Kali ini kita akan membahas bagaimana komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif ini merupakan jenis komunikasi yang memiliki tujuan untuk memberikan perngaruh kepada komunikan dari komunikator terhadap kepercayaan, sikap, hingga perilaku komunikan. Di mana komunikasi ini akan memberikan dampak yang membuat komunikan ini bertindak sesuai dengan apa yang diminta oleh sang komunikator.
Baca juga: Pengantar Ilmu Komunikasi
Di dalam sebuah komunikasi pasti melibatkan dua atau lebih individu dalam berinteraksi informasi. Sehingga, akan ada sikap-sikap individu yang berbeda-beda dengan berbagai komponen. Ketiga komponen itu di antaranya:
- Kognitif- Individu mencapai tingkat “tahu” pada objek yang diperkenalkan.
- Afektif- Individu mempunyai kecenderungan untuk suka atau tidak suka pada objek.
- Konatif- Perilaku ini sudah sampai tahap hingga individu melakukan sesuatu tindakan terhadap objek.
Baca juga: Teori Komunikasi
Komunikasi Persuasif Secara Umum
Terkadang kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang dipercayainya dapat memberikan dampak sikap pada diri mereka. Sehingga dapat mempengaruhi perilaku atau tindakan mereka terhadap sesuatu. Dengan kata lain, mengubah pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang dipercayainya dapat mengubah perilaku mereka. Walaupun ada kaitan antara kognitif, afektif, dan konatif yang memiliki keterkaitan yang tidak selalu berlaku lurus atau langsung. Contohnya seperti kalimat di bawah ini.
“Didi tahu (kognitif) kalau motor Ninja R itu motor yang mahal. Ia juga suka (afektif) melihat bentuk motor tersebut ketika berjalan. Namun, Didi tidak akan membeli motor tersebut (konatif), karena ia belum punya uang.”
Baca juga: Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi Persuasif menurut Para Ahli
Komunikasi persuasif ini juga telah didefinisikan oleh beberapa para ahli di antaranya :
- Kenneth E. Anderson (1972:218), menyatakan bahwa komunikasi persuasif merupakan proses komunikasi antar individu. Komunikasi tersebut terjadi di mana komunikator mengunakan simbol-simbol untuk mempengaruhi pikiran si penerima sebagai dengan sendirinya, komunikator dapat merubah tingkah laku dan perbuatan audiens. Baca juga: Komunikasi Politik
- Erwin P. Betinghaus dalam bukunya yang berjudul “Persuasif Communication” tahun 1973, halaman 10. Di sana dijelaskan bahwa komunikasi persuasif ini dapat mempengaruhi pemikiran dan perbuatan seseorang, hubungan aktivitas antara pembicara dan pendengar dimana pembicara berusaha mempengaruhi tingkah laku pendengar melalui perantara pendengaran dan penglihatan. Baca juga: Komunikasi Antar Pribadi
- Lain halnya dalam buku yang ‘Komunikasi Antarmanusia’ yang dijelaskan oleh De Vito. De Vito menyatakan bahwa komunikasi persuasif merupakan komunikasi bertujuan untuk menengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat. Kemudian, memberikan ilustrasi dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi, tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya. Dari penjelasan tersebut, De Vito mengemukakan terdapat dua macam tujuan atau tindakan yang ingin dicapai dalam melakukan komunikasi persuasif. Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau perilaku receiver atau untuk memotivasi perilaku receiver. Baca juga: Komunikasi Organisasi
Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif akan dapat terbentuk dengan baik, jika terdapat unsur-unsur seperti yang akan dipaparkan di sini. Aristoteles pernah berpendapat bahwa komunikasi itu dibangun oleh tiga unsur yang fundamental (persuader/komunikator). Tiga unsur tersebut bersifat sebagai sumber komunikasi, materi pembicaraan yang dihasilkannya (pesan), dan orang yang mendengarkannya (komunikan). Persuader merupakan orang atau individu yang menyampaikan pesan di mana pesan tersebut memberikan pengaruh sikap, pendapat, hingga perilaku orang lain secara verbal maupun non verbal. Baca juga: Komunikasi Massa
Di dalam komunikasi persuasif, peran seorang komunikator sangatlah penting dan berpengaruh. Sehingga, ia harus memiliki nilai performa yang tinggi. Seorang komunikator yang memiliki nilai performa yang tinggi dapat dicirikan dari kesiapan, kesungguhan, ketulusan, kepercayaan, ketenangan, keramahan hingga kesederhanaannya dalam menyampaikan pesan. Baca juga: Prinsip – prinsip komunikasi
Komunikan merupakan individu yang menjadi tujuan pesan itu disampaikan oleh komunikator baik secara verbal maupun non verbal. Kepribadian pada seorang komunikan juga mampu memberikan pengaruh terhadap penerimaan pesan, bahkan persepsi dan pengalaman juga mampu mempengaruhi.
