Perkembangan Bahasa dalam Komunikasi Sesuai Tingkat Usia

Salah satu komponen komunikasi sosial yang sangat penting adalah bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbriter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Sementara itu, psikologi komunikasi memandang bahasa dari sisi fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan.

Dalam artian, bahasa hanya dapat dipahami apabila ada kesepakatan di antara kelompok-kelompok sosial untuk menggunakannya.  Sementara itu, definisi bahasa secara formal mengacu pada semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa.

Pengertian bahasa di atas menunjukkan bahwa peran bahasa sebagai alat komunikasi bagi manusia sangatlah besar. Dengan bahasa, manusia dapat mengkomunikasikan ide, perasaan, dan kebutuhannya.

Manusia juga dapat mengekspresikan diri atau perasaannya kepada manusia lainnya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa, manusia juga dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial di sekitarnya, manusia juga dapat mengendalikan dirinya sendiri atau masyarakat dengan menggunakan bahasa misalnya melalui pendidikan dan penerangan kepada masyarakat.

Besarnya peran bahasa dalam kehidupan manusia ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana manusia dapat berbahasa?

Menurut para ahli, kemampuan berbahasa manusia dimulai sejak awal kehidupan manusia. Hasil studi yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa proses awal pembelajaran bahasa oleh manusia dimulai dalam rahim ketika janin mulai menyadari dan mengenal pola suara serta ujaran ibunya.

Dan setelah bayi lahir, ia dapat membedakan pola suara dan ujaran ibunya dengan pola suara dan ujaran yang lain. Kemampuan berbahasa ini terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia.

Bagaimanakah sebenarnya perkembangan bahasa manusia? Untuk mengetahuinya, kita pahami terlebih dahulu pengertian perkembangan bahasa.

Pengertian

Menurut Harley (2001), perkembangan bahasa merupakan proses yang sangat kompleks, yang melibatkan perkembangan berbagai keterampilan lain.

Keterampilan yang dimaksud meliputi keterampilan reseptif dan keterampilan ekspresif. Yang dimaksud dengan keterampilan reseptif adalah kemampuan untuk memahami kata-kata atau kalimat. Sementara itu yang dimaksud dengan keterampilan ekspresif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan kebutuhan dengan menggunakan bahasa lisan atau tertulis.

Proses perkembangan bahasa yang sangat kompleks ini bisa jadi memengaruhi perkembangan aspek-aspek bahasa atau komponen bahasa dalam konteks komunikasi lainnya seperti fonologis, sintaktis, semantik, dan pragmatis.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan perkembangan bahasa adalah proses di mana anak-anak memahami dan mengkomunikasikan bahasa selama masa kanak-kanak.

Namun, perkembangan bahasa ini sejatinya tidak berhenti sampai di situ. Kemampuan berbahasa seseorang akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia, semakin berkembangnya sisi kognitif manusia, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Teori Perkembangan Bahasa

Begitu kompleksnya perkembangan bahasa pada manusia membuat para ahli dari masa ke masa melakukan penelitian dan mengembangkan beberapa teori perkembangan bahasa.

Adapun teori-teori perkembangan bahasa yang dimaksud di antaranya adalah teori-teori belajar dari behaviorisme seperti teori kognitif sosial atau teori sosial kognitif yang dikembangkan oleh Albert Bandura dan teori operant conditioning B.F Skinner. Teori perkembangan bahasa lainnya adalah teori nativisme yang dikembangkan Noam Chomsky.

  • Teori kognitif sosial

Menurut teori belajar aliran behaviorisme seperti teori kognitif sosial, bahasa dipelajari melalui imitasi atau peniruan. Dalam artian, anak-anak mempelajari bahasa dengan cara meniru bahasa orang tuanya.

  • Teori operant conditioning

Sementara itu, menurut teori operant conditioning yang dikemukakan oleh B.F Skinner menyatakan bahwa bahasa dibentuk melalui operant conditioning atau penguatan (peneguhan).

Ketika kita menanggapi ocehan atau celotehan bayi dengan memberikan senyuman maka bayi akan semakin mengoceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin sering seorang ibu menanggapi vokalisasi si bayi maka perkembangan bahasa si bayi akan meningkat.

  • Teori nativisme.

Noam Chomsky melalui teori nativisme menyatakan bahwa setiap anak mampu menggunakan suatu bahasa karena adanya pengetahuan bawaan atau preexistent knowledge yang telah diprogram secara genetik dalam otak manusia. Pengetahuan ini dinamakan L.A.D atau Language Acquisition Device.

Menurut Chomsky dalam Rakhmat (2001 : 273) menyatakan bahwa L.A.D tidak mengandung kata, arti, atau gagasan, tetapi hanyalah satu sistem yang memungkinkan manusia menggabungkan komponen-komponen bahasa.

Walaupun bentuk luar bahasa di dunia berbeda-beda namun bahasa-bahasa itu memiliki kesamaan dalam struktur pokok yang mendasarinya.  Chomsky menyebutnya dengan linguistic universal.

