Teori Pengolahan Informasi – Asumsi – Konsep

Dalam teori komunikasi, teori pengolahan informasi termasuk salah satu teori komunikasi intrapersonal yang menekankan pada cara kerja memori dalam proses pengolahan informasi. Teori pengolahan informasi berakar dari paradigma psikologi kognitif yang mengkaji secara ilmiah mengenai otak manusia sebagai pengolah informasi. Psikologi kognitif mencoba untuk membangun sebuah model pengolahan informasi yang berlangsung dalam otak manusia terkait dengan persepsi, perhatian, bahasa, memori, proses berpikir, dan kesadaran. Dalam psikologi komunikasi, model pengolahan informasi ini dikenal dengan proses pengolahan informasi yang mencakup sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Proses pengolahan informasi ini seringkali merujuk pada komunikasi intrapersonal.

Sejarah

Sebagaimana teori kognitivisme, teori pengolahan informasi berakar dari paradigma psikologi kognitif. Psikologi kognitif merupakan paradigma dalam psikologi yang lahir sebagai bentuk reaksi terhadap paradigma behaviorisme yang sebelumnya begitu mendominasi dalam psikologi. Menurut paradigma behaviorisme, manusia dipandang sebagai makhluk yang dapat dibentuk oleh lingkungan atau Homo Mechanicus. Behaviorisme mengesampingkan proses mental yang dipandang tidak tampak dan tidak dapat diukur. Bahkan dalam beberapa kasus menolak keberadaan proses mental tersebut. Selain itu, behaviorisme juga memandang otak manusia sebagai organ pasif yang  hanya dapat bekerja apabila diberikan stimuli atau rangsangan. Beberapa teori yang lahir dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan oleh kaum behaviorisme diantaranya adalah teori classical conditioning atau pelaziman klasik yang dirumuskan oleh Pavlov dan Sechenov dan teori operant conditioning yang digagas oleh B.F Skinner.

Di lain pihak, paradigma kognitivisme memandang manusia sebagai makhluk yang selalu berpikir dan secara aktif berusaha memahami lingkungan. Paradigma kognitivisme mengakui keberadaan proses mental dan menjadikannya sebagai pusat kajian kaum kognitivisme. Selain itu, paradigma kognitivisme memandang otak manusia sebagai organ yang aktif dalam melakukan seleksi informasi yang berasal dari lingkungan, mengaitkannya dengan pengetahuan, dan melakukan tindakan sebagai hasil dari proses pengolahan informasi. Paradigma psikologi kognitif kemudian mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan kegagalan paradigma behaviorisme dalam memperhitungkan berbagai temuan mengenai penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi, penemuan alat ukur baru untuk menyelidiki kegiatan mental, serta semakin berkembangnya komputer dan menjadikannya sebagai metafora bagi otak manusia.

Asumsi

Teori pengolahan informasi memiliki beberapa asumsi dasar, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Informasi yang tersedia yang berasal dari lingkungan diproses oleh serangkaian sistem pengolahan informasi seperti perhatian, persepsi, dan memori jangka pendek.
  • Sistem pengolahan informasi ini mengubah bentuk informasi ke dalam bentuk yang lebih sistematis.
  • Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang dilakukan oleh para ahli adalah untuk mengidentifikasi proses dan struktur yang mendasari penampilan kognitif.
  • Sistem pengolahan informasi pada manusia sama dengan sistem pengolahan informasi pada komputer.

Konsep

Salah satu bagian dari sejarah perkembangan teknologi komunikasi atau sejarah perkembangan teknologi informasi atau sejarah teknologi informasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah perkembangan komputer. Komputer yang mulai berkembang pada dekade 1950an dan 1960an telah memberikan pengaruh yang sangat luas, misalnya dalam komunikasi pembelajaran, dan komunikasi massa terutama sebagai bagian dari perjalanan sejarah media massa, komputer juga memberikan pengaruh penting terhadap psikologi dan juga berperan penting dalam menjadikan pendekatan kognitif sebagai sebuah pendekatan yang dominan dalam psikologi modern. Kehadiran komputer sebagai salah satu komponen pendukung komunikasi daring telah memberikan sebuah metafora atau analogi kepada para ahli psikologi kognitif dimana mereka dapat membandingkan proses mental manusia. Digunakannya komputer sebagai alat atau instrumen untuk mengkaji bagaimana otak manusia menangani informasi inilah yang dikenal sebagai analogi komputer.

