Jenis-jenis Jurnalistik dan Penjelasan Lengkap

Jurnalistik adalah salah satu elemen dalam komunikasi massa yang penting. Lewat jurnalistik masyarakat dapat mengetahui informasi tanpa perlu mendatangi tempat kejadian perkara secara langsung. Dengan adanya jurnalisme yang baik, maka masyarakat dapat memiliki edukasi yang baik pula. Kontrol sosial dari masyarakat kepada pemerintah dapat berjalan dengan baik, selain itu, informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat juga dapat diketahui dengan mudah.

Jurnalistik tidak selalu identik dengan perusahaan koran, atau media nasional. Media-media besar yang sudah sampai pada level internasional misalnya, memang menjadi salah satu bentuk jurnalisme yang sudah memiliki skala sangat besar. Akan tetapi, ada banyak lagi jenis jenis jurnalistik yang ada di dunia jurnalisme. Bahkan, hanya dengan mengandalkan diri Anda sendiri sebagai wartawan dadakan pun sudah dapat disebut sebagai jurnalistik dengan tipe tertentu.

Baca juga:

Nah, apa saja jenis jenis jurnalistik yang ada di luar sana? Beberapa di antaranya antara lain adalah di bawah ini:

1. Citizen Journalism (Jurnalisme Warga Negara atau Penduduk)

Citizen Journalism adalah salah satu bentuk jurnalistik yang masih diperdebatkan. Ada sebagian pihak yang menolak citizen journalism sebagai bentuk jurnalistik, akan tetapi ada pula yang sepakat bahwa citizen journalism adalah bentuk jurnalisme karena orang dapat menginformasikan kejadian tertentu kepada masyarakat. Beberapa bentuk citizen journalism antara lain adalah aktivitas menulis blog, menulis catatan tertentu tentang peristiwa yang kemudian dibagikan lewat sosial media seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan lain sebagainya.

Citizen journalism juga dikenal dengan nama lain seperti participatory journalism, netizen, open source journalism, grassroot journalism, dan lain sebagainya. Nama-nama tersebut secara prinsip menyimbolkan bahwa citizen journalizm adalah jurnalisme yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Mereka yang membuat berita dan melaporkan serta membagikannya pada masyarakat yang lain.

Menurut Steve Outing, bentuk-bentuk citizen journalism meliputi:

  • Citizen journalism dengan membuka ruang diskusi agar masyarakat dapat memberikan komentar terhadap peristiwa yang diberitakan.
  • Dalam mendeskripsikan peristiwa yang diliput, menambahkan beberapa pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis.
  • Bentuk kolaborasi antara jurnalis professional dengan masyarakat umum yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas sehingga menghasilkan tulisan dari sudut pandang masyarakat namun memiliki kualitas jurnalistik yang lebih kuat.
  • Blog pribadi.
  • Blog media tertentu.
  • Jurnalisme cetak.
  • Jurnalistik dengan model wiki di mana pembaca juga bertindak sekaligus sebagai editor.

Baca juga:

2. Yellow Journalism

Yellow Journalism atau jurnalisme kuning adalah jenis jurnalisme yang berupaya untuk menciptakan kesan-kesan sensasional yang biasanya dilakukan dengan pemburukan makna yang kurang memerhatikan substansi peristiwa untuk membuat banyak pembaca membaca berita tersebut. Tujuan dari jurnalisme ini adalah jelas untuk meningkatkan trafik atau penjualan media tersebut.

Jurnalisme kuning sering dinilai sebagai jurnalisme yang tidak profesional dan tidak punya etika. Pemberitaan yang bombastis, dengan judul yang menyebabkan munculnya pemaknaan yang cenderung mengarah pada makna-makna yang sensasional membuat jurnalisme ini sangat mudah menarik perhatian orang, walaupun nantinya isinya ternyata tidak seperti yang dijudulkan. Penggunaan jenis font dan mungkin latar gambar tertentu juga bisa digunakan untuk membuat ketertarikan semakin tinggi.

Dari segi sejarah, istilah jurnalisme kuning diperkirakan muncul pada tahun 1800-an. Jurnalisme kuning pada awalnya terjadi dengan “pertempuran berita utama” dua koran besar di New York, yaitu antara Joseph Pulitzer (New York World), dan William Randolph Hearst (New York Journal). Pada tahun 1897, istilah jurnalisme kuning kemudian dimunculkan oleh The New York Press. Kata kuning dimunculkan karena warna kedua koran tersebut adalah kuning. Istilah kuning disebutkan berasal dari berbagai peristiwa tertentu, tidak hanya dari adanya warna kuning pada kedua koran tersebut. Ada yang menyebut kata kuning digunakan karena harga kedua koran tersebut murah meriah, dalam istilah jurnalisme disebut dengan koran satu sen Ada pula yang mengatakan kata kuning diambil dari nama yellow kid (tokoh dalam sebuah komik di Amerika).

Baca juga:

3. Jurnalisme Lher

Bila jurnalisme kuning dinilai sebagai jurnalisme yang memuat berita-berita sensasional, maka jurnalimse lher mungkin merupakan saudara dari jurnalisme kuning, hanya saja, jurnalisme lher lebih cenderung ke menampilkan hal-hal yang memicu peningkatan sensasi nafsu, alias lebih dekat pada pornografi. Penyajian gambar-gambar tertentu untuk memicu sensasi dan memberikan kepuasan pada pembacanya menjadi ciri khas dari jurnalisme jenis ini. Oleh karena itu, ada pula yang mengistilahkannya dengan istilah jurnalisme pornografi.

Kemunculan jurnalisme lher tidak terlepas dari kontroversi, akan tetapi kehadirannya di Indonesia sudah menjadi salah satu bagian sejarah jurnalisme di Indonesia. Beberapa analis mencoba mencari tahu mengapa jurnalisme lher bisa muncul di Indonesia, beberapa hipotesis yang dimunculkan antara lain:

  • Muncul sebagai representasi jurnalisme masyarakat kelas bawah.
  • Muncul sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintah yang otoriter.
  • Muncul menjadi pilihan media massa yang lebih mementingkan bisnis dari pada idealisme dan nilai-nilai jurnalistik.
  • Munculnya jurnalisme lher karena terdapat euforia kebebasan media massa.

Baca juga:

4. Jurnalisme Presisi

Jurnalisme presisi adalah sebuah bentuk jurnalisme yang menerapkan ilmu sosial di dalam dunia jurnalistik dan berupaya untuk mencari ketetapan informasi dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial terkait. Dilihat dari segi sejarahnya, asal usul jurnalisme ini dikemukakan oleh Philip Mayer pada tahun 1969-1970 ketika ia menjadi dosen tamu di Russel Sage Foundation, New York. Selanjutnya, kurang lebih satu tahun kemudian, pada tahun 1971, Everertte E. Dennis dari Kansas State University mengajar “The New Journalism” di University of Oregon. Dennis berbicara tentang apa yang telah dikerjakannya di Detroit. Ia menyebutnya sebagai sebuah awal dari jurnalisme baru (new journalism). Jurnalisme baru tersebut kemudian diberi nama jurnalisme presisi.

Selain empat jenis jurnalistik di atas, ada pula jenis jurnalistik lain di antaranya jurnalisme perdamaian dan perang, atau jurnalisme kepiting. Dunia jurnalisme masih sangat luas dan menyimpan berbagai hal unik yang akan bertambah seiring dengan wawasan yang kita dapatkan dari dunia tersebut.

Itulah jenis jenis jurnalistik yang dapat kamu ketahui. Semoga dengan artikel ini dapat menambah wawasanmu ya.