Setiap orang memiliki penafsiran sendiri dan menemukan makna ketika berinteraksi dengan orang lain. Konstruksi makna selama berlangsungnya percakapan terdiri dari sistem interpersonal yang menjelaskan aksi dan reaksi. Mempelajari aksi dan reaksi saat berada dalam interaksi sosial disebut dengan coordinated management of meaning atau manajemen koordinasi makna. Manajemen koordinasi makna merupakan salah satu teori komunikasi interpersonal atau teori-teori komunikasi antar pribadi yang termasuk ke dalam kategori teori-teori tentang makna dan hubungan interpersonal.
Baca juga :
Manajemen koordinasi makna berteori bahwa komunikasi adalah sebuah proses dimana orang memahami dunia mereka dan menghasilkan realitas sosial. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Barnett Pearce dan Vernon Cronen di penghujung tahun 1970an. Mereka berpendapat bahwa komunikasi adalah inti untuk menjadi manusia dan orang menciptakan realitas percakapannya sendiri. Menciptakan makna dalam interaksi dicapai dengan cara menerapkan berbagai aturan berdasarkan isi komunikasi, tindakan yang dinyatakan, situasi, hubungan antar komunikator, latar belakang individu, dan pola-pola budaya. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa tujuan komunikasi tidak begitu penting bagi orang-orang untuk mencapai kesepakatan namun bagi komunikator adalah penting untuk mencapai tingkat koordinasi.
Baca juga:
Sejarah
Teori manajemen koordinasi makna dikembangkan oleh Bernett Pearce dan Vernon Cronen pada tahun 1980. Berdasarkan teori manajemen koordinasi makna, dua orang yang berinteraksi secara sosial akan membentuk makna dalam percakapan yang mereka lakukan. Setiap individu juga terdiri dari sebuah sistem interpersonal yang membantu menjelaskan aksi dan reaksi mereka. Teori manajemen koordinasi makna berkaitan dengan beberapa teori lain seperti teori speech act, teori interaksi simbolik, dan teori sistem.
- Teori tindak tutur (speech act) – teori yang menyatakan bahwa makna sebuah percakapan tidak terbatas pada makna kata-kata. Kata-kata dapat menambah makna baru bergantung pada situasi dan bagaimana kata-kata digunakan. Bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebuah tindakan lebih dari sekedar berbagi informasi.
- Teori interaksi simbolik – teori atau perspektif yang memiliki pengaruh dalam sosiologi yang mengenalkan berbagai tindakan manusia yang dipandu oleh bagaimana mereka menilai berbagai hal yang pada akhirnya dipengaruhi oleh masyarakat mereka.
- Teori sistem – sebuah studi lintas disiplin tentang berbagai fenomena organisasi.
Baca juga :
Asumsi
Teori manajemen koordinasi makna, memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu :
1. Manusia hidup dalam komunikasi (konstruksi sosial)
Asumsi pertama teori manajemen koordinasi makna ini adalah inti komunikasi. Karenanya manusia hidup dalam komunikasi. Teori manajemen koordinasi makna menggambarkan bagaimana kita berkomunikasi dalam upaya untuk memahami dunia atau untuk menemukan makna. Komunikasi menciptakan dunia sosial di sekitarnya. Menciptakan makna bergantung pada koherensi, koordinasi, dan misteri yang dialami seseorang, baik secara sadar atau tidak sadar, sendiri atau dalam kombinasi. Variabel ini membantu menentukan bagaimana kita menciptakan realitas sosial melalui percakapan yang dilakukan.
2. Manusia menciptakan realitas sosial.
Para ahli teori manajemen koordinasi makna mengusulkan gagasan bahwa situasi sosial diciptakan oleh interaksi. Keyakinan bahwa orang-orang dalam percakapan membangun realitas sosial mereka disebut dengan konstruksi sosialisme. Hal ini sesuai dengan asumsi teori interaksi simbolik, teori konstruksi sosial atau konstruksi realitas sosial yang menyatakan bahwa realitas dibentuk secara sosial.
3. Transaksi informasi tergantung pada makna pribadi dan makna interpersonal.
Asumsi ketiga teori manajemen koordinasi makna berkaitan dengan cara orang mengendalikan percakapan melalui makna pribadi dan makna interpersonal. Arti makna pribadi mengacu pada makna yang dicapai ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain dan membawanya ke dalam interaksi pengalaman uniknya. Sementara itu, makna interpersonal akan tercapai manakala dua orang sepakat tentang penafsiran masing-masing. Makna dalam percakapan tercapai tanpa berpikir apa-apa. Jika tidak ada satupun jenis makna yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa ada kekurangan komunikasi.
