Bahasa Jurnalistik – Karakteristik – Prinsip

Di era derasnya arus informasi seperti sekarang ini, berbagai media massa berlomba-lomba untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Wartawan sebagai ujung tombak dalam mencari dan memberikan informasi yang cepat, aktual dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dituntut untuk bekerja sesuai dengan kode etik wartawan.  Selain itu, wartawan juga harus menguasai berbagai teknik penulisan berita yang baik agar dapat menghasilkan karya jurnalistik yang memiliki nilai berita yang tinggi.   Untuk itu, wartawan dituntut untuk memiliki kemampuan menulis berita dengan menggunakan bahasa yang jelas, lugas, komunikatif, singkat, menarik, padat, sederhana, dan lancar.

Baca juga:

Bahasa yang digunakan oleh wartawan untuk menulis berita dikenal dengan sebutan bahasa jurnalistik. Menurut para ahli bahasa, bahasa baku merupakan dasar bagi bahasa jurnalistik. Dengan demikian, bahasa jurnalistik tidak dapat dilepaskan dari berbagai aturan bahasa baku atau kaidah tata bahasa yang berlaku.

Pengertian

Para ahli telah mendefinisikan pengertian bahasa jurnalistik, diantaranya adalah sebagai berikut :

F. Rahardi mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai salah satu ragam bahasa yang digunakan tidak hanya oleh dunia persuratkabaran atau dunia pers atau media masa cetak melainkan juga media massa audio, media massa audiovidual, dan multimedia atau internet. Lebih lanjut is menyatakan bahwa bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa yang dibentuk karena spesifikasi materi yang disampaikan (Rahardi, 2006 : 65).

Sementara itu, Prof. S. Wojowasito menyatakan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok (Anwar, 1984 : 1-2).

Lain lagi dengan Rosihan Anwar menjelaskan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa pers yaitu bahasa yang digunakan oleh wartawan. Yang dimaksud dengan bahasa pers adalah salah satu ragam bahasa yang memiliki beberapa karakteristik yaitu singkat, padat, jelas, sederhana, lancar, lugas dan menarik. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku yang harus tunduk pada berbagai kaidah tata bahasa, ejaan yang benar, dan mengikuti perkembangan kosa kata dalam masyarakat (Anwar, 1984 : 1).

Kemudian Dr. Yus Badudu menjelaskan bahasa jurnalistik merujuk pada bahasa surat kabar dilihat dari karakteristik yang dimilikinya. Menurutnya, bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa surat kabar mengingat bahwa surat kabar dibaca oleh lapisan-lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat bahwa orang tidak harus menghabiskan waktunya hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah dipahami. Orang tidak mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar itu (Anwar, 1984 : 2).

Itulah beberapa pengertian bahasa jurnalistik menurut para ahli yang sekaligus menggambarkan karakteristik yang dimilikinya mengingat terbatasnya ruang dan waktu yang dimiliki oleh surat kabar.

Baca juga :

Karakteristik

Jika kita melihat kembali beberapa pengertian atau definisi bahasa jurnalistik pada bagian sebelumnya terlihat bahwa bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang digunakan oleh para insan pers memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masalah, sudut pandang tulisan, pembagian tulisan, dan sumber tulisan.

Baca juga:

Menurut Haris Sumadiria (2005), bahasa jurnalistik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

  • Sederhana – menggunakan kata-kata atau kalimat yang maknanya dapat dipahami oleh khalayak luas dengan latar belakang yang sangat beragam.
  • Singkat – langsung membahas pokok masalah dengan tidak bertele-tele dan menggunakan kata-kata serta kalimat yang tepat dan mudah dipahami.
  • Padat – penulisan kalimat serta paragraf memuat informasi-informasi penting dan menarik untuk pembaca.
  • Lugas – tegas, tidak ambigu, dan menghindari penggunaan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dapat membuat khalayak bingung hingga mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi dan konklusi yang tidak sesuai. Kata-kata yang lugas adalah kata-kata yang tidak bermakna ganda atau bersayap.
  • Jelas – kata-kata atau kalimat yang digunakan mudah dipahami maksud dan tujuannya, tidak bias dan kabur.
  • Jernih – kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan tidak menyembunyikan sesuatu yang sifatnya negatif seperti prasangka atau fitnah. Karya jurnalistik bukanlah sebuah karya yang ditujukan untuk menebar kebencian kepada pihak lain.
  • Menarik – kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan mampu menumbuhkembangkan minat baca serta perhatian khalayak.
  • Demokratis – bahasa jurnalistik bukanlah ragam bahasa yang memiliki tingkatan bahasa tertentu seperti yang dapat kita temui dalam bahasa Jawa misalnya. Jadi, dalam ragam bahasa jurnalistik tidak akan pernah kita temui bahasa khusus untuk kaum bangsawan atau rakyat jelata. Semua memiliki persamaan dimata bahasa jurnalistik.
  • Populis – kata-kata, istilah-istilah, atau kalimat-kalimat yang digunakan hendaknya telah dikenal dan dipahami maknanya oleh khalayak sehingga pesan pun dapat dengan mudah dipahami maksud dan tujuannya.
  • Logis – berbagai kata, istilah, atau kalimat jurnalistik harus dapat diterima oleh akal sehat.
  • Gramatikal – pemilihan serta penggunaan kalimat harus mengikuti kaidah tata bahasa baku yang berlaku. Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah bahasa resmi yang sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya.
  • Menghindari kata tutur atau kata-kata yang kita gunakan sehari-hari – kata tutur juga dapat disebut dengan bahasa tidak baku seperti bikin, kayaknya, dibuatin, dan lain sebagainya.
  • Menghindari kata dan istilah asing – khalayak hendaknya mengetahui dan memahami makna setiap kata yang dibaca atau didengar.
  • Pilihan kata atau diksi yang tepat – pemilihan kata yang tepat serta akurat harus sesuai dengan maksud dan tujuan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak.
  • Mengutamakan kalimat aktif – kalimat aktif lebih disukai oleh khalayak karena dapat membantu khalayak untuk memudahkan pengertian dan memperjelas pemahaman. Sebaliknya, kalimat pasif kerapkali dapat menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman.
  • Menghindari kata atau istilah teknis – bahasa jurnalistik haruslah sederhana, mudah dipahami, serta ringan dibaca karena ditujukan kepada masyarakat luas. Untuk itulah penggunaan istilah dan kata-kata yang bersifat teknis harus dihindari. Istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relative homogeny. Kalaupun tak terhindarkan, istilah teknis itu harus disertai penjelasan.
  • Tunduk pada kaidah etika – bahasa jurnalistik mengandung etika karena bahasa jurnalistik yang digunakan oleh wartawan mencerminkan pikiran serta etika wartawan yang bersangkutan.

