Kecemasan komunikasi mungkin istilah yang belum begitu familiar di telinga. Selama ini, istilah yang kerapkali kita dengar dan gunakan untuk menggambarkan perasaan ketidaknyamanan karena takut akan dinilai oleh orang lain adalah perasaan gugup atau nervous, malu, demam panggung, takut, cemas, atau khawatir. Berbagai perasaan tersebut dapat terjadi pada semua orang, baik profesional maupun amatir.
Selain itu, kecemasan komunikasi juga dapat terjadi dalam berbagai situasi seperti saat akan melakukan wawancara kerja, berbicara di depan umum, memulai pembicaraan, memimpin rapat, mempresentasikan materi, dan lain-lain. Dalam artian, kecemasan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks komunikasi atau bidang komunikasi diantaranya komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi organisasi, komunikasi kelompok, public speaking, komunikasi antar budaya, komunikasi bisnis, dan lain-lain.
Menurut James McCroskey, kecemasan komunikasi atau communication apprehension adalah istilah yang mengacu pada ketakutan atau kecemasan seseorang terkait dengan komunikasi yang sedang dan akan dilakukan dengan orang atau sekelompok orang. Seseorang yang aprehensif biasanya akan melakukan penghindaran komunikasi, menampilkan perilaku menarik diri, dan kurang berminat terlibat dalam komunikasi. Kecemasan komunikasi kerapkali disandingkan dengan konotasi yang negatif. Namun, para ahli juga memandang kecemasan komunikasi sebagai sesuatu yang positif. Dalam artian, kecemasan komunikasi dapat memicu seseorang untuk memberikan penampilan terbaiknya.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa kecemasan komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks komunikasi, salah satunya adalah organisasi. Orang-orang yang tergabung dalam sebuah organisasi tentu harus berkomunikasi satu sama lain dan berkomunikasi dengan orang-orang yang berada di luar organisasi. Hal ini dilakukan agar tujuan penerapan komunikasi dalam organisasi dapat tercapai sehingga organisasi dapat berfungsi secara lebih efektif. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi.
Namun menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa dalam jenis organisasi tertentu, beberapa anggota organisasi justru menunjukkan kurangnya keterampilan berkomunikasi yang pada akhirnya mengarah pada kecemasan komunikasi. Orang yang mengalami tingkat kecemasan komunikasi yang tinggi umumnya disebabkan mereka takut berkomunikasi dengan orang lain baik dalam bentuk komunikasi tertulis maupun komunikasi lisan.
Kecemasan komunikasi dalam organisasi disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya adalah :
- Kurangnya Keterampilan Berkomunikasi
Kecemasan komunikasi dalam organisasi dapat disebabkan karena kurangnya keterampilan berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu, kurangnya pengalaman juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap kecemasan komunikasi. Situasi ini dapat diatasi dengan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, terus menggali potensi diri, dan memperluas cakrawala berpikir agar dapat mengurangi kecemasan komunikasi.
- Pengalaman
Jika orang pernah mengalami kegagalan di masa lalu, mereka cenderung akan merasa ketakutan akan mengalami kegagalan lagi. Ketakutan akan kegagalan ini merupakan hasil dari pengalaman masa lalu yang dapat meningkatkan kecemasan komunikasi. Untuk mengatasinya adalah dengan belajar dari pengalaman. Dalam artian, melakukan evaluasi kemudian mengambil hikmah atau pelajaran positif dari kegagalan yang dialami. Dengan mengambil sisi positif dari pengalaman masa lalu dapat membuat strategi baru yang jauh lebih baik.
- Budaya
Konteks budaya tinggi ditemukan memiliki tingkat kecemasan komunikasi yang lebih tinggi karena dalam budaya konteks tinggi, komunikasi cenderung lebih bersifat tidak langsung dan implisit dan penuh kehati-hatian. Selain itu, dalam konteks budaya tinggi melibatkan lebih banyak komunikasi nonverbal dibandingkan dengan komunikasi verbal atau komunikasi lisan. Berbeda dengan konteks budaya rendah dimana komunikasi bersifat langsung dan terus terang. Untuk mengatasi perbedaan budaya ini, mempelajari budaya lain adalah suatu keharusan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan mengurangi kecemasan komunikasi dan sekaligus terhindar dari berbagai penyebab kegagalan dalam komunikasi antar budaya.