Baca juga :
Aturan dalam Manajemen Koordinasi Makna
Teori manajemen koordinasi makna berpendapat bahwa pada dasarnya orang-orang yang terlibat dalam percakapan akan membentuk realitas sosial mereka sendiri. Penggagas teori ini yaitu Barnett Pearce dan Vernon Cronen meyakini bahwa teori manajemen koordinasi makna sangat berguna dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dalam situasi sosial tertentu, hal pertama yang dilakukan orang adalah ingin memahami apa yang terjadi dan menerapkan berbagai aturan untuk mengetahuinya. Orang akan bertindak berdasarkan apa yang mereka pahami dan menerapkan aturan untuk memutuskan tindakan apakah yang sesuai. Dengan demikian, teori manajemen koordinasi makna merupakan teori yang berlandaskan aturan.
Terdapat dua aturan utama dalam teori manajemen koordinasi makna yaitu aturan konstruktif dan aturan regulatif.
- Aturan konstruktif – komunikator melakukan sebuah interaksi untuk memahami berbagai kejadian ataupun pesan yang disampaikan oleh orang lain. Di sini, penafsiran pesan dapat membantu pemahaman makna pesan.
- Aturan regulatif – terkait dengan bagaimana komunikator memberikan reaksi terhadap pesan dan bagaimana mereka memberikan respon atau tanggapan terhadap pesan yang mereka terima.
Barnett Pearce dan Vernon Cronen menggunakan istilah “menciptakan dunia sosial” dalam kaitannya dengan teori manajemen koordinasi makna. Orang memiliki pandangan tentang apa yang mereka pikir dibutuhkan oleh mereka, baik atau buruk, dan juga hal-hal yang dibenci atau ditakuti. Pada umumnya, orang ingin mencapai banyak hal dalam hidup dan berharap dapat mengelola atau mengatur hal-hal tersebut ketika mereka berada dalam sebuah konflik. Koordinasi akan sulit dilakukan oleh mereka yang memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain atau dengan kata lain tidak memiliki kesamaan visi. Hal ini disebut dengan perbedaan logika makna dan tindakan.
Baca juga:
Proses Manajemen Koordinasi Makna
Dalam perspektif komunikasi, teori manajemen koordinasi makna memandang komunikasi sebagai obyek komunikasi dalam dunia sosial. Teori manajemen koordinasi makna menngusulkan tiga istilah sebagai cara untuk menerapkan perspektif komunikasi tentang berbagai kejadian dan obyek dunia sosial kita yaitu koordinasi, koheren, dan misteri.
A. Koordinasi
Perhatian kita kepada cara-cara dimana perhatian kita bersatu untuk menghasilkan pola-pola. Pola-pola ini meliputi berbagai kejadian dan obyek dunia sosial dimana kita tinggal. Koordinasi menyarankan bahwa semua kejadian dan obyek di dunia sosial dibentuk oleh jalinan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang.
B. Koheren
Perhatian kita kepada berbagai kisah yang kita ceritakan dan membuat hidup kita menjadi penuh makna. Pembentukan makna adalah bagian inheren yang dimaknai oleh manusia. Sedangkan kisah adalah sebuah bentuk primer dari proses ini. Teori manajemen koordinasi makna menyarankan bahwa kita menceritakan kisah kita tentang berbagai hal termasuk didalamnya diri kita sendiri, identitas kolektif serta dunia di sekitar kita. Selalu ada tekanan antara berbagai kisah yang kita ceritakan untuk membuat dunia koheren. Kisah dimana kita hidup seperti kita berkoordinasi dengan orang lain. Teori manajemen koordinasi makna menitikberatkan pada dinamika kekuatan yang mencakup kebahagiaan, frustrasi, berbagai kejutan dan tragedi dalam hidup.
C. Misteri
Perhatian kita kepada fakta bahwa alam semesta jauh lebih besar dibandingkan dengan sekumpulan kisah yang dapat dibuat koheren. Hal ini membuatnya mudah untuk ditanyakan bagaimana hal tersebut dibuat dan bagaimana kemungkinan kita membuatnya kembali secara berbeda.
