Sejak kemunculannya hingga saat ini televisi diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Dan hampir semua keluarga saat ini, minimal memiliki satu pesawat televisi di rumahnya. Selain televisi, media komunikasi massa yang saat ini sedang popoler adalah internet. Kepopulerannya bahkan telah mengalahkan televisi. Sebagian besar orang, terutama kamun milenial menghabiskan lebih banyak waktunya untuk berselancar di dunia maya dibanding untuk menonton televisi.
Seiring dengan perkembangan media massa, seperti semakin banyaknya statsiun televisi baru dan memakin maraknya kemunculan media online baru menimbulkan permasalahan: apakah isi pesan yang di sampaikan oleh media massa tersebut layak untuk dipublikasikan? Mengingat dampak yang dapat ditimbulkannya. Apabila terdapat dampak negatif, tentu akan membahayakan sendi kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya tergradasinya norma atau prilaku budaya lokal.
Menjawab pertanyaan diatas, praktisi komunikasi massa sendiri memiliki pedoman dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Pedoman tersebut disebut sebagai etika komunikasi massa. Etika akan memaksa para professional untuk menyadari prinsip, nilai, moral, serta kewajibannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan 15 etika komunikasi massa:
Baca juga:
1. Tanggung Jawab
Media massa serta jurnalis memiliki tanggung jawab atas berita serta dampak dari berita yang dibuat dan dipublikasikannya. Jurnalis harus mempertanggung jawabkan berita yang dibuatnya tersebut terhadap Tuhan, masyarakat, profesi, serta terhadap dirinya sendiri. Dalam membuat berita, sebisa mungkin hindari berita yang dapat menimbulkan dampak negatif yang dapat merugikan orang banyak. Jika berita tersebut menimbulkan dampat negatif, apalagi jika memibulkan kerugian secara perdata atau pidana; media massa bahkan harus siap mempertanggungjawabkannya di pengadilan.
2. Kebebasan Pers
Kebebasan yang dimiliki pers merupakan kebebasan yang bertanggung jawab, bukannya bebas yang sebebas-bebasnya. Maksud kebebasan disini adalah bahwa pers memiliki kebebasan untuk bersuara melawan kekeliruan dan penindasan yang terjadi dalam masyarakat. pers memiliki kebebasan untuk tidak berada dibawah kendali dan kepentingan pihak tertentu. Pers memiliki kebebasan untuk dapat memberikan kontribusi yang konstruktif untuk sebuah perubahan yang bernilai positif.
3. Masalah Etis
Jurnalis mengabdi kepada kepentingan umum, bukan individu atau kelompok tertentu. Jurnalis sebaiknya tidak terlibat atau melayani organisasi masyarakat tertentu (termasuk organisasi politik), untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Sehubungan dengan hal tersebut, Jurnalis juga sebisa mungkin tidak menerima hadiah atau ‘amlop’ untuk menjaga integritasnya. Sebab ketika telah menerima sesuatu yang bersifat meyuap, maka kepentingan orang yang memberi suap akan lebih didahulukan, dan jurnalis tidak lagi bersikap netral.
baca juga:
4. Ketepatan Dan Objektivitas
Maksud ketepatan disini adalah bawa dalam menulis berita wartawan harus akurat, cermat dan menghindari adanya kesalahan sekecil apapun. Sedangkan maksud objektifitas disini adalah berita yang ditulisnya berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dilapangan, bukan mutlak pendapat pribadi jurnalis. Orientasi dan tujuan utama dari sebuah berita adalah kebenaran (baca juga: prinsip-prinsip komunikasi).
Ketika sedang menyampaikan pendapat pribadi, sebaiknya pembaca berita menggunakan intonasi dan penekanan suara yang berbeda dalam pengucapannya dengan ketika sedang menyampaikan laporan. Contoh lain mengenai ketepatan dan objektivitas misalnya, headline berita. Headline sebuah berita juga harus sesuai dengan isi berita yang disampaikan. Laporan berita juga mempresentasikan semua aspek/ sisi peristiwa.
baca juga:
5. Tindakan Adil Untuk Semua Orang
Media massa memperjuangkan kepentingan umum, bukan kepentingan individu atau kelompok. Media harus berani untuk melawan campur tangan individu dalam media, menolak mengistimewakan individu atau kelompok tertentu. Media tidak boleh menjadi kaki tangan pihak tertentu. Media sebaiknya menghindari campur tangan pihak yang dapat mempengaruhi proses pemberitaan, yang membuat pemberitaannya memihak kepentingan kelompok atau individu tertentu.
Selain itu jika melakukan kesalahan, wartawan dan media berkewajiban membuat koreksi yang lengkap dan tepat atas kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk memperbaiki dampak yang ditimbulkannya, yang bisa saja menimbulkan kerugian bagi pihak tertentu. Media sebaiknya menghindari pemberitaan yang bersifat mengadili seseorang sebelum pengadilan memutuskan yang bersangkutan bersalah atau tidak bersalah.
baca juga:
6. Bersikap Jujur
Seperti yang kita ketahui, media berperan dalam membentuk opini publik. Dalam sebuah konflik misalnya, media harus melihat secara konkrit dan berpihak kepada korban. Jangan sampai integritasnya, moral, dan sikap kritisnya kalah oleh hadiah atau amplop atau kepentingan pribadi pihak tertentu. Jurnalis dan media haruslah jujur dalam mengungkap sebuah peristiwa, menyampaikan semua aspek berita dan tidak menutup-nutupinya atas dasar kepentingan tertentu. Misalnya atas kepentingan pemegang saham media massa yang bersangkutan.