Lebih lanjut Chomsky menjelaskan bahwa dikarenakan anak-anak memiliki kemampuan ini, mereka segera mengenal hubungan di antara bentuk-bentuk bahasa ibunya dengan bentuk-bentuk yang terdapat dalam tata bahasa struktur dalam yang sudah terdapat pada kepalanya.

Hubungan-hubungan tersebut menyebabkan anak-anak secara alamiah mengucapkan kalimat-kalimat yang sesuai dengan peraturan bahasa mereka.

Teori yang dikemukakan oleh Chomsky ini kemudian diperkuat oleh Jean Piaget melalui salah satu teori bahasa dalam komunikasi yaitu teori perkembangan mental.

Piaget melalui teorinya menunjukkan bahwa terdapat struktur universal yang menimbulkan pola berpikir yang sama pada taha-tahap tertentu dalam perkembangan mental anak-anak. Baik Chomsky maupun Piaget membuktikan bahwa otak manusia bukan penerima pengalaman pasif melainkan sebuah organ yang dilengkapi dengan kemampuan-kemampuan bawaan.

Tahap Perkembangan Bahasa

Menurut Nippold (2006), Masykouri (2011a, 2011b, 2011c) dan Zubaidah (tanpa tahun), perkembangan bahasa dalam komunikasi sesuai tingkatan usia adalah sebagai berikut :

1. Masa usia 0 – 2 tahun

Pada rentang usia 0-2 tahun, bayi mengalami beberapa tahapan berbahasa, yaitu :

  • Usia 0-6 minggu. Sejak bayi lahir hingga ia berusia 6 minggu, bayi hanya dapat menangis dan tidak dapat mengeluarkan suara tertentu. Adapun bentuk komunikasi yang dapat dilakukan oleh bayi adalah komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh dalam komunikasi lainnya seperti gerakan kaki atau gerakan lengan, kontak mata, dan ekspresi wajah.
  • Usia 2-4 bulan. Di usia ini, bayi mulai mengeluarkan suara-suara atau bunyi-bunyi vokal yang dilakukan secara berulang seperti “u…u…” atau “a…a…” ketika ia merasa nyaman. Namun, suara atau bunyi seperti itu selanjutnya akan menghilang beberapa bulan setelahnya.
  • Usia 4-6 bulan. Di usia sekitar 5 bulan, bayi akan mengeluarkan bunyi mengoceh secara acak yaitu sekumpulan suara yang dikeluarkan bayi ketika mendapatkan perhatian orang lain. Selain itu, bayi juga mulai dapat mengeluarkan suara atau bunyi yang lebih beragam. Hal ini disebabkan karena semakin matang dan membaiknya pita suara serta kemampuan bernafas bayi.
  • Usia 6-8 bulan. Di rentang usia ini, bayi mengeluarkan ocehan dengan bunyi yang lebih terkendali serta mulai menggunakan suara yang berulang dan lebih jelas seperti “papapa”, “mamama”, atau “dadada”.
  • Usia 8-12 bulan. Di masa ini, anak mulai mengeluarkan suara seakan-akan berbicara dengan orang tuanya. Komunikasi nonverbal seperti intonasi suara dan ekspresi wajah mulai tampak seperti benar-benar berbicara, tetapi belum ada kata jelas yang diucapkannya.
  • Usia 12-18 bulan. Di rentang usia ini, anak mulai dapat mengucapkan kata pertama. Hingga usianya mencapai 18 bulan, kata-kata yang berhasil diucapkan mencapai 50 kata.

2. Masa usia 2-4 tahun

Pada rentang usia ini, kemampuan bahasa anak mulai berkembang. Ia tidak lagi menangis ketika ingin sesuatu tetapi mulai dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan. Tidak hanya kemampuan berbahasa yang mengalami perkembangan melainkan juga kemampuan mendengar serta kemampuan sosialnya. Di masa ini seorang anak mulai bermain dengan teman sebayanya dan belajar berbagai keterampilan sosial dalam interaksi bersama lingkungan sosialnya.

Adapun tahapan perkembangan bahasa pada masa ini ditandai dengan :

  • Usia sekitar 2 tahun. Di usia ini, anak mulai dapat menerima bahasa dengan baik, menggunakan bahasa telegrafik yang terdiri dari 2 hingga 3 kata. Selain itu, jumlah kosa kata yang digunakan terdiri 3 hingga 50 kata.
  • Usia sekitar 3 tahun. Di usia ini, anak keterampilan sosial anak mulai meningkat, berusaha untuk berkomunikasi, dan mulai menggunakan percakapan. Jika anak tidak memahami apa yang disampaikan oleh orang lain akan menunjukkan frustrasi. Adapun jumlah kosa kata yang dikuasai semakin bertambah yakni sekitar 300 hingga 500 kata.

