Mayoritas dari kita kini tentu sangat mudah dalam mengakses informasi. Berbagai informasi kini dengan mudah kita dapatkan dengan Cuma-Cuma dari berbagai media seperti televisi maupun internet. Kini televisi bukan lagi barang mewah, hampir semua orang kini memiliki televisi dirumahnya. Bahkan, internet pun kini bukan lagi hal yang langka dan sulit didapat, melainkan sangat mudah untuk diakses baik melalui perangkat komputer maupun melalui gadget yang bisa kita bawa ke mana-mana.
Kemudahan akses informasi ini terkadang membawa berbagai dampak pada diri kita. Mulai dari masa bodoh, tergiring pada sebuah opini tertentu, hingga pada keresahan masyarakat akibat suatu pemberitaan tertentu yang belum jelas kebenaranya. Ada pula yang bersikap analitis kritis dalam menanggapi berbagai pemberitaan di media.
Oleh karenanya perlu adanya apa yang dimaksud dengan aliterasi media. Yaitu sebuah kegiatan yang bertujuan menjadikan individu menjadi “melek media” atau dapat diartikan memiliki pemahaman dan kecakapan atas akses, pengetahuan, dan sikap terhadap suatu media yang digunakan.
Menurut Apriadi Tamburaka (2013) literasi media berasal dari bahasa Inggris yaitu Media Literacy terdiri dari kata yakni media adalah tempat pertukaran pesan dan literacy berarti melek, kemudian dikenal dalam istilah Literasi Media yang mana melek dapat diartikan pada kemampuan khalayak terhadap media dan pesan media massa dalam kontek komunikasi massa.
Hal senada juga disampaikan oleh Baran dan Dennis (2010) yang mengatakan bahwa literasi media sebagai suatu rangkaian kegiatan melek media yaitu gerakan melek media dirancang untuk meningkatkan kontrol individu terhadap media yang mereka gunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Kemudian dalam hal ini melek media dipandang sebagai sebuah keterampilan yang bisa berkembang di dalam sebuah rangkaian dimana kita tidak selalu melek terhadap media dalam semua situasi, setiap waktu serta terhadap semua media.
Sedangkan menurut Aspen Media Literacy Leadership Institute (1992), literasi media adalah kemampuan itu untuk mengakses, meneliti, mengevaluasi dan menciptakan media di dalam bermacam wujud yang berlian dengant kemampuan tiap-tiap individu dalam beragam tahapan aktivitas literasi media.
Baca juga :
Terdapat beberapa jenis literasi media, diantaranya :
Media cetak dalam hal ini merupakan tipe media lama dala literasi media. Dalam hal ini umunya meliputi penggunaan tulisan dan gambar serta ilustrasi tertentu guna menyampaikan pesanya. Media yang paling populer yakni surat kabar dan majalah yang masih eksis sebagai sumber informasi.
Hingga kini media cetak sebagai sumber informasi bagi khalayak atau publik masih cukup digemari terutama surat kabar. Meskipun eksistensinya mulai berkurang namun surat kabar tetaplah menjadi bahan literasi media yang digemari oleh masyarakat, baik pembacanya maupun penulisnya. (Baca juga : Pengaruh Media Sosial)
Televisi merupakan tipe media literasi yang tidak hanya menampilkan tulisan dan gambar, namun juga menampilkan kata-kata melalui suara dan juga ilustrasi gambar bergerak atau video. Dalam hal ini televisi menjadi suatu paket komplit yang sangat mudah diakses masyarakat sebagai suatu sumber informasi.
Perkembangan teknologi berdampak pada perkembangn literasi media. Salah satunya adalah lahirnya media baru yakni media digital atau internet. Kini internet bukan lagi sesuatu yang langka namun kini sangat mudah diakses kapan saja dan dimana saja. Selain itu keunggunaln internet di sini adalah jangkauan akses informasi yang luas dan tak terbatas.
Baca juga :
David Buckingham (2007) berpendapat terdapat empat komponen dalam literasi media yaitu produksi, bahasa, penyajian dan audiens.
Komponen pertama ini berkaitan dengan segala aspek yang menyangkut perihal produksi dari suatu informasi dalam sebuah media. Dimana dalam hal ini tidak lepas dari sebuah industri media, yang didalamnya tentu meliputi teknologi yang digunakan, praktisi jurnalisme, arus berita dan informasi sampai pada aturan yang mengatur berjalanya suatu informasi tersebut. Lebih dari itu produksi juga menyangkut bagaimana hubungan atar media dan bagaimana khalayak mengakses informasi dalam media tersebut. (Baca juga: Pola Komunikasi Organisasi)
Komponen yang kedua yaitu bahasa menjadi salah satu hal yang terpenting dalam literasi media. Dimana bahasa merupakan jembatan bagi pemaknaan atas sebuah informasi yang disampaikan kepada khalayak. Lebih dari itu bahasa di sini juga meliputi bagaimana sebuah informasi itu disampaikan dalam suatu sudut pandang tertentu.
