Teori Media Klasik Menurut Para Ahli

Teori media klasik atau classical medium theory adalah salah satu medium theory yang menekankan pada efek-efek sosiokultural media terpisah dari isi media. Bersama dengan teori agenda setting dan teori framing serta kajian media, medium theory merupakan tiga kerangka teoretis dalam tradisi sosiokultural yang membantu kita memahami bagaimana fungsi media komunikasi dan tanggapan terhadap media adalah bagian dari konteks sosial yang lebih luas.

Teori media klasik merupakan hasil pemikiran Marshall McLuhan yang dituangkan dalam bukunya Understanding Media : The Extensions of Man (1964). McLuhan berpendapat bahwa yang menjadi pusat perhatian dalam berbagai studi komunikasi terkait media adalah media itu sendiri dan bukan terletak pada isi pesan. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa medium memberikan dampak terhadap masyarakat dikarenakan sifat-sifat media dan bukan karena isi pesan yang disampaikan. Gagasan yang dikemukakan oleh McLuhan ini dikenal dengan medium theory. Misalnya, televisi memberikan dampak kepada kita berdasarkan apa yang kita tonton. Buku ini kemudian menjadi pelopor dalam kajian teori media.

McLuhan bukanlah orang pertama yang mengemukakan gagasan ini. Gagasan McLuhan banyak dipengaruhi oleh pemikiran Harold Adams Innis. Innis menyatakan bahwa media komunikasi adalah inti dari sejarah peradaban manusia dan karena itu perjalanan sejarah sebagian besar diarahkan oleh media yang paling dominan di masing-masing era. Bagi McLuhan dan Innis, media merupakan perpanjangan pikiran manusia, oleh karena itu media yang digunakan paling dominan membiaskan beberapa periode sejarah.

1. Harold Adams Innis

Harold Adams Innis adalah salah satu ilmuwan pertama yang secara sistematis berspekulasi tentang  kemungkinan adanya kaitan antara media komunikasi dan berbagai struktur sosial yang ditemukan pada titik-titik tertentu dalam sejarah. Melalui bukunya yang bertajuk The Bias of Communication (1951), Innis berpendapat bahwa media mempengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial.

Menurut Innis, media memiliki kecenderungan untuk memihak pada ruang atau waktu yang disebut dengan bias komunikasi. Dari sinilah kemudian muncul istilah media bias waktu dan media bias ruang.

  • Media bias ruang – media bias ruang misalnya kertas cetak. Kertas cetak sangat ringat dan mudah dibawa kemanapun walau tidak tahan lama. Bila komunikasi yang dilakukan bias pada ruang, artinya pesan dapat disampaikan ke tempat yang jauh. Mengingat orang senang bepergian ke tempat yang jauh, maka terjadi ekspansi territorial, mobilisasi penduduk secara horizontal, dan kekaisaran. Bias ruang membawa ke masa depan.
  • Media bias waktu – media bias waktu misalnya batu, tanah liat, dan kulit kayu sangat berat dan sulit dibawa kemanapun namun sangat tahan lama. Bila komunikasi yang dilakukan bias pada waktu, artinya orang tinggal pada suatu ruang yang terbatas, pada kelompok yang terikat erat karena sejarah, tradisi, agama, keluarga. Bias waktu membawa ke masa lalu.

Dengan demikian, menurut Innis, setiap media komunikasi membentuk jenis kebudayaan tertentu. Media lisan mengandung bias waktu, karena sukar didengar dari jarak jauh. Hal ini melahirkan masyarakat tradisional dan kekuasaan kelompok agama serta orang tua. Media tulisan memiliki bias ruang yang melahirkan masyarakat yang menolak tradisi, meninggalkan mitos dan agama, serta berorientasi pada masa depan (Rakhmat, 2001 : 248). Pemikiran Innis inilah yang menjadi dasar pemikiran McLuhan sehingga melahirkan “medium is the message”.

2. Marshall McLuhan

Marshall McLuhan adalah seorang sastrawan yang kemudian mengalihkan perhatiannya pada kajian komunikasi. Pada rentang tahun 1960an, McLuhan mempopulerkan kajian tentang komunikasi dan media serta menggunakan media untuk menyebarkan gagasannya. Terkait dengan teori media klasik, terdapat beberapa konsep pemikiran McLuhan yang perlu dipahami, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Medium

McLuhan memulai penyelidikannya tentang bias sensorik dengan anggapan bahwa masing-masing medium memiliki tata bahasanya sendiri, yang menentukan hal-hal yang dipikirkan. McLuhan berpendapat bahwa medium beroperasi  seperti bahasa. Tata bahasa dari suatu medium diturunkan dari dua unsur yaitu :

  • penggunaan indera untuk menerima medium dan tingkat definisi data atau kejelasan informasi yang diberikan oleh medium
  • kejelasan informasi yang disediakan oleh medium

Untuk menggambarkan medium, McLuhan mengadopsi penggunaan istilah “hot media” dan “cool media”. Hot media seperti radio, fotografi, atau media cetak memiliki definisi tinggi, menyuguhkan banyak sekali data melalui saluran sensorik, namun partisipasi rendah. Sebaliknya, cool media seperti TV atau film memiliki informasi yang rendah, sedikit data, serta membutuhkan penggunaan beberapa indera.

