Menurut Matsumoto (2000 : 357), komunikasi lintas budaya umumya mengacu pada pertukaran informasi antara orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Komunikasi lintas budaya merupakan bidang penelitian yang dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, bisnis, dan komunikasi.
Lebih lanjut Matsumoto menjelaskan bahwa komunikasi lintas budaya sangat berkaitan erat dengan istilah komunikasi antar budaya. Matsumoto juga menjelaskan bahwa secara fakta, kedua istilah ini tidak memiliki perbedaan dalam konteks komunikasi.
Selain dengan istilah komunikasi antar budaya, komunikasi lintas budaya juga dibedakan dengan istilah komunikasi intra budaya yang mengacu pada komunikasi antara orang-orang dalam satu budaya yang sama. Namun, perlu dipahami pula bahwa terdapat perbedaan penting antara penelitian lintas budaya dan penelitian antar budaya.
Penelitian lintas budaya mengacu pada perbandingan dua atau lebih budaya pada beberapa variabel kepentingan. Sedangkan, penelitian antar budaya mengacu pada studi tentang interaksi antara orang-orang dari dua budaya yang berbeda.
Yang menjadi konsep dasar dari komunikasi lintas budaya adalah budaya. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi, budaya tidak tidak hanya menentukan komponen-komponen komunikasi lintas budaya, tetapi juga membantu untuk menentukan keberlangsungan komunikasi lintas budaya terkait dengan pesan-pesan yang disandi guna mengirimkan makna yang dimaksud.
Pengaruh budaya dalam proses komunikasi lintas budaya dapat kita telusuri melalui dua macam sistem simbol dalam komunikasi lintas budaya, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal dapat didefinisikan sebagai mengkomunikasikan pikiran seperti ide, pendapat, arah, ketidakpuasan, keberatan, emosi, atau kesenangan melalui kata-kata.
Komunikasi verbal memiliki komponen yang sangat penting yaitu bahasa. Para ahli sepakat bahwa bahasa merupakan alat untuk menyampaikan isi pikiran seseorang kepada orang lain. Dalam komunikasi lintas budaya, bahasa memegang peranan yang sangat penting.
Adapun peran penting bahasa dalam komunikasi lintas budaya diantaranya adalah memungkinkan kita untuk melakukan pertukaran ide atau gagasan baik secara tertulis maupun lisan. Bahasa juga berperan dalam mentransmisikan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, bahasa berperan dalam mempelajari nilai-nilai budaya dan perilaku budaya, dan bahasa menjadi ciri identitas nasional.
2. Komunikasi nonverbal
Umumnya, komunikasi nonverbal menurut para ahli merujuk pada komunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Dalam interaksi lintas budaya, partisipan komunikasi tidak hanya menggunakan komunikasi verbal melainkan juga komunikasi nonverbal. Fungsi komunikasi nonverbal dalam interaksi komunikasi lintas budaya adalah untuk mengekspresikan emosi masing-masing partisipan komunikasi.
Bagi setiap budaya, komunikasi nonverbal memiliki makna yang berbeda satu sama lain. Karena itu, tak berlebihan apabila dikatakan bahwa komunikasi nonverbal kerapkali menjadi penyebab terjadinya kesalahpahaman. Untuk itulah sangat penting untuk mempelajari dan memahami bahasa atau perilaku nonverbal budaya lain agar komunikasi lintas budaya yang efektif dapat tercapai.
Komunikasi nonverbal pada umumnya meliputi bahasa tubuh atau perilaku tubuh dan hal-hal yang terkait dengan ruang dan waktu. Komunikasi nonverbal juga dapat berupa representasi gambar, papan petunjuk atau papan tanda, foto, sketsa, dan lukisan. Dengan demikian, yang termasuk aspek-aspek nonverbal dalam komunikasi lintas budaya diantaranya adalah :
a. Kinesik
Kinesik adalah penafsiran bahasa tubuh dalam komunikasi seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kontak mata.