Dalam melakukan penelitiannya, para ahli psikologi kognitif mengadopsi metode ilmiah seperti pengujian hipotesis serta analisis data sebagai instrumen utama dalam melakukan investigasi terhadap proses pengolahan informasi manusia.  Selain itu, para ahli psikologi kognitif juga menggunakan sebuah model dan simulasi komputer guna melengkapi eksperimen yang dilakukan. Sebuah model pengolahan informasi yang spesifik kemudian dijalankan pada komputer dan hasilnya kemudian dikomparasikan dengan data yang dihasilkan dari eksperimen terhadap manusia.

Baca juga : Sejarah Media Pembelajaran – Ciri-ciri Media Pembelajaran

Model Pengolahan Informasi

Untuk menjelaskan proses pengolahan informasi, para ahli telah merumuskan beberapa model pengolahan informasi. Model pengolahan informasi pada umumnya terdiri dari beberapa tahapan yang merepresentasikan tahapan pengolahan informasi.

Model pengolahan informasi terdiri dari tiga elemen penting, yaitu penyimpanan informasi, proses kognitif, dan kognisi eksekutif.

a. Penyimpanan informasi

Penyimpanan informasi merujuk pada tempat dimana informasi disimpan. Pada umumnya, ruang penyimpanan informasi terdiri dari tiga macam memori seperti perekaman sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Proses pengolahan informasi diawali dengan diterimanya stimuli yang berasal dari lingkungan kemudian masuk ke dalam memori sensorik melalui organ-oran sensorik. Kemudian, informasi mentah tersebut ditransfer ke memori prosesor dengan bantuan perhatian dan persepsi. Dalam memori prosesor, informasi mentah ini kemudian dikoding dan dimasukkan ke dalam memori jangka panjang untuk disimpan. Memori jangka panjang inilah yang kita kenal sebagai ingatan

Dalam memori jangka panjang terdapat tiga bagian yang diperuntukkan untuk menyimpan tiga macam memori yaitu memori semantik, memori pengumpulan kembali, dan memori operasional. Memori semantik sebagian besar menyimpan informasi verbal seperti konsep, prinsip, dan generalisasi. Sementara itu, memori pengumpulan kembali merekam berbagai kejadian, fenomena, waktu, dan tempat yang menimbulkan  efek mendalam.  Sedangkan, memori operasional adalah bagian memori yang menyimpan keterampilan serta informasi metodologis.

b. Proses kognitif

Proses kognitif adalah kegiatan mental yang membantu informasi untuk dikirim dari satu memori ke memori yang lain. Proses kognitif terdiri dari  berbagai proses seperti perhatian, persepsi, repetisi, pengkodean, dan pemanggilan kembali. Dalam proses kognitif, stimulus atau informasi mentah yang dipilih diantara informasi lainnya dinamakan dengan perhatian. Informasi mentah ini kemudian diubah ke dalam bentuk informasi yang penuh arti melalui persepsi.

Beberapa bagian informasi yang ingin disimpan selamanya kemudian ditransfer dari memori prosesor ke memori jangka panjang melalui serangakain proses pengulangan atau repetisi. Melalui proses pengkodean, informasi kemudian ditransfer ke memori jangka panjang dan disimpan di sana. Ketika informasi tersebut ingin digunakan kembali, maka dilakukan proses pemanggilan kembali terhadap informasi yang diinginkan dan ditransfer ke memori prosesor untuk digunakan.

c. Kognisi eksekutif atau informasi kognisi

Kognisi eksekutif memelihara penyimpanan informasi dan proses kognitif agar dapat bekerja dalam harmoni  selama proses pengolahan informasi. Kognisi eksekutif memiliki kualitas individu, mengendalikan pembelajaran individu, dan mengarahkan proses kognitif yang disebut dengan perhatian, persepsi, dan repetisi, pengkodean, dan pemanggilan kembali dengan informasi kognisi individu.

