Kata logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logos yang berarti ucapan, pengertian, kata, uraian pikiran, atau teori. Secara etimologis, logika diartikan sebagai ilmu tentang uraian pikiran. Sedangkan, secara terminologis, logika didefinisikan sebagai teori tentang penyimpulan yang sah atau sistem penalaran yang menelaah tentang prinsip-prinsip penyimpulan yang sah.
Logika menurut Mufid (2012) adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyelidiki, memproses atau cara berpikir yang benar, yang sehat dan tahu patokan mana yang harus dipatuhi agar pernyataan yang diambil adalah sah.
Sementara itu, menurut Maran (2007 : 3-4), logika didefinisikan sebagai ilmu tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang dipakai untuk membedakan penalaran yang tepat dengan penalaran yang tidak tepat. Penalaran yang tepat atau valid tidak selalu identik dengan kebenaran. Hal ini disebabkan logika lebih menitikberatkan pada kepentingan logis yang ada antara kesimpulan dan premis-premis yang ada.
Pengertian logika lainnya dikemukakan oleh Bakry dan Trisakti (tanpa tahun) yang menyatakan logika sebagai teori penyimpulan yang sah, logika menggunakan bahasa sebagai ungkapan konsep maupun pendapat karena pendapat yang terdiri atas hubungan dua konsep tidak dapat diketahui oleh orang lain sehingga membutuhkan bahasa sebagai ungkapannya, baik bahasa alami maupun bahasa ilmiah.
Baca juga :
- Contoh Penerapan Bahasa Jurnalistik di Media Online yang Baik dan Benar
- Contoh Kalimat Logis dan Tidak Logis dalam Bahasa Media
- Contoh Penyimpangan Bahasa Jurnalistik
- Penerapan Bahasa Jurnalistik dalam Penyampaian Berita
- Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jurnalistik
Dalam artian, bahasa memiliki peran yang sangat besar dalam mengkomunikasikan isi pikiran yang dimiliki seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Melalui bahasa pula manusia bernalar dan bertanya jawab dalam rangka mencari kebenaran. Dengan demkian, fungsi bahasa sangatlah beragam, tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi melainkan juga alat bernalar dan lain sebagainya.
Beragamnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori fungsi yaitu :
- Fungsi informatif bahasa adalah untuk mengkomunikasikan informasi, merumuskan dan menerima atau menolak preposisi atau menyajikan argumentasi.
- Fungsi ekspresif bahasa adalah untuk mengungkapkan rasa atau mengekspresikan perasaan tertentu seperti sedih, gembira, sayang, benci, dan sebagainya. Fungsi ini juga digunakan untuk menyampaikan sikap tertentu.
- Fungsi direktif bahasa adalah untuk menyatakan perintah atau larangan.
Dalam komunikasi, logika merupakan hal yang sangat penting demi tercapainya komunikasi yang efektif. Karena itu, logika mengajarkan bagaimana cara menyampaikan informasi, merumuskan dan menerima atau menolak preposisi, atau menyajikan argumentasi dengan menggunakan bahasa berdasarkan fungsi-fungsi bahasa di atas. Bahasa dan logika dalam komunikasi dapat dipahami melalui beberapa contoh.
Berikut adalah beberapa contoh bahasa dan logika dalam komunikasi.
1. Sesat pikir
Sesat pikir menurut Rapar (tanpa tahun) adalah kekeliruan panalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak shahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata yang secara sengaja atau tidak telah menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan tidak tepat. Contoh dikutip dari laman theconversation.com, 22 Oktober 2018 :
Pada Pilpres Amerika Serikat 2016, Donald Trump menggaungkan slogan Make America Great Again. Slogan ini digaungkan dengan berdasar pada kekeliruan masa lalu yang indah atau good old days fallacy dimana Amerika dicitrakan mengalami kemunduran ekonomi atau krisis yang parah padahal data menunjukkan banyaknya perbaikan dalam berbagai sendi kehidupan.
2. Generalisasi
Generalisasi menurut Suladi (2015) adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa guna menarik suatu kesimpulan mengenai semua atau pun sebagian dari gejala atau peristiwa yang terjadi.
