Model Komunikasi Adopsi Inovasi

Model komunikasi adopsi inovasi boleh dibilang termasuk model komunikasi yang sudah sangat tua sekali umurnya. Meski demikian, model ini masih eksis hingga sekarang. Pertama kali muncul pada awal abad ke-20, atau tepatnya tahun 1903, model ini dikenalkan oleh sosiolog asal Prancis yaitu Gabriel Tarde. Pada waktu itu, Tarde lebih menggambarkan proses ini ke dalam suatu kurva yang dia sebut sebagai Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Difussion Curve). Istilah yang paling identik yang kemudian muncul adalah teori difusi inovasi. Dalam gambaran kurva yang dikemukakan oleh Tarde, ada deskripsi mengenai bagaimana suatu inovasi yang bisa diadopsi oleh sekelompok orang lain dilihat dari dimensi waktu. Lantas, sebenarnya inovasi itu sendiri apa? Dan bagaimana pula itu bisa berhubungan dengan komunikasi?

Pentingnya Mengenalkan Inovasi

Inovasi adalah sesuatu yang bersifat terobosan dan ide-ide baru. Terobosan baru itu tidak hanya terbatas pada suatu penelitian, objek atau hal-hal lain yang sifatnya fisik. Inovasi bahkan bisa pula sebagai sesuatu yang sifatnya sudah meranah pada nilai-nilai tertentu. Inovasi ini ada untuk mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat. Melalui pengertian ini, tentu kita bisa melihat bahwa suatu inovasi menjadi penting. Yang menjadi pertanyaan lagi adalah, bagaimana inovasi ini kemudian bisa diterapkan atau dikenalkan pada orang lain? Bagaimana inovasi ini bisa disampaikan kepada sekelompok masyarakat?

Model komunikasi adopsi inovasi menjawab dengan lugas dan gamblang pertanyaan tersebut. Adopsi merupakan suatu proses perilaku yang menerima atau menyesuaikan terhadap suatu kondisi. Dengan demikian, adopsi inovasi memiliki sebuah makna sebagai penyesuaian terhadap suatu kondisi yang baru. Semenjak awal kemunculan dari model difusi adopsi oleh Tarde tadi, perkembangannya menjadi sangat pesat. Pada tahun 1983 (delapan puluh tahun kemudian), seorang bernama Rogers menyebutkan bahwa Kurva difusi berbentuk S milik Tarde adalah sesuatu yang sangat penting. Ia menyebutkan bahwa hampir semua inovasi memiliki kurva S pada tingkat adopsinya.

Tingkat Keberhasilan Adopsi Inovasi

Dari apa yang dikemukakan oleh Rogers tersebut, maka esensi model komunikasi ini kemudian memiliki beberapa komponen, yaitu inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu dan sistem sosial. Di sini bisa kita lihat bahwa saat suatu inovasi muncul, maka diperlukan sebuah saluran komunikasi untuk menghubungkan inovasi tersebut kepada suatu kelompok tertentu. Pada prosesnya, ada jangka waktu yang dibutuhkan agar inovasi tersebut bisa benar-benar diterapkan sehingga pada akhirnya sistem sosial dengan inovasi yang baru bisa terwujud. Model komunikasi ini menggambarkan bagaimana suatu inovasi bisa diterapkan kepada suatu kelompok masyarakat.

Proses yang cukup panjang memang ketika kita memandang bagaimana proses ini akan terjadi. Namun demikian, Rogers juga memiliki pandangan bahwa inovasi tidak akan bisa diadopsi sama sekali apabila tidak dikomunikasikan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana suatu proses adopsi tersebut bisa diberlakukan. Rogers kemudian memaparkan bahwa ada lima variabel utama yang akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dari inovas tersebut. Lima variabel tersebut antara lain:

  • Atribut inovasi (perceived attribute of innovation)
  • Jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions)
  • Saluran komunikasi (communication chanels)
  • Kondisi sistem sosial (nature of social systems)
  • Peran agen perubah (change agents)

Kesemua variabel tersebut akan memilki pengaruh terhadap tingkat keberhasilan dari inovasi yang dikenalkan. Tentunya bisa dilihat bahwa saluran komunikasi dalam organisasi juga menjadi hal yang penting dalam model komunikasi ini. Variabel-variabel tersebut juga bisa menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada model adopsi inovasi. Tentunya akan ada komunikasi dua arah yang terjadi di sana.

Rogers juga menjelaskan lebih banyak lagi mengenai proses adopsi terhadap suatu inovasi. Ada beberapa macam tahap-tahap yang dilalui sehingga bisa menjadi sebuah kesatuan yang utuh pada proses adopsi tersebut. Model ini menarik karena sebagai model komunikasi yang sudah lama hadir, ia justru berkembang menjadi model komunikasi modern. Setidaknya, model komunikasi adopsi inovasi ini menggambarkan bagaimana cara untuk mengenalkan sebuah inovasi supaya bisa diterapkan kepada sekelompok masyarakat.