Baca juga :
Konsep Dasar
Dalam teori manajemen koordinasi makna terdapat beberapa konsep dasar yang harus dipahami, yaitu manajemen, koordinasi, dan makna. Masing-masing konsep dapat membantu menjelaskan bagaimana realitas sosial diciptakan melalui percakapan.
1. Manajemen
Jenis-jenis interaksi sosial yang kita lakukan dengan orang lain dipandu atau dibatasi oleh berbagai aturan. Para interaktan harus memahami realitas sosial dan kemudian memasukkan peraturan saat mereka memutuskan bagaimana bertindak dalam situasi yang diberikan. Dari penggunaan aturan, masing-masing individu mengatur dan mengkoordinasikan makna dalam percakapan. Teori manajemen koordinasi makna memandang percakapan sebagai serangkaian kejadian yang saling terhubung dimana masing-masing individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain.
2. Koordinasi
Koordinasi merujuk pada tingkatan dimana setiap orang melihat bahwa tindakan mereka telah disesuaikan menjadi beberapa urutan atau pola tindakan yang dapat saling dimengerti. Jika dalam interaksi setiap orang dapat menyadari apa yang mitra mereka katakan maka dapat dikatakan bahwa percakapan yang terjadi berubah menjadi koordinasi. Para ilmuwan percaya bahwa keinginan setiap orang untuk melakukan koordinasi dalam suatu interaksi tumbuh dan berkembang dari makna subyektif.
Dalam artian, pesan yang sama mungkin saja memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang. Untuk menghindari hal ini, orang akan menjalin kerja sama untuk saling berbagi makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense making adalah landasan atau dasar bagi terjadinya koordinasi. Dengan token dalam informasi yang terhubung melalui saluran, hubungan logika dapat muncul, kemudian berkontribusi pada pembuatan makna. Sense making membantu orang untuk membentuk pemahaman umum dan kemudian membangun koordinasi antar manusia.
Konsep koordinasi berkaitan dengan kenyataaan bahwa tindakan kita tidak berdiri sendiri berkaitan dengan komunikasi. Kata-kata atau tindakan yang kita gunakan selama percakapan bersama-sama memproduksi pola-pola yang dikenal sebagai kisah kehidupan. Pola-pola ini mempengaruhi perilaku yang digunakan selama interaksi sebagai jalan untuk melakukan kolaborasi. Menurut Pearce dan Cronen, konsep koordinasi dimaksudkan untuk menyuguhkan dasar untuk mengingat sisi lain dari sebuah kisah.
Terdapat tiga kemungkinan keluaran koordinasi yaitu :
- Orang-orang yang terlibat dalam interaksi mencapai koordinasi.
- Orang-orang yang terlibat dalam interaksi gagal dalam mencapai koordinasi.
- Orang-orang yang terlibat dalam interaksi mencapai koordinasi pada tingkatan tertentu.
Jika sebuah interaksi gagal untuk mencapai koordinasi atau mencapai koordinasi secara sebagian, maka jalan keluar yang mungkin adalah bergerak ke tingkatan makna yang lain.
- Makna
Kita telah pahami bersama bahwa makna dibentuk melalui proses interaksi sosial. Dalam teori manajemen koordinasi makna, dijelaskan bahwa orang mengatur makna secara hierarkis. Para teoris sepakat dalam dua hal terkait makna secara hierarkis yaitu :
- Hierarki makna mendefinisikan konteks dimana aturan konstitutif dan aturan regulatif dipahami.
- Konteks tersebut diatur dalam hierarki keabstrakan.
Hierarki Pengaturan Makna
Terdapat enam tingkatan makna dalam teori manajemen koordinasi makna, yaitu isi, tindak tutur, kontrak atau hubungan, episode, skrip kehidupan, dan pola-pola budaya.
- Isi
Dalam teori manajemen koordinasi makna, yang dimaksud dengan isi adalah terkait dengan data mentah dan informasi yang dikatakan selama komunikasi. Dengan kata lain, isi adalah kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi. Penting untuk dipahami bahwa isi sendiri tidaklah cukup untuk membentuk makna dalam komunikasi.
