Model Komunikasi Strategis dan Komponennya

Dalam perkembangannya, komunikasi digunakan dalam berbagai hal. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dan memberikan hasil yang diinginkan, maka diperlukan model komunikasi strategis yang tepat. Baik kalangan pebisnis, mahasiswa, guru, maupun profesi lainnya sangat memerlukan model komunikasi strategis sebelum memulai sebuah komunikasi yang penting.

Untuk bisa membangun model komunikasi strategis yang baik, maka diperlukan beberapa komponen penting di dalamnya sebagaimana di bawah ini:

Pengetahuan Situsasional

Pengetahuan situasional adalah segala hal atau pengetahuan yang kita miliki tentang bagaimana sebuah komunikasi pada situasi tertentu dapat berjalan dengan baik. Komponen yang satu ini adalah komponen terpenting dari sebuah model komunikasi strategis. Hal ini dikarenakan beberapa hal di bawah ini:

1. Pengetahuan akan seorang individu atau sebuah organisasi akan memudahkan seseorang mencapai tujuan personal atau organisasi.

2. Pengetahuan tentang sistem imbalan atau feed back akan memberikan kita gambaran bagaimana kita akan dihargai oleh lawan komunikasi kita nantinya. Kita bisa mengetahui kalimat atau perbuatan apa saja yang dianggap bernilai baik sehingga kita bisa menggunakannya di dalam komunikasi nantinya, sedangkan hal yang dianggap buruk bisa dapat kita hindari.

3. Pengetahuan tentang karakter lawan komunikasi akan memudahkan kita untuk mengetahui bagaimana cara terbaik dalam menghadapi lawan bicara. Kita bisa mengetahui pribadi apa yang akan kita hadapi sehingga lebih mudah untuk menentukan sikap.

4. Pengetahuan yang didapatkan akan membantu kita untuk bisa berkembang lebih baik sehingga komunikasi yang akan dilakukan bisa berjalan dengan baik pula.

Baca juga :

Namun untuk bisa mendapatkan pengetahuan situasional yang baik, kita harus mengetahui dengan baik siapa lawan komunikasi yang akan kita hadapi. Beberapa faktor situasional yang menentukan kemudahan dalam mendapatkan informasi adalah ketertarikan, atensi, kemiripan, dan faktor lainnya.

Penentuan Tujuan

Komponen berikutnya dalam model komunikasi strategis adalah penentuan tujuan atau goal setting. Komunikasi akan jauh lebih efektif jika kita mengetahui tujuan dari terbentuknya sebuah komunikasi. Dalam sebuah komunikasi, penentuan tujuan akan mempercepat tercapainya tujuan.

Misalnya saja ketika seorang guru ingin agar siswanya mengerjakan pekerjaan rumahnya, maka guru tidak perlu berbelit-belit dalam memberitahukan soal pekerjaan rumahnya. Begitu pula dalam sebuah negosiasi bisnis. Ketika tujuan dari sebuah negosiasi telah diketahui, maka akan lebih mudah untuk melakukan kesepakatan karena arah pembicaraan tidak akan bercabang kesana kemari yang akhirnya akan membuat kedua belah pihak menjadi jenuh.

Baca juga :

Pastikan pula untuk menentukan tujuan dengan lebih spesifik sehingga strategi yang akan digunakan dalam sebuah komunikasi juga akan lebih detail dan lebih cepat tercapai tujuannya.

Kompetensi Komunikasi

Komponen selanjutnya dalam model komunikasi strategis adalah kompetensi komunikasi. Kompetensi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah informasi yang ia terima atau dapatkan.

Menurut William Howel dalam Griffin, terdapat 4 tingkatan dalam kompetensi komunikasi seperti di bawah iniUnconscious Incompetence

1. Unconscious Incompetence

Tidak sadar dan tidak bisa melakukan apa-apa. Yang dimaksud dengan tidak sadar adalah telah salah menafsirkan pesan atau perilaku komunikasi pihak lain secara tidak sadar. Sementara, tidak bisa melakukan apa-apa adalah tindakan untuk tidak cukup peduli dengan perilaku komunikasinya sendiri. Bentuk kompetensi ini adalah yang paling rendah dari bentuk lainnya.

2. Conscious Incompentence

Sadar dalam berkomunikasi, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa. Yang dimaksud dengan sadar adalah komunikasi yang dilakukannya tidak efektif dan seringkali terjebak pada salah paham, seperti penanganan konflik yang tidak produktif. Meskipun begitu, mampu melakukan apapun untuk memperbaikinya.

Baca juga :

3. Conscious Competence

Sadar dalam hal berkomunikasi dan mampu melakukan sesuatu. Individu pada tingkatan ini bisa mengontrol perilaku komunikasinya secara sadar dan melakukannya terus menerus sehingga menjadi komunikasi yang lebih efektif.

4. Unconscious Competence

Tidak sadar karena telah menjadi sebuah kebiasaan dan mampu melakukan sesuatu. Ini adalah bentuk tingkatan paling tinggi dalam kompetensi komunikasi. Orang pada tingkatan ini memiliki kemampuan untuk menyatukan tindakan komunikasi menjadi bagian dari perilakunya sehari-hari. Dia tidak perlu lagi sibuk untuk mengatur perilakunya terus menerus karena secara otomatis dirinya telah menyesuaikan.

Manajemen Kecemasan

Kecemasan dalam sebuah komunikasi adalah hal yang wajar terjadi, namun tetap perlu dikontrol dengan baik agar komunikasi tetap berjalan dengan efektif. Terdapat beberapa penyebab kecemasan dalam sebuah komunikasi seperti budaya yang berbeda, kemampuan berbicara, pengalaman, trauma, status, tingkat perhatian, dan lain-lain. Dengan melakukan beberapa teknik merilekskan saraf, maka kecemasan dapat dikurangi dan dihilangkan.

Baca juga:

Itulah penjelasan singkat mengenai model komunikasi strategis yang perlu diketahui. Membangun model komunikasi strategis bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan memperhatikan beberapa aspek penting seperti di atas.