20 Bahasa Jurnalistik Radio – Karakteristik

Sejarah Radio di Indonesia mencatatkan bahwa radio pertama kali dikembangkan di Indonesia oleh Belanda sewaktu mereka menjajah bang Indonesia. Pada 16 Juli 1925 Belanda mendirikan pemancar siaran radio bernama Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta) . Setelah BRV berhasil dan sukses mengudara, kemudian radio mulai berkembang karena sangat diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh sebab itu, dibangunlah beberapa stasiun pemancar radio lainnya di beberapa daerah, antara lain :

  • Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan
  • Meyers Omroep voor Allen (MOVA) di Medan
  • Algeemene Vereneging Radio Omroep (AVROM) di Medan
  • Solosche Radio Vereniging (SRV) di Solo
  • Vereniging voor Oosterse Radio Omroep (VORO) di Surakarta
  • Chineesee en Inheemse Radio Luisteraas Vereniging Oost Java (CIRVO) di Solo
  • Mataramsche Vereniging voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogyakarta
  • Vereniging voor Radio Omroep Luisteraas (VORL) di Bandung
  • Eerste Madiunse Radio Omroep (EMRO) di Madiun

Siaran radio juga telah berkembang dan memiliki banyak jenis atau model penyiaran tergantung fungsinya masing-masing. Jenis-Jenis Radio  tersebut digolongkan berdasarkan acara yang disiarkannya, antara lain :

  • Siaran pemberitaan dan penerangan seperti warta berita, reportasepenerangan Umum, serta pengumuman.
  • Siaran Pendidikan seperti siaran kanak-kanakremaja, sekolah, pedesaan, keluarga berencana, agamawanita serta pengetahuan umum.
  • Siaran Kebudayaan seperti kesusateraan, kesenian daerah, serta apresiasi seni.
  • Siaran Hiburan seperti musik daerah populer, musik Indonesia populer, Musik asing serta Hiburan ringan.
  • Iklan

Terlepas dari sejarah panjang perkembangan radio di Indonesia, satu faktor yang mendukung diterimanya radio di Indonesia adalah penggunaan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang digunakan dalam penyiaran sebuah radio disebut sebagai bahasa Jurnalistik Radio. Bahasa jurnalistik radio merupakan sebuah bahasa yang harus mengikuti kaidah bahasa yang baku, dimana radio tersebut disiarkan. Misalkan radio tersebut disiarkan di Indonesia, maka bahasa yang digunakankan haruslah bahasa Indonesia yang baku, baik dan benar.

Bahasa jurnalistik radio dengan ketepatan kata dan bahasa yang diucapkan oleh seorang penyiar memiliki fungsi untuk tidak akan menimbulkan interpretasi atau salah pengertian kepada pendengar. Bahasa jurnalistik radio juga harus memiliki kesesuaian kata atau bahasa yang diucapkan oleh penyiar agar tidak akan merusak thema atau wacana yang sedang dibicarakan pada saat radio sedang siaran. Pengucapan dan pemakaian kata-kata bahasa jurnalistik radio juga harus memiliki sifat komunikatif agar para pendengar dapat mengerti dan merasakan setiap kata demi kata yang diucapkan oleh penyiar.

Penggunaan bahasa jurnalistik radio yang baik dan benar juga akan mendukung setiap program dari siaran radio itu sendiri. Bahasa jurnalistik radio yang baku secara tidak langsung akan menuntut para penyiar radio untuk mampu memilih kata-kata yang akan diucapkan dengan tepat dan sesuai dengan tema yang dibawakan pada saat siaran radio sedang berlangsung.

Karakteristik Bahasa Radio

Untuk mendapatkan bahasa jurnalistik radio yang baik, setiap penggunaan kalimat atau kata – kata yang telah disusun haruslah efektif agar mampu menyampaikan pesan atau informasi secara lengkap. Selain itu, kalimat tersebut haruslah memiliki satu kesatuan yang memudahkan setiap pendengar untuk memahami apa yang diucapkan oleh penyiar. Oleh karena itu, bahasa jurnalistik haruslah bersifat :

  • Publisitas

Jurnalisme Radio haruslah memiliki sifat publisitas yang tinggi dengan tujuan dan maksudnya tersampaikan. Selain itu agar siaran radio dapat menjangkau dan diterima oleh semua golongan masyarakat

  • Universalitas

Radio juga harus memiliki sifat universal dengan berbagai aspek dan persoalan kehidupan. Siaran radio yang memiliki sifat universal akan menjadikan radio tersebut digemari oleh setiap lapisan pendengar.

  • Perioditas

Siaran radio harus memiliki perioditas atau periode tertentu untuk menunjukan kehadiran siaran radio secara berkala. Apabila siaran tidak dilakukan secara berkala, bukan tidak mungkin siaran radio tersebut ditinggal penggemarnya.