3. Masa usia 4-6 tahun

Di rentang usia 4-6 tahun, anak mengalami kemajuan dalam penggunaan bahasa. Anak sudah mampu untuk mengemukakan pikirannya dengan menggunakan kalimat-kalimat yang jelas.

Ia pun sudah dapat bercakap-cakap setiap kali ada kesempatan. Kemampuan ini ia peroleh melalui pengalaman selama menggunakan bahasa yang sekaligus meningkatkan kemampuan berbicaranya. Dengan kesempatan yang di dapat, anak berlatih dan terus berlatih untuk dapat melakukan komunikasi dua arah.

Adapun tahapan perkembangan bahasa pada masa ini ditandai dengan :

  • Usia sekitar 4 tahun. Di usia ini, anak mulai dapat menerapkan pengucapan beberapa kata beserta tata bahasanya. Adapun jumlah kosa kata yang dikuasai mencapai 1400 hingga 1600 kata. Ia juga tampak lebih berani mengemukakan pikiran dan pendapatnya, terutama bila ia merasa tertarik dengan tema pembicaraannya. Sementara itu, keterampilan sosialnya pun semakin berkembang yakni dengan mencari cara yang tidak dimengerti, menyesuaikan pengucapan untuk pendengar informasi, perselisihan dengan kawan sebaya dapat diselesaikan dengan kata dan ajakan untuk bermain lebih sering.
  • Usia sekitar 5-6 tahun. Anak mulai dapat menyusun kalimat dan tata bahasa dengan benar, menggunakan awalan, kata kerja sekarang, kemarin, dan yang akan datang, rata-rata penjang kalimat setengah per kalimat meningkat menjadi 6-8 kata.

4. Masa usia 6-12 tahun

Masa usia 6-12 tahun dikenal juga sebagai masa usia sekolah. Di masa usia 6-12 tahun, anak mulai menggunakan bahasa secara simbolik. Adapun perkembangan bahasa di masa ini ditandai dengan :

  • Menggunakan bahasa yang lebih kompleks, lebih banyak kata sifat yang digunakan, menggunakan kalimat pengandaian, jumlah kata rata-rata per kalimat 7 atau 6 kata.
  • Kosakata untuk bahasa lisan mencapai 3000 kata.
  • Di bidang sosial, anak menggunakan klausa adjektif dengan menggunakan kata ‘yang’ dan lebih banyak menggunakan kata kerja yang dibendakan.
  • Semakin meningkatnya kemampuan untuk membaca dan memahami bahasa tubuh dan komunikasi nonverbal lainnya
  • Mampu memprediksi perilaku orang lain
  • Berusaha untuk melihat dari sudut pandang orang lain, dan
  • Menyesuaikan bahasa yang digunakan.

Di masa usia sekolah ini, anak-anak juga juga mulai dapat memberikan bantuan  dan menunjukkan sifat memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain, mengembangkan kemampuan naratif yang ditandai oleh peristiwa yang diurutkan secara sebab akibat atau bercerita,  menunjukkan peningkatan keterampilan percakapan, memperluas topik pembicaraan, dan menggunakan bahasa untuk berbagai macam fungsi.

5. Masa usia 13-19 tahun

Masa usia 13-19 tahun disebut juga sebagai masa remaja. Di masa ini, perkembangan bahasa remaja semakin meningkat dengan pesat karena dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan lingkungan sekitarnya seperti keluarga, masyarakat sekitar, sekolah, dan teman sebaya. Perkembangan bahasa di masa remaja ditandai dengan :

  • Jumlah kosa kata yang dikuasai semakin banyak seiring dengan semakin banyaknya referensi bacaan serta topik yang semakin kompleks.
  • Semakin berkembangnya pola bahasa pergaulan yang digunakan remaja dengan teman sebaya.
  • Menyukai digunakannya metafora atau gaya bahasa lain guna mengekspresikan pendapat atau perasaan mereka.
  • Mampu menciptakan ungkapan atau istilah-istilah baru yang tidak baku atau bahasa gaul.

6. Masa usia 20 tahun ke atas

Di rentang usia 20 tahun ke atas atau masa dewasa, perkembangan bahasa ditandai dengan semakin kompetennya manusia dalam menggunakan bahasa verbal maupun bahasa nonverbal ketika berkomunikasi dengan orang lain, menunjukkan pemahaman terhadap apa yang disampaikan oleh orang lain, dan digunakannya perilaku nonverbal.

Manfaat Mempelajari Perkembangan Bahasa dalam Komunikasi Sesuai Tingkatan Usia

Mempelajari perkembangan bahasa dalam komunikasi sesuai tingkatan usia dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah :

  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian bahasa.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian perkembangan bahasa.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami tahap perkembangan bahasa berdasarkan usia menurut para ahli.

Demikianlah ulasan singkat tentang perkembangan bahasa dalam komunikasi sesuai tingkatan usia. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang bahasa dan perkembangannya pada manusia berdasarkan tingkatan usia.