Baca juga:

Prinsip

Menurut Ernest Hemingway, dari berbagai karakteristik bahasa jurnalistik di atas, terdapat beberapa rujukan dalam menggunakan bahasa jurnalistik sebagai pedoman bagi wartawan, yaitu :

  • Menggunakan kalimat yang tidak panjang

Kalimat yang digunakan dalam bahasa jurnalistik hendaknya kalimat yang pendek seperti singkat, padat, sederhana, tidak bertele-tele, lancar, jelas, lugas, dan menarik.

  • Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

Dalam menyampaikan informasi yang komunikatif dan dapat dipahami oleh masyarakat luas, wartawan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.  Caranya adalah dengan tidak menggunakan berbagai istilah atau kata-kata yang bersifat teknis. Jika pun harus menggunakan istilah atau kata-kata teknis, harus disertai dengan penjelasan yang memadai.

  • Menggunakan bahasa yang sederhana dan jernih

Salah satu karakteristik sistem komunikasi massa adalah khalayak yang bersifat luas dan heterogen. Karena itu khalayak media massa baik media massa cetak maupun elektronik sangatlah luas dan heterogen. Yang dimaksud dengan heterogen adalah bahwa khalayak media massa memiliki berbagai latar belakang, minat, pendidikan, pengetahuan, serta kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Karena itu, wartawan dituntut untuk menulis berita dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan yakni bahasa yang sederhana dan jernih.

  • Tidak menggunakan kalimat majemuk dalam bahasa jurnalistik

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sifatnya sangat sederhana karena hanya terdiri dari subyek,  predikat, dan obyek (S-P-O). Contohnya, Budi pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Kalimat tersebut adalah kalimat sederhana, lengkap, dan berdiri sendiri. Tidak perlu ada penambahan kalimat lain atau anak kalimat lain yang dapat membuat kalimat menjadi bertele-tele. Kalimat yang bertele-tele sebaiknya tidak digunakan oleh wartawan dalam penulisan beritanya.

  • Menggunakan bahasa yang mengandung kalimat aktif

Dalam dunia jurnalistik, kerapkali menggunakan kalimat aktif bukan kalimat pasif karena dapat membuat berita menjadi lebih hidup dan bergaya atau menarik.

  • Menggunakan bahasa yang padat dan kuat

Dalam bahasa jurnalistik, tidak diperlukan berbagai kata yang bermakna sama. Kata-kata yang digunakan dalam bahasa jurnalistik haruslah efisien dalam artian hemat kata-kata.

  • Menggunakan bahasa yang positif

Dalam penulisan berita, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang positif bukan bahasa yang negatif. Misalnya, seperti dikutip dari Kompas.com 15/09/2017 tertulis :  “ … partainya menolak wacana perpanjangan masa kerja Pansus Angket KPK … “. Dari kalimat tersebut dapat dikatakan bahwa kata “menolak” bersifat positif dibandingan dengan kata “tidak menginginkan” atau “tidak menghendaki”. Bagi wartawan, sedapat mungkin agar dalam menulis berita tidak menggunakan bahasa yang negatif melainkan bahasa yang positif.

Baca juga:

Prinsip-prinsip Retorika Sosial

Bahasa jurnalistik memiliki beberapa prinsip retorika tekstual yaitu prinsip prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip ekspresifitas.

  • Prosesibilitas – teks yang disajikan kepada khalayak diproses dengan baik agar mudah dibaca dan dipahami oleh khalayak.
  • Kejelasan – teks yang disajikan kepada khalayak mudah dipahami dengan tidak mengandung banyak ambiguitas.
  • Ekonomi – singkatnya teks yang disajikan kepada khalayak tidak mengurangi makna pesan.
  • Ekspresifitas – teks yang disajikan kepada khalayak dibuat sesuai dengan berbagai aspek pesan.

Baca juga :

Manfaat Mempelajari Bahasa Jurnalistik

Mempelajari bahasa jurnalistik dapat memberikan beberapa manfaat kepada kita diantaranya adalah :

  • Kita memahami berbagai pengertian bahasa jurnalistik yang dikemukakan oleh para ahli.
  • Kita memahami berbagai karakteristik bahasa jurnalistik.
  • Kita memahami berbagai prinsip penulisan berita.
  • Kita memahami berbagai prinsip bahasa jurnalistik.

Demikianlah ulasan singkat tentang bahasa jurnalistik yang meliputi pengertian, karakteristik, serta prinsip-prinsp yang dimiliki. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang bahasa jurnalistik.