  • Kontinuitas

Sistem Komunikasi Radio juga harus berlangsung secara kontinuitas agar pendengar dapat menantikan setiap topik yang dibahas. Apabila diberhentikan secara tiba-tiba, itu akan mengecewakan pendengar setia dari siaran radio tersebut.

  • Aktualitas

Radio juga harus memiliki keaktualan didalam setiap pemberitan atau penyampaian informasi yang dilakukannya. Aspek ini sangat penting terutama bagi siaran radio yang menyiarkan berita berita terbaru.

Selain sifat radio diatas, seorang jurnalis radio atau penyiar radio haruslah memahami serta mengerti ciri – ciri bahasa jurnalistik radio agar apa yang Ia sampaikan benar-benar dapat diterima oleh pendengar secara baik dan benar. Ciri – ciri bahasa radio tersebut antara lain :

  • Komunikatif
  • Spesifik
  • Hemat kata
  • Jelas makna
  • Tidak mubazir

Jenis Bahasa Komunikasi Radio

Selain 5 ciri-ciri bahasa jurnalistik radio diatas, tentunya terdapat beberapa bahasa jurnalistik radio lainnya dalam upaya menyampaikan informasi yang telah diolah kepada para pendengar. Apa sajakah bahasa jurnalistik radio tersebut? yuk kita simak ulasannya berikut ini.

  1. Bahasa yang digunakan harus Jernih

Kata – kata atau kalimat yagn digunakan dalam jurnalistik radio haruslah bersifat jernih dan tidak memberikan kata – kata atau bahasa yang bersifat negatif didalam setiap pengucapannya. Penyiar radio tidak boleh menggunakan bahasa jurnalistiknya untuk menyebarkan fitnah atau prasangka buruk apalagi menyerang pribadi seseorang. (baca juga : Fungsi Komunikasi Menurut Charles Wright)

  1. Menarik

Bahasa yang menarik akan mampu menaikkan minat seseorang untuk terus mendengarkan siaran radio tersebut. Selain itu, bahasa yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kalimat atau kata – kata yang menarik juga akan membuat pendengar penasaran dengan setiap kalimat yang didengarnya dari radio tersebut. (baca juga : Fungsi Komunikasi Ekspresif)

  1. Demokratis

Bahasa jurnalistik radio haruslah bersifat demokratis dan tidak boleh memandang suatu tingkatan sosial, jabatan ataupun ekonomi seseorang. Bahasa jurnalistik harus mampu untuk membuat pendengar merasakan dirinya sama dengan para pendengar yang lain. Penyiar tidak boleh membeda-bedakan seseorang, oleh sebab itu penyiar harus mampu memperlakukan siapa pun secara sama dalam setiap pemberian informasi atau berita. (baca juga : Fungsi Komunikasi bagi Wirausaha)

  1. Bahasa jurnalistik radio harus populer

Setiap kalimat yang diucapkan seorang penyiar haruslan mengandung kata-kata atau istilah yang sedang populer dikalangan pendengar. Penggunaan bahasa yang populer kepada para pendengar akan membuat pendengar itu merasakan kenyamanan dan ingin mendengarkan radio tersebut sampai selesai siaran. (baca juga : Model Komunikasi Frank Dance)

  1. Bahasa yang digunakan harus sesuai logika

Penggunaan kata atau kalimat jurnalistik haruslah mampu diterima secara akal, pikiran dan logika para pendengar. Bahasa jurnalistik tidak boleh menggunakan kata atau kalimat yang dapat memicu pertentangan didalam logika atau pikiran pendengar. (baca juga : Jenis Metode Komunikasi Daring)

  1. Menggunakan bahasa yang gramatikal

Kata atau kalimat ataupun istilah yang diucapkan saat melakukan siaran radio haruslah menggunakan dan mengikuti setiap aturan atau kaidah cara penyampaian bahasa yang berlaku. Penggunaan bahasa yang mengikuti kaidah tata bahasa akan memberikan kemudahan bagi pendengar untuk memahami dan mengerti setiap kata atau kalimat yang diucapkan. (baca juga : Karakteristik Media Cetak)

  1. Menghindari bahasa informal

Seorang penyiar harus mampu dan terbiasa untuk menghindari bahasa-bahasa yang tidak formal. Ketika seorang penyiar sedang melakukan tugasnya, maka penyiar tersebut harus menghindari setiap kalimat atau bahasa yang biasa diucapkan di warung, pasar atau ditempat-tempat lain yang tidak menggunakan bahasa formal. (baca juga : Prinsip Komunikasi Data)

