fakta bahwa wilayah yang sangat terbelakang dan masih beroperasi pada sistem feodal tradisonal adalah wilayah yang pada masa lalu memiliki hubungan terdekat dengan negara maju.

Baca juga : Efek Media Massa

Prinsip

Menurut Bodenheimer (1970) dan Reyes (2001) dalam Hamza dkk, terdapat beberapa prinsip dasar yang merupakan inti dari teori ketergantungan di awal tahun 1950an dan  sekaligus merupakan inti dari model Presbisch. Menurutnya, untuk menciptakan kondisi pembangunan di dalam suatu Negara perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut (Bodenheimer, 1970 dan Reyes, 2001) :

  • Menempatkan lebih banyak penekanan pada kebijakan fiskal daripada moneter untuk mengendalikan nilai tukar moneter.
  • Mempromosikan peran pemerintah yang lebih efektif dalam hal pembangunan nasional.
  • Menciptakan platform investasi, memberi peran istimewa kepada ibu kota nasional.
  • Membolehkan masuknya modal eksternal mengikuti prioritas yang telah ditetapkan dalam rencana pembangunan nasional.
  • Mempromosikan permintaan internal yang lebih efektif dalam hal pasar domestik sebagai dasar untuk memperkuat proses industrialisasi.
  • Menghasilkan permintaan internal yang lebih besar dengan meningkatkan upah dan gaji pekerja yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap permintaan agregat di pasar dalam negeri.
  • Mengembangkan cakupan layanan sosial yang lebih efektif dari pemerintah, terutama ke sektor-sektor tersebut agar menjadi lebih kompetitif.
  • Mengembangkan strategi nasional sesuai dengan modal substitusi impor, melindungi produksi nasional dengan menetapkan kuota dan tarif di pasar luar.

Prinsip-prinsip awal yang dikembangkan oleh Presbisch telah diterima sebagai gagasan yang representatif dari teori ketergantungan. Namun, di tahun 1960an, sebuah kelompok baru yang mengklaim dirinya sebagai generasi baru ahli teori ketergantungan lahir. Mereka berpendapat bahwa Model Presbisch gagal dalam merefleksikan realitas Negara Dunia Ketiga. Tokoh sentral dari teori ketergantungan baru adalah Andre Gunder Frank, Samir Amin, Theotonio Dos Santos, Edelberto Torres-Rivas, dan Enrique Cardozo.

Kedua pendekatan ini sepakat  bahwa inti dari hubungan ketergantungan antara pusat dan daerah pinggiran terletak pada ketidakmampuan penggiran untuk mengembangkan proses inovasi teknologi yang otonom dan dinamis. Teknologi, sebagai kekuatan yang dilepaskan oleh Revolusi Industri berada di atas panggung. Negara-negara maju mengendalikan teknologi dan sistem untuk menghasilkan teknologi. Modal asing tidak bisa menyelesaikan masalah karena hanya menyebabkan terbatasnya transmisi teknologi namun bukan proses inovasi itu sendiri. Baran dan yang lainnya sering berbicara tentang pembagian pekerja tenaga kerja di pusat tidak terampil di pinggiran saat mendiskusikan fitur penting dari ketergantungan.

Baca juga : Peran Media Massa dalam Pembentukan Moral

Ruang Lingkup

Menurut Reyes (2001), dari prinsip dasar di atas, terlihat teori ketergantungan mengkombinasikan berbagai elemen dari perspektif neo-Marxis dan teori ekonomi Keynes yaitu sebuah gagasan ekonomi liberal yang berakar dari teori liberalisme yang muncul di Amerika Serikat dan Eropa sebagai respon terhadap tahun-tahun depresi di tahun 1920an. Berdasarkan teori ekonomi Keynes, teori ketergantungan mencakup empat hal utama, yaitu :

  1. Untuk mengembangkan sebuah permintaan efektif internal yang penting dalam lingkup pasar domestik.
  2. Untuk mengetahui bahwa sektor industri sangat penting untuk mencapai tingkat pembangunan nasional yang lebih baik karena sector ini dapat memberikan kontribusi nilai tambah pada produk yang lebih banyak dibandingkan dengan sektor pertanian.
  3. Untuk meningkatkan pendapatan pekerja sebagai alat untuk menghasilkan lebih banyak permintaan agregat dalam kondisi pasar nasional.
  4. Mempromosikan peran pemerintah yang lebih efektif untuk memperkuat kondisi pembangunan nasional dan meningkatkan standar kehidupan nasional.

