Berita media cetak merupakan sebuah informasi tentang suatu peristiwa atau kegiatan yang baru saja terjadi ataupun yang sudah terjadi disuatu tempat atau wilayah, yang kemudian disebarkan melalui sebuah media berita yang dicetak kedalam beberapa lembaran kertas yang disusun semenarik mungkin. Beberapa jenis media cetak diantaranya adalah Koran, Tabloid, Majalah, Brosur, Undangan ataupun Selebaran. Biasanya berita yang disebarkan melalui media caetak, haruslah terlebih dahulu dituliskan kedalam sebuah cacatan atau buku jurnalistik, barulah dilakukan beberapa proses editing untuk mencari dan menunjukkan Nilai Berita tersebut.
Biasanya berita media cetak memuat informasi atau pesan yang dirasa cukup penting untuk disebarkan dan diketahui oleh masyarakat luas, dengan tujuan agar masyarakat yang melihat dan membaca berita tersebut mampu untuk menentukan sikap dan tindakannya. Karena tujuan utamanya adalah memberikan pengetahuan dan mendidik masyarakat, maka berita yang disebarkan haruslah memiliki beberapa unsur seperti :
- Informasi atau isi berita harus akurat.
- Berkaitan dengan perubahan keadaan atau sesuatu yang terjadi.
- Terdapat kepentingan masyarakat.
- Harus bersifat aktual, obyektif dan netral serta berimbang.
- Mampu menjabarkan informasi dengan baik sesuai dengan acuan utama jurnalis, yaitu 5W+1H.
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa teknik penulisan yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap bentuk berita itu sendiri. Meskipun begitu, teknik yang digunakan tidaklah boleh menghilangkan beberapa fungsi yang terdapat pada beberapa bagian berita seperti Fungsi Headline dalam Berita, Fungsi Intonasi dalam Berita, serta Fungsi Judul dalam Berita. Alasannya adalah karena pembaca akan mengerti isi dan tujuan dari berita tersebut, jika ketiga fungsi tersebut bekerja dengan baik. Begitu pula sebaliknya jika ketiga fungsi tersebut hilang, maka pembaca akan kesulitan untuk memahami isi dan tujuan berita tersebut.
Berita yang ditulis pada media cetak haruslah mengikuti cara, kaidah ataupun teknik-teknik yang digunakan dalam menulis dan menyebarkan berita. Teknik Penulisan Berita pada media cetak pun sebenarnya tidak terlalu berbeda karena teknik atau Cara Menulis Berita hanya dipengaruhi oleh Jenis – Jenis Berita saja. Nah, karena pada artikel sebelumnya kita sudah membahas beberapa teknik menulis berita seperti Teknik Penulisan Berita Feature, Teknik Penulisan Berita Investigasi, serta Teknik Penulisan Berita Straight News, maka kali ini kita akan membahas teknik penulisan berita media cetak. Jadi bagi kamu yang ingin mempelajarinya, simak ulasannya berikut ini.
1. Pola beraturan
Teknik penulisan berita dengan pola beraturan dapat juga diartikan sebagai sebuah cara penulisan berita, dimana bentuk berita tersebut sangat beraturan mulai dari Heading hingga catatan kaki. Biasanya jurnalis yang menggunakan teknik ini tidak terlalu melihat hal terpenting, melainkan jurnalis tersebut hanya akan menuliskan isi atau inforamsi berita tersebut sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita akan menemui berita dengan pola beraturan pada beberapa media cetak seperti majalah, tabloid ataupun media cetak yang memuat berbagai tulisan artikel yang cukup panjang. (baca juga : Bahasa Jurnalistik Radio)
2. Piramida tegak
Berita yang ditulis menggunakan teknik piramida tegak, biasanya akan dimulai dengan tulisan ataupun informasi yang tidak terlalu penting pada bagian awal tulisan. Ketika memasuki bagian tengah berita, maka isi atau informasinya yang cukup penting mulai dituliskan dan ketika memasuki bagian akhir berita maka isi atau informasi terpenting mulai dituliskan. Dengan kata lain, teknik penulisan ini sama dengan pembuatan pidato ataupun ceramah yang diawali kata sambutan, setelah itu baru kepada isi berita dan masuk ke inti berita dan penutup berita. (baca juga : Metode Komunikasi Dalam Jaringan)
3. Piramida terbalik
Penulisan berita dengan teknik piramida terbalik merupakan sebuah teknik penulisan yang mengutamakan bagian ataupun isi terpenting dari sebuah berita. Ketika seorang jurnalis media cetak menggunakan teknik ini, dan mengirimkan beritanya kepada pihak editor, maka proses editing berita akan menjadi lebih mudah karena editor akan langsung mengetahui isi dari berita tersebut sehingga mempersingkat waktu editing. Waktu editing yang singkat tapi menghasilkan sebuah berita yang menarik tentunya akan menguntungkan media cetak, karena media cetak memiliki waktu yang sangat singkat dalam mencetak setiap berita. (baca juga : Contoh Komunikasi Afektif)
