8 Faktor Penghambat Komunikasi yang Bersifat Psikis

Komunikasi memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal. Selain memiliki faktor pengaruh, komunikasi juga memiliki faktor-faktor hambatan. Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat mengganggu penerimaan pesan. Penerimaan pesan yang terganggu berdampak pada perbedaan makna dari isi pesan. Salah satu hambatan komunikasi yang utama adalah hambatan psikologis. Hambatan psikologis adalah hambatan komunikasi yang ada dalam diri sendiri yang bersifat psikis. Hal ini terjadi karena komunikator yang tidak teliti karena belum mengkaji diri komunikan.

Sebelum berkomunikasi sebaiknya mengkaji terlebih dahulu apakah komunikan sedang menghadapi masalah atau tidak. Apakah komunikan sedang memiliki rasa cemas, sedih, marah, kecewa, iri hati atau kondisi psikologis lainnya. Pengkajian dilakukan agar komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik sesuai dengan makna yang diharapkan sehingga komunikan juga mendapat memahami makna yang sesuai dalam pesan tersebut.

Baca juga:

Adapun faktor penghambat komunikasi bersifat psikis, yaitu:

  1. Kepentingan

Komunikasi akan mendapatkan respon yang cepat dan tepat apabila pesan yang disampaikan bersinggungan dengan kepentingan komunikan. Komunikan akan selektif dalam menanggapi pesan tersebut.

  1. Motivasi

Motivasi adalah sebuah sugesti atau dorongan yang dilakukan karena keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Seseorang yang memiliki motivasi maka ia akan tergerak untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebenaran, dorongan, dan kebutuhannya. Jika seseorang memiliki motivasi yang tinggi maka komunikasi yang diberikan komunikator akan semakin baik. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki motivasi maka komunikasi akan terganggu karena orang tersebut akan mengabaikan komunikasi tersebut.

  1. Prasangka

Prasangka merupakan faktor psikologis yang disebabkan oleh faktor anropologis dan sosiologis. Prasangka adalah anggapan negatif yang tidak rasional ditujukan kepada seseorang atau kelompok tanpa mengetahui fakta kebenarannya. Menurut Onong Uchjana Effendy, prasangka dapat terjadi pada ras, bangsa, suku bangsa, agama, partai politik, kelompok, dan apa saja yang bagi seseorang telah memberikan kesan dan pengalaman tidak enak. Prasangka merupakan faktor penghambat komunikasi bersifat psikis yang sering terjadi di masyarakat, sehingga berdampak pada komunikasi yang kurang baik.

Baca juga:

  1. Stereotip

Faktor penghambat komunikasi bersifat psikis selanjutnya adalah stereotip. Stereotip berkaitan dengan prasangka. Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang atau kelompok hanya berdasarkan dengan persepsi saja. Stereotip cenderung menampilkan pandangan yang keliru. Hal ini menghambat komunikasi karena stereotip berkaitan juga dengan kepercayaan. Menurut A. Samovar dan E. Porter, stereotip adalah persepsi atau kepercayaan yang dianut mengenai kelompok atau individu berdasarkan pendapat dan sikap yang terbentuk terlebih dahulu.

Stereotip terbagi menjadi dua bagian, yaitu stereotip bersifat positif dan stereotip bersifat negatif. Contoh stereotip bersifat positif adalah orang Jawa bersifat lemah lembut, santun, dan pekerja keras. Sedangkan contoh stereotip negatif adalah orang gemuk terbiasa makan dengan porsi yang banyak atau rakus.  Tetapi pandangan seperti itu tidak semuanya benar karena setiap orang memiliki kepercayaan atau pandangan yang berbeda terlihat dari lebih lama mana informasi yang ia yakini.

  1. Sifat

Sifat adalah karakter psikologis yang ada dalam diri seseroang sejak lahir. Sifat bisa mengalami ketidakstabilan sesuai dengan perkembangan manusia. sifat merupakan faktor utama yang harus dikaji oleh komunikator. Bagaimana sifat komunikan apakah ia pemarah, ramah, penakut, pemalu, dan sifat lainnya. Pengkajian sifat dapat memberikan dampak positif untuk kelancaran komunikasi.

  1. Emosi

Emosi memiliki keterkaitan dengan sifat. Emosi seringkali menjauhkan pikiran rasional yang berdampak pada komunikasi. Emosi adalah luapan perasaan yang terjadi ketika seseorang menghadapi keadaan tertentu. Emosi terjadi dalam jangka waktu relatif singkat.

Baca juga:

  1. Kesehatan jiwa

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi stabil emosional, psikologis, dan sosiologis. Seseorang yang dapat mengendalikan diri dan memiliki motivasi tinggi dapat menjalani komunikasi yang baik dan kehidupan yang harmonis. Sakit jiwa pada seseorang disebabkan oleh tekanan perasaan dan tidak mampu menghadapi keadaan yang sulit. Hal ini menimbulkan sakit jiwa yang meliputi frustasi, depresi, cemas berlebihan, dan lain sebagainya. Ketika komunikan dikatakan mengalami frustasi atau depresi maka seorang komunikator harus dapat berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk mencapai komunikasi yang baik. Hal ini juga menjadi faktor penghambat dalam komunikasi.

  1. Evasi komunikasi

Evasi komunikasi adalah gejala mencemooh atau penentangan berupa sikap acuh tak acuh terhadap komunikator. Gejala mendiskreditkan atau menyesatkan pesan. Hambatan ini termasuk hambatan bersifat psikis. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi” bahwa evasi komunikasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Menyesatkan pengertian (understanding derailed), yaitu suatu pesan diinterpretasikan sesuai dengan perasaannya.
  • Mencacatkan pesan komunikasi (message made invalid), yaitu suatu pesan yang diterima diinterpretasikan dan dikembangkan tidak sesuai dengan fakta atau maknanya.
  • Mengubah kernagka referensi (changing frame of reference), yaitu suatu pesan yang diterima akan berubah makna penyampaian dan materinya sesuai dengan pengalaman si komunikan.

Demikian penjelasan terkait apa saja faktor penghambat komunikasi yang bersifat psikis agar bisa dipahami dan bisa dicegah untuk menghasilkan komunikasi yang efektif.