- Tindak tutur
Salah satu bagian integral dari teori manajemen koordinasi makna adalah tindak tutur atau speech act. Tindak tutur atau speech act mengkomunikasikan intensi pembicara dan mengindikasikan bagaimana komunikasi seharusnya dilakukan. Tindak tutur atau speech act adalah tindakan yang kita tampilkan saat berbicara termasuk pujian, penghinaan, janji, ancaman, asersi, dan pertanyaan. Teori manajemen koordinasi makna mengacu pada teori tindak tutur yang selanjutnya memecah tindak tutur menjadi kategori bunyi atau ucapan yang terpisah.
- Kontrak atau hubungan
Kontrak dapat diartikan sebagai kesepakatan hubungan dimana dua orang menyadari potensi dan batasan sebagai mitra relasi. Kontrak seringkali merancang pedoman dan perilaku. Sebagaimana hubungan yang berkelanjutan, kontrak menyarankan sebuah masa depan dimana beberapa orang akan menyisihkan waktu guna mengumpulkan berbagai permasalahan yang ada dalam suatu hubungan dibandingkan dengan menaruh perhatian pada masa depan bersama.
Lebih jauh lagi, sebuah kontrak mengkomunikasikan batasan hubungan yang menyediakan berbagai parameter bagi sikap dan perilaku. Misalnya, bagaimana orang berbicara satu sama lain. Para ahli mencatat bahwa batasan membedakan antara “kita” dan “kami”.
- Episode
Untuk menafsirkan tindak tutur, para ahli teori mendiskusikan episode atau rutinitas komunikasi yang memiliki awal dan akhir yang pasti. Dalam arti tertentu, episode menggambarkan konteks dimana orang bertindak. Individu dalam interaksi mungkin berbeda dalam bagaimana mereka menekankan sebuah episode. Para ahli teori dengan jelas mencatat bahwa percakapan yang koheren memerlukan beberapa derajat tanda baca terkoordinasi. Tanda baca yang berbeda dapat menghasilkan kesan yang berbeda dari episode sehingga menciptakan perspektif di dalam dan di luar dari episode yang sama.
- Skrip kehidupan
Dalam skrip kehidupan atau pola episode, sejarah hubungan dan interaksi setiap individu akan mempengaruhi aturan dan pola interaksi. Skrip kehidupan dapat dikatakan memiliki kesamaan dengan otobiografi masing-masing individu.
- Pola-pola budaya
Para ahli teori berpendapat bahwa orang-orang mengdentifikasi kelompok tertentu dalam budaya tertentu. Yang dimaksud dengan pola budaya adalah gambar keteraturan dunia yang sangat luas dan hubungan seseorang dengan urutan itu. Dalam artian, hubungan individu dengan budaya yang lebih besar adalah relevan saat menafsirkan makan. Lebih penting lagi bila dua orang dari dua budaya yang berbeda mencoba memahami arti kata masing-masing.
Baca juga:
- Komunikasi Antar Budaya
- Komunikasi Lintas Budaya
- Teori Komunikasi Antar Budaya
- Hambatan Komunikasi Lintas Budaya
- Unsur Komunikasi Antar Budaya
Kritik
Para ahli tidak luput memberikan kritik kepada teori manajemen koordinasi makna, beberapa diantaranya disarikan berikut ini :
- Teori manajemen koordinasi makna dipandang gagal karena mengabaikan hipotesis yang dapat diuji.
- Teori manajemen koordinasi makna dipandang tidak konsisten dengan klaim dan terminologi yang tidak jelas.
- Teori manajemen koordinasi makna dipandang sangat luas, umum, dan kabur.
- Teori manajemen koordinasi makna dipandang tidak berhasil sebagai sebuah cara untuk mengevaluasi hal yang lain selain interaksi individu.
- Teori manajemen koordinasi makna dipandang gagal dalam melakukan prediksi masa depan.
Manfaat Mempelajari Teori Manajemen Koordinasi Makna
Mempelajari teori manajemen koordinasi makna dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita memahami sejarah teori manajemen koordinasi makna
- Kita memahami asumsi teori manajemen koordinasi makna
- Kita memahami konsep dasar teori manajemen koordinasi makna
- Kita memahami kritik terhadap teori manajemen koordinasi makna
Demikianlah ulasan singkat tentang teori manajemen koordinasi makna beserta asumsi, konsep, kritik yang menyertainya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teori komunikasi pada umumnya dan teori manajemen koordinasi makna pada khususnya.