5 Proses Awal Penggarapan Naskah Dalam Penerbitan Hingga Menjadi Sebuah Buku

Ketika kita membaca sebuah buku di toko buku atau perpustakaan, tahukah Anda bahwa buku tersebut harus melalui penilaian yang cukup ketat untuk bisa layak dijadikan sebagai sebuah bacaan bagi penikmat buku?

Bagi Anda yang belum mengetahui tentang bagaimana proses awal penggarapan naskah dalam penerbitan hingga menjadi sebuah buku, maka berikut ini adalah proses yang panjang tersebut:

1. Penulisan

Sebuah naskah akan ditulis oleh penulis atau pengarang terlebih dahulu. Penulis akan menulis naskah yang sesuai dengan tema yang diminta oleh pihak penerbitan. Bagi penulis yang sudah  mempunyai kontrak dengan  penerbitan, biasanya penulis akan diberikan deadline atau batas waktu tertentu.

Dengan adanya deadline, maka penulis harus mampu menyelesaikan naskah sebelum waktunya habis. Deadline berguna untuk mencegah naskah terlalu lama digarap sehingga tema yang diusung telah lewat dari tren saat itu.

Jika penulis tidak bisa menyelesaikan penulisan naskah sesuai dengan waktu yang diberikan, maka pihak penerbitan bisa memutuskan kontrak atau memberikan perpanjangan waktu yang disepakati bersama.

Baca juga:

2. Naskah dibawa ke editor

Naskah yang telah selesai dibuat selanjutnya akan diserahkan kepada editor. Mengapa harus ke editor terlebih dahulu? Hal ini dikarenakan tidak ada naskah yang sempurna. Setiap naskah mentah akan selalu memiliki kelemahan dan kekurangan.

Dengan adanya editor, maka naskah akan menjadi lebih sempurna karena editor akan memperbaiki setiap kesalahan yang terdapat di dalam naskah. Mulai dari pemeriksaan huruf, spasi, hingga setiap kata yang digunakan.

Editor akan berusaha menampilkan naskah yang sempurna sebelum naskah tersebut masuk ke dalam rapat untuk diterbitkan. Dengan adanya editor, penulis akan lebih mudah dalam mengkoreksi naskahnya agar menjadi lebih baik dan layak baca.

3. Rapat redaksi

Naskah yang telah disaring di awal tadi selanjutnya akan dilanjutkan ke dalam rapat redaksi. Disinilah nasib sebuah naskah dipertaruhkan. Rapat redaksi akan membahas setiap detail dari sebuah naskah.

Mereka akan menilai apakah naskah tersebut layak untuk diterbitkan atau tidak, apakah naskah tersebut memiliki nilai jual yang tinggi atau tidak, dan banyak penilaian lain yang akan menentukan dicetak atau tidaknya naskah tersebut. Rapat redaksi dilakukan dengan sangat ketat karena berkaitan dengan laku atau tidak lakunya naskah tersebut ketika sudah dicampakkan ke pasar.

Baca juga:

Jika naskah yang dibahas ternyata tidak layak untuk diterbitkan, maka naskah akan dikembalikan kepada penulis secara langsung. Penulis akan mendapatkan surat keterangan mengenai alasan penolakan tulisan dari si pengarang. Selain mendapatkan surat penjelasan, penulis juga akan mendapatkan kembali naskahnya. Pengembalian naskah dilakukan karena naskah tersebut bukan hak milik penerbitan.

Namun jika naskah tersebut layak untuk diterbitkan, maka naskah akan dikembalikan kepada editor untuk kembali disempurnakanlah sesuai dengan isi rapat redaksi sebelumnya. Naskah akan kembali disesuaikan dengan ketentuan yang ada agar bisa menjadi naskah yang tidak mengecewakan.

Baca juga:

4. Negosiasi

Langkah selanjutnya yang menjadi proses awal penggarapan naskah dalam penerbitan sebelum menjadi sebuah buku ialah, jika naskah telah berhasil melewati ujian kelayakan tersebut adalah negosiasi. Pihak penerbitan melalui editor akan melakukan negosiasi pada penulis mengenai royalti yang akan mereka dapatkan.

Selain membahas mengenai royalti, editor dan penulis juga akan membahas mengenai layout atau tampilan dari naskah yang akan dicetak. Penyesuaian naskah kembali dilakukan agar naskah semakin enak untuk dibaca.

Dalam negosiasi ini juga akan dibuat surat perjanjian penerbitan yang isinya akan mengikat kedua belah pihak, penulis dan penerbitan agar memiliki payung hukum dan tidak saling merugikan.

Baca juga:

5. Percetakan

Jika semuanya telah sesuai, maka naskah yang telah selesai dan sempurna akan dilanjutkan ke percetakan oleh penerbitan. Disini naskah akan dicetak massal menjadi sebuah buku yang memiliki nilai jual. Setelah dilakukan pencetakan, buku pun akan langsung disebarkan kepada masyarakat.

Pendistribusian buku dilakukan dengan menyalurkan langsung buku kepada konsumen atau mendistribusikan ke agen atau toko buku terlebih dahulu. Jika jumlah buku yang dicetak lumayan banyak, maka diperlukan agen buku agar penyebarluasan buku lebih merata.

Itulah proses awal penggarapan naskah dalam penerbitan. Begitu panjang, bukan? Maka dari itu, hendaknya kita selaku menghargai setiap buku yang telah diterbitkan. Cara menghargai hasil karya ini pun tidak sulit yakni hanya dengan membeli buku yang asli dan tidak ikut andil dalam pengkopian buku tanpa izin.