Seorang penyampai berita atau informasi juga harus jujur dalam menyatakan perasaannya, jika setuju dengan sesuatu katakan setuju, dan sebaliknya jika tidak setuju maka katakan tidak setuju. Jangan mengatakan persetujuan atas sesuatu yang sebenarna tidak disetujuinya. Jika marah, maka katakan bahwa anda marah. Namun dalam penyampaiannya harus menggunakan bahasa yang santun dan beretika.
Baca juga:
7. Tidak Menuduh
Jurnalis dan media sebaiknya tidak membuat dan menyiarkan berita yang bersifat menuduh atau mempersalahkan seseorang, kelompok tertentu, atau siapapun. Media harus bersikap netral. Seorang pemnyampai informasi atau komunikan juga sebaiknya menghindari ucapan yang bersifat tuduhan, misalnya dengan mengatakan bahwa seseorang telah menyebabkan orang lain merasa seperti ini atau seperti itu. Hindari mengucapkan sesuatu yang dapat menyebabkan hubungan komunikasi menjadi tegang dan akhirnya bersifat negatif.
baca juga:
8. Nilai Bersama
Dalam kelompok budaya, terutama budaya melayu, orang-orang lebih mementingkan kepentingan dan tujuan bersama (baca juga: komunikasi antar budaya). Menjaga keharmonisan hubungan sosial lebih diutamakan dari pada menyatakan kepentingan dan pikiran yang bersifat individualis. Media sebaiknya juga mengikuti budaya yang berlaku tersebut, yaitu lebih mendahulukan nilai bersama dari pada individu.
Komunikan sebaiknya memperhatikan budaya setempat ketika berbicara, hindari memaksakan kehendak atau kepentingan pribadinya. Jika sekiranya pendapatnya tidak sejalan dengan kepentingan bersama, sebaiknya tidak perlu disampaikan. Sebaiknya ikutlah berbicara mengenai kepentingan bersama, atau jika tidak lebih baik diam saja.
9. Memberi Gambaran Tepat
Media sebaiknya menyampaikan informasi dengan tepat, tidak menimbulkan penyimpangan makna atau bahkan menghilangkan makna yang dimaksud. Jangan membuat informasi yang bersifat palsu atau hoax, dan memberikan gambaran yang salah mengenai suatu hal.
baca juga:
10. Berkata Benar
Selain memberikan gambaran yang tepat dalam menyampaikan informasi; media juga harus memberitakan informasi yang benar. Jangan membuat berita palsu, dengan tujuan untuk menipu atau memperdaya penerima berita. Jangan melakukan kecurangan yang disengaja untuk menguntungkan pihak tertentu.
11. Mematuhi Etika
Dalam menyampaikan informasi komunikator sebaiknya menggunakan bahasa yang santun dan mematuhi etika, misalnya dengan tidak mengumpat. Menghormati orang yang sedang berbicara dengan tidak memotong atau mengalihkan pembicaraan. Kominikator harus memperhitungkan emosi dan perasaan komunikan dan juga diri sendiri.
12. Selaras
Makna selaras dalam komunikasi massa adalah, bahwa dalam menyampaikan sebuah informasi, gerak-gerik komunikator harus selaras dengan perkataannya. Misalnya ketika kita berkata ‘iya’ maka kepala kita juga sebaiknya menggeleng bukannya mengangguk (baca juga: Komunikasi visual). Makna komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non verbal harus konsisten untuk menghindari bias makna.
13. Tidak Mengganggu
Ketika berkomunikasi, misalnya dalam sebuah percakapan kelompok sebaiknya hindari melakukan hal yang bersifat mengganggu jalannya komunikasi. Misalnya tidak memotong pembicaraan, mengatakan hal yang tidak berkaitan dengan point yang sedang dibahas, atau mengalihkan pembicaraan. Selain menganggu jalannya komunikasi yang dapat menyebabkan tidak tercapaikanya tujuan komunikasi, gannguan yang dilakukan juga berpotensi menimbulkan dampak negatif misalnya perasaan tidak dihargai.
baca juga:
14. Bersikap Positif
Dalam menanggapi dan menyampaikan sesuatu, sebaiknya hindari mencari-cari kesalahan atau hal-hal yang bersifat negatif. Sebaiknya lebih utamakan hal-hal yang bersifat positif. Dengan begitu komunikan akan merasa dihargai, dan juga akan menunjukkan sikap positif. Hal ini juga penting dilakukan untuk menghindari berjalannya proses komunikasi yang bersifat negatif.
15. Bersikap Terbuka
Komunikan harus mau bersikap terbuka terhadap informasi yang belum di ketahui, yang mungkin akan mengakibatkan perubahan konsepsi diri atau orang lain. Salah satunya terbuka terhadap kritik, sebab seperti yang kita ketahui bahwa semua orang tidak pernah lepas dari kesalahan.
Baca juga:
Demikian artikel mengenai etika komunikasi massa ini. Ada 15 etika yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh jurnalis, media massa ataupun komunikan dalam menyampaikan sebuah informasi atau berita yaitu: tanggung jawab, kebebasan pers, masalah etis, ketepatan dan objektivitas, tindakan adil untuk semua orang, bersikap jujur, tidak menuduh, nilai bersama, memberi gambaran tepat, berkata benar, mematuhi etika, selaras, tidak mengganggu, bersikap positif, bersikap terbuka.
Akhir kata, semoga artikel ini bisa memberikan informasi yang anda butuhkan. Jika ada pertanyaan, pemambahan, atau komentar yang membangun, silahkan tinggalkan pesan, dan jangan lupa berbagi ya jika anda merasa artikel ini bermanfaat. Sekian dan Terimakasih.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…