17 Hambatan Komunikasi Tulis Secara Umum

Komunikasi merupakan suatu proses untuk menyampaikan informasi dan pesan baik antar individu maupun kelompok. Dilihat dari sifatnya, bahwa komunikasi dibagi menjadi empat jenis komunikasi yaitu komunikasi tulisan, komunikasi lisan, komunikasi verbal, dan komunikasi non verbal. Sedangkan tulisan merupakan susunan kata dan kalimat yang dirangkai menjadi satu rangkaian yang memiliki makna dan pengertian.

Jika disimpulkan dari dua pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi tulisan merupakan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi atau pesan baik antar individu maupun kelompok menggunakan tulisan. Nah, komunikasi tulisan sendiri meliputi memo, surel, surat, pesna instan, majalah, koran, pengumuman, buletin, dan lain sebagainya. Beberapa komunikasi tulisan tersebut bisa disampaikan berupa tulisan maupun simbol. (Baca juga: Fungsi Bahasa dalam Komunikasi Bisnis)

Di dalam suatu proses komunikasi tentunya memiliki hambatan yang dapat menghambat proses komunikasi. Berikut ini adalah 17 hambatan komunikasi tulis yang bisa kita ketahui sebagai tambahan wawasan ilmu komunikasi.

1. Ketidakjelasan Informasi

Terkadang ketika kita melakukan komunikasi tulis kita akan mengalami kesulitan dalam komunikasinya. Kita jadi tidak leluasa dalam komunikasi sehingga muncul ketidakjelasan informasi apa yang sebenarnya disampaikan. Di sinilah hambatan pertama dalam komunikasi tulis yang mana merupakan ketidakjelasan informasi atau pesan suatu komunikasi. Informasi yang tidak jelas merupakan hambatan yang besar dalam proses komunikasi. (Baca juga: Etika Komunikasi Digital)

2. Kesalahpahaman

Jika informasi atau pesan yang disampaikan mengalami ketidakjelasan, maka dapat menimbulkan ambiguitas dalam pesan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan adanya kesalahpahaman antara komunikan dengan komunikan, yang mana komunikan salah paham alias salah persepsi saat menerima pesan dari komunikator. Sebagai contohnya adalah ketika kita mengirim pesan melalui surat atau whats app yang mana dapat menimbulkan kesalahpahaman jika kita tidak menjelaskan secara detil.

3. Gangguan Jaringan

Pernahkah kalian mengalami gangguan sinyal ketika kalian mengirim pesan singkat pada seseorang? Padahal Anda ingin menjelaskan sesuatu melalui pesan tersebut, namun karena adanya gangguan sinyal, pesan Anda jadi terhambat sehingga menimbulkan kesalahpahaman dari komunikan alias penerima pesan. Anda ingin menyampaikan pesan A kepada komunikan, namun yang diterima komunikan adalah pesan setengah A. Hal ini dapat membuat kesalahpahaman atau salah persepsi dari komunikan mengenai pesan Anda. Di sinilah hambatan ketiga pada komunikasi tulis yang tidak bisa dijelaskan secara detil jika mengalami gangguan sinyal. (Baca juga: Komponen Komunikasi Terapeutik)

4. Hambatan Semantik

Hambatan semantik merupakan hambatan yang disebabkan karena ketidakcocokan makna dari suatu pesan. Hal ini disebut sebagai pesan yang bersifat ambiguitas. Pesan yang ambigu dapat memberikan persepsi yang berbeda. Hal ini sering terjadi yang dialami dalam proses komunikasi tulis. Seperti halnya Anda mengirim pesan bahwa ‘kucing makan tikus mati’. Kalimat tersebut memiliki berbagai makna.

Bisa saja komunikan menerima pesan tersebut dengan artian makna kucing makan tikus yang sudah mati. Atau kucing tersebut setelah makan tikus, kemudian mati. Atau bisa terdapat makna bahasa yang lainnya yang membuat salah persepsi dalam proses komunikasi. (Baca juga: Proses Komunikasi Antar Pribadi)

5. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis merupakan hambatan dalam komunikasi yang berasal dari gangguan kejiwaan baik dari si pengirim pesan atau komunikator, bahkan juga bisa saja dari si penerima pesan atau komunikan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna dalam kalimat pada pesan atau informasi yang disampaikan dalam proses komunikiasi. Padahal proses komunikasi harus menyampaikan pesan atau informasi secara jelas dan gamblang agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Hambatan ini adalah hambatan dalam komunikasi tulis maupun lisan, walaupun seringnya dialami pada komunikasi lisan.

6. Hambatan Manusiawi

Hambatan manusiawi merupakan hambatan yang terjadi pada emosional yang dialmai oleh komunikan. Hal ini masih berhubungan dengan kejiwaan pada komunikan alias si penerima pesan atau informasi dalam proses komunikasi. Jika seorang komunikan menerima pesan dalam keadaan emosi, maka bisa saja mengubah makna dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sehingga perlu adanya ketenangan pada si komunikan yang mana dapat mempengaruhi isi pesan dalam suatu proses komunikasi. (Baca juga: Perkembangan Media Massa di Indonesia)

7. Hambatan Organisasional

Hambatan organisasional termasuk dalam hambatan yang hirarki yang mana dapat timbul sesuai dengan tingkat keanggotan dalam manajerial tertentu. Seperti halnya seorang karyawan yang menyampaikan pesan melalui surat kepada pemimpin perusahaannya. Hal ini bisa saja mengalami hambatan karena adanya kesenjangan antara seorang pemimpin dengan seorang karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi.