- Ekspresi wajah merupakan salah satu dimensi komunikasi nonverbal yang sangat penting dalam setiap budaya. Terdapat beberapa macam ekspresi wajah seperti kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, atau kemarahan. Beberapa budaya lebih menaruh perhatian pada ekspresi wajah seseorang ketika berinteraksi karena salah satu fungsi ekspresi dalam komunikasi adalah membantu mereka memahami apa yang ingin disampaikan oleh orang lain. Kesalahan dalam menafsirkan makna ekspresi wajah selama interaksi lintas budaya merupakan salah satu kesalahan dalam komunikasi nonverbal dan hal ini dapat mengarah pada kesalahpahaman.
- Postur tubuh pada umumnya dapat menciptakan perasaan hangat, keterbukaan, atau penolakan. Postur tubuh dalam komunikasi lintas budaya juga dapat menandakan seseorang memberikan perhatian atau tidak, menggambarkan tingkatan status saat partisipan komunikasi bertemu, dan menunjukkan apakah masing-masing partisipan komunikasi menyukai satu sama lain atau tidak. Sebagaimana halnya ekspresi wajah, postur tubuh juga memegang peranan yang sangat penting dalam menunjukkan atau mengkomunikasikan emosi.
- Gerakan tubuh merupakan metode komunikasi nonverbal lainnya yang digunakan dalam komunikasi lintas budaya. Umumnya, gerakan tubuh bersifat melekat pada setiap budaya. Gerakan tubuh dalam komunikasi lintas budaya memiliki makna yang berbeda bagi setiap budaya dan dapat bermakna positif maupun negatif. Untuk itu, memahami gerakan tubuh dalam komunikasi lintas budaya sangat penting agar terhindar dari kesalahpahaman.
- Kontak mata juga merupakan salah satu aspek penting dalam komunikasi. Kontak mata dipandang sebagai sumber informasi di beberapa budaya. Menurut para ahli, kurangnya kontak mata dalam suatu percakapan menandakan kurangnya minat atau kurangnya perhatian atau bahkan ketidakpercayaan. Dengan demikian, fungsi kontak mata dalam komunikasi nonverbal untuk menunjukkan minat dan perhatian menjadi tumpul.
b. Sentuhan
Sentuhan dalam komunikasi lintas budaya dapat menciptakan perasaan positif maupun negatif. Perasaan positif apabila sentuhan dapat diterima secara alamiah sedangkan perasaan negatif apabila sentuhan menimbulkan rasa tidak nyaman atau tidak aman.
c. Paralanguage atau petunjuk suara nonverbal
Paralanguage dapat digunakan secara berbeda guna menunjukkan rasa hormat kepada individu atau budaya. Paralanguage menitikberatkan pada karakteristik suara komunikatif dan bagaimana setiap partisipan komunikasi menggunakan suara mereka. Yang termasuk dalam paralanguage adalah resonansi, volume, tempo, aksen, dan lain-lain.
d. Kronemik
Kronemik atau penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal diterapkan dengan sangat berbeda oleh individu atau budaya. Persepsi waktu meliputi ketepatan waktu, kesediaan untuk menunggu, dan interaksi. Penggunaan waktu dapat mempengaruhi gaya hidup, agenda harian, kecepatan berbicara, gerakan, berapa lama orang mau mendengarkan, dan lain-lain.
e. Proksemik
Proksemik terkait dengan penggunaan ruang dan jarak oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Proksemik dapat berdampak pada komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi. Menurut para ahli, terdapat empat wilayah ruang pribadi yaitu wilayah primer, wilayah sekunder, wilayah publik, dan wilayah interaksi. Setiap budaya memiliki penggunaan ruang dan jarak masing-masing.
Manfaat Mempelajari Sistem Simbol dalam Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari sistem simbol dalam komunikasi lintas budaya dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi lintas budaya.
- Kita dapat mengetahui dan memahami sistem simbol dalam komunikasi lintas budaya.
Demikianlah ulasan singkat tentang sistem simbol dalam komunikasi lintas budaya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi lintas budaya terkait dengan sistem simbol yang digunakan.