Media cetak sering disebut sebagai surat kabar ini memiliki struktur penulisan yang formal, yaitu penulisan dalam media cetak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia atau Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karena itu, media cetak dapat mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia. Berikut ini merupakan pengaruh media cetak dalam perkembangan Bahasa Indonesia:
- Menyebarkan istilah-istilah baru
Media cetak sering digunakan oleh masyarakat untuk mengetahui berbagai informasi terutama dalam segi penulisan atau bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, media cetak juga memperkenalkan istilah-istilah baru kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan Bahasa Indonesia.
Istilah-istilah baru tersebut biasanya merupakan istilah-istilah yang baru ditetapkan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Misalnya, swafoto pengganti dari “selfie”, pramusiwi pengganti “babysitter”, warganet pengganti “netizen”, dan lain sebagainya. (Baca juga: Pengertian Media Cetak Menurut Ahli)
- Penyesuaian istilah sesuai dengan logika
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki banyak istilah-istilah baru. Istilah-istilah yang digunakan dalam media cetak ini berpengaruh terhadap pengembangan Bahasa Indonesia pada masyarakat. Selain itu, istilah dalam Bahasa Indonesia juga perlu ditempatkan sesuai dengan logika. Misalnya, bagaimana menempatkan istilah atau kata demikian, kilah, dan lain sebagainya. (Baca juga: Karakteristik Media Cetak)
- Menggunakan akronim yang umum
Akronim merupakan singkatan yang berupa gabungan dari huruf atau suku kata dalam Bahasa Indonesia. Media cetak yang merupakan informasi berupa tulisan ini sering menampilkan singkatan atau akronim yang umum. Setiap media cetak selalu memberikan penjelasan di awal paragraf yang mengandung akronim dengan menggunakan tanda kurung dan kepanjangan dari akronim tersebut.
Misalnya, ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Bulog (Badan urusan logistik), Pemilu (Pemilihan umum) dan lain sebagainya. (Baca juga: Teknik Penulisan Media Cetak)
- Meningkatkan kosakata baru
Perkembangan Bahasa Indonesia tidak hanya dengan cara menerapkan Bahasa Indonesia saja ke dalam media cetak. Media cetak yang dipublikasikan akan dikonsumsi oleh umum, sehingga media cetak sangat mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia.
Perkembangan Bahasa Indonesia dipengaruhi oleh berbagai bahasa baik bahasa asing maupun bahasa daerah. Bahasa asing dan bahasa daerah seringkali digunakan dalam media cetak sebagai istilah-istilah. Misalnya, istilah download dan upload yang diadopsi dari bahasa asing yang kemudian dimasukkan ke dalam kamus Bahasa Indonesia menjadi unduh dan unggah. (Baca juga: Contoh Opini dalam Media Cetak)
- Menggunakan kalimat yang mengandung S-P-O-K
Kalimat yang digunakan dalam media cetak merupakan kalimat yang singkat dan jelas karena media cetak berisi berita-berita yang sedang terjadi di masyarakat.
Bahasa yang digunakan dalam berita adalah bahasa yang singkat dan jelas. Bahasa yang singkat ini harus menggunakan struktur kalimat yang baik seperti penggunaan Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan tempat/waktu atau yang sering disebut sebagai S-P-O-K. Media cetak menjadi media pembelajar untuk masyarakat yang baru belajar Bahasa Indonesia, sehingga akan lebih mudah menggunakan media cetak sebagai media untuk mengenal S-P-O-K dengan baik. (Baca juga: Contoh Anekdot dalam Media Cetak)
- Mengembangkan kalimat langsung dan tidak langsung
Media cetak sebagai media pengemas berita ini tentu memiliki nilai informasi yang faktual. Informasi atau berita yang faktual tersebut diperoleh melalui narasumber. Oleh karena itu, berita dalam media cetak menerapkan penulisan dengan dua kalimat, yaitu kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Kalimat langsung merupakan kalimat yang diucapkan secara langsung dengan menggunakan tanda petik (“).
Kalimat langsung ini biasanya digunakan untuk menunjukkan fakta dalam berita. Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang diucapkan dengan menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, atau ketiga. Misalnya ditandai dengan kata mengatakan, berkata, menanyakan, dan lain sebagainya. (Baca juga: Pengertian Media Massa)
- Mengenalkan masyarakat dengan Bahasa Indonesia yang baik
Media cetak menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dalam pengemasan informasi. Bahasa Indonesia yang benar tercermin pada penulisan yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD membahas tentang bagaimana penulisan menggunakan huruf besar dan huruf kecil, penggunaan istilah yang tepat, akronim yang tepat, penulisan gelar pada nama, dan lain sebagainya.
Hal ini tentu disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang baik dan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Baca juga: Teori Efek Media Massa)
- Memperkenalkan struktur penulisan dalam media cetak
Media cetak menggunakan struktur penulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan berita. Bahasa Indonesia memiliki aturan tersendiri atau struktur dalam memperkenalkan berita melalui media cetak kepada masyarakat. Oleh karena itu, media cetak berperan penting dalam perkembangan Bahasa Indonesia karena telah dikonsumsi publik. (Baca juga: Pengaruh Media Massa Terhadap Masyarakat)
- Menggunakan kalimat yang efektif
Kalimat yang efektif digunakan dalam penulisan berita di media cetak. Media cetak yang berisi tulisan bernilai berita ini tidak boleh menggunakan kalimat-kalimat yang mubazir. Setiap berita dalam media cetak terdapat kolom masing-masing yang telah disesuaikan untuk isi berita tersebut, sehingga kalimat yang digunakan harus kalimat efektif. (Baca juga: Fungsi Media Massa Menurut Ahli)
- Menggunakan imbuhan pada kata yang sesuai
Imbuhan menjadi istilah Bahasa Indonesia yang sering digunakan terutama dalam isi berita. Judul berita agar terlihat lebih hidup dan menarik minat pembaca digunakan imbuhan. Misalnya, Presiden Harus Terbitkan Menterinya. (Baca juga: Karakteristik Media Massa)
Demikian penjelasan terkait pengaruh media cetak dalam perkembangan Bahasa Indonesia.