Objektivitas dalam Teori Komunikasi

Dalam artikel Pengantar Ilmu Komunikasi telah dijelaskan bahwa ilmu komunikasi atau komunikologi menurut DeVito dalam Effendy (1981) adalah studi ilmu komunikasi yang menitikberatkan pada komunikasi yang dilakukan oleh dan di antara manusia.

Proses komunikasi antarmanusia merupakan proses yang kompleks dan rumit. Rumitnya proses komunikasi dan beragamnya efek yang ditimbulkan  membuat para peneliti dari berbagai disiplin ilmu berusaha untuk memahaminya dengan membangun teori komunikasi.    

Apakah teori komunikasi itu?

Secara umum, teori komunikasi dapat digambarkan sebagai penjelasan umum mengenai pertukaran pemahaman dan makna melalui pertukaran ide atau gagasan yang disampaikan melalui media tertentu oleh pengirim pesan dan penerima pesan.

Sementara itu, teori komunikasi menurut Stacks dkk (1991) dan Griffin (2011) dalam Sunarto (tanpa tahun) adalah istilah yang digunakan untuk memayungi berbagai prinsip umum serta pernyataan-pernyataan yang dirancang untuk menjelaskan sebab-sebab dan hubungan-hubungan kunci di antara aspek-aspek yang ada pada perilaku komunikasi.

Sejatinya, berbagai teori komunikasi menurut para ahli yang kita kenal hingga saat ini berada dalam beberapa pendekatan.

Dengan kata lain, para ahli mengelompokkan teori komunikasi ke dalam beberapa pendekatan dalam rangka untuk memahami proses komunikasi yang sangat kompleks dan beragamnya efek yang ditimbulkan.

Adapun pendekatan dalam teori komunikasi menurut para ahli adalah pendekatan objektif dan pendekatan subjektif yang masing-masing memiliki standarisasi terkait dengan ide atau gagasan inti, orientasi teoretis, tradisi teori, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Em Griffin dalam bukunya A First Look at Communication Theory (2006) mendefinisikan pendekatan objektif sebagai asumsi bahwa kebenaran itu tunggal dan dapat diakses melalui pengamatan inderawi yang tidak bias dan berkomitmen untuk menemukan hubungan sebab akibat.

Beberapa teori komunikasi menurut para ahli yang dikategorikan ke dalam pendekatan objektif di antaranya adalah teori classical conditioning, teori pengurangan ketidakpastian, teori penilaian sosial, teori pengolahan informasi, dan teori pelanggaran harapan.

Sementara itu, pendekatan subjektif dimaknai sebagai karya linguistik yang memberi makna atau nilai pada teks-teks komunikatif serta mengasumsikan bahwa banyak makna atau kebenaran yang mungkin terjadi.

Contoh teori komunikasi yang dikategorikan ke dalam pendekatan subjektif adalah teori interaksionisme simbolik.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas secara singkat tentang pendekatan objektif dalam teori komunikasi.

Pengertian

Pendekatan objektif didefinisikan sebagai  asumsi bahwa kebenaran itu tunggal dan dapat diakses melaui pengamatan inderawi yang tidak bias, dan berkomitmen untuk menemukan hubungan sebab akibat (Griffin, 2006).

Dalam teori komunikasi, pendekatan objektif atau pendekatan ilmiah (Littlejohn, 2009) adalah sebuah pendekatan yang melibatkan pengamatan suatu fenomen secara langsung, tidak langsung, maupun empiris, menguji hubungan di antara fenomena-fenomena yang terjadi, dan membentuk teori-teori dengan menggunakan model induktif-statistik, deduktif-nomologis, dan deduktif-statistik.

Karakteristik

Menurut Griffin (2006), pendekatan objektif memiliki beberapa karakteristik yaitu :

  • Pendekatan objektif berusaha untuk menjelaskan berbagai data yang menjadi alasan atau dasar bagi terjadinya sesuatu. Teori-teori yang berada dalam pendekatan objektif pada umumnya lebih menitikberatkan pada variabel-variabel penting yang jauh dari data yang tidak relevan, menggambarkan sesuatu secara runut, menjelaskan apa dan mengapa sesuatu dapat terjadi, serta menjelaskan proses maupun hasil dari suatu fenomena.     
  • Prediksi dalam pendekatan objektif dibuat untuk meramalkan apa yang akan terjadi. Dalam ilmu eksakta, prediksi yang dibuat akan jauh lebih akurat dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial karena didasarkan pada probabilitas.
  • Pendekatan objektif dipandang relatif sederhana. Teori-teori yang berada dalam payung pendekatan objektif umumnya menggunakan parsimoni atau penjelasan yang lebih sederhana serta logis mengenai sesuatu atau fenomena yang sangat kompleks. 
  • Hipotesis dalam pendekatan objektif merupakan hipotesis yang dapat diuji. Jika tidak ada cara untuk membuktikan kesalahan suatu teori maka asumsi lah yang digunakan.
  • Beberapa teori dalam kategori pendekatan objektif dapat diterapkan.
  • Fakta-fakta dalam pendekatan objektif diperoleh melalui metode penelitian kuantitatif. (Baca juga : Paradigma Penelitian Kuantitatif)

Griffin kemudian menjelaskan bahwa terkait dengan penelitian kuantitatif, karakteristik yang tersemat pada pendekatan objektif dalam teori komunikasi di atas berkaitan pula dengan tradisi teori komunikasi.

Tradisi komunikasi tersebut seperti retorika, semiotika, fenomenologi, sibernetika, psikologi sosial, teori sosial budaya, dan teori kritis.

Dalam artian, ada beberapa teori komunikasi dalam pendekatan objektif yang memiliki kesamaan atau berkaitan dengan beberapa tradisi teori komunikasi.

Misalnya, teori yang berakar dari pendekatan objektif sebagian besar berkaitan dengan tradisi psikologi sosial.

Yang dimaksud dengan tradisi psikologi sosial adalah tradisi teori komunikasi yang memandang komunikasi sebagai interaksi sosial dan pengaruh yang selalu melibatkan individu-individu dengan sifat kepribadian, sikap, emosi dan proses kognitifnya masing-masing.

Tradisi psikologi sosial juga menekankan pada perspektif ilmiah atau pendekatan objektif ketika menjelaskan hubungan sebab akibat.

Demikianlah ulasan singkat tentang pendekatan objektif dalam teori komunikasi.

Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang pendekatan objektif sebagai salah satu pendekatan untuk memahami komunikasi.