b. Medium is the messege

Di era komunikasi massa, khususnya pada dekade 1960an, dimana kajian budaya tampil sebagai tantangan serius terhadap perspektif efek terbatas media, Marshall McLuhan menuangkan beberapa pemikirannya melalui tulisan yang sangat berpengaruh. Marshall McLuhan memperoleh ketenaran di seluruh dunia sebagai seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang media elektronik dan dampaknya terhadap budaya dan masyarakat. McLuhan sangat fasih dalam mengkritisi karya sastra dan banyak membaca teori komunikasi dan sejarah perkembangan ilmu komunikasi atau sejarah perkembangan teknologi komunikasi.  Jadi, menurut McLuhan, yang mempengaruhi kita bukanlah isi pesan yang disampaikan media melainkan macam-macam media komunikasi yang kita gunakan seperti media massa. Sebagian besar pemahamannya terkait dengan peran historis media didasarkan pada pemikiran Harold Adams Innis.

Dalam bukunya Understanding Media : The Extensions of Man, McLuhan menjelaskan pandangannya mengenai implikasi berkembangnya media elektronik. Ia menyatakan bahwa the medium is the message dan the massage. Dengan kata lain, berbagai bentuk media baru membentuk pengalaman kita tentang diri kita dan masyarakat. Pengaruh ini lebih penting dibandingkan dengan isi pesan yang dikirimkan dalam pesan yang khusus. Hal ini berkebalikan dari sistem komunikasi massa yang justru menekankan pada aspek isi pesan media ataupun sistem komunikasi interpersonal yang menekankan pada aspek isi dan hubungan.

Tidak seperti pengertian media menurut para ahli pada umumnya yang memandang media sebagai sebuah alat, McLuhan (1964) berpendapat bahwa, secara operasional dan praktis, medium adalah pesan. In berarti bahwa akibat-akibat personal dan sosial dari media – yakni karena perpanjangan diri kita – timbul karena skala baru yang dimasukkan pada kehidupan kita oleh perluasan diri kita atau oleh teknologi baru … media adalah pesan karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia  (Rakhmat, 2001 : 220).

c. The extension of man

Teori McLuhan sejatinya adalah sekumpulan gagasan yang digabungkan oleh beberapa asumsi umum. Menurut McLuhan,  semua media, dari alphabet fonetik ke komputer, adalah perpanjangan dari manusia dan media secara harfiah memperluas penglihatan, pendengaran, dan sentuhan melalui ruang dan waktu. Misalnya, telepon adalah perpanjangan telinga atau televisi sebagai salah satu media massa menurut para ahli merupakan perpanjangan dari mata. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan yang menetap di dalam dirinya serta mengubah lingkungannya. McLuhan juga berpendapat bahwa perubahan dalam teknologi komunikasi tidak dapat dihindari karena menghasilkan perubahan besar dalam budaya dan tatanan sosial.

d. Global village

McLuhan menggunakan istilah global village atau kampung global untuk merujuk pada bentuk baru organisasi sosial yang pasti akan muncul saat media elektronik instan mengikat seluruh dunia ke dalam satu sistem sosial, politik, dan budaya yang besar. Para ahli menilai bahwa apa yang disampaikan oleh McLuhan terkait dengan global village merupakan bentuk antisipasi akibat semakin berkembangnya teknologi komunikasi. Hal ini dibuktikan kini dengan hadirnya berbagai media komunikasi modern beserta karakteristik new media nya sebagai akibat berkembangnya internet sebagai media komunikasi. Komunikasi online yang kita lakukan dengan orang lain kini semakin mudah dengan hadirnya berbagai media sosial. Pandangan McLuhan ini telah membuka ruang bagi hadirnya teori media baru atau teori new media atau teori new media menurut para ahli.

Itulah sekelumit teori media klasik yang merupakan hasil pemikirian Marshall McLuhan yang dipengaruhi oleh pemikiran Harold Adams Innis beserta berbagai konsepnya.

Kelebihan dan Kekurangan

Teori media klasik atau classical medium theory juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan teori media klasik

  • Teori media klasik dipandang sangat komprehensif.
  • Teori media level merupakan teori yang berada pada tingkatan makro.
  • Teori media klasik berkaitan dengan publik umum.
  • Teori media klasik mengangkat nilai budaya pop isi media.

b. Kekurangan teori media klasik

  • Teori media klasik tidak dapat diverifikasi secara empiris.
  • Teori media klasik terlalu optimis tentang pengaruh teknologi komunikasi.
  • Teori media klasik mengabaikan terlalu banyak masalah efek penting.

Manfaat Mempelajari Teori Media Klasik

Mempelajari teori media klasik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah kita dapat mengetahui dan memahami landasan teori media klasik yang dikemukakan oleh Harold Adams Innis dan pengembangannya yang dilakukan oleh Marshall McLuhan serta terkait dengan beberapa konsep, kelebihan dan kekurangan yang menyertainya.

Demikianlah ulasan singkat mengenai teori media klasik yang dikemukakan oleh para ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita terkait dengan teori media klasik sebagai bagian dari medium theory.