8. Hambatan Antar Pribadi

Sebaiknya, dalam melakukan proses komunikasi perlu adanya kesepakatan atau hubungan yang baik antara komunikator dengan komunikan. Karena hubungan yang baik dapat mempengaruhi lancarnya proses komunikasi yang sedang terjadi. Jika antara komunikator dengan komunikan memiliki hubungan yang tidak baik, sebaik apapun proses komunikasi, maka proses komunikasi tersebut tidak akan bisa berjalan dengan lancar dan mencapai kepahaman yang benar. Sehingga, perlu adanya hubungan yang baik dalam proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan dalam berkomunikasi. Khususnya komunikasi tulis. (Baca juga: Penerapan Komunikasi Daring)

9. Hambatan Komunikator

Hambatan komunikator merupakan hambatan yang diperoleh dari seorang atau individu yang mengirim pesan pada komunikan. Hambatan ini biasanya terjadi karena adanya kekurangan pada komunikator. Bisa saja terjadi ketika komunikator tidak pandai berkata-kata dalam bahasa yang baik dan benar pada suatu tulisan mereka.

Dengan adanya hambatan ini, maka dapat membuat kesalahpahaman pada suatu pesan yang diterima oleh komunikan. Sehingga, perlu adanya komunikator yang pandai dalam berbahasa yang baik dan benar dalam menyampaikan pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada komunikan.

10. Hambatan Simbol

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa komunikasi tulis dapat disampaikan melalui tulisan maupun simbol atau bahasa-bahasa yang tertentu yang sudah disepakati antara komunikator dengan komunikan. Di sini, jika terdapat simbol yang belum saling dipahami antara komunikator dengan komunikan, maka proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik dan menimbulkan kesalah artian dalam pesannya. (Baca juga: Ciri-Ciri Media Pembelajaran)

Hal ini disebut sebagai hambatan simbol yang terjadi pada isi pesan tersebut. Simbol yang tidak sesuai kesepakatan dapat menimbulkan perbedaan arti dalam suatu pesan sehingga proses komunikasi menjadi terhambat.

11. Hambatan Media

Semua proses komunikasi memiliki media sebagai perantara atau jembatan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Dengan adanya media, maka komunikasi dapat disampaikan secara jelas. Namun, bagaimana jika terdapat hambatan yang terjadi pada media. Seperti contohnya dalam komunikasi tulis yang mana medianya seperti kertas mengalami kehujanan atau basah, sehingga pesan tidak dapat dibacakan secara jelas. Di sini bisa saja mengubah pesan atau bahkan pesan tidak bisa terbaca sama sekali. Sehingga media hambatan dapat mempengaruhi besar dalam proses komunikasi. (Baca juga: Fungsi Media Komunikasi)

12. Hambatan Bahasa

Bahasa merupakan media dalam proses komunikasi. Apa jadinya, jika terdapat bahasa yang sulit diartikan oleh komunikan. Maka, akan terjadi hambatan dalam proses komunikasi yang mana komunikan atau si penerima pesan kesulitan dalam menerima atau mengartikan pesan dalam komunikasi tulis tersebut. Seperti halnya seorang komunikator yang menyampaikan pesan dengan menggunakan pesan yang terlalu formal atau bahasa yang terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan komunikan tidak sampai karena bahasa yang terlalu tinggi.

13. Hambatan Komunikan

Jika terdapat hambatan yang terjadi pada komunikator, maka dimungkinkan juga terdapat hambatan yang dialami komunikan alias si penerima pesan. Komunikasi tulis hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang bisa membaca. Tuna netra pun juga dapat membaca pesan dengan menggunakan bahasa braile. Berbeda halnya dengan orang yang buta aksara, maka pesan ini akan sulit dilakukan dan menjadi salah satu hambatan dalam komunikasi tulis. (Baca juga: Sistem Komunikasi Radio)

14. Hambatan Tanggapan

Dalam komunikasi tulis, biasanya merupakan komunikasi yang satu arah atau komunikasi yang mungkin tidak bisa ditanggapi secara langsung. Seperti halnya pada majalah yang menyampaikan informasi dalam pesan tertulis. Hal ini bisa saja kita menanggapi pesan tersebut namun tidak secara langsung seperti yang terjadi pada komunikasi lisan. Perlu adanya pengiriman pesan baik pesan langsung maupun pesan surel. Maka dari itu, hambatan ini jarang terjadi pada komunikasi lisan yang mungkin sering terjadi pada komunikasi tulis.

15. Tukar Makna

Komunikasi tulis dan komunikasi verbal merupakan proses komunikasi yang tidak bisa lepas dari penggunaan bahasa sebagai sarana bertukar makna. Hal ini merupakan kelemahan dalam proses komunikasi tulis. (Baca juga: Etika Komunikasi Atasan dengan Bawahan)

16. Batasan Bahasa

Walaupun bahasa merupakan media komunikasi yang sering kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari, bahasa juga memiliki batasannya sehingga batasan bahasa dalam proses komunikasi tulis, merupakan hambatan yang bisa saja terjadi pada komunikasi tulis.

17. Keakuratan Makna

Dalam proses komunikasi tulis, keakuratan makna juga bisa saja terjadi. Biasanya dapat terjadi makna yang berbeda-beda dalam proses komunikasi baik itu komuinikasi tulis maupun komunikasi lisan. (Baca juga: Hakikat Sistem Komunikasi di Indonesia)

Itulah 17 hambatan komunikasi tulisa yang perlu kita ketahui sebagai khasanah ilmu komunikasi. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, maka kita dapat mengantisipasi hambatan tersebut dan kita dapat menemukan solusi yang pas dalam proses komunikasi agar proses komunikasi tulis dapat berjalan dengan baik dan lancar. Maka dari itu, informasi atau pesan yang disampaikan dapat disampaikan dengan baik dan benar.