Televisi adalah salah satu penemuan yang paling terkenal di abad komunikasi massa. Menelusuri jejak sejarah perkembangan teknologi komunikasi, televisi lahir setelah adanya beberapa temuan teknologi seperti telepon, telegraf, fotografi, dan alat perekam suara. Dalam McQuail (1987 : 15) Raymond Williams menyatakan bahwa berbeda dengan jenis teknologi komunikasi terdahulu, baik radio maupun televisi merupakan sistem yang memang dirancang terutama untuk kepentingan transmisi dan penerimaan yang merupakan proses yang abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas atau bahkan sama sekali tidak ada. Dengan demikian, sejatinya radio dan televisi awalnya hanya merupakan suatu teknologi. Dalam perkembangannya, radio dan televisi kemudian berperan sebagai alat pelayanan.
Sejarah televisi di Indonesia sendiri baru dimulai ketika usia Indonesia memasuki masa remaja yakni 17 tahun pada tahun 1962. Saat itu, untuk pertama kalinya Televisi Republik Indonesia menyiarkan Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1962 di Istana Merdeka, Jakarta. Peristiwa besar lainnya yang juga disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia saat itu adalah Upacara Pembukaan Asian Games IV di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia dan perkembangan media massa di Indonesia yang ditandai dengan diluncurkannya satelit komunikasi Palapa A1 pada tahun 1976, menandakan semakin meluasnya siaran Televisi Republik Indonesia. Di Indonesia, selain stasiun televisi miliki pemerintah, berbagai stasiun televisi milik swasta pun mulai bermunculan di penghujung tahun 1980an. Hingga tahun 2015, jumlah stasiun televisi di seluruh Indonesia mencapai 523 stasiun televisi baik lokal maupun nasional. Sejak saat itu, masyarakat Indonesia mulai disuguhkan dengan berbagai jenis program televisi yang sangat variatif.
Sebagai salah satu media massa menurut para ahli, televisi telah menjadi primadona di abad 20. Para ahli komunikasi tertarik dengan berbagai fenomena yang terjadi sebagai dampak konsumsi televisi oleh masyarakat. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mengkaji sejauh mana efek media massa khususnya televisi terhadap sikap dan perilaku masyarakat. Berbagai teori komunikasi khususnya teori komunikasi massa pun bermunculan. Tidak hanya yang fokus pada efek media massa yang melahirkan banyak teori efek media massa, melainkan juga teori yang fokus pada media massa itu sendiri yang melahirkan teori media massa. Berbagai teori komunikasi menurut para ahli tersebut dirumuskan guna mengkaji kekuatan media massa khususnya televisi terkait dengan karakteristik yang dimilikinya.
Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh media televisi adalah sebagai berikut :
1. Televisi adalah media budaya
Sejak penemuannya hingga sekarang, televisi dipandang sebagai media budaya massa. Yang dimaksud dengan budaya massa adalah isi yang lazim diproduksi dan disebarluaskan oleh media massa selama puluhan tahun. Budaya massa juga diartikan sebagai seperangkat nilai dan gagasan budaya yang muncul dari keterpaparan umum suatu populasi terhadap kegiatan budaya, media komunikasi, musik, serta seni yang sama, dan lain sebagainya.
Budaya massa hanya dimungkinkan dengan adanya komunikasi modern dan media elektronik. Budaya massa dtransmisikan kepada individu. Budaya massa cenderung mereproduksi nilai liberal individualisme dan untuk menumbuhkan pandangan warga sebagai konsumen. Perkembangan budaya massa terkait dengan perkembangan masyarakat massa dan media massa.
2. Televisi adalah media audio visual
Salah satu karakteristik media radio adalah media audio yang mengandung arti bahwa radio hanya mengandalkan suara di dalam isi pesannya. Hal ini berbeda dengan televisi yang merupakan media audio visual. Televisi tidak hanya menggunakan suara melainkan juga sisi visual dalam menyampaikan pesan kepada khalayak.
Karakter audio visual yang dimiliki oleh televisi membuatnya disebut sebagai medium ajaib atau kotak ajaib yang memungkinkan kita untuk melihat dunia dari kamar kita. Kekuatan visual yang dimiliki oleh televisi membantu televisi menciptakan kesan di otak kita yang kemudian mengarah pada pelibatan emosional. Kualitas audio visual juga membuat gambar dalam televisi menjadi lebih dapat diingat.
3. Televisi adalah media domestik
Terkait dengan televisi sebagai media audio visual, maka kita tidak perlu keluar rumah untuk dapat melihat dunia secara langsung. Hanya dengan duduk manis di depan televisi di ruang tengah atau kamar kita sendiri maka kita dapat melihat berbagai peristiwa dari seluruh dunia. Sifat domestik yang dimiliki oleh televisi membuatnya sebagai media terdekat yang membuat pemirsa merasa dekat dengan pembawa acara dari sebuah siaran berita atau drama televisi. Hal ini berbeda dengan film yang memiliki karakter yang sama yaitu audio visual. Namun, untuk bisa melihat film, kita harus pergi ke luar rumah dalam hal ini bioskop untuk bisa menonton film terutama film terbaru.
4. Televisi adalah media siaran langsung
Televisi memiliki sifat siaran langsung yang memungkinkan televisi mengirimkan gambar-gambar visual serta informasi secara bersamaan. Misalnya, putaran final Piala Dunia atau gempa bumi yang terjadi di Aceh beberapa waktu lalu atau gambaran terjangan tsunami setelah gempa di Jepang adalah contoh televisi memiliki sifat dapat menyiarkan secara langsung berbagai kejadian di dunia. Sifat ini memungkinkan kita sebagai pemirsa menjadi saksi berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi di suatu tempat yang jauh jaraknya.
5. Televisi adalah media massa
Tidak semua orang memiliki kemampuan baca tulis yang memadai. Bahkan di Indonesia sendiri masih banyak penduduk yang tidak memiliki kemampuan baca tulis yang baik. Namun, walaupun begitu, mereka mampu untuk menonton televisi. Setiap orang yang memiliki antena televisi dapat mengakses jenis-jenis informasi ataupun jenis-jenis berita yang disajikan oleh televisi. Hal ini membuat televisi dipandang sebagai media ideal untuk mengirimkan pesan kepada khalayak luas. Karakteristik yang dimiliki oleh televisi ini membuat televisi sebagai media komunikasi yang ideal untuk menyampaikan pesan-pesan sosial ataupun pesan-pesan pembangunan dalam bidang komunikasi pembangunan.
6. Televisi adalah media sementara
Berbeda dengan karakteristik media cetak yang dapat disimpan untuk bisa dibaca di lain waktu, siaran televisi tidak dapat disimpan kecuali kita merekamnya terlebih dahulu. Karena keluaran yang begitu besar dan tidak permanen, berbagai program televisi tidak mudah untuk direkam oleh pemirsa. Secara praktek, tidak mungkin untuk merekam setiap program acara yang tampil di televisi. Karena itu, televisi umumnya diidentifikasi sebagai media sementara.
Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, kini berbagai program televisi dapat kita lihat kembali melalui saluran televisi yang ada di media sosial. Umumnya, kini setiap stasiun televisi memiliki saluran khusus di media sosial agar dapat menjangkau lebih banyak khalayak serta memberikan peluang bagi pemirsa untuk melihat kembali berbagai program acara televisi yang tidak sempat ditonton.
7. Televisi adalah media yang mahal
Bagi mahasiswa ilmu komunikasi tentu paham bagaimana rupa bentuk sebuah studio televisi. Hal ini dikarenakan jurusan ilmu komunikasi memiliki studio mini televisi untuk mempelajari manajemen produksi siaran televisi. Studio mini tersebut merupakan miniatur dari stasiun televisi yang sesungguhnya. Dalam studio televisi terdapat jenis-jenis kamera video, beragam properti, perangkat studio lain seperti lampu dan lain sebagainya. Umumnya, media penyiaran seperti televisi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, beragam peralatan, melibatkan teknologi serta organisasi yang sangat kompleks serta didukung oleh sumber daya manusia yang berpengalaman.
8. Siaran televisi dikirim melalui gelombang udara
Tidak seperti surat kabar yang dikirimkan dari pintu ke pintu, pesan televisi dikirim melalui gelombang udara. Dapat dikatakan bahwa televisi tidak memiliki sistem distribusi siaran yang rumit.