Baca juga :  Teori Negosiasi –Teori Penetrasi Sosial – Teori Interaksi Simbolik

Kritik

Menurut Saul McLeod (2008), teori pengolahan informasi ini tidak terlepas dari beberapa kritik, diantaranya adalah :

A. Berpotensi menghasilkan stimulus berkelanjutan

Model pengolahan informasi mengasumsikan pemrosesan berseri masuknya stimulus. Yang dimaksud dengan pemrosesn berseri secara efektif adalah satu proses harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum beranjak ke proses berikutnya. Sementara itu yang dimaksud dengan pemrosesan parallel mengasumsikan beberapa atau seluruh proses terlibat dalam tugas-tugas kognitif yang terjadi pada saat yang bersamaan.

B. Munculnya Eksperimen Tugas Ganda

Hal ini menimbulkan kritik karena terdapat beberapa bukti eksperimen tugas ganda yang menyatakan bahwa pemrosesan parallel adalah mungkin dilakukan. Sangat sulit untuk menentukan apakah tugas tertentu diproses dalam pemrosesan berseri atau paralel karena hal ini bergantung pada proses yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah tugas dan jumlah praktek dalam tugas. Pemrosesan parallel sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki keterampilan tinggi.

C. Analogi fungsi dan kognisi terbatas

Analogi antara kognisi manusia dan fungsi komputer yang diadopsi dalam teori pengolahan informasi sangat terbatas. Komputer dapat dianggap sebagai sistem pengolahan informasi karena mengkombinasikan informasi yang disajikan dengan informasi yang disimpan guna menyuguhkan solusi terhadap beberapa permasalahan yang mungkin timbul.

D. Terbatasnya Processor Komputer berdampak pada Atensi Manusia

Selain itu, sebagian besar komputer memiliki sebuah central processor dengan kapasitas terbatas dan umumnya diasumsikan bahwa terbatasnya kapasitas berdampak pada sistem atensi manusia. Namun, faktanya otak manusia memiliki kapasitas untuk pemrosesan parallel tambahan sementara komputer seringkali bersandar pada pemrosesan berseri. Selain itu, manusia dipengaruhi oleh kognisi yang dimiliki dengan sejumlah faktor-faktor konflik emosional dan motivasional.

E. Validitas tidak terukur Baik

Bukti berbagai teori atau model atensi yang dirumuskan dalam lingkup teori pengolahan infromasi umumnya berdasarkan eksperimen ilmiah. Hal ini berbeda dengan sebagian besar studi laboratorium yang dipandang memiliki kekurangan dalam validitasnya. Proses kognitif umumnya dikaitkan dengan sebuah tujuan sedangkan eksperimen laboratorium dilakukan dalam bentuk isolasi faktor kognitif dan motivasional lainnya. Walapun eksperimen laboratorium mudah untuk diintepretasikan namun data yang ada tidak dapat diterapkan ke dalam dunia nyata di luar laboratorium. Perhatian telah dipelajari sebagian besar dalam isolasi dari proses kognitif lainnya, walaupun dengan jelas perhatian beroperasi sebagai sebuah sistem yang saling bergantung dengan proses persepsi dan ingatan kognitif yang terkait.

Berbagai model pengolahan informasi yang dirumuskan oleh para ahli adalah model perhatian dari bawah ke atas atau bottom up atau dorongan stimulus. Meski disepakati bahwa stimulus informasi yang didorong dalam kognisi adalah hal yang penting, namun hal penting lainnya yang juga harus dipahami adalah pengalaman masa lalu. Pengaruh ini dikenal dengan proses top down atau proses dari atas ke bawah atau dorongan konseptual.

Manfaat Mempelajari Teori Pengolahan Informasi

Mempelajari teori pengolahan informasi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Kita dapat mengetahui dan memahami sejarah teori pengolahan informasi
  • Kita dapat mengteahui dan memahami asumsi teori pengolahan informasi
  • Kita dapat mengetahui dan memahami konsep teori pengolahan informasi
  • Kita dapat mengetahui dan memahami model pengolahan informasi
  • Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai kritik terhadap teori pengolahan informasi

Demikianlah ulasan singkat tentang teori pengolahan informasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita terkait dengan teori pengolahan infromasi sebagai salah satu teori memori dalam sistem komunikasi intrapersonal.