4. Pararel
Teknik penulisan yang satu ini ketika digunakan untuk menulis sebuah berita media cetak, maka bentuk setiap alinea ataupun paragraf dari berita tersebut tidaklah jauh berbeda isinya. Hal ini disebabkan karena ketika melakukan penulisan berita menggunakan teknik ini, maka alinea atau paragraf awal dari sebuah berita, akan memiliki banyak kesamaan dengan alinea ataupun paragraf pada pertengahan berita hingga alinea ataupun paragraf terahir berita. Itulah sebabnya, teknik penulisan yang satu ini kurang diminati dan kurang digunakan dalam penulisan berita pada media cetak. (baca juga : Contoh Jaringan Komunikasi Lingkaran)
5. Kronologis
Penulisan berita media cetak yang menggunakan teknik penulisan kronologis akan memiliki bentuk yang sangat detail tentang sebuah peristiwa ataupun kejadian, karena ketika teknik ini digunakan maka secara tidak langsung penulis berita akan dipaksa untuk menuliskan berita tersebut secara jelas dan berurutan.
Teknik ini akan menjadikan sebuah berita yang memiliki bentuk mulai dari alinea awal hingga alinea terahir memiliki informasi yang berurutan sehingga informasi dari berita tersebut sulit untuk dipisahkan. Biasanya teknik ini akan kita lihat pada sebuah berita yang memang diambil berdasarkan pemaparan kronologi yang detail tentang suatu peristiwa yang terjadi dan dituliskan kembali kedalam media cetak. (baca juga : Dampak Ketidakefektifan Komunikasi Antar Pribadi)
6. Struktur bebas
Penulisan berita dengan struktur bebas merupakan sebuah teknik penulisan yang dilakukan oleh seorang jurnalis untuk menarik minat pembaca agar membaca seluruh isi atau informasi yang terdapat dalam berita tersebut. Teknik penulisan ini akan membuat bagian-bagian penting dari sebuah berita dituliskan pada bagian tengah tulisan ataupun pada bagian akhir berita. Teknik penulisan yang satu ini dapat kita lihat pada jenis berita feature pada media cetak. (baca juga : Strategi Komunikasi dalam Pembelajaran Audible)
7. Teras berita
Penulisan berita yang menggunakan teknik teras berita merupakan sebuah teknik penulisan yang paling banyak jenisnya, diantara teknik penulisan berita media cetak yang lainnya. Karena jenis teknik yang banyak inilah, Teras Berita juga dapat diartikan sebagai sebuah teknik penulisan pada bagian-bagian berita seperti pengantar berita, awal berita, isi berita hingga akhir berita dengan mengikuti rumus 5W+1H. Biasanya teknik ini akan dapat kita temui pada media cetak yang memuat berita mengenai tulisan berupa Narasi, Eksklamasi, hingga berita yang memuat informasi mengenai pemaparan sebuah kejadian atau peristiwa. (baca juga : Jenis-jenis Komunikasi Bisnis)
8. Teknik alur berita
Teknik alur berita juga dapat dikatakan sebagai sebuah alur tulisan yang digunakan pada saat menulis sebuah berita. Teknik penulisan dengan alur berita ini secara tidak langsung akan menuntut jurnalis untuk mencari fakta-fakta yang ada baik melalui wawancara, melihat kejadian secara langsung ataupun menggunakan data-data yang dihimpun dari masyarakat. Teknik ini juga akan membuat jurnalis untuk memilih kata atau kalimat yang cocok dan mendukung berita yang Ia tulis dengan alur tulisan yang berurutan. Teknik alur berita sebenarnya memiliki konsep yang sama dengan teknik berita kronoligis, tapi terdapat beberapa perbedaan yang mendasar yang dapat dilihat ketika tulisan ataupun sebuah berita telah jadi dicetak. (baca juga : Dampak Komunikasi terhadap Opini Publik)
9. Ringkas
Media cetak sejenis koran atau surat kabar biasanya memiliki tulisan berita yang ringkas/singkat serta padat dan tidak bertele-tele. Teknik penulisan yang satu ini akan sangat berguna pada media cetak karena selain pembaca akan mudah dan cepat membaca berita tersebut, kolom atau lembaran kertas juga tidak menjadi terbuang secara percuma. Oleh karena itu, biasanya jurnalis ataupun editor akan menggunakan teknik ringkas ini untuk menghilangkan kata atau kalimat yang tidak penting.
