Seiring perjalanan waktu, definisi pemasaran yang dirumuskan oleh para ahli, mengalami penyesuaian sebagai hasil dari adanya perbedaan pengaruh terhadap pemasaran itu sendiri. Misalnya, Kotler dan Armstrong (2006) mendefiniskan pemasaran sebagai pengelolaan hubungan dengan konsumen yang menguntungkan. Tujuan pemasaran adalah untuk menarik minat konsumen baru dengan menjanjikan nilai superior, menjaga dan meningkatkan pertumbuhan konsumen dengan memberikan kepuasan kepada konsumen. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa pemasaran adalah proses yang dilakukan perusahaan dalam menciptakan nilai bagi konsumen dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen dalam rangka menangkap nilai yang diberikan oleh konsumen.
Sementara itu, Stapleton dan Ali (2007) menyatakan bahwa fungsi pemasaran adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan menyediakan produk atau jasa yang mudah diperoleh dan dengan harga yang terjangkau untuk memenuhi beberapa atau keseluruhan kebutuhan konsumen.
Berbagai definisi yang diungkapkan oleh para ahli tersebut umumnya menekankan pada konsumen, penawaran barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen, memperoleh keuntungan yang sesuai bagi organisasi, dan hubungan antara konsumen dan organisasi sebagai dasar pertukaran nilai. Solomon A. Keelson (2012) menyatakan bahwa dalam rangka untuk menciptakan atau mempertahankan konsumen yang menguntungkan, konsep pemasaran telah menjadi cara berpikir dengan menempatkan konsumen pada pusat bisnis. Konsep pemasaran telah berevolusi dari konsep yang satu ke konsep yang lain.
Baca juga :
Pengertian
Konsep pemasaran pertama kali didefinisikan sebagai cara berpikir, sebuah filosofi manajemen yang menjadi pedoman bagi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi dan mempengaruhi seluruh usaha yang dilakukan oleh sebuah organisasi tidak hanya kegiatan pemasaran (Dibb dkk, dalam Keelson, 2012 : 36). Konsep pemasaran pertama kali diterapkan oleh General Electric Company di tahun 1952 dan terus mengalami perkembangan selama lebih dari setengah abad.
Pada awal perkembangan konsep pemasaran, peran konsumen dalam pengembangan produk sangat kecil. Namun, dalam konsep pemasaran yang termutakhir, konsumen telah memperoleh tempatnya di pusat panggung utama dalam keputusan pengembangan produk. Konsep pemasaran yang terus berevolusi sejak pra-revolusi industri hingga kini tidak dapat dilepaskan dari filosofi bisnis yang menekankan pada kebutuhan konsumen yang berbeda di masing-masing periode.
Secara akademis, ilmu pemasaran memiliki dua aliran utama yang memandang pemasaran sebagai filosofi dan juga sebagai sebuah fungsi. Konsep pemasaran memandang pemasaran sebagai filosofi yang merepresentasikan cara berpikir bisnis dan mulai dikembangkan sejak tahun 1850an. Para pebisnis kemudian mengadopsi filosofi produksi, filosofi produksi, filosofi penjualan, filosofi pemasaran, filosofi pemasaran sosial, dan filosofi pemasaran holistik dalam proses pemasaran yang didalamnya juga mencakup proses komunikasi pemasaran.
Berikut adalah perkembangan konsep pemasaran atau filosofi pemasaran yang berkembang bersamaan dengan perkembangan pemasaran dari masa ke masa sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli :
- Filosofi Produksi
Filosofi produksi adalah filosofi tertua dalam bisnis yang berlangsung antara tahun 1850an hingga 1900an yang merupakan periode berkembangnya revolusi industri di Amerika Serikat. Filosofi produksi memiliki asumsi bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia secara luas dengan harga terjangkau dan hal ini mengandung makna bahwa tujuan pemasaran adalah menghasilkan barang yang murah, produksi yang efisien, dan distribusi yang intensif.
Asumsi ini menjadi dasar bagi pelaku bisnis memfokuskan pada pengembangan produk dan distribusi produk secara efisien. Meskipun filosofi produksi dapat diterapkan dalam berbagai situasi misalnya dalam strategi pemasaran produk baru, hal ini dapat mengarah pada marketing myopia yaitu organisasi lebih memfokuskan pada efisiensi operasional dibandingkan dengan upaya pemenuhan kebutuhan konsumen.