Ruang Lingkup Komunikasi Persuasif
Di dalam komunikasi persuasif, terdapat beberapa ruang lingkup yang di antaranya sebagai berikut:
- Komunikator/Sumber pesan atau informasi.
- Content of the communication/pesan yang disampaikan. Pesan yang disampikan ini bisa berupa:
- Motivating Appeals (pesan yang mendorong, membangun, dan memotivasi).
- Organization of persuasive arguments (pesan yang mengandung argumen atau opini).
- Audience Predispositions/komunikan atau individu yang menerima pesan.
- Group conformity motives/penerima pesan bisa berupa grup atau organisasi.
- Individual personality factors/penerima pesan sebagai individu.
- Media sebagai perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
- Responses, yang merupakan tangapan dari seorang komunikan terhadap pesan yang disampaikan.
- Konteks situasional. Ruang lingkup inilah yang merupakan suasana atu situasi yang ad ketika pesan disampaikan.
Baca juga: Komunikasi Bisnis
Bentuk-Bentuk Komunikasi Persuasif
Terdapat beberapa bentuk komunikasi persuasif, diantaranya:
- Iklan, Di dalam iklan, komunikasi persuasfi sering kali komunikasi jenis ini dimanfaatkan sebagai bentuk kegiatan pemasran. Karena, iklan sendiri merupakan bagian dari jenis promosi. Sehingga, iklan merupakan bagian kecil dari aktivitas promosi yang lebih luas. Iklan inilah yang menggunakan komunikasi persuasif sebagai bahasa mengajak para calon pelanggan untuk menggunakan produknya.
- Dakwah, Dakwah merupakan aktivitas yang bersifat menyerukan seperti layaknya orasi namun sifatnya mengajak orang-orang untuk berjalan ke jalan yang benar. Sehingga, aktivitas ini memerlukan bahasa persuasif yang dapat membuat orang yang mendengar pesan tersebut menjadi ikut pengaruh dalam bahasa dan kata-kata yang disampaikan. Aktivtas inilah yang kerap kali dilupakan kalau menggunakan persuasif tapi bukan dogmatis. Baca juga: Teori Public Relations
- Pamflet, Pamflet merupakan bentuk komunikasi persuasif secara verbal yang berbentuk tulisan. Bentuk ini sebenarnya masuk ke dalam kategori iklan. Namun, pada umumnya di jaman sekarang menjadi paradigma dalam bentuk audio visual. Di dalam pamflet pastinya berunsur iklan yang bersifat mengajak, sehingga pamflet merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif. Baca juga: Sosiologi Komunikasi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Persuasif
Segala sesuatu pasti ada sebab-musababnya. Sama halnya komunikasi persuasif yang memiliki penyebabnya. Penyebabnya ini yang dinamakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi. Komunikasi persuasif yang berhasil diterapkan, pasti memiliki beberapa faktor. Dan faktor-faktor itu di antaranya :
- Seorang komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi merupakan seorang komunikator yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. Sehingga pesan akan tersampaikan secara jelas dan teratur.