10. Adaptasi
Teknik penulisan yang satu ini akan memaksa jurnalis media cetak untuk mengikuti perkembangan yang terjadi diwilayah media cetak tersebut disebarluaskan.Teknik penulisan adaptasi akan membuat jurnalis menulis sebuah berita sesuai dengan trend ataupun hal yang berkembang pada saat itu, seperti gaya bicara, gaya hidup dan lain sebagainya. Teknik adaptasi pada penulisan berita media cetak juga berguna untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca, karena pada jaman sekarang ini pembaca lebih suka membaca hal-hal yang memuat kata-kata atau kalimat yang sedang ngetrend.
11. Teknik bedah 5w + 1h
Teknik penulisan berita yang satu ini memiliki konsep penulisan mengikuti unsur 5W + 1H dalam inforamsi ataupun isi berita. Teknik ini biasanya akan membedah sebuah peristiwa secara satu-persatu untuk mendapatkan fakta dan data yang otentik serta akurat. Jurnalis akan dipaksa untuk mencari tau Who (siapa), What (apa), Where (dimana), When (kapan), Why (kenapa) serta How (bagaimana) sebuah peristiwa atau kejadian itu bisa terjadi.
12. Menentukan puncak
Menentukan puncak atau titik akhir dari tujuan sebuah berita, merupakan teknik penulisan berita yang biasanya digunakan pada jenis berita seperti feature. Teknik penulisan yang satu ini akan mengunakan kalimat ataupun kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti, agar pembaca lebih gampang mengerti dan memahami tujuan penulisan berita itu. (baca juga : Faktor Penghambat Komunikasi yang Bersifat Psikis)
13. Evaluasi
Setelah berita selesai ditulis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap tulisan tersebut. Teknik ataupun cara yang dilakukan ketika mengevaluasi berita tersebut bisa seperti melihat dan membaca kembali tulisan berita tersebut, ataupun membandingkannya dengan tulisan asli ayng menjadi sumber ataupun patokan penulisan. Jika dirasakan sudah cukup, maka tulisan sudah dapat disebarkan. (baca juga : Batasan Komunikasi sebagai Kegiatan Berbicara)
14. Mengutip perkataan
Teknik penulisan berita yang tidak kalah penting adalah mengutip perkataan seseorang. Ketika narasumber berbicara, maka jurnalis akan merekam perkataan narasumber dan menuliskannya kembali. Nah, disinilah penguasaan teknik mengutip berita sangat diperlukan. Karena jangan sampai seorang jurnalis mengutip perkataan yang tidak diucapkan oleh narasumber, tapi kutiplah perkataan yang benar-benar diucapkan oleh narasumber.
15. Menentukan akhir
Teknik penulisan untuk menentukan akhir dari sebuah berita sangat berguna untuk memberikan kesan penutup yang baik kepada setiap pembaca. Ketika sebuah berita ditutup dengan akhir yang baik dan sesuai dengan isi informasi dari berita tersebut, maka pembaca akan merasa bahwa berita tersebut memberikan pengetahuan kepadanya. Dengan kata lain, sesuatu yang dimulai dengan baik haruslah diakhiri dengan baik pula. (baca juga : Model Komunikasi Tubbs)
Demikianlah penjelasan kami mengenai teknik penulisan berita media cetak yang kami rangkum dari berbagai sumber terpercaya. Semoga penjelasan kami diatas dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kamu semuanya, dan berguna bagi kamu yang ingin menjadi seorang jurnalis. Sampai ketemu pada artikel yang berikutnya.