5 Contoh Penyimpangan Bahasa Jurnalistik yang Sering Terjadi

Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa yang biasanya digunakan di dalam media cetak, online, maupun juga media elektronik seperti televisi dan radio. Sebagai suatu bahasa dalam proses komunikasi massa dalam masyarakat yang banyak dibaca, ditonton, maupun didengar oleh khalayak umum, tentunya bahasa jurnalistik harus jelas, singkat, padat, menarik, dan mudah dibaca.

Perlu untuk di perhatikan mengenai tingkat intelektual yang minim juga di dalamnya, karena setiap penerima pesan memiliki kemampuan maupun tingkat pengetahuan yang berbeda-beda dan perlu untuk disesuaikan. Walaupun memiliki karakteristik dan panduan tersendiri, namun penggunaan bahasa jurnalistik juga tidak lepas dari adanya penyimpangan ataupun kesalahan di dalamnya.

Kesalahan maupun penyimpangan bahasa jurnalistik sendiri banyak disebabkan karena adanya penguasaan kosakata yang kurang, pengetahuan kebahasaan yang terbatas, keterbatasan waktu, terlalu banyak naskah yang perlu dikoreksi, dan lain sebagainya.

Penyimpangan tersebut tidak hanya terjadi pada media cetak seperti surat kabar saja, namun juga sering terjadi pada media elektronik dan juga online. Apa saja penyimpangan-penyimpangan tersebut? Berikut ini ada 5 contoh penyimpangan bahasa jurnalistik yang terjadi secara umum, diantaranya adalah:

Baca juga :

1. Penyimpangan Morfologis

Penyimpangan bahasa jurnalistik yang pertama adalah adanya penyimpangan morfologis, dimana penyimpangan ini sering dijumpai dalam pemberian judul berita dalam surat kabar yang mengunakan kalimat aktif. Secara sederhana dapat dipahami sebagai penyimpangan dimana dihilangkannya awalan pada kalimat aktif yang digunakan. Sebagai contoh seperti pada judul berita berikut :

Polisi Tembak Mati Pengedar Narkoba Internasional di Bali

Pada judul tersebut, awalan pada kata aktif tempat dihilangkan dimana seharusnya menggunakan kata menembak. Jika diperhatikan sekilas memang tidak terdapat kesalahan, namun dalam penerapan bahasa jurnalistik dalam penyampaian berita ternyata merupakan bagian dari penyimpangan maupun kesalahan bahasa.

2. Kesalahan Sintaksis

Kesalahan sintaksis merupakan suatu penyimpangan bahasa jurnalistik yang terjadi karena terdapat pemakaian tata bahasa maupun struktur kalimat yang kurang benar, sehingga menyebabkan munculnya salah pengertian ataupun mengacaukan pengertian yang sebenarnya. Terjadinya penyimpangan ini berkaitan dengan kemampuan logika yang masih kurang memadai. Sebagai contoh seperti:

Kerajinan tas rajut banyak diekspor hasilnya ke Thailand

Penggunaan kalimat tersebut salah dan tidak terstruktur, seharusnya dapat diganti dengan “Hasil kerajinan tas rajut banyak diekspor ke Thailand”. Kesalahan ini sering terjadi dalam berbagai jenis-jenis jurnalistik.

Baca juga :

3. Kesalahan Kosakata

Contoh penyimpangan bahasa jurnalistik yang ketiga adalah kesalahan pemilihan kosakata juga masih sering terjadi dalam penggunaan bahasa jurnalistik. Kesalahan ini biasanya sering dikaitkan dengan alasan kesopanan maupun meminimalkan dampak buruk dari pemberitaan. Sebagai contoh seperti penggunaan kata pukulan telak bagi kemanusiaan, dimana dapat diganti dengan penyebutan kejahatan kemanusiaan.

4. Kesalahan Ejaan

Tidak hanya kesalahan kosakata saja, namun kesalahan ejaan juga banyak terjadi. Kesalahan ejaan dalam penggunaan bahasa jurnalistik banyak terjadi pada surat kabar maupun media cetak, media online, bahkan juga media elektronik seperti radio dan televisi. Beberapa contoh kesalahan ejaan yang sering terjadi diantaranya adalah seperti dalam penulisan kata Jumat yang ditulis dengan Jum’at, sinkron yang sering ditulis dengan singkron, khawatir yang ditulis dengan hawatir, dan banyak lagi yang lainnya. Oleh sebab itu penggunaan bahasa Indonesia dalam bahasa jurnalistik yang baik dan benar juga perlu diperhatikan.

5. Kesalahan Pemenggalan

Penyimpangan bahasa jurnalistik yang terakhir adalah adanya kesalahan pemenggalan bahasa. Kesalahan ini biasanya banyak disebabkan karena program komputer yang masih berbahasa inggris, sehingga kesalahan pemenggalan masih dapat diantisipasi dengan mengganti program pemenggalan bahasa Indonesia.

Itulah dia 5 contoh penyimpangan bahasa jurnalistik yang masih banyak ditemui dalam komunikasi massa, baik dalam media cetak, media online, maupun media elektronik. Sebagai salah satu bahasa penting yang digunakan dan diterima oleh khalayak umum, maka kesalahan-kesalahan tersebut seharusnya dapat diantisipasi dan diperbaiki kembali. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat.