12 Pengaruh Cara Berpikir Teoritis Dalam Komunikasi Organisasi – Kelebihan dan Kekurangan

Dalam sebuah organisasi, komunikasi merupakan salah satu kunci utama untuk menjaga kestabilan dan eksistensi dari organisasi itu sendiri. Komunikasi organisasi merupakan alat bagi para anggota organisasi untuk menyelesaikan beberapa masalah yang kebanyakan dilakukan dengan cara berpikir teoritis.

Cara berpikir teoritis adalah cara berpikir atau menemukan solusi dari sebuah permasalahan dengan mengandalkan sebuah atau beberapa teori yang memiliki keterkaitan dengan masalah tersebut. Untuk lebih memahaminya, berikut ini adalah beberapa pengaruh cara berpikir teoritis dalam komunikasi organisasi:

1. Banyak ide baru

Cara berpikir teoritis biasanya dilakukan dengan mengumpulkan beberapa teori yang mempunyai keterkaitan dengan masalah yang dihadapi dalam organisasi. Setelah semua teori terkumpul, maka akan disimpulkan beberapa solusi yang akan diambil dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Baca juga:

Dengan cara seperti ini, maka akan banyak bermunculan solusi atau ide baru dalam penyelesaian masalah. Ide-ide baru ini akan dicoba hingga menemukan cara yang paling baik dan tepat.

2. Mudah mendapatkan solusi

Penggunaan beberapa teori dalam menyelesaikan sebuah masalah tentunya akan memudahkan anggota untuk mendapatkan solusi yang tepat. Setelah semua teori terkumpul, maka dapat dipilih teori mana yang paling tepat untuk digunakan.

3. Pengalaman baru

Pengaruh cara berpikir teoritis dalam komunikasi organisasi akan mengantarkan seseorang pada sebuah pengalaman baru. Pengalaman yang baru ini terjadi karena menemukan sebuah teori yang mungkin tidak pernah diketahui sebelumnya. Penerapan teori ini menimbulkan perasaan aneh atau canggung karena belum pernah dilakukan atau dirasakan. Hal yang baru inilah yang akan mengantarkan orang tersebut pada pengalaman yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.

4. Wawasan menjadi lebih luas

Cara berpikir teoritis merupakan salah satu cara berpikir yang membuat seseorang harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Dengan mengumpulkan banyak informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, maka tentunya akan lebih luas lagi wawasan yang dimiliki.

Hal ini dikarenakan banyaknya teori baru yang dibaca dan ditelaah sehingga pengetahuan pun akan semakin bertambah. Bahkan meskipun tidak semua teori digunakan, namun dengan membaca banyak teori, secara otomatis info yang masuk ke dalam memori akan bertambah.

Baca Juga :

5. Tindakan yang lebih rasional

Kebanyakan teori atau informasi yang beredar adalah sebuah teori yang telah dipraktekkan sebelumnya oleh banyak orang. Teori-teori tersebut biasanya merupakan teori yang lebih rasional atau masuk akal untuk diaplikasikan.

Cara berpikir teoritis seperti ini akan membimbing untuk menyelesaikan masalah dengan lebih rasional sehingga persentase keberhasilannya tentunya juga akan lebih tinggi.

6. Solusi yang mudah dilakukan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, cara berpikir teoritis akan membuat segalanya menjadi lebih masuk akal. Dengan begitu, maka akan lebih mudah pula untuk mengaplikasikan solusi yang didapatkan dari teori sebelumnya.

Bahkan kemudahan ini akan lebih dirasakan lagi jika teori yang digunakan telah banyak dicoba oleh banyak orang. Semakin mudah pengaplikasiannya dalam menyelesaikan sebuah masalah, maka akan semakin cepat pula sebuah masalah dipecahkan.

7. Pendapat menjadi lebih mudah diterima

Dalam sebuah organisasi, melakukan diskusi atau musyawarah merupakan kegiatan yang biasa dilakukan setiap pertemuan berlangsung. Dari sekian banyaknya anggota organisasi, pendapat dari seseorang yang menggunakan cara berpikir teoritis biasanya jauh lebih mudah diterima oleh anggota lainnya.

Baca juga:

Hal ini didasarkan pada cara berpikir manusia yang kebanyakan lebih mempercayakan teori yang telah ada dibandingkan dengan teori baru yang belum pernah ada sebelumnya.

8. Pemikiran jadi terbatas

Cara berpikir teoritis tak hanya menimbulkan dampak positif saja dalam sebuah organisasi, tapi ada juga dampak negatifnya jika tidak digunakan dengan baik. Seseorang yang terlalu menggunakan teori yang ada sebagai patokan dalam mengambil keputusan tentunya akan membuatnya menjadi terbatas.

Pemikiran yang digunakan hanya akan terbatas pada teori dan informasi yang ia terima. Hal ini menyebabkan tidak maksimalnya kemampuan berpikir yang dimiliki sehingga segala sesuatunya hanya terbatas pada teori yang ada saja.

9. Lebih mudah dipahami

Pemikiran teoritis selain lebih mudah diterima, juga lebih mudah dipahami oleh orang di sekitar. Hal ini dikarenakan masyarakah biasanya lebih mudah memahami sesuatu yang sudah terbukti. Sebuah teori akan lebih mudah dipahami dan diterima jika telah terbukti kebenarannya dan hal inilah yang menyebabkan pemikiran teoritis jauh lebih disambut dibandingkan pemikiran yang out of the box.

10. Lebih mudah ditanggapi

Cara berpikir teoritis bukan hanya menyebabkan lebih mudah diterima dan diaplikasikan, tapi juga akan lebih mudah untuk dipahami sehingga para anggota lain juga lebih mudah untuk menanggapinya. Sebuah tanggapan atau feed back sebenarnya sangat diperlukan agar solusi yang tepat bisa didapatkan dengan cepat.

Baca juga:

11. Terlalu kaku

Orang yang memiliki cara berpikir teoritis biasanya akan lebih kaku dalam bertindak. Hal ini dikarenakan segala tindakan dan perbuatannya didasarkan pada teori yang ada. Ia akan menyamakan semua detail pada teori yang dianggap benar.

12. Terlihat lebih bijaksana

Seseorang yang cenderung menggunakan cara berpikir yang teoritis biasanya akan lebih terlihat bijaksana. Pendapatnya yang selalu didasarkan pada berbagai macam teori yang telah diuji coba oleh para ahli membuat orang tersebut tampak lebih luas wawasannya sehingga lebih dipercaya argumennya.

Itulah 12 pengaruh cara berpikir teoritis dalam komunikasi organisasi. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.