Baca juga : Fungsi Pers

Jenis

Terdapat dua  jenis pendekatan teori ketergantungan yaitu pendekatan Struktural Amerika Latin yang ditandai oleh karya Presbich, Celso Furtado, dan Anibal Pinto dari Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Marxis Amerika yang dikembangkan oleh Paul A. Baran, Paul Sweezy, dan Andre Gunder Frank.

  • Struktural

Pendekatan struktural adalah sebuah pendekatan ekonomi dalam teori ketergantungan yang menekankan pentingnya mempertimbangkan fitur struktural ketika melakukan analisis ekonomi. Pendekatan ini berasal dari kerja Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin terkait dengan Raul Prebisch dan Celso Furtado. Prebisch berargumen bahwa ketidaksetaraan ekonomi dan perkembangan yang meyimpang merupakan ciri struktural yang melekat pada pertukaran sistem global. Dengan demikian, model strukturalis awal menekankan pada disekuilibrium internal dan eksternal yang timbul dari struktur produktif dan interaksinya dengan hubungan ketergantungan yang dimiliki oleh negara-negara berkembang dengan negara maju.

  • Neo-Marxis

 Pendekatan Neo-Marxis terhadap ekonomi pembangunan terkait dengan teori ketergantungan dan teori sistem dunia. Dalam pandangan neo-Marxis, eksploitasi dalam pendekatan Marxis mengandung makna eksploitasi eksternal dan bukan eksploitasi normal modern terhadap Marxisme ortodoks atau klasik. Dalam ekonomi industri, pendekatan neo-marxis menekankan pada monopoli daripada persaingan. Tokoh-tokoh yang terkait dengan pendekatan ini diantaranya adalah  Paul A. Baran, Paul Sweezy, dan Andre Gunder Frank. (Baca juga : Fungsi Komunikasi Massa)

Kritik

Teori ketergantungan tidak terlepas dari kritik yang dilontarkan oleh para ahli. Pada umumnya kritik terhadap teori ketergantungan menitikberatkan pada prinsip dasar teori ketergantungan yang merefleksikan fakta keadaan ekonomi di kisaran tahun 1950an hingga 1060an. Selain itu, teori ketergantungan dipandang tidak menyediakan bukti-bukti empiris secara komprehensif untuk mendukung kesimpulan untuk situasi saat ini.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah intisari beberapa kritik terhadap teori ketergantungan yang disampaikan oleh para ahli :

  • Menurut Reyes (2001), teori ketergantungan tidak menyertakan bukti-bukti empiris untuk mendukung simpulan yang dibuat. Selain itu, teori ini juga dipandang sebagai teori yang menggunakan tingkat analisis yang abstrak.
  • Lebih lanjut Reyes menyatakan bahwa gerakan ketergantungan memandang hubungan dengan perusahaan internasional sebagai hal yang hanya merugikan Negara. Padahal hubungan ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengubah teknologi.
  • Teori ketergantungan dipandang terlalu memberi perhatian besar terhadap peran hubungan dan hubungan eksternal sambil mengalihkan perhatian dari dinamika konflik internal.
  • Mengingat teori ketergantungan lahir berdasarkan fakta yang mencerminkan kondisi dan pemahaman tahun 1960an dan memiliki berbagai perbedaan pandangan sejak awal maka para ahli mempertanyakan kesesuaian teori ketergantungan dapat diaplikasikan pada kondisi saat ini.
  • Para ahli ekonomi neo-klasik memandang teori ketergantungan sebagai bagian sementara dari para ekonom Dunia Ketiga yang dipandu lebih oleh kecenderungan ideologis dan/atau berdasarkan penelitian yang patut dipertanyakan.

