Teori Penyusunan Dalam Komunikasi Kelompok – Pengertian, Konsep, Perkembangan, dan Penerapan

Menurut Anwar Arifin, komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung diantara beberapa orang yang tergabung dalam sebuah kelompok kecil seperti rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Michael Burgoon, komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Pengertian Teori Penyusunan

Dalam komunikasi kelompok, terdapat satu teori yang sering digunakan. Teori tersebut adalah teori penyusunan. Teori penyusunan dalam komunikasi kelompok berperan penting dalam jalannya komunikasi. Teori penyusunan adalah teori yang menepis dualisme (pertentangan) dan mencoba mencari likage atau pertautan setelah terjadi pertentangan tajam antara struktur fungsional dengan konstruksionismefenomenologis.

Baca juga :

Konsep Teori Penyusunan

Adapun teori penyusunan memiliki konsep bahwa struktur bukan bersifat eksternal bagi individu-individu melainkan dalam pengertian tertentu lebih bersifat internal. Giddens menyatakan bahwa struktur tidak disamakan dengan kekangan (constraint) namun selalu mengekang (constraining) dan membebaskan (enabling).

Hal ini tidaklah mampu mencegah sifat-sifat struktur sistem sosial untuk melebar masuk ke dalam ruang dan waktu di luar kendali para pelaku individu, dan tidak ada kompromi terhadap kemungkinan bahwa teori-teori sistem sosial para pelaku yang dibantu ditetapkan kembali dalam aktivitasativitasnya bisa merealisasikan sistem-sistem itu.

Menurut Giddens, “Teori strukturasi berusaha mempelajari pandangan-pandangan dualisme antara obyektivisme dan subyektivisme dalam teori sosial, namun harus dikonseptulisasikan kembali sebagai dualitas-dualitas struktur. Meskipun teori ini mengakui peran penting, perubahan linguistik‟, ia bukanlah satu versi hermeneutika atau sosiologi interpretative.

Meskipun juga mengakui bahwa masyarakat bukanlah kreasi subjek-subjek individual, namun ia jauh dari konsepsi apapun dalam sosiologi structural. Usaha merumuskan suatu pandangan koheren tentang agensi manusia dan tuntutan struktur merupakan usaha konseptual yang tidak sedikit.” Terdapat tiga dimensi yang berlaku dalam teori penyusunan dalam komunikasi kelompok seperti di bawah ini:

  • Pemahaman (interpretation / understanding), yakni menyatakan cara agen dalam memahami sesuatu.
  • Moralitas atau arahan yang tepat, yakni menyatakan dengan benar cara bagaimana seharusnya sesuatu itu dilakukan.
  • Kekuasaan dalam bertindak, yaitu menyatakan cara agen mencapai suatu keinginan.

Baca juga :

Perkembangan Teori Penyusunan

Dalam perkembangannya, teori penyusunan terus memperlihatkan bahwa setiap tindakan manusia dalam komunikasi kelompok tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal saja. Menurut Waters dan Jary, penyusunan didefinisikan sebagai sifat-sifat yang terstruktur (aturan dan sumber daya). Sifat-sifat yang memungkinkan praktik sosial serupa dapat dijelaskan untuk berlangsung di sepanjang ruang dan waktu dan kedua proses ini membuat bentuk-bentuk hubungan menjadi sistemik.

Jadi, struktur itu hanya akan terwujud apabila ada aturan dan sumber daya. Keduanya sangat penting untuk mereproduksi sistem sosial. Karena struktur itu menjelma dalam ingatan setiap orang yang memiliki banyak pengetahuan.

Giddens juga menyatakan bahwa ada terdapat tiga gugus besar struktur dalam perkembangan teori penyusunan:

  • Struktur penandaan atau signifikansi yang menyangkut skemata simbolik, pemaknaan, penyebutan dan wacana.
  • Struktur penguasaan atau dominasi yang mencakup skemata penguasaan atas orang (politik), barang atau hal (ekonomi).
  • Struktur pembenaran (legitimasi) yang menyangkut skemata peraturan normative yang terungkap dalam tata hukum

Penerapan Teori Penyusunan

Dalam komunikasi kelompok, penerapan teori penyusunan sangat diperlukan untuk membantu terciptanya komunikasi yang baik dan tujuan yang tercapai dengan tepat. Misalnya saja, ketika dalam sebuah kelompok memerlukan bantuan katering untuk sebuah acara, maka akan dilakukan komunikasi dengan pihak yang dianggap mampu untuk memberikan sajian makanan dengan harga yang murah dan rasa yang enak.

Baca juga:

Ketika mendapatkan kepuasan dari pelayanan yang diberikan oleh katering tersebut, maka terbangunlah komunikasi yang baik untuk ke depannya. Kelompok pun akan lebih mendekatkan diri atau lebih sering menggunakan jasa katering tersebut untuk acara selanjutnya dibandingkan dengan menggunakan katering lain yang mungkin saja justru lebih baik.

Faktor internal dari perasaan puas inilah yang menyebabkan pilihan untuk lebih mendekatkan diri pada satu individu atau kelompok. Kenyamanan dan kepercayaan dalam menjalin komunikasi yang baik membuat pilihan lain seolah tidak diperlukan lagi.

Baca juga:

Teori penyusunan dalam komunikasi kelompok ini mengajarkan bahwa untuk setiap individu haruslah bermanfaat bagi individu lainnya. Pikiran dan hati menjadi faktor penting dalam menjalin komunikasi yang baik tanpa harus dipengaruhi oleh faktor luar yang justru dapat merugikan diri sendiri.