Bahasa di sini juga berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan pemaknaan atas tersampainya pesan kepada khalayak meliputi penggunaan bahasa, kode-kode tertentu, kombinasi gambar dan kata-kata serta suara, dan juga dampak penggunaan suatu teknologi tertentu terhadap perubahan makna. (Baca juga : Bahasa sebagai Alat Komunikasi)
Penyajian berkaitan dengan, bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa pesan atau informasi yang disampaikan haruslah sembuh kenyatan yang objektif atas keberadaan suatu isu tertentu. Media sebagai suatu sumber informasi adalah bagi khalayak haruslah benar-benar menjadi sumber informasi yang dapat diakses oleh khalayak. Dalam penyajian ini juga lebih lanjut menyangkut pengaruh pesan dalam media terhadap kelompok sosial atau isu tertentu dalam masyarakat.
Audiens dalam literasi media adalah khalayak ramai. Dalam aspek ini literasi media menyangkut berbagai hal terkait hubunganya dengan khalayak ramai mulai dari siapa yang menjadi target dari pesan yang disampaikan, cara media itu berkomunikasi, cara media itu menjangkau khlayaknya sampai kepada aspek subjektif dari khalayak terkait dia dalam menafsirkan pesan dari suatu media serta aspek kebutuhanya dan informasi dari suatu media. (Baca juga : Komunikasi Sosial)
Menurut Potter, (2004) setelah seseorang melakukan kegiatan literasi media maka diharapkan ia akan memiliki setidaknya tujuh kecakapan yaitu:
Yaitu berkaitan dengan kemampuan memahami isi dan konten serta membongkar dan mengkaji suatu pesan atau informasi dari sebuah media. Sehingga dalam tahap kemampuan ini kita diharapkan menjadi pribadi yang paham atas suatu pesan yang tersampaikan dari sebuah media sampai kepada tahapan pendapat kita atas suatu informasi tersebut. (Baca juga: teori komunikasi politik)
Dalam tahapan evaluasi ini kita diharapkan untuk mampu memberikan penilaian atas suatu pesan informasi yang media sampaikan. Lebih dari itu pada tahapan ini kita diharapkan mampu menilai baik dan buruk, serta benar tidak benar dari sebuah pesan informasi yang disampaikan oleh media. (Baca juga: Hambatan-Hambatan Komunikasi)
Dalam tahapan ini kita diharapkan untuk mampu mengelompokan berbagai informasi yang kita peroleh dari suatu media dalam sebuah persamaan dan perbedaan tertentu. Baik kesamaan dan perbedaan topik maupun lebih jauh kepada persamaan dan berbedaan sudut pandang atas suatu isu, topik, ataupun permasalahan tertentu.
Induksi berkaitan dengan kemampuan menganalisis dan mengkaji suatu informasi dari yang bersifat khusus dalam lingkup kecil menuju pada yang bersifat umum secara menyeluruh. (baca juga: Pengantar Ilmu Komunikasi)
Deduksi merupakan kebalikan dari pada induksi yaitu kemampuan menganalisis dan mengkaji informasi yang bersifat umum kemudian menjabarkanya menjadi informasi yang bersifat khusus.
Sintesis merupakan kemampuan untuk merangkai kembali sebuah pesan atau informasi dari suatu media menjadi sebuah pesan dalam struktur baru yang berbeda dari sebelumnya. Dalam tahapan ini kita sudah mampu menyajikan suatu pesan media atas dasar pesan media yang kita peroleh sebelumnya.
Dalam tahapan ini yakni abstraksi diharapkan kita sudah memiliki kemampuan dan kecakapan yang lengkap. Mulai dari menganalisis, mendeskripsikan, mencari titik poin permasalahan atau isu sampai kepada meringkas pesan dan menyajikanya kembali dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Bca juga : teori komunikasi menurut para ahli
Dengan mempelajari literasi media yang paling utama manfaatnya adalah menjadikan kita sebagai individu yang “melek media”. Artinya bahwa kita menjadi pribadi yang paham, berpengetahuan luas, mampu menganalisis, menilai, dan mampu untuk berpendapat secara kritis atas informasi atau pesan media yang kita dapat. Sehingga kita dapat senantiasa mengambil sikap atas sebuah isu atau permasalahan tertentu secara bijak dan tidak mudah terbawa arus dan tergiring opininya menuju hal yang bersifat negatif.
Artikel Komunikasi Lainnya
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…