6 Peran Media Massa dalam Pembentukan Moral

Media massa merupakan satu di antara jangkauan komunikasi yang sangat besar karena sifatnya yang publik dan dapat tersebar di mana-mana. Seperti halnya, secara sederhana adanya media cetak seperti surat kabar, buku, Koran, majalah, dan lain sebagainya; media elektronik seperti televisi dan radio; hingga kini muncul media dalam jaringan atau online yaitu berita online, tv online, dan lain sebagainya. (Baca juga: Media Komunikasi Modern)

Hingga kini, konsumen media massa pun mulai berubah dengan cepat yang dimungkinkan munculnya komunikasi dalam jaringan yaitu internet. Dengan munculnya internet atau berita dalam jaringan kini, masyarakat dari kalangan manapun dapat mengaksesnya dengan mudah. Karena masyarakat kini mulai dapat mengakses berita cukup menggunakan ponsel atau komputernya. Jadi, tak heran kini televisi mulai mengubah wujudnya menjadi sarana hiburan yang dulunya mayoritas sebagai sarana informasi.

Baca juga:

Bahkan tak hanya berita dalam jaringan, media sosial yang mulai muncul di tengah masyarakat ini membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi dan berita di mana pun ia berada. (Baca juga: Etika Komunikasi Massa)

1. Media Massa Terhadap Budaya

Sudah diakui bahwa adanya media massa dalam kemasan kualitas berita yang disajikan kepada publik sangat memberikan efek pada budaya di tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya upasa pers yang berusaha untuk memprioritaskan nilai dan norma yang dapat mempersatukan budaya di masyarakat mengingat bahwa masyarakat memiliki sifat yang pluralis dengan berbabagai agama dan suku. (Baca juga: Sejarah Televisi Indonesia)

Sepertinya halnya informasi yang mengangkat kearifan lokal pada suatu budaya memang sudah sewajarnya untuk tetap diperjuangkan. Walaupun pengangkatan kearifan lokal ini juga berdampak pada nilai ekonomi dalam manajemen industri pers yang lebih mengutamakan idealism kearifan lokal dan budaya. (Baca juga: Sejarah Perkembangan Alat Komunikasi)

Dampak Positif Media Massa pada Budaya

Jika informasi atau berita yang disajikan kepada masyarakat ini bersifat objektif dan jujur, maka dapat dimungkinkan dapat memberikan nilai positif bagi masyarakat. Informasi atau berita yang tidak bohong dan tidak fitnah yang tidak menimbulkan pertikaian masyarakat ini akan membuat peran media massa menjadi positif di mata masyarakat. Dengan memperhatikan nilai aktualitas suatu berita dan informasi yang disajikan dapat memberikan kejujuran dan pendidikan di tengah masyarakat yang berbudaya. (Baca juga: Strategi Komunikasi Pemasaran)

Dengan kata lain, media massa akan memiliki fungsi sebagai media yang berbudi luhur dan berbangsa hingga mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan Indonesia dalam UUD 1945 alinea pertama.

2. Media Massa Terhadap Agama

Bahkan dalam hal mengenai budaya kerukunan antar umat beragama pun juga dapat dibangun oleh adanya peran media massa yang memang memiliki peranan yang sangat besar terhadap kerukunan dan persatuan masyarakat. Dengan kata lain, bahwa media massa yang menyajikan berita dan informasi mengenai agama ataupun budaya, dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap pembentukan budaya yang satu dan rukun di tengah masyarakat.

Baca juga:

Masyarakat akan beranggapan, ketika media massa menyajikan berita yang damai, sejuk, dan ringan akan membawa kerukunan antar masyarakat dan tidak menimbulkan pertikaian. (Baca juga: Sejarah Media Massa)

Media Massa Merusak Nilai Agama

Kebebasan pers seperti ini yang akan memberikan dampak buruk pada moral hingga muncullah krisis moral yang tidak diinginkan. Tak hanya itu, bahkan kebebasan pers dapat memunculkan kegersangan spiritual seseorang yang membuat masyarakat menjadi resah dan prihatin akan hal ini.

Ada kalanya, masyarakat dapat menyikapi krisis moral seperti hal tersebut dengan sikap yang jernih dan objektif. Jika tidak, maka akan timbul berbagai hal yang mungkin bisa menimbulkan pertikaian baik dari segi moril maupun budaya. (Baca juga: Etnografi Komunikasi)

Ya, sesuatu yang dapat merusak agama pun sebenarnya bukan hanya media massa yang memberikan dampak. Hal tersebut bisa juga karena adanya nilai budaya yang mungkin bisa menyurutkan nilai agama setiap individu. Sehingga, faktor budaya pun juga dapat memberikan pengaruh terhadap nilai agama. Pemahaman agama yang dangkal pun juga bisa dikaitkan sebagai faktor penyebab dari turunnya nilai agama di tengah masyarakat.

3. Media Massa Merusak Moral

Berbeda halnya dengan adanya kebijakan mengenai kebebasan pers yang akhir-akhir ini beredar, bahwa informasi dan berita yang disajikan cenderung dapat menjadi ancaman yang sangat serius dan meresahkan masyarakat mengenai kerukunan dan persatuan antar individu. Dengan alih-alih kebebasan pers, maka banyak jurnalis-jurnalis yang mulai seenaknya mempublikasikan berita-berita yang dapat merusak moral. (Baca juga: Pengertian Media Menurut Para Ahli)

Dengan adanya kebijakan kebebasan persn, maka beberapa foto dan berita vulgar mulai beredar ke mana-mana, dan hal itu sudah dianggap wajar dan lumrah. Hal ini diberi penekanan dan alasan bahwa adanya kebijakan pers alias bebas. (Baca juga: Elemen-Elemen Komunikasi)

Padahal, kebebasan pers yang sebenarnya bukan berarti bebas mempublikasikan segala hal hingga hal yang tabu sekalipun. Namun, kebijakan kebebasan pers ini dimaksudkan untuk aspirasi masyarakat terhadap masyarakat dengan filter yang tidak menimbulkan pertikaian.