- Pesan haruslah masuk akal agar dapat diterima oleh seorang komunikan yang sebenarnya belum dipahami sama sekali olehnya. Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya
- Pengaruh lingkungan pun juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi persuasfi ini. Karena, pengaruh lingkungan akan memberikan atmosfir yang mana atmosfir tersebut dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, yaitu seorang komunikan. Baca juga: Komunikasi yang Efektif
- Pengertian dan kesinambungan suatu pesan. Itu sebabnya, pesan harus masuk di akal atau logika yang benar.
Tujuan Komunikasi Persuasif
Segala sesuatu, pasti ada maksud dan tujuan tertentu. Tujuan inilah nantinya yang digunakan sebagai target suatu kegiatan. Sehingga terbentuklah perencanaan untuk menuju tujuan tersebut. Sebenarnya, komunikasi persuasif ini merupakan bentuk teknik dalam berkomunikasi. Sehingga, tujuan adanya komunikasi persuasif ini di antaranya :
- Perubahan sikap (attitude change), komunikasi persuasif ini diharapkan dapat mengubah pola pikir yang mana pola pikir ini membuat komunikan mengubah sikapnya terhadap pesan apa yang diterimanya.
- Perubahan pendapat (opinion change), seorang komunikan pastinya memiliki pendapat atau anggapan yang berbeda dari seorang komunikator. Sehingga, perlu adanya komunikasi persuasif ini sebagai alat mengubahnya pola pikir komunikan yang membuat komunikan ini mengikuti pendapat atau anggapan yang disampaikan oleh seorang komunikator. Baca juga: Etika Komunikasi
- Perubahan perilaku (behavior change), perubahan sikap ini sebenarnya masuk ke dalam kategori perubahan sikap. Namun, perilaku ini merupakan suatu dampak dari sikap. Ketika sikap berubah, maka perilaku pada seseorang atau komunikan pun juga ikut berubah mengikuti pola pikir dari pesan yang ia terima.
- Perubahan sosial (sosial change). Perubahan sosial inilah yang merupakan salah satu dampak dari adanya bahasa yang persuasif. Komunikator yang berbahasa persuasif akan membawa perubahan dalam lingkungan masyarakat, pola pikir, hingga perilaku masayarakat. Hal ini dapat ditemukan pada seorang Lurah yang menyampaikan informasi persuasif agar masyarakat desa mengikuti program pemerintah. Dengan adanya bahasa yang persuasif yang bersifat mengajak ini, dapat mampu mengubah pola pikir masyarakat desa untuk mengikuti program pemerintah yang disampaikan seorang Lurah sebagai komunikator.
Baca juga: Psikologi Komunikasi
Manfaat Mempelajari Komunikasi Persuasif
Dengan kita mempelajari komunikasi persuasif ini, membuat kita mampu memberikan pengaruh pola pikir individu yang sedang berbicara dengan kita. Maka dari itu, seorang komunikan yang sedang berbicara dengan seorang komunikator yang menggunakan teknik komunikasi persuasif ini akan lebih cenderung mengikuti pola pemikiran apa yang disampaikan oleh komunikator ini. Sehingga, seorang komunikator ini mampu dan berhasil mengajak seorang komunikan untuk mengikuti apa yang ia sampaikan atau apa yang ia harapkan sebelumnya.
Baca juga: Gender dan Komunikasi
Komunikasi persuasif ini sangatlah menguntungkan jika seorang komunikator memiliki teknik ini. Karena, teknik ini merupakan teknik yang dapat mempengaruhi psikis seseorang ketika mendengar pesan dari komunikator yang menggunakan teknik komunikasi persuasif. Teknik ini pada umumnya digunakan oleh para marketing, sales, bahkan promotor atau public relation untuk mengajak klien atau konsumen menggunakan produk atau jasa yang ia tawarkan. Sehingga, komunikasi persuasif ini sangatlah penting bagi mereka yang tugasnya menjual atau menawarkan sesuatu.