Baca juga : Teori Media Klasik

Hubungan Teori Ketergantungan dan Komunikasi

Dalam bidang komunikasi pembangunan, teori ketergantungan merupakan salah satu perspektif atau paradigma yang berkembang di awal tahun 1970an sebagai reaksi terhadap perspektif modernisasi. Teori ketergantungan dalam perspektif komunikasi pembangunan memainkan peranan penting dalam gerakan Tatanan Informasi Dunia Baru yang mulai berkembang di penghujung tahun 1960an hingga awal tahun 1980an. Teori ketergantungan merepresentasikan tujuan bangsa baru untuk menentukan sendiri sistem politik, ekonomi, dan budayanya di dalam komunitas internasional. Pembangunan dipandang sebagai bentuk dari keputusan politik.

Secara lebih luas, dari sudut pandang teori komunikasi, teori ketergantungan atau dependency theory adalah salah satu teori pembangunan internasional yang merujuk pada praktis sistematis dalam menerapkan proses komunikasi, strategi komunikasi efektif, dan prinsip-prinsip komunikasi yang membawa pada perubahan sosial yang positif.

Dalam teori ketergantungan, peran komunikasi ditemukan tunduk pada Negara-negara Barat atau Negara maju. Jean Servaes berpendapat bahwa penyiaran dan berbagai sistem media massa yang termasuk dalam sistem komunikasi massa akan mendukung modernisasi dan besifat anti-pembangunan, mereka cenderung mempromosikan agenda politik dan bergantung pada sumber pemograman eksternal. Selain itu, macam-macam media komunikasi ditempatkan dalam pelayanan masyarakat untuk mempromosikan barang-barang nasional dan publik daripada sebagai jaringan pipa untuk ideologi kapitalis.

Teori ketergantungan tidak melemahkan peran media massa dan fungsi media massa untuk pembangunan. Sebaliknya, hal ini merupakan titik awal keberangkatan bagi keseimbangan arus informasi dan penciptaan sistem media mandiri alih-alih mengandalkan media barat untuk mendukung pembangunan walaupun kontrol negara lebih besar.

Teori ini juga berpendapat bahwa media massa bukanlah variabel independen namun dipandang bergantung pada faktor lingkungan dan lebih memprihatinkan dengan teori pers revolusioner. Model komunikasi mereka pada dasarnya sama dengan modernisasi sebagai jalur komunikasi satu arah dan bukan komunikasi dua arah, dengan perbedaan utama pada siapa yang mengendalikan dan mengirimkan pesan dan untuk tujuan apa.

Itulah sekelumit tentang teori ketergantungan yang didasarkan atas pemikiran Karl Marx. Teori ketergantungan sangat terkenal dalam bidang studi sejarah dan sosiologi. Namun, teori ini hilang dari teori ekonomi mainstream sejak runtuhnya paham komunis di awal tahun 1990an.

Baca juga : Teori Konvergensi Media

Manfaat Mempelajari Teori Ketergantungan

Mempelajari teori ketergantungan yang merupakan salah satu teori pembangunan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :

  • Kita mengetahui dan memahami sejarah teori ketergantunga.
  • Kita memahami berbagai prinsip dasar dalam teori ketergantungan.
  • Kita memahami berbagai macam teori ketergantungan.
  • Kita memahami beberapa kritik terhadap teori ketergantungan.

Demikianlah ulasan singkat tentang teori ketergantungan sebagai salah satu teori pembangunan dan kaitannya dengan komunikasi pembangunan sebagai salah satu bidang komunikasi. Semoga dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang teori ketergantungan dan kaitannya dengan komunikasi.