- Filosofi Produk
Filosofi produk adalah filosofi pemasaran yang mendominasi pada tahun 1900an hingga tahun 1930an. Filosofi produk memiliki asumsi bahwa konsumen lebih menyukai produk yang menawarkan kualitas, penampilan, dan inovasi terbaik. Asumsi ini menjadi dasar bagi pelaku bisnis untuk merancang dan memproduksi serta melakukan pengembangan produk secara terus menerus. Terlalu fokus pada pengembangan produk dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen juga dapat mengarah pada resiko marketing myopia.
Baca juga :
- Filosofi Penjualan
Filosofi penjualan merupakan konsep bisnis yang merupakan kelanjutan dari era filosofi produk dan hanya dominan pada periode tertentu dibandingkan dengan dua era sebelumnya. Filosofi penjualan sangat mendominasi pada sekitar tahun 1930an hingga tahun 1950an. Asumsi filosofi penjualan adalah konsumen hanya akan membeli produk dalam jumlah yang cukup jika ada penjualan dan promosi yang kuat untuk mendukung produk. Hal ini membuat para pemasar kemudian memfokuskan pada taktik penjualan yang agresif. Metode ini hanya menekankan pada proses transaksi dan bukan pada membangun hubungan dengan konsumen.
Baca juga :
- Filosofi Pemasaran
Filosofi pemasaran mulai mendominasi orientasi bisnis selama tahun 1950an dan berlanjut hingga abad 21. Konsep pemasaran mengasumsikan bahwa proses pemasaran diawali dengan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen dan tidak lagi menekankan pada penjualan yang agresif. Asumsi dasar filosofi pemasaran adalah pasar hendaknya membuat apa yang dapat dijual alih-alih mencoba untuk menjual apa yang telah dibuat. Filosofi ini menekankan pada kebutuhan dan keinginan pembeli dibandingkan dengan kebutuhan penjual dan produk serta menerapkan pendekatan pemasaran terpadu. Kelemahan filosofi pemasaran adalah konsumen tidak selalu mengerti apa yang menjadi keinginan dan kebutuhannya.
Baca juga :
- Filosofi Pemasaran Sosial
Filosofi pemasaran sosial merupakan pengembangan dari filosofi pemasaran. Filosofi ini berkembang pada tahun 1970an dan seringkali tumpang tindih dengan filosofi pemasaran. Filosofi pemasaran sosial mengasumsikan bahwa terdapat konflik antara keinginan jangka pendek konsumen dengan kepentingan jangka panjang masyarakat, dan karena itu organisasi harus fokus pada praktek yang memastikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Dampaknya adalah semakin bertambahnya jumlah pemangku kepentingan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dan dipuaskan oleh organisasi.
Baca juga :
- Filosofi Pemasaran Holistik
Filosofi pemasaran holistik merupakan pemikiran bisnis “jaman now” alias abad 21. Filosofi ini didasarkan pada pengembangan, perancangan, dan implemetasi program, proses, dan kegiatan pemasaran atau manajemen komunikasi pemasaran. Filosofi pemasaran holistik mengasumsikan bahwa pendekatan pemasaran hendaknya diadopsi dari semua kegiatan pemasaran. Karenanya, pemasaran holistik mencakup pemasaran internal, pemasaran penampilan, pemasaran terintegrasi, dan pemasaran hubungan. Dalam filosofi pemasaran holistik berbagai strategi komunikasi pemasaran dan bauran komunikasi pemasaran diterapkan guna mencapai fungsi dan tujuan komunikasi pemasaran yang efektif.
Itulah sejarah konsep pemasaran sebagai filosofi bisnis yang berawal dari masa pra-revolusi industri hingga kini yang diruskan oleh para ahli pemasaran.
Baca juga :
Manfaat Mempelajari Sejarah Konsep Pemasaran
Mempelajari sejarah konsep pemasaran dapat mendatangkan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita mengetahui dan memahami pengertian pemasaran yang disampaikan oleh para ahli.
- Kita mengatahui dan memahami perjalanan sejarah konsep pemasaran yang berlangsung dari masa pra-revolusi industri hingga kini.
- Kita mengetahui dan memahami berbagai konsep pemasaran sebagai filosofi bisnis beserta asumsi yang menyertainya.
Demikianlah ulasan singkat tentang sejarah konsep pemasaran yang diungkapkan oleh para ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita khususnya tentang perjalanan sejarah konsep pemasaran yang berlangsung dari masa pra-industri hingga kini dan komunikasi pemasaran pada umumnya.