Baca juga:

4. Media Massa Terhadap Pendidikan

Negara yang baik adalah Negara yang memiliki tujuan yang baik untuk membuat negaranya menjadi Negara yang maju. Satu di antara faktor pendukung untuk menjadi Negara yang maju bukan hanya dari aspek ekonomi saja, melainkan juga dari aspek perilaku dan moral suatu bangsa. Dengan demikian, pembentukan karakter suatu bangsa juga dapat memberikan dampak yang baik bagi Negara untuk menjadi Negara yang maju. (Baca juga: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)

Adanya pembentukan karakter dan mental suatu bangsa, merupakan satu di antara unsur pembangun Negara sebagai sarana dan prasarana Negara. Namun, coba kita lihat sekarang! Ternyata masih ada korupsi, turunnya nilai sosial, nasionalisme, kemandirian, dan kepercayaan diri suatu bangsa masih tersebar di berbagai tempat di Negara kita. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan mental dan karakter yang tidak terurus alias bobrok. Bahkan sistem pendidikan yang seharusnya. Karena yang kita lihat sekarang bahwa sistem pendidikan di sini hanyalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan teknis saja tanpa adanya pembentukan karakter.

Baca juga:

Sebenarnya, kita bisa saja memulai untuk melakukan sistem untuk pembentukan karakter, namun hal tersebut haruslah melewati beberapa hal dan satu di antarnya adalah media massa sebagai perantaranya. Dengan kata lain, bahwa media massa ini memiliki peran penting dalam pembentukan dan pembangun karakter dan mental suatu bangsa.

Apalagi mengingat wilayah Indonesia secara geografis yang cukup luas dan penduduk yang semakin besar dengan berbagai lapisan masyarakat, bahwa media massa ini semakin penting peranannya. Ditambah lagi adanya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, bahwa media massa dapat diakses di mana saja dan siapa saja yang terbebaskan. (Baca juga: Macam-Macam Komposisi Fotografi)

5. Media Massa sebagai Kontrol Sosial

Karena, pada dasarnya bahwa media massa ini memiliki tiga fungsi utama yaitu memberikan informasi, mendidik, dan menghibur. Dengan adanya sikap masyarakat yang mulai demokrasi, maka media massa pun memiliki tambahan fungsi utama yaitu sebagai kontrol sosial.

Fungsi utama yang keempat yang merupakan fungsi utama tambahan dari masyakarat sebagai kontrol sosial ini, seolah-olah media massa dijadikan sebagai anjing penjaga rumah yang memantau jalannya sistem pemerintahan. Dengan begitu masyarakat yang berperan sebagai rakyat pun dapat memberikan kritik dan aspirasi mereka kepada pemerintahan khususnya di lembaga eksekutif, legislative, dan yudikatif. (Baca juga: Teori Semiotika Charles Sander Peirce)

Namun, saking fokusnya masyarakat terhadap pemerintah, hal ini terlupa akan dirinya sendiri. Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan adanya tawuran antar pelajar yang mulai menyebar. Tak hanya itu, penyebaran narkoba, obat-obatan, hingga kekerasan antar masyarakat pun sebenarnya juga perlu diperhatikan. Maka dari itu, media massa di sini akan berperan sebagai penyalur kritisi moril yang sedang terjadi.

Jika kita membicarakan soal moral dan mental bangsa, maka sebaiknya kita telisik lebih dalam lagi pada fungsi media massa yang berperan sebagai media yang mendidik dalam segi edukasi. Dengan demikian, bahwa media massa juga ikut andil dalam mencerdaskan bangsa dan pembentukan karakter bangsa pada suatu Negara. (Baca juga: Teori Semiotika Roland Barthers)

6. Media Massa yang Beralih ke Hiburan

Coba sekarang kita lihat televisi yang merupakan sarana media massa masyarakat. Apakah sekarang televisi masih berfungsi sebagai media massa yang mendidik?

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa televisi karena adanya teknologi informasi yang mulai berkembang dan masyarakat banyak yang beralih ke internet, maka televisi mengubah kemasannya menjadi kemasan yang menghibur. Namun, hiburan mereka telah kebablasan hingga menjadi media massa yang merusak moril karena fungsi mendidiknya yang kurang diperhatikan oleh pihak manajemen televisi dan penyiaran. (Baca juga: Pengertian Media Sosial menurut Para Ahli)

Memang sih, masih ada beberapa program televisi yang menayangkan program pendidikan. Namun, coba kita lihat? Bahwa di televisi sudah mulai cenderung memberikan hiburan lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan yang merupakan sebagai fungsi mendidik.

Memang adanya kebijakan dan filterasi berita membuat berita-berita dan informasi yang disajikan ke publik atau masyarakat melewati sistem penyaringan. Dan ini sangatlah membantu dalam pembentukan moril masyarakat. Dengan adanya kebijakan redaksional, maka berita yang disajikan dapat dikontrol dengan baik dan tidak semena-mene seperti adanya kebebasan pers atau kebebasan dalam menyebarkan berit.

Baca juga:

Setiap redaksional di setiap televisi atau media memiliki kebijakan masing-masing yang berbeda-beda. Hal itu semua tergantung dari visi dan misi suatu redaksional dan ideology yang mereka gunakan. Namun, mereka tetap mengupayakan bahwa berita dan informasi yang disajikan merupakan berita dan informasi yang berbobot dan bernilai pendidikan. Walaupun durasi juga mempengaruhi hal itu semua.