  1. Hindari kalimat atau kata asing

Penyiar juga harus menghindari kalimat atau istilah asing yang mungkin saja tidak familiar ditelinga para pendengar. Janganlah membuat pendengar menjadi bingung dengan apa yang diucapkan karena menggunakan istilah atau kalimat asing. Jika melakukan siaran menggunakan bahasa Indonesia, maka gunakanlah bahasa Indonesia buka bahasa Meksiko atau Brazil. (baca juga : Sistem Komunikasi Data)

  1. Pilih kata yang tepat

Setiap kata yang diucapkan, haruslah dipilih dengan tepat dan tidak boleh keluar dari topik pembahasan. Pemilihan kata atau kalimat yang tepat akan memberikan persepsi yang tepat pula pada setiap informasi yang disebarluaskan, sehingga pendengar juga dengan tepat memahaminya. (baca juga : Jenis-jenis Komunikasi Kantor)

  1. Gunakan kalimat yang aktif

Kalimat atau kata – kata yang aktif untuk berinteraksi dengan setiap pendengar akan menciptakan sebuah ikatan jarak jauh antara pendengar dan penyiar. Kalimat aktif juga akan mampu mengajak pendengar untuk ikut larut dalam topik pembahasan sehingga pendengar juga tidak sungkan untuk ikut bergabung ketika misalnya sedang berlangsung telepon interaktif pada siaran radio tersebut. (baca juga : Perkembangan Teknologi Komunikasi di Indonesia)

  1. Hindari kalimat teknis

Bahasa jurnalistik radio haruslah sederhana dan mudah dipahami oleh setiap lapisan pendengar karena tidak semua pendengar mengerti kata atau kalimat teknis. Ketika misalnya sedang membahas topik mengenai teknologi atau kedokteran yang sering menggunakan kalimat teknis pada ilmu teknologi atau ilmu kedokteran, usahakanlah untuk memberikan arti dari kalimat tersebut agar pendengar lebih paham. (baca juga : Proses Komunikasi dalam Organisasi)

  1. Gunakan bahasa yang enak didengar 

Karena siaran sebuah radio hanyalah menggunakan audio atau suara, oleh sebab itu penyiar harus mampu memberikan kata atau kalimat yang auditif atau enak untuk didengarkan. Kata atau kalimat yang enak didengar akan membuat para pendengar memiliki ingatan yang kuat tentang apa yang disampaikan oleh penyiar dan bukan seperti angin lalu yang hanya lewat sepintas. (baca juga : Penerapan Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran)

  1. Bahasanya harus obyektif

Komunikasi radio menyasar pada pendengar untuk ikut bergabung kedalam siaran tersebut, oleh karena itu bahasa yang digunakan haruslah bersifat obyektif agar komunikasi radio tersebut efektif dan mampu memikat pendengar untuk mengikuti siaran tersebut. Penggunaan bahasa yang obyektif antara lain tidak memihak kelompok tertentu dan tidak memiliki maksud tertentu disetiap pengucapannya. (baca juga : Fungsi Filsafat Komunikasi)

  1. Bahasa yang sesuai dengan tata krama

Bahasa yang digunakan oleh seorang penyiar juga harus menggunakan tata krama yang berlaku. Kalimat atau kata – kata yang digunakan haruslah sopan, tidak menghina, serta mengikuti norma – norma yang berlaku. Tujuannya agar pendengar tidak merasa tersakiti oleh apa yang diucapkan oleh penyiar radio. (baca juga : Teknik Komunikasi Persuasif)

  1. Mampu mengakomodir semua kalangan

Seorang penyiar haruslah mampu menggunakan kata atau kalimat yang dapat dimengerti semua lapisan masyarakat karena sifat publisitas yang dimilikinya. Mampu mengakomodir semua kalangan lewat kata atau kalimat yang diucapkan akan berpengaruh terhadap tenarnya radio tersebut. Semakin mampu seorang penyiar untuk mengakomodir semua kalangan, tentu radio tersebut juga semakin tenar dan terkenal. (baca juga : Fungsi Komunikasi Sosial Menurut Para Ahli)

Ketika Anda ingin menjadi seorang penyiar radio, Anda harus terlebih dahulu mengetahui berbagai Cara Menjadi Penyiar Radio. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari ciri – ciri bahasa jurnalistik diatas tentunya berfungsi untuk mendukung terciptanya sebuah siaran radio yang baik dan benar serta mampu memberikan pemahaman kepada setiap pendengarnya sesuai dengan arti dari informasi yang disampaikan. Selain itu, penyiar radio juga harus mampu untuk menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas, memilihi jiwa humor yang tinggi, tidak mudah sakit hati serta menganggap semua orang memiliki derajat yang sama.

Demikianlah rangkuman kami mengenai bahasa jurnalistik radio yang kami persembahkan kepada Anda pembaca setia kami. Semoga apa yang kami tuliskan diatas, dapat berguna dan memberikan manfaat untuk Anda. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.