- Kebaruan
Hal-hal yang baru atau pengalaman yang baru dapat menyebabkan ketidakpastian tentang apakah hasilnya akan memuaskan atau tidak. Situasi yang baru dapat menyebabkan ketidakpastian tentang bagaimana seseorang harus bersikap. Untuk mengatasinya adalah dengan menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, mempelajari hal-hal yang terkait dengan situasi yang baru dimasuki, dan bersikap sesuai dengan situasi.
- Formalitas
Kecemasan komunikasi dapat meningkat dalam situasi yang formal karena adanya batasan yang sempit untuk perilaku yang dapat diterima. Dalam konteks komunikasi tertentu seperti saat konferensi pers, orang juga akan mengalami kecemasan komunikasi karena mereka dihadapkan dengan orang-orang yang dianggap tidak memiliki hubungan yang baik dengan pembicara. Untuk mengatasinya adalah dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, mengenali siapa yang menjadi khalayak, memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan baik dan menerapkan beberapa teknik komunikasi berkesan.
- Ketidakdekatan
Pada umumnya, orang akan merasa lebih nyaman saat berkomunikasi dengan orang-orang yang telah mereka kenal sebelumnya dibandingkan berkomunikasi dengan orang yang tidak mereka kenal. Secara umum, semakin akrab seseorang dengan orang lain maka tingkat kecemasan komunikasi akan berkurang atau menurun. Sebaliknya, semakin tidak akrab seseorang dengan orang lain, maka tingkat kecemasan komunikasi akan meningkat. Untuk mengatasinya adalah dengan belajar untuk berkomunikasi tentang hal-hal kecil dan bersikap terbuka.
- Status Bawahan
Penyebab kecemasan komunikasi dalam organisasi selanjutnya adalah terkait dengan posisi bawahan. Situasi ini sangat umum terjadi pada komunikasi antara atasan dan bawahan atau komunikasi vertikal. Dalam situasi seperti itu, perilaku yang tepat ditentukan oleh orang yang memegang status lebih tinggi. Hal ini sangat penting dalam situasi evaluatif, yang umum terjadi pada situasi komunikasi antara atasan dan bawahan.
Di sisi peran komunikasi kepemimpinan dalam organisasi sangat penting. Anggota organisasi akan merasa nyaman berkomunikasi dan menyampaikan hal-hal penting terkait situasi dan kondisi yang sebenarnya di lapangan manakala pimpinan organisasi bersikap terbuka terhadap mereka. Anggota organisasi pun dapat menyampaikan informasi dengan utuh dan penuh rasa hormat.
- Tingkat Evaluasi
Penyebab kecemasan komunikasi dalam organisasi berikutnya adalah tingkat evaluasi. Kita cenderung akan menjadi lebih cemas ketika akan dievaluasi dibandingkan sebaliknya. Misalnya, saat memberikan presentasi di muka rapat terkait ide-ide baru bagi perkembangan organisasi. Agar dapat mengurangi kecemasan komunikasi, anggota organisasi yang baik tentunya akan melakukan atau memberikan kontribusi terbaik ketika sedang dievaluasi bahkan ketika tidak sedang dievaluasi.
- Mencolok
Penyebab lain kecemasan komunikasi dalam organisasi adalah mencolok. Perasaan mencolok dapat terjadi misalnya dalam situasi rapat atau ketika seseorang memasuki organisasi yang baru, atau bertemu dengan orang-orang baru. Semakin orang merasa lebih mencolok maka semakin tinggi kecemasan komunikasi yang mungkin akan mereka alami. Cara mengatasinya adalah dengan berpikir positif, bersikap terbuka, serta mengembangkan teknik komunikasi efektif.
- Tingkat Perhatian
Tingkat perhatian yang moderat dari orang lain adalah situasi yang paling nyaman bagi sebagian besar orang. Ketika orang menatap atau mengabaikan kita saat kita berkomunikasi, maka tingkat kecemasan komunikasi dapat meningkat dengan tajam dan cepat. Cara mengatasinya adalah dengan tetap fokus pada apa yang ingin dikomunikasikan karena hal itu dapat meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu, berbicara dengan pelan dan tidak terburu-buru.
Manfaat Mempelajari Penyebab Kecemasan Komunikasi dalam Organisasi
Mempelajari penyebab kecemasan komunikasi dalam organisasi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian kecemasan komunikasi.
- Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai situasi yang menimbulkan kecemasan komunikasi.
- Kita dapat mengetahui dan memahami berbagai penyebab kecemasan komunikasi dalam organisasi dan cara mengatasinya.
Demikianlah ulasan singkat tentang penyebab kecemasan komunikasi dalam organisasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang penyebab kecemasan komunikasi dalam organisasi dan cara mengatasinya.