Melihat contoh anekdot dalam media cetak bisa menjadi sebuah referensi tersendiri terutama bagi para konten kreator. Anekdot bisa diartikan sebagai sebuah cerita lucu atau menarik, dimana bentuknya kadang juga hanya dalam bentuk singkat saja. Seseorang yang membaca anekdot biasanya akan merasa lucu sendiri dengan jalan cerita yang ada. Tentu saja ada fungsi informasi yang bersifat hiburan sekaligus kritik di dalamnya. Melalui anekdot pula, kadang-kadang ilustrasi peristiwa atau fenomena yang ada mengenai suatu hal dituliskan dalam gaya yang lucu sehingga yang seharusnya memiliki sifat serius, ternyata bisa dibaca dengan lebih santai.
Baca juga:
Berikut ini adalah beberapa macam contoh anekdot yang biasa ada di dalam media cetak. Kita bisa melihat bagaimana unsur kelucuan dan pola penulisan yang ada sehingga kita bisa meniru untuk mengembangkan kemampuan kita dalam menuliskan anekdot. Simak contohnya berikut ini:
- Kemajuan Negara
Tiba waktunya berdoa supaya negara bisa berkembang dan maju.
Obama: “Kapan negaraku akan bebas dari kemiskinan, Ya Tuhan?”
Tuhan: “23 tahun lagi.”
Obama: (menangis tersedu-sedu)
Tonny Abbott: “Ya Tuhan, negaraku kapan bisa bebas dari kemiskinan?”
Tuhan: “19 tahun lagi.”
Tonny Abbott: (menangis tersedu-sedu)
Jokowi: “Ya Tuhan, kapan negaraku bisa bebas dari kemiskinan?”
Tuhan: (menangis tersedu-sedu)
- Gigi Terakhir
Seorang guru sedang menjelaskan mata pelajaran IPA di kelas. Ia kemudian bertanya pada muridnya, “Gigi yang paling akhir tumbuh disebut apa anak-anak”. Seorang murid kemudian menjawab dengan lantang, “Gigi palsu, Bu”.
- KUHP
Seorang dosen di kelas hukum sedang berdiskusi dengan mahasiswanya. Terjadilah dialog berikut ini:
Dosen: “Robi, apa yang kamu ketahui tentang KUHP?”
Robi: “KUHP? Itu Kasih Uang Habis Perkara.”
Dosen: “Tolong jangan sembarangan. Coba jawab yang benar.”
Robi: “Saya menjawab berdasarkan evidence based, Pak.”
- Mahasiswa vs Pengemis
Saat sedang jalan-jalan di Kota Tua, Roni seorang mahasiswa dihampiri bapak-bapak tua pengemis. Terjadilah perbincangan berikut:
Pengemis: “Mas, bolehkah saya minta sedekahnya?”
Roni: “Ini Pak (menyodorkan uang 10 ribuan). Tapi maaf saya minta kembalian lima ribu ya, Pak.”
Pengemis: “Baik, Mas. Ini kembaliannya.”
Roni: “Loh, kok 7 ribu, Pak?”
Pengemis: “Nggak apa-apa, Mas. Itung-itung saya sedekah juga buat masnya.”
Baca juga:
- Peran media massa dalam pembentukan moral
- Pengaruh media massa terhadap masyarakat
- Fungsi komunikasi massa
- Baju Paling Mahal
Koni dan Abdul sedang berbincang-bincang membahas dunia politik di warung kopi.
Koni: “Jadi anggota DPR itu enak betul ya. Gaji gede, rumah mewah. Temenku ada yang jadi anggota DPR bahkan bajunya saja sampai mahal betul.”
Abdul: “Apa benar sampai sebegitunya?”
Koni: “Iya. Temanku itu dapat baju tahanan KPK. Mahal banget bukan baju tersebut karena harus korupsi milyaran rupiah dulu baru bisa pakai”.
Abdul: “Oalah..”
- Negara Terbersih
Joni sedang jalan-jalan ke Singapore. Kita tentu tahu Singapore adalah negara terbersih di dunia. Kala itu Joni sedang asyik merokok di smoke area. Karena sudah kebiasaan, Joni membuang puntungnya begitu saja di lantai. Rupanya ada petugas yang mengamatinya.
Petugas: “Anda melanggar peraturan, Pak!”
Joni: (terkaget-kaget) “Ada masalah apa, Pak?”
Petugas: “Anda membuang puntung rokok sembarangan!”
Joni: “Oh.. maaf, Pak. Ini bukan terbuang, ini terjatuh.”
Joni lalu mengambil puntung rokok yang terjatuh tadi lalu menghisapnya.
- Tilang
Seorang polisi menghentikan pengendara motor yang tidak mengenakan helm. Pengendara motor pun berhenti dan nampak panik.
Polisi: “Selamat siang! Boleh minta tolong tunjukkan surat-suratnya, Pak?”
Pemotor: “Ini.. ini.. Pak. Saya bawa SIM & STNK.”
Polisi: “Anda tahu apa yang Anda langgar?”
Pemotor: “Iya pak. Maaf saya tidak pakai helm.”
Polisi: “Ada apa lagi yang Anda bawa selain SIM & STNK?”
Pemotor: “Ini Pak saya cuma bawa KTP sama uang Rp 50.000”
Polisi: “Kalau begitu uang Anda saya sita. Silakan lanjutkan perjalanan Anda.”
Demikian beberapa macam contoh dari anekdot singkat. Kita bisa melihat bagaimana gaya penulisan dari anekdot tersebut. Semoga contoh anekdot dalam media cetak ini memberikan inspirasi.