9. Televisi adalah media dokumentasi
Seperti media komunikasi lainnya, televisi memiliki beberapa fungsi media massa seperti untuk penyebaran informasi atau diseminasi informasi. Dengan kekuatan pada audio visual, televisi dipandang lebih tepat untuk menyediakan informasi dokumenter karenanya kita akan mendapatkan fungsi-fungsi yang lebih rinci, proses, dan mode rinci lainnya.
10. Komunikator televisi bersifat melembaga
Umumnya, yang menjadi komunikator dalam proses penyampaian pesan melalui televisi adalah lembaga. Sumber atau komunikator sebagian besar merepresentasikan institusi atau organisasi dimana ide atau gagasan dimulai. Dalam hal sumber dan penerima adalah berbeda, pengirim adalah milik institusi media atau seorang profesional dalam komunikasi media. Hal ini berbeda dengan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dimana yang menjadi komunikator adalah perorangan.
11. Pesan televisi bersifat umum
Pesan-pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat umum yang membutuhkan reproduksi agar dapat membuatnya mudah untuk dikomunikasikan melalui media televisi. Pesan diproses dan ditempatkan ke dalam berbagai bentuk program acara seperti talk show, wawancara, dan lain sebagainya.
12. Khalayak televisi bersifat umum, luas, heterogen, anonim
Televisi sebagai salah satu media massa elektronik memiliki khalayak yang bersifat massa yang disebut juga dengan khalayak massa. Yang dimaksud dengan khalayak massa adalah individu yang disatukan oleh titik perhatian yang sama, yang terlibat dalam perilaku yang sama terhadap tujuan yang sama. Namun individu yang terlibat tidak diketahui atau tidak mengenal satu sama lain. Ciri yang paling menonjol dari televisi sebagai salah satu media komunikasi massa adalah khalayak yang luas yang terpisah dari sumber dengan jarak yang jauh secara geografis.
13. Umpan balik televisi bersifat tertunda
Televisi sebagai media massa memiliki umpan balik yang bersifat tertunda atau tidak langsung. Sumber yang mengkomunikasikan pesan kepada khalayak massa juga harus bergantung pada cara-cara tidak langsung seperti survei reaksi penonton atau tinjauan program untuk mengetahui reaksi penonton terhadap pesan yang telah disampaikan.
14. Televisi sebagai penjaga pintu gerbang
Televisi sebagai media massa melakukan beberapa kontrol atas pemilihan dan pengeditan pesan yang disampaikan kepada khalayak massa. Hal ini dilakukan oleh individu maupun organisasi yang melibatkan penetapan standar dan batasan tertentu yang menjadi pedoman pengembangan konten dan penyampaian pesan.
15. Gangguan dalam siaran televisi
Gangguan dalam siaran televisi pada umumnya meliputi gangguan yang terjadi pada saluran komunikasi maupun gangguan semantik. Gangguan pada saluran komunikasi berkaitan dengan sistem transmisi yang dimiliki oleh televisi. Sementara itu, gangguan semantik meliputi kesalahan pengejaan, bahasa yang digunakan, perbedaan tingkat pendidikan dan lain sebagainya.
Karakteristik media televisi lainnya adalah (16 – 25) :
- Komunikasi umumnya bersifat satu arah
- Kadar dan tipe institusionalisasi tergantung pada media dan pasar
- Isi dan makna bersifat dangkal
- Isi tidak bermakna ganda
- Isi bersifat menyenangkan
- Tujuan pemakaian adalah untuk kesenangan seketika atau pengalihan perhatian
- Tipe organisasi dan produksi ditujukan untuk pasar massa
- Memanfaatkan teknologi secara terencana dan terorganisasi
- Membutuhkan media lain untuk menjangkau khalayak yang lebih luas
- Hubungan antara komunikator dan khalayak tidak dekat
Manfaat Mempelajari Karakteristik Media Televisi
Mempelajari karateristik media televisi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah kita dapat mengetahui dan memahami beberapa karakteristik media televisi yang juga tidak terlepas dari karakteristik komunikasi massa dan karakeristik media penyiaran.
Demikianlah ulasan singkat tentang karakteristik media televisi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang media televisi sebagai media massa beserta karakteristik yang menyertainya.