Siti mengalami kejadian yang tidak menyenangkan ketika menggunakan jasa pengiriman dokumen swasta. Dokumen yang ia kirimkan hilang entah kemana. Ia pun memutuskan untuk tidak lagi menggunakan jasa pengiriman dokumen swasta karena baginya semua jasa pengirman dokumen swasta tidak dapat dipercaya.
Baca juga :
- Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jurnalistik
- Kelemahan Bahasa sebagai Media Komunikasi
- Perkembangan Bahasa dalam Komunikasi Sesuai Tingkat Usia
- Pengaruh Bahasa Tubuh Dalam Komunikasi
- Pengaruh Media Cetak dalam Perkembangan Bahasa Indonesia
3. Analogi
Selanjutnya, contoh bahasa dan logika dalam komunikasi adalah analogi. Suladi (2015) menyatakan bahwa analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi juga dapat dimaknai sebagai proses membandingkan dua hal berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu simpulan. Contoh :
Teori penetrasi sosial yang digagas oleh Irwin Altman dan Dalmas A. Taylor dikenal juga dengan analogi bawang yang menyiratkan pengungkapan diri adalah proses mengupas setiap lapisan bawang. Bawang digambarkan sebagai lapisan kepribadian dengan diri publik di lapisan terluar dan diri pribadi sebagai intinya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, kedekatan semakin tumbuh dan lapisan kepribadian seseorang pun mulai terbuka satu per satu untuk mengungkapkan inti orang tersebut. Semakin banyak lapisan kepribadian yang dikupas maka hubungan antara seseorang dengan orang lain semakin dekat. Begitupun sebaliknya.
4. Kausal
Penalaran induktif kausal merupakan bentuk penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Terdapat tiga hubungan antarmasalah yaitu hubungan sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat. Contoh :
Sepulangnya dari luar kota, Karyo mendapati rumahnya tidak terkunci dan berantakan. Karyo langsung menyimpulkan bahwa rumahnya dirampok maling selama ia pergi ke luar kota.
Baca juga :
- Teori Bahasa Periklana
- Teori Bahasa dalam Komunikasi
- Fungsi Bahasa Dalam Komunikasi Interpersonal
- Fungsi Bahasa Non Verbal Dalam Public Speaking
- Penggunaan Bahasa dalam Media Sosial
5. Silogisme
Contoh bahasa dan logika dalam komunikasi berikutnya adalah sigolisme. Silogisme menurut Suladi (2015) merupakan penyimpulan deduktif tidak langsung yang diambil secara sistematis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu. Berikut adalah contoh silogisme dalam bentuk paragraf :
Semua media massa wajib menyiarkan acara Debat Pilpres 2019 baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan ada beberapa media massa yang memperoleh hak untuk menyiarkan secara langsung acara Debat Pilpres 2019 secara bergilir.
Adapun media massa yang tidak mendapat giliran untuk menyiarkan acara Debat Pilpres 2019 wajib menyiarkan dengan cara me-relay dari media massa yang mendapat giliran. Televisi adalah salah satu media massa yang diwajibkan untuk menyiarkan acara Debat Pilpres 2019. Dengan demikian, semua stasiun televisi wajib menyiarkan acara Debat Pilpres 2019.
6. Entimen
Menurut Suladi (2015), entimen adalah penalaran deduksi secara langsung yang premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. Berikut adalah contoh entimen dalam bentuk paragraf :
Setiap Warga Negara Indonesia yang telah berusia 17 tahun berhak untuk memilih dalam Pemilu 2019. Bejo adalah Warga Negara Indonesia berusia 17 tahun sehingga berhak untuk memilih dalam Pemilu 2019. Dengan demikian, Bejo berhak untuk memilih dalam Pemilu 2019 karena telah berusia 17 tahun.
Demikianlah ulasan singkat tentang contoh bahasa dan logika dalam komunikasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang logika, kaitan bahasa dan logika, serta contoh